Loading...
Logo TinLit
Read Story - KNITTED
MENU
About Us  

 

Dara masih berbaring dan raya sedang serius mengerjakan PR akuntansinya, dia harus bisa menyalin PR sialan itu secepatnya untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, tiba-tiba dia dipanggil ke kelas untuk alasan yang tidak masuk akal -bu Widuri merindukan tulisannya di papan tulis, misalnya- ketika pintu UKS tiba-tiba terbuka, Raya dengan cepat menoleh sampai lehernya  berbunyi -krekk- dan jantung berdebar, bagaimana jika itu bu Widuri yang datang dan menjemput PR nya sedangkan dia masih menyelesaikan tahap pertama-membuat garis-

“ ah! Ngagetin lu Di,” Raya menghembuskan nafas kelewat lega saat menemukan Hedi -Teman sekelas saat kelas 10-3 dulu-, lalu dengan cepat dia lanjutan menyalin PR Dara, Hedi mengendikan bahunya tak peduli, dia lalu berjalan ke tempat obat-obatan di seberang Dara.

“ lu sakit, Hedi ?” tanya Raya sambil menoleh ke arah Hedi yang sedah membereskan jejeran obat.

“ enggak, di kelas lagi gak ada guru, anak Pak Suryo katanya wisuda hari ini, Cuma dikasih tugas ngerjain soal doang, karena udah selesai, jadi gue piket aja di UKS,” jawabnya, Hedi memang anggota PMR di sekolahnya, dia menjabat sebagai wakil ketua. “Lo udah minum obat apa Dar?” tanyanya tanpa menengok Dara yang ada di belakangnya, tak kunjung mendapat jawaban Hedi menoleh dan melihat Dara sedang menerawang, pandangannya kosong kearah langit-langit. “Dara!” sahut Hedi, Dara terlonjak lalu menoleh malas, begitu juga Raya yang misuh-misuh karena garis yang sedang dia buat melenceng sempurna.

“ Berisik lu! melenceng kan garis gue ah!” Raya heboh menghapus garis melenceng tadi. “baru sadar dia, dokter Pandu keburu pulang, istrinya melahirkan,” tambah raya menjawab pertanyaan Hedi tadi, Hedi mengangguk-angguk, dia melihat ke arah Dara yang kembali melamun, dia berjalan ke meja disamping Dara, mengambil gelas yang isinya sudah dingin, lalu dia ganti dengan air hangat, meletakan kembali di meja samping Dara dengan tambahan roti.

“ Thankyou Hedi,” Raya tersenyum bahagia, mengerjakan PR dengan kecepatan kilat seperti ini membuatnya mengeluarkan banyak energi, Raya jadi lapar.

“ Buat Dara,” jelasnya singkat. Menepuk tangan Raya yang sudah membuka bungkus roti.

Raya mencibir, “perhatian amat, mentang-mentang jadi pahlawan waktu Dara pingsan,” Mata Dara membulat, membuat Raya semakin semangat bercerita, “tadi orang yang pertama nemuin lo pingsan itu si Hedi, terus dia langsung gendong lu ke UKS, baah udah kayak pangeran menyelamatkan putri deh pokoknya,” Raya tersenyum menggoda Hedi, Hedi hanya memberinya tatapan datar.

“ Itu lanjutin lagi ngerjain PR nya, nanti  kalo utusan dari kelas lo datang buat jemput kan repot,” kata Hedi sambil berjalan ke arah meja jaga, Raya baru tersadar dan cepat menyalin PR Dara lagi.

“ thanks ya Di,” kata Dara pelan, dia tak bisa melihat reaksi Hedi, paling diam saja pikir Dara, Hedi kan manusia robot, tak pernah berekspresi.

“ itu biar lo cepet baikan, cepet masuk kelas, tempat tidurnya bisa gue pake.” Kata Hedi sambil memejamkan matanya, tangannya terlipat depan dada dan kakinya dia angkat ke meja.

“ Ya, apapun itu” Dara menarik nafas kesal, “gue tetap berterimakasih, buat rotinya juga,” Dara bangun dan duduk perlahan, membuka bungkusan roti itu, membelahnya jadi dua, menyuapkan kepada Raya terlebih dahulu yang sudah berkeringat karena menyalin PRnya. “ lo ngerjain PR apa lari marathon sih ?”

“ berisik!” bentak Raya, sambil mengunyah rotinya dengan cepat.

***

Raya selamat dari hukuman Akuntasinya -dia tidak dijemput ataupun buku PRnya diambil paksa oleh utusan kelas, Raya menemani Dara di UKS selama 2 jam pelaran-, Dara dan Raya sudah dikelas dan sedang menunggu guru Bahasa Indonesia masuk, kerena kejadian kontroversial Dara tadi pagi, kini gadis itu menjadi pusat perhatian, sang artis dadakan hanya tersenyum lemah, membiarkan jubirnya yang berbicara.

“ kurang tidur dia, biasalah ya kalau kurang tidur kita suka pusing, apalagi Dara kan telat tuh tadi datangnya, dia lari-lari lah dari jalan raya sampai kesini, mungkin dari situ juga penyebabnya,” Jubir Dara menjelaskan pada para wartawan dadakan ini,

“ lu mikirin pacar kali, Dar, gak ada kabar seharian ya dia ?” orang yang bertanya ini tak terlihat wujudnya, ditilik dari suaranya yang nyaring dan bikin emosi yang mendengar, mungkin penanya ini adalah wawan yang berdiri paling belakang . Dara mendelik sebal, pacar dari Arab ? pangeran saudi ? boleh juga.

“ sodara wawan, jangan mengada-ngada ya, Dara ini masih jomblo, terakhir pacaran itu tahun 2012, mereka putus gara-gara beda pendapat tentang kiamat tanggal 21 Desember 2012 itu.” Jawaban Raya mendapat hadiah pukulan di belakang kepalanya, benar-benar sembarangan saja ngasih informasi.

“ berarti ada kesempatan dong gue,” teriaknya lagi, Raya sampai berdiri karena penasaran, siapa lelaki asbun (asal bunyi) ini.

“ heh!! Macem-macem lu ya ama temen gue, pacar lo anak kelas sebelah kan?!” Amuk Raya pada penanya barusan, dan memang benar wawan, playboy kelas ikan asin yang menyatakan cinta hampir semua gadis dikelas ini. Hanin pacar aslinya pasti  wanita sial yang tabah tetap mempertahankan lelaki kurus, menyebalkan namun memang tampan ini sampai sekarang.

“ kan elu yang ngasih info kalo gue jomblo, pa’ul!” Telinga Raya ditarik oleh Dara, gemas sekali dia. Dara berharap guru Bahasa indonesianya segera masuk, Dara kembali pusing karena kerubungan banyak orang seperti ini.

Pada jam istirahat Dara terkulai lemah di bangkunya, Raya sedang ke kantin dan membelikannya makan siang, kelas sepi ini mengingatkannya kembali pada pertemuan dengan Kintan pagi tadi, Dara memejamkan matanya dia tak ingin bertemu dengan kintan lagi.

“ DARA!” suara itu membuat Dara terlonjak dari bangkunya, dramaqueen dengan tentengan sterofoam di tangannya itu berderap cepat ke arah Dara, Raya mengelus dada sambil menghembuskan nafas lega, “ gue kira lo pingsan lagi,”

“ tadi lu hampir bikin gue kena serangan jantung,” jawab Dara sebal lalu kembali meletakan kepalanya di lengan, karena kejadian tadi pagi energi Dara seperti terserap habis, apakah saat Kintan menemuinya tadi, Kintan menyerap energinya ? apakah karena menyerap energi Dara sekarang Kintan sudah siuman ?  Dara menggeleng keras, imajinasinya memang luar biasa ekstrem.

“ Dar! Dara!” Raya menepuk pipi Dara keras, sejak ditemuinya di UKS tadi pagi sahabatnya ini menjadi aneh, Dara lebih sering melamun. “ Ke rumah sakit aja ya, ayo gue anterin,” Dara membuka matanya menatap Raya dengan pandangan yang tak bisa Raya pahami, entah setuju, entah menolak, entah curiga bahwa Raya hanya modus mengantarkannya ke rumah sakit agar bisa lepas dari tugas persentasi sejarah.

“ anter gue ke rumah sakit tempat Kintan di rawat Ra,” kata Dara, Raya membulatkan matanya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Cinta Tau Kemana Ia Harus Pulang
9027      1663     7     
Fan Fiction
sejauh manapun cinta itu berlari, selalu percayalah bahwa cinta selalu tahu kemana ia harus pulang. cinta adalah rumah, kamu adalah cinta bagiku. maka kamu adalah rumah tempatku berpulang.
Kisah Kasih di Sekolah
813      521     1     
Romance
Rasanya percuma jika masa-masa SMA hanya diisi dengan belajar, belajar dan belajar. Nggak ada seru-serunya. Apalagi bagi cowok yang hidupnya serba asyik, Pangeran Elang Alfareza. Namun, beda lagi bagi Hanum Putri Arini yang jelas bertolak belakang dengan prinsip cowok bertubuh tinggi itu. Bagi Hanum sekolah bukan tempat untuk seru-seruan, baginya sekolah ya tetap sekolah. Nggak ada istilah mai...
Harsa untuk Amerta
298      238     0     
Fantasy
Sepenggal kisah tak biasa berlatar waktu tahun 2056 dari pemuda bernama Harsa sang kebahagiaan dan gadis bernama Amerta sang keabadian. Kisah yang membawamu untuk menyelam lebih dalam saat dunia telah dikuasai oleh robot manusia, keserakahan manusia, dan peristiwa lain yang perlahan melenyapkan manusia dari muka bumi. Sang keabadian yang menginginkan kebahagiaan, yang memeluk kesedihan, yan...
When I\'m With You (I Have Fun)
677      392     0     
Short Story
They said first impression is the key of a success relationship, but maybe sometimes it\'s not. That\'s what Miles felt upon discovering a hidden cafe far from her city, along with a grumpy man she met there.
Rindumu Terbalas, Aisha
549      383     0     
Short Story
Bulan menggantung pada malam yang tak pernah sama. Dihiasi tempelan gemerlap bintang. Harusnya Aisha terus melukis rindu untuk yang dirindunya. Tapi kenapa Aisha terdiam, menutup gerbang kelopak matanya. Air mata Aisha mengerahkan pasukan untuk mendobrak gerbang kelopak mata.
Rinai Kesedihan
806      543     1     
Short Story
Suatu hal dapat terjadi tanpa bisa dikontrol, dikendalikan, ataupun dimohon untuk tidak benar-benar terjadi. Semuanya sudah dituliskan. Sudah disusun. Misalnya perihal kesedihan.
Code: Scarlet
25926      5050     16     
Action
Kyoka Ichimiya. Gadis itu hidup dengan masa lalu yang masih misterius. Dengan kehidupannya sebagai Agen Percobaan selama 2 tahun, akhirnya dia sekarang bisa menjadi seorang gadis SMA biasa. Namun di balik penampilannya tersebut, Ichimiya selalu menyembunyikan belati di bawah roknya.
PUZZLE - Mencari Jati Diri Yang Hilang
705      506     0     
Fan Fiction
Dazzle Lee Ghayari Rozh lahir dari keluarga Lee Han yang tuntun untuk menjadi fotokopi sang Kakak Danzel Lee Ghayari yang sempurna di segala sisi. Kehidupannya yang gemerlap ternyata membuatnya terjebak dalam lorong yang paling gelap. Pencarian jati diri nya di mulai setelah ia di nyatakan mengidap gangguan mental. Ingin sembuh dan menyembuhkan mereka yang sama. Demi melanjutkan misinya mencari k...
Altitude : 2.958 AMSL
727      498     0     
Short Story
Seseorang pernah berkata padanya bahwa ketinggian adalah tempat terbaik untuk jatuh cinta. Namun, berhati-hatilah. Ketinggian juga suka bercanda.
The Red String of Fate
655      452     1     
Short Story
The story about human\'s arrogance, greed, foolishness, and the punishment they receives.