Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Rain
MENU
About Us  

Malam itu, Ibu kembali mengirimiku pesan singkat. Isi pesannya pun sudah kuketahui sebelum aku membukanya: Sudahkah kau mendapati pekerjaan yang lebih bagus, Yuna-ya?

Benar. Begitulah isinya setelah kubuka pesan tersebut, persis seperti dugaanku. Perasaanku kembali terasa berat, sehingga tak tahu bagaimana caranya membalas pesan dari Ibu. Aku masih ingat dengan ucapan Ahn Tae Young malam kemarin, tentang aku yang hanya kurang terbuka dengan ibuku. Ada sepercik niat untuk mempraktikkan ucapan dari pemuda itu, tetapi, sesuatu semacam takut akan menyinggung perasaan ibuku terus bergelayut di benakku.

Jadi, yang kulakukan sekarang hanyalah menatap lama pesan dari Ibu yang terpampang di layar ponsel, hingga panggilan telepon dari Ibu pun muncul di sana, menutupi pesan tersebut.

Aku terkaget, lalu merasa bimbang. Ingin sekali kugeser ikon berwarna merah, tapi aku tak sanggup melakukannya. Begitu pula dengan menggeser ikon hijau. Panggilan tersebut pun sempat berhenti. Saat dipanggilan kedua, dengan spontan aku malah menggeser ikon hijau.

‘Yuna-ya?’ panggil seseorang di seberang sana. Aku pun segera menempelkan layar ponsel ke telinga kiri.

“Ya, Ibu?”

‘Mengapa tak membalas pesan Ibu? Kau sudah tidur?’

Aku menggeleng, yang pastinya tak mungkin dilihat Ibu. “Tidak. Aku sedang menonton acara di televisi.”

‘Oh, ya?’

“Hmm…” Mataku terarah ke depan. Televisi bervolume amat kecil sudah sedari tadi kunyalakan, menampilkan sebuah drama. Karena Ibu tak kunjung lagi berbicara, aku pun bertanya, “Ada yang ingin Ibu bicarakan?”

Ada keheningan yang cukup panjang di seberang sana. Barangkali Ibu sedang memikirkan kata-kata apa yang tepat untuk diucapkan.

‘Yuna-ya… kau sepertinya tak suka bila Ibu memintamu mencari pekerjaan yang lebih baik. Maafkan Ibu, Ibu tak bermaksud ingin mengatur hidupmu.’

Suara Ibu yang terdengar lebih lesu ketimbang biasanya membuatku merasa bersalah. Entah bagaimana ia bisa tahu isi kepalaku saat ini, tapi selama yang kutahu, Ibu memang gampang sekali menebak isi kepala anak-anaknya.

‘Tapi, Yuna-ya, permintaan Ibu ini tak semena-mena hanya keinginan Ibu. Ini juga ada sisi baiknya untukmu.’ Ibu melanjutkan. ‘Bila kau mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang lebih tinggi daripada sebelumnya; kau akan memiliki hidup yang jauh lebih baik, orang-orang pun tak memandangmu dengan sebelah mata, kau juga tak merasa berberat hati bila mendapati keadaan orangtuamu yang kesusahan dan meminta bantuanmu.’

Aku tak mengatakan apa-apa.

‘Sepertinya permintaan Ibu memang benar-benar berlebihan ya, Yuna-ya.’ Ujar Ibu tiba-tiba. ‘Seharusnya Ibu dan Ayah bekerja keras mencari uang sejak dulu, agar kau bisa pergi berkuliah sekarang ketimbang bekerja di toko CD. Lagi pula, mendapatkan pekerjaan yang baik harus memiliki syarat lulus sarjana, bukan? Lupakan saja permintaan Ibu itu.’

“Ibu,” pada akhirnya aku kembali membuka suara. “Aku tak masalah soal itu.”

‘Lalu, apa?’

“Hanya… aku tak bisa meninggalkan toko CD itu.” Ungkapku. “Dari semua tempat kerja yang kusinggahi, hanya tempat itu yang membuatku menikmati pekerjaan tanpa harus merasa terbebani meskipun gajinya tak seberapa. Aku senang bekerja di sana.”

Karena Ibu tak menyahut, aku kembali berucap.

“Untuk saat ini, agaknya, aku tak bisa menuruti keinginan Ibu. Maafkan aku, Ibu. Tapi, selama aku bisa membantu Ibu dan Ayah dalam kesusahan kalian, aku siap membantu dengan cara apa pun.”

‘Yuna-ya…’ suara Ibu pun kembali terdengar, namun kali ini agak bergetar. ‘Kau memang anak yang paling baik. Ibu mengerti. Kau tak perlu memaksakan dirimu bila kau masih ingin bekerja di sana. Bila kau memang tak bisa membantu kami, kau juga tak perlu memaksakan diri. Tenang saja, Ibu dan Ayah akan berusaha keras mencari pekerjaan, setelah itu kami akan mengganti uang-uangmu yang telah kami pinjam.’

“Ibu tak perlu menggantinya.” Tolakku. “Soal uang-uang itu, aku tak masalah. Sungguh.”

‘Mengapa? Bukankah kau membutuhkannya?’

“Tidak. Aku tidak sedang ingin melakukan apa-apa dengan uang itu.”

Lagi-lagi Ibu mendadak terdiam. Tak lama, suaranya kembali terdengar, kali ini agak berwarna. ‘Ya sudah, kalau begitu, sebagai ganti uang itu, kau harus segera pulang ke rumah saat kau mendapati hari libur. Aku akan memasakkan makanan yang sangat enak untukmu.”

Aku tersenyum. “Iya, aku akan segera pulang.”

Sambungan telepon pun berakhir. Aku menurunkan ponsel dari telinga kiri. Sembari menatap layar ponsel, aku bisa merasakan sudut-sudut bibirku yang tertarik dengan ringan. Perasaan berat yang sedari kemarin mengganggu benakku ajaibnya telah lenyap.

Benar kata Ahn Tae Young waktu itu, seharusnya aku lebih terbuka dengan ibuku.

Karena telah terlanjur mengingatnya, aku pun mencari nomor teleponnya di kontak. Aku ingin memberitahunya lewat pesan singkat bahwa aku ingin menemuinya besok.[]

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
Two Good Men
561      394     4     
Romance
What is defined as a good men? Is it their past or present doings? Dean Oliver is a man with clouded past, hoping for a new life ahead. But can he find peace and happiness before his past catches him?
Secret Love
359      243     3     
Romance
Cerita ini bukan sekedar, cerita sepasang remaja yang menjalin kasih dan berujung bahagia. Cerita ini menceritakan tentang orang tua, kekasih, sahabat, rahasia dan air mata. Pertemuan Leea dengan Feree, membuat Leea melupakan masalah dalam hidupnya. Feree, lelaki itu mampu mengembalikan senyum Leea yang hilang. Leea senang, hidup nya tak lagi sendiri, ada Feree yang mengisi hari-harinya. Sa...
STORY ABOUT THREE BOYS AND A MAN
15164      3011     34     
Romance
Kehidupan Perkasa Bagus Hartawan, atau biasa disapa Bagus, kadang tidak sesuai dengan namanya. Cintanya dikhianati oleh gadis yang dikejar sampai ke Osaka, Jepang. Belum lagi, dia punya orang tua yang super konyol. Papinya. Dia adalah manusia paling happy sedunia, sekaligus paling tidak masuk akal. Bagus adalah anak pertama, tentu saja dia menjadi panutan bagi kedua adiknya- Anggun dan Faiz. Pan...
My Halloween Girl
1065      583     4     
Short Story
Tubuh Kevan bergetar hebat. Ia frustasi dan menangis sejadi-jadinya. Ia ingat akan semalam. Mimpi gila itu membuatnya menggila. Mimpi itu yang mengantarkan Kevan pada penyesalan. Ia bertemu dengan Keisya dimimpi itu. “Kev, kau tahu? Cintaku sama besarnya denganmu. Dan aku tak akan membencimu,”. Itu adalah kata-kata terakhir Keisya dimimpinya. Keisya tak marah dengannya. Tak membencinya. Da...
Dear Diary
539      334     1     
Fantasy
Dear book, Aku harap semoga Kamu bisa menjadi teman baikku.
Renjana: Part of the Love Series
264      217     0     
Romance
Walau kamu tak seindah senja yang selalu kutunggu, dan tidak juga seindah matahari terbit yang selalu ku damba. Namun hangatnya percakapan singkat yang kamu buat begitu menyenangkan bila kuingat. Kini, tak perlu kamu mengetuk pintu untuk masuk dan menjadi bagian dari hidupku. Karena menit demi menit yang aku lewati ada kamu dalam kedua retinaku.
Ojek
859      594     1     
Short Story
Hanya cerita klise antara dua orang yang telah lama kenal. Terikat benang merah tak kasat mata, Gilang dihadapkan lagi pada dua pilihan sulit, tetap seperti dulu (terus mengikuti si gadis) atau memulai langkah baru (berdiri pada pilihannya).
Alvira ; Kaligrafi untuk Sabrina
14515      2624     1     
Romance
Sabrina Rinjani, perempuan priyayi yang keturunan dari trah Kyai di hadapkan pada dilema ketika biduk rumah tangga buatan orangtuanya di terjang tsunami poligami. Rumah tangga yang bak kapal Nuh oleng sedemikian rupa. Sabrina harus memilih. Sabrina mempertaruhkan dirinya sebagai perempuan shalehah yang harus ikhlas sebagai perempuan yang rela di madu atau sebaliknya melakukan pemberontakan ata...
Right Now I Love You
455      343     0     
Short Story
mulai sekarang belajarlah menyukaiku, aku akan membuatmu bahagia percayalah kepadaku.
Summer Whispering Steam
4948      1423     1     
Romance
Nagisano Shizuka, Okinawa, angin laut yang lembut dan langit biru yang luas, kedai kopi yang menjadi persinggahan bagi siapa saja yang ingin beristirahat sejenak dari kesibukan dunia. Dikenal sebagai “Mimpi Panjang di Musim Panas Semesta”, selamat datang di Nagisano Shizuka. Yuki, sang manajer, menjalankan kedai ini bersama rekan-rekannya—Estrella, Arlend, Hayato, dan lainnya. Hari-hari ...