Loading...
Logo TinLit
Read Story - Run Away
MENU
About Us  

Reaksi pertama kali yang Tara ingin tunjukkan antara dua, yaitu ingin tertawa sampai perutnya keram atau sedikit memberi pelototan pada ucapan asal Dave. Meski ia sendiri tidak tahu apa Dave serius atau bercanda. Tetapi mengingat Dave selalu menjahilinya, rasanya mustahil jika cowok itu bisa serius sekalipun ia mengatakannya tanpa memasang wajah tengilnya.

"Mau nggak?" Setelah lama terdiam, akhirnya Dave bersuara.

"Ngomong apaan lo? Ngawur,"

"Serius kali,"

"Ya, ya, semerdeka lo aja lah. Cepet sini balikin buku gue!" Tara menangkupkan kedua tangannya kearah Dave, menodong Dave agar segera memberikan bukunya.

"Ada syaratnya~"

Tara berdecak kecil, "Apaan, sih? Lo tuh, ya, banyak maunya."

"Ya itu tadi yang gue bilang," Dave menoleh kearah Tara dan tersenyum geli, "Gue seriusan kali."

"Lebih baik lo nyuruh gue ini itu daripada gue jadi pacar lo! Entar kalau Kak Arlan lihat bisa salah paham dia, lo mau tanggung jawab?" Sadar usahanya tadi tidak berhasil, Tara berbalik kedepan dengan kedua tangan yang bersidekap didepan dada.

Dave terbahak, benar-benar tertawa keras. "Jadi aja belum kalian. Emang dia mau sama lo?" Ujarnya disela tawanya.

Melihat Dave yang sudah menertawainya habis-habisan, rasanya harga dirinya jadi meluruh perlahan. Memang apa yang salah dari ucapannya? Toh, bukannya seperti itukan yang Tara harapkan. Lagipula ucapan itu doa, jadi wajar saja jika Tara mengucapkan hal yang baik-baik menurutnya.

"Kalau gue beneran jadian sama dia, lo bakal nyesel pernah ngomong kayak begini."

"Kalau jadiannya sama gue?" Tanyanya seraya melirik Tara dengan tatapan jahil.

"Kebanyakan berkhayal lo. Balikin cepat sih!"

Tara sadar bahwa Dave ini suka memutar-mutar topik pembicaraan jadi kebanyakan hal-hal tidak penting. Dan jika di ladeni terus tidak akan selesai-selesai.

"Kok lo diem, sih? Balikin sini!" Desak Tara.

"Okay, kalau lo menolak jadi pacar gue. Syaratnya ganti." Tara diam, menunggu Dave melanjutkan ucapannya. "Turutin semua kemauan gue,"

Sontak Tara mendengus keras. Cowok ini memang tidak kehabisan akal. Bahkan menurutnya ini tidak kalah parahnya dari yang tadi. Memang Dave pikir dia itu siapa harus dituruti semua kemauannya! Kenapa orang sepertinya hanya bisa menyusahkan saja dengan memanfaatkan kesempatan yang justru sangat merugikannya,sih?

"Heh! Lo paham, kan, maksud gue? Gimana? Eh tapi nggak ada penolakan lagi, sih. Lo harus mau."

Tara melirik tajam kearah Dave, "Lo tuh nggak bisa, ya, gak jadi orang pemaksa? Sadar nggak, kalau ini tuh ngerugiin gue! Rugi serugi-ruginya!"

Dave mengedikkan bahunya, "Ya terus mau gimana lagi? Lo dikasih opsi mudah malah nolak. Kalau mau apa-apa itu harus usaha. Nggak ada yang mudah,"

"Ya tapi itukan barang punya gue, hak gue, bukan punya lo!"

"Tapi gue yang nemu dan sudah jadi milik gue," Sahutnya enteng.

Tara tahu, melanjutkan perdebatan dengan Dave tidak akan ada hasilnya. Ia tahu Dave terlalu keras kepala.

***

Seraya membaca isi dari selembar kertas hasil sobekan dari tengah buku milik Tara yang diambil secara paksa oleh Dave, perempuan itu hanya bisa menghela napas. Seperti seolah mencoba menguatkan diri. Kesepakatan dadakan yang dibuat oleh Dave mau tak mau membuatnya menjadi menuruti kemauan cowok itu. Kesepakatan yang mereka buat sejak perjalanan menuju sekolah tadi. Meski sudah berusaha menolak dan mencari alasan, tetap saja Tara kalah. Dan akhirnya berujung dengan dirinya yang harus menuruti kemauan Dave seperti yang Dave tuliskan di selembar kertas putih bergaris di tangannya ini dengan terpaksa.

Dave bergumam, "Apa lagi, ya, kira-kira yang kurang?" Ucapnya lebih kepada dirinya sendiri. Dave sedang berdiri disamping Tara yang masih berusaha mengamati dengan malas kertas bertulisan tangan Dave yang agak bagus itu.

"Ini udah banyak tau! Nggak mau rugi banget sih, lo."

"Kesempatan nggak datang dua kali. Kapan lagi liat lo nurut sama gue,"

"Oke, gue gak bakal mau entar,"

"Masanya gue bakal tambah sehari,"

Tara berdecak, "Perjanjiannya tadi cuma dua bulan ya," Peringat Tara.

"Ya coba aja lo melanggar. Gue lebihin beberapa hari, asik juga tuh. Sekalian lo bisa modusin gue."

Tara menatapnya galak. "Nggak akan!"

"Yaudah ngikut ajasih, ribet amat."

Kemudian keduanya saling diam. Tara yang semakin kesal, Dave tersenyum tengil merasa puas. Katakanlah ini menjadi tidak wajar ketika Dave justru seperti merasa terhibur sendiri melihat wajah kesal Tara karena membaca rentetan permintaannya itu. Jujur saja, bahwa semuanya terjadi begitu saja. Ia yakin dua bulan mereka akan menyenangkan, setidaknya dari pihaknya.

"Kita mulai semuanya besok."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sebuah Penantian
2684      951     4     
Romance
Chaca ferdiansyah cewe yang tegar tapi jauh didalam lubuk hatinya tersimpan begitu banyak luka. Dia tidak pernah pacaran tapi dia memendam sebuah rasa,perasaanya hanya ia pendam tanpa seorangpun yang tau. Pikirnya buat apa orang lain tau sebuah kisah kepedihan.Dulu dia pernah mencintai seseorang sangat dalam tapi seseorang yang dicintainya itu menjadi milik orang lain. Muh.Alfandi seorang dokt...
UNTAIAN ANGAN-ANGAN
614      495     0     
Romance
“Mimpi ya lo, mau jadian sama cowok ganteng yang dipuja-puja seluruh sekolah gitu?!” Alvi memandangi lantai lapangan. Tangannya gemetaran. Dalam diamnya dia berpikir… “Iya ya… coba aja badan gue kurus kayak dia…” “Coba aja senyum gue manis kayak dia… pasti…” “Kalo muka gue cantik gue mungkin bisa…” Suara pantulan bola basket berbunyi keras di belakangnya. ...
102
2424      1006     3     
Mystery
DI suatu siang yang mendung, nona Soviet duduk meringkuh di sudut ruangan pasien 102 dengan raga bergetar, dan pikiran berkecamuk hebat. Tangisannya rendah, meninggalkan kesan sedih berlarut di balik awan gelap.. Dia menutup rapat-rapat pandangannya dengan menenggelamkan kepalanya di sela kedua lututnya. Ia membenci melihat pemandangan mengerikan di depan kedua bola matanya. Sebuah belati deng...
My world is full wounds
513      368     1     
Short Story
Cerita yang mengisahkan seorang gadis cantik yang harus ikhlas menerima kenyataan bahwa kakinya didiagnosa lumpuh total yang membuatnya harus duduk di kursi roda selamanya. Ia juga ditinggalkan oleh Ayahnya untuk selamanya. Hidup serba berkecukupan namun tidak membuatnya bahagia sama sekali karena justru satu satunya orang yang ia miliki sibuk dengan dunia bisnisnya. Seorang gadis cantik yang hid...
Kare To Kanojo
6956      1977     1     
Romance
Moza tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah menginjak Negara Matahari ini. Bertemu dengan banyak orang, membuatnya mulai mau berpikir lebih dewasa dan menerima keadaan. Perbedaan budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Moza. Apalagi dia harus dihadapkan dengan perselisihan antara teman sebangsa, dan juga cinta yang tiba-tiba bersemayam di hatinya. DI tengah-tengah perjua...
Shades Of Nuance
1712      918     2     
Romance
"seandainya kita diciptakan untuk menjadi satu, pasti suatu saat kita akan bertemu – Putri Zein" "aku selalu teringat tentang pertama kali aku bertemu dengan mu, kau hanya menatapku datar bukan tatapan memuja. Seorang siswi pindahan yang selalu membuatku muak, dengan kelakuan nya yang selalu ikut campur urusan orang lain. – Choi Min Ho" "mata kami saling bertemu, m...
Bukan Kamu
15740      2575     7     
Romance
Bagaimana mungkin, wajahmu begitu persis dengan gadis yang selalu ada di dalam hatiku? Dan seandainya yang berada di sisiku saat ini adalah kamu, akan ku pastikan duniaku hanyalah untukmu namun pada kenyataanya itu bukan kamu.
Kisah Kita
2195      815     0     
Romance
Kisah antara tiga sahabat yang berbagi kenangan, baik saat suka maupun duka. Dan kisah romantis sepasang kekasih satu SMA bahkan satu kelas.
My Universe 1
4564      1547     3     
Romance
Ini adalah kisah tentang dua sejoli Bintang dan Senja versiku.... Bintang, gadis polos yang hadir dalam kehidupan Senja, lelaki yang trauma akan sebuah hubungan dan menutup hatinya. Senja juga bermasalah dengan Embun, adik tiri yang begitu mencintainya.. Happy Reading :)
CATATAN DR JAMES BONUCINNI
3303      1072     2     
Mystery
"aku ingin menawarkan kerja sama denganmu." Saat itu Aku tidak mengerti sama sekali kemana arah pembicaraannya. "apa maksudmu?" "kau adalah pakar racun. Hampir semua racun di dunia ini kau ketahui." "lalu?" "apa kau mempunyai racun yang bisa membunuh dalam kurun waktu kurang dari 3 jam?" kemudian nada suaranya menjadi pelan tapi san...