Loading...
Logo TinLit
Read Story - Semanis Rindu
MENU
About Us  

 

 

         Benci merupakan perasaan terburuk dalam diri seseorang. Sebuah rasa sebusuk bangkai tak berupa. Sudah sejak lama kebencian dalam diri Akbar menyala-nyala saat kepergian neneknya akibat celaka saat bermain dengan Jaka. 

         Dulu ibu indri adalah wanita Karir yang selalu meninggalkan rumah. Kedua anaknya di titipkan pada neneknya. Yaitu ibu dari ayahnya. Sejak Akbar masih bayi dia sudah dekat dengan neneknya. Makan, minum susu, mandi bahkan tidurpun selalu dengan neneknya. Kasih sayang akbar kepada neneknya sangat luar biasa seperti nenek itu adalah ibunya sendiri.

         Dulu Akbar dan Jaka seperti saudara yang lain. Saling sayang dan saling memperhatikan satu sama lain. Jikalau bertengkar itu hanya karena masalah sepele semisal rebutan mainan atau makanan. Seusainya mereka kembali berbaik seperti semula. 

         Akbar bahkan tidak pernah merindukan ibunya sendiri. Sedikitpun akbar juga tidak pernah menanyakan kabar ibunya pulang atau tidak pulang. Sudah pegi lagi atau belum pergi. Baginya ibunya tidak begitu penting karena akbar memang tidak pernah mendapatkan kasih sayang sesungguhnya dari seorang ibu. 

        Waktu itu usia Akbar sekitar 11 tahun sementara Jaka masih 8 tahun. Pada hari minggu. Suasana rumah terbilang tenang. Di saat libur seperti itu mereka bermain bersama di depan rumah. 

        Sebuah rumah kuno dengan design jaman belanda yang masih melekat kuat. Rumah itu tinggi ada sedikit tangga sebelum sampai di teras rumah sekitar satu meter tingginya. 

        Nenek sedang duduk membuat jaket rajutan untuk mereka berdua.

        Jaka dan Akbar bermain kejar-kejaran. Mereka berdua berebut mainan motor-motoran. 

        "Dek pinjam sebentar," kata Akbar. 

        "Gak mau, ini kan punyaku. Mas sudah punya mainan sendiri."

        "Dasar pelit," kata Akbar. Lantas dia merebut mainan itu dan membantingnya. 

        Jaka berlari sembari menangis dan mencoba mengadu pada neneknya. 

         "Nek, mas nakal."

         "Akbar gak boleh nakal sama adek. Harus ngalah ya."

          Akbar merengut. Dia kesal, Jaka selalu di bela dan sebagai kakak dia harus mengalah tanpa dia mau. Dia terkadang membenci jaka karena sudah lahir di dunia. Jaka selalu mengambil perhatian neneknya dan membuatnya di anggap bersalah tatkala Jaka menangis dan mengadu. 

          Saat masih kecil. Jaka adalah anak cengeng. Sekalinya menangis dia tidak akan pernah berhenti. 

         Nenek saat itu masih meneruskan rajutannya. Dia memberikan jaka sebuah mainan yang lain. Tapi Jaka masih terus menangis. Dia kembali menemui neneknya dan mengajak neneknya bermain. 

         "Nek, ayo main." 

        "Nenek masih buat jaket untuk kamu sama masmu. Kamu main sendiri ya Jak."

         "Enggak mau. Pengennya sama nenek." 

         "Sebentar," neneknya baru mencoba berdiri. 

         Tapi jaka justru berlari menggoda neneknya dengan mencabut kaca mata milik neneknya yang sejak tadi terpasang di kedua mata neneknya. 

         "Nek kejar aku," kata Jaka. 

         "Nenek gak bisa lihat Jak," neneknya berjalan tertatih. 

         Jaka berlari naik turun tangga. Sampai pada saat neneknya mencoba mengejar. Dia jatuh terpeleset. Kepala neneknya terhantam keras di lantai sampai darah mengucur deras. Membuat neneknya kehabisan darah dan meninggal dunia. 

          Sejak saat itu. Akbar membenci Jaka. Dia menganggap kematian neneknya adalah karena Jaka yang sudah mencelakainya.

          Sementara itu. Ibunya belum bisa pulang dan malah sibuk dengan urusan pekerjaannya. Ibunya datang saat setelah neneknya di makamkan. 

          Setelah itu. Ibunya masih bisa pergi untuk meneruskan pekerjaannya. Akbar menganggap ibunya seorang pelacur yang selalu pergi dan jarang pulang. Akbar membenci Ibunya yang tidak pernah memberikan kasih sayang padanya sebagai seorang ibu. 

           Melihat kebencian Akbar. Tepat saat akbar sudah masuk SMA. Ibunya memilih untuk keluar dari pekerjaannya dan mengurus rumah tangganya kembali ke kodrat asalnya menjadi seorang ibu. 

          Meski telah berusaha berkorban. Tetap saja, waktu tidak akan pernah kembali. Masa-masa akbar membutuhkan kasih sayang seorang ibu sudah terlewatkan. Dia tetap membenci ibunya. 

         Sementara Jaka berusaha menghargai pengorbanan ibunya yang rela bersusah-susah mengurus pekerjaan rumah tangga yang begitu melelahkan di banding bekerja menjadi seorang wanita karir. Karena Jaka mendukung ibunya. Akbar semakin membenci Jaka lebih dari dia membenci jaka atas kematian neneknya. 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Shut Up, I'm a Princess
1000      581     1     
Romance
Sesuai namanya, Putri hidup seperti seorang Putri. Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Putri. Hidup bergelimang harta, pacar ganteng luar biasa, dan hangout bareng teman sosialita. Sayangnya Putri tidak punya perangai yang baik. Seseorang harus mengajarinya tata krama dan bagaimana cara untuk tidak menyakiti orang lain. Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya...
High Quality Jomblo
45764      6363     53     
Romance
"Karena jomblo adalah cara gue untuk mencintai Lo." --- Masih tentang Ayunda yang mengagumi Laut. Gadis SMK yang diam-diam jatuh cinta pada guru killernya sendiri. Diam, namun dituliskan dalam ceritanya? Apakah itu masih bisa disebut cinta dalam diam? Nyatanya Ayunda terang-terangan menyatakan pada dunia. Bahwa dia menyukai Laut. "Hallo, Pak Laut. Aku tahu, mungki...
Save Me From Myself
2055      871     1     
Romance
"Kau tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya menjadi aku."
Premium
Secret Love Story (Complete)
11504      1676     2     
Romance
Setiap gadis berharap kisah cinta yang romantis Dimana seorang pangeran tampan datang dalam hidupnya Dan membuatnya jatuh cinta seketika Berharap bahwa dirinya akan menjadi seperti cinderella Yang akan hidup bahagia bersama dengan pangerannya Itu kisah cinta yang terlalu sempurna Pernah aku menginginkannya Namun sesuatu yang seperti itu jauh dari jangkauanku Bukan karena t...
BACALAH, yang TERSIRAT
10200      2113     4     
Romance
Mamat dan Vonni adalah teman dekat. Mereka berteman sejak kelas 1 sma. Sebagai seorang teman, mereka menjalani kehidupan di SMA xx layaknya muda mudi yang mempunyai teman, baik untuk mengerjakan tugas bersama, menghadapi ulangan - ulangan dan UAS maupun saling mengingatkan satu sama lain. Kekonyolan terjadi saat Vonni mulai menginginkan sosok seorang pacar. Dalam kata - kata sesumbarnya, bahwa di...
Miss Gossip
3861      1621     5     
Romance
Demi what?! Mikana si "Miss Gossip" mau tobat. Sayang, di tengah perjuangannya jadi cewek bener, dia enggak sengaja dengar kalau Nicho--vokalis band sekolah yang tercipta dari salju kutub utara sekaligus cowok paling cakep, tajir, famous, dan songong se-Jekardah Raya--lagi naksir cewek. Ini hot news bangeddd. Mikana bisa manfaatin gosip ini buat naikin pamor eskul Mading yang 'dig...
A & O
1695      804     2     
Romance
Kehilangan seseorang secara tiba-tiba, tak terduga, atau perlahan terkikis hingga tidak ada bagian yang tersisa itu sangat menyakitkan. Namun, hari esok tetap menjadi hari yang baru. Dunia belum berakhir. Bumi masih akan terus berputar pada porosnya dan matahari akan terus bersinar. Tidak apa-apa untuk merasakan sakit hati sebanyak apa pun, karena rasa sakit itu membuat manusia menjadi lebih ma...
She Never Leaves
5350      1565     4     
Inspirational
Dia selalu ada dan setia menemaniku, Menguatkanku dikala lemah, Menyemangatiku dikala lelah, dan .. Menuntunku dikala kehilangan arah.
Sebuah Penantian
2623      911     4     
Romance
Chaca ferdiansyah cewe yang tegar tapi jauh didalam lubuk hatinya tersimpan begitu banyak luka. Dia tidak pernah pacaran tapi dia memendam sebuah rasa,perasaanya hanya ia pendam tanpa seorangpun yang tau. Pikirnya buat apa orang lain tau sebuah kisah kepedihan.Dulu dia pernah mencintai seseorang sangat dalam tapi seseorang yang dicintainya itu menjadi milik orang lain. Muh.Alfandi seorang dokt...
Abay Dirgantara
6975      1581     1     
Romance
Sebenarnya ini sama sekali bukan kehidupan yang Abay inginkan. Tapi, sepertinya memang semesta sudah menggariskan seperti ini. Mau bagaimana lagi? Bukankah laki-laki sejati harus mau menjalani kehidupan yang sudah ditentukan? Bukannya malah lari kan? Kalau Abay benar, berarti Abay laki-laki sejati.