Damar tidak mengerti, apakah ini kutukan atau kesialan yang sedang menimpa hidupnya. Bagaimana tidak, hari-harinya yang memang berantakan menjadi semakin berantakan hanya karena sebuah buku diary.
Semua bermula pada suatu hari, Damar mendapat hukuman dari Pak Rizal untuk membersihkan gudang sekolah. Tanpa sengaja, Damar menemukan sebuah buku diary di tumpukkan buku-buku bekas dalam gudang. Harusnya Damar berhenti dengan membacanya saja, tapi entah mengapa dia melakukan kesalahan fatal dengan membawa pulang diary itu ke rumahnya. Bukan hanya rahasia yang dia dapati dalam buku diary itu, tapi juga pertemuannya dengan Namira, sang pemilik diary. Bukan masalah jika Namira adalah manusia normal sepertinya. Sialnya, Namira adalah sosok arwah penasaran yang butuh pertolongan.

“Kenapa harus aku? Kenapa tidak minta bantuan orang lain saja? Aahh...sialnya aku!” -Damar

“Tidak ada cara lain, kamu harus membantuku.”-Nami

“Aku tahu, dia aneh. Tapi, kenapa semakin lama dia semakin aneh?”-Alena

Sejak saat itu, kehidupan Damar tak lagi sama. Semakin lama ia mengenal Namira,pertanyaan besar muncul di otaknya. Apakah benar bertemu dengan Namira adalah sebuah bencana? Atau sebuah berkah?