Ini cerita surealis psikologi yang menantang adrenalin. Disajikan dengan gaya bahasa bersahaja. Lembut tapi strong. Cerita yang kaya akan perenungan mendalam tentang hirarki kemanusiaan. Saya suka teknik penyajian ceritanya yang dibuat seperti pantulan dalam cermin. Dengan tokoh Rohana atau Ana sebagai tokoh imajiner si tokoh utama. Banyak sekali sentilan yang menggelitik hati. Yang membuat saya merenung dan berpikir. Memang, harus fokus baca cerita ini. Karena, kalau tidak, kita akan dibuatnya bingung. Tapi, ketika kita telah menemukan ritmenya, kita akan menikmati alurnya yang mengalir, deskripsi yang apik, hingga kita tidak menyadari betapa panjangnya chap satu.