Loading...
Logo TinLit
Read Story - Neighbours.
MENU
About Us  

Dan benar saja, Leslie makan bareng dengan lelaki bernama Ezra. Tidak hanya Ezra cukup pengertian, ia juga tampan jadi tak heran jika beberapa orang sering menyebutnya sebagai saingan Noah. Rambutnya hitam legam dan lurus namun tertata rapi, kakinya tinggi menjulang, badannya tidak besar namun pas, dan senyumannya itu loh yang sering membuat Leslie meleleh untuk beberapa kali. Terkadang ia terlihat seperti orang gila yang nyengir sendirian ketika melihat Ezra. Ini baru pertama kalinya Leslie mulai membuka diri lagi kepada seorang laki - laki selama 3 tahun. Kriteria pacar Leslie cukup simpel, ia hanya perlu seseorang yang jujur dan pengertian. Ah, dia juga benci cowok posesif karena ia pasti akan merasa tidak bebas, seperti terperangkap di kandang yang kecil dan sempit dan terkadang, cowok yang terlalu percaya diri juga membuat Leslie merasa jijik.

Ini baru pertama kalinya Leslie bertemu dan kenal dengan Ezra namun ia rasa ia sudah cukup akrab. Leslie merasa senang berteman dengan Ezra dan ia tertarik untuk mengenalnya lebih dalam. "Um.. Les, besok mau gue tungguinkah di gerbang?" Kata Ezra sambil tersenyum. Deg, deg, deg, Leslie bisa merasakan hatinya yang sedang berdebar dengan kencang. 

"Terserah." Leslie menjawab sambil mengendikkan kedua bahunya, lalu berlari kembali ke kelas. Leslie mendadak tersenyum lebar dan pipinya mendadak semerah tomat. Ia merasa sangat amat senang, jika ia bisa, ia ingin jingrak - jingkrak saking gembiranya. Leslie menaruh tangannya di dada, hatinya tetap berdetak dengan kencang dan ia berusaha menenangkannya. Kembali teringat senyuman manis milik Ezra di kepala Leslie, haduh! Rasanya ia terjatuh di atas gumpalan awan yang empuk sangat. Racun macam apa ini? Leslie mendadak berubah 180 derajat. Ia hendak memasuki pintu kelas namun ada yang menghalanginya.

"Seneng ya?" Lelaki itu melihat ke arah Leslie. Ya, Noah lah yang menahan Leslie, entah apa maksudnya tapi Leslie tidak suka. Ia berusaha melewati badan Noah yang besar namun terus dihalang.

"Minggir." Ucap Leslie dengan tegas. Leslie berpikir ia akan mundur namun ternyata tidak. Noah tetap menghalanginya sambil menatap Leslie dengan mata berapi - api. Apa sih orang ini? Kesambet kah? batin Leslie. "Minggir ih, gue mau jalan!" 

"Gimana si Ezra?" Noah bertanya. Leslie mendongak dengan muka bingung. "Tadi kalian enak - enak aja makan bareng. Gue pikir kita bakal makan bareng lagi kayak kemarin."

Huh! Amarah Leslie memuncak. Ia sangat ingin berkata kasar, "Maksud lo apa sih? Gue tuh gak ngerti. Dah ah misi, gue mau masuk." Leslie mendorong Noah. "Oh ya, lo bau alkohol." ujar Leslie seraya memasuki ruang kelas. Semua mata mengarah kepada Leslie yang langsung membuatnya panik. Leslie tidak sangat amat tidak suka menjadi pusat perhatian, ia menggelengkan kepalanya lalu fokus berjalan ke mejanya.

 

Selang beberapa jam, kelasnya sudah selesai. Ia pulang 2 jam lebih pagi dari biasanya dan Leslie senang. Ia ingin santai - santai di kamarnya sambil mendengarkan lagu dan menari - nari tak jelas saking senangnya. Sebelum keluar ruangan kelas, ia mencatat rencana dan beberapa tugas yang harus dia lakukan hari ini ke dalam planner. Warna biru navy dengan hiasan putih membuat buku tersebut simpel namun tetap bagus menarik mata milik Leslie ketika melihatnya. 

Kini tersisa dirinya sendirian di kelas, dan mendadak ia tidak ingin pulang. Entah mengapa, mungkin keheningan yang telah lama dicarinya membuat dirinya betah di kelasnya. Leslie mengeluarkan earphone dari tasnya lalu cepat memasangnya. "Capek juga ya jadi murid kuliahan." bisiknya sambil memasukkan buku ke dalam tasnya. Lalu, Leslie menggendong tasnya dan bergegas keluar ruangan. 

"Hai." Sebuah suara menyambutnya. Leslie langsung lompat, ia kaget, namun akhirnya ia terdiam. Menatap Ezra tepat di matanya, Ezra menanggapi tatapan Leslie dengan tersenyum. Matanya langsung terbentuk seperti bulan sabit. Manis! "Ngapain? Kok belom pulang?" tanyanya dengan khawatir. Leslie tersenyum getir, "Um.. Nyatet. Lo sendiri?" Leslie balik bertanya.

"Gue? Gue balik agak telat, karena ada group project terus baru mau balik, eh lewat kelas lo, ternyata lo masih di dalem hehe." Ia menggaruk kepalanya sambil menyisir rambutnya dengan tangan. Keduanya membiarkan hening ada di antara mereka. Leslie berjalan di samping Ezra yang tinggi. Sebenarnya, Leslie tidak begitu pendek. Dengan modal muka bule dan badan yang cukup tinggi alias melebihi average woman, ia bisa menjadi model. Sudah banyak tawaran yang diberikan kepadanya, namun menjadi seorang model bukanlah cita - cita ataupun tujuan hidupnya. Leslie sebenarnya menganggap model menyedihkan. Alasannya? Leslie berpikir kalau terkadang model dipaksakan. Dipaksakan diet, dipaksakan melakukan hal yang tidak disukai, mereka juga bisa sedih namun hal yang miris adalah bahwa mereka tidak bisa memperlihatkan bahwa mereka sedih. Bagaimanapun itu, mereka harus tetap tampil senang.

Leslie menghela nafas, di sampingnya telah berdiri Ezra. Entah bagaimana bisa terjadi, tetapi mereka malah berjalan berdua. Keduanya terdiam, nampaknya mereka malu. Walaupun terlihat diam tetapi percayalah hati Leslie tidak bisa tenang. Sudah 3 tahun yang lalu ia berjalan berduaan dengan lelaki. Seketika masa - masa dulu terulang lagi.

Flashback on.
Leslie terlihat bingung. Kepalanya berkali - kali melihat ke kanan dan ke kiri. Ia tampak mencari seseorang. Usahanya tampak sia - sia, Leslie tau dia tidak akan mungkin mengantarnya pulang. Semuanya hanyalah sebuah karangan dan rangkaian cerita di kepalanya yang secara terus menerus terputar. Sebuah drama yang menyenangkan, yang membuat Leslie terhibur dan cengar - cengir sendiri layaknya orang yang kehilangan akal sehat. Perlahan, Leslie berjalan menuruni tangga. Ia merasa lelah. Ia tahu, cintanya ini tidak akan pernah terjawab namun entah kenapa, Leslie tidak pernah mau menyerah. Ia memegangi lehernya yang terasa pegal sambil berjalan pelan dan dirinya fokus kepada lagu - lagu galau yang terputar, meratapi nasib malangnya.

Sejujurnya, Leslie dan Lucas berteman sejak kecil. Kalau bisa dibilang, sejak rahim, haha. Walaupun sahabat, Leslie terkadang merasa terpesona dengan Lucas. Hal itu sukses membuat Leslie bingung sendiri akan perasaannya. Mana mungkin ia suka dengan sahabatnya sendiri. Tapi, itulah kenyataannya. Leslie mengungkapkan perasaannya dengan Lucas secara langsung, tidak di chat ataupun dengan surat. Langsung. Terang - terangan. Tanpa basa - basi, kata - kata "Gue suka sama lo." lepas begitu saja dari mulut Leslie. 

"Leslie?" Seseorang menepuk bahu Leslie dan langsung membuat memutar badannya. "Jadian yuk!" Ujar Lucas dengan senang. Leslie seakan tak percaya bahwa hal ini sekarang terjadi padanya, ia melepaskan earphone yang sedari tadi melekat pada telinganya, "Serius lo?" tanya Leslie. Lucas mengangguk. Ekspresi senyum dan gembira langsung terukir di wajah Leslie. Ia merasa sangat beruntung untuk mendapatkan sahabatnya menjadi pacarnya. Leslie tidak bisa berhenti tersenyum, saat pulang sekolah dan sampai malam saat dia tidur.
Flashback off.

Leslie melihat ke atas, memandang langit yang berwarna abu. Cuaca mendung sedikit membuat mood Leslie menurun drastis. Walaupun ia seorang pecinta hujan, ia tidak mengharapkan hari ini air akan turun. Kini berdiri dirinya sendiri di pintu gerbang, Ezra sudah keburu pulang. Perjalanan keluar gedung tadi tidak begitu berkesan, Ezra banyak bercerita namun Leslie hanya memikirkan mantannya. Ugh! Ia sendiri tidak tahu mengapa ia seperti ini. Ia yakin bahwa ia telah move on. 100 persen yakin! 

"Oi. Blom pulang?" Noah mendadak berdiri di depannya. Leslie kaget, "Aduh! Kaget gue, jangan mendadak muncul kayak gitu lah. Iye, gue blom pulang, ngape emang?" Leslie bertanya. 

Noah tertawa, "Kenape emangnya kalo gue mendadak muncul? Lo takut ya, gue mendadak hilang nantinya? Haha!" Mendengar perkataan itu, Leslie langsung memukul Noah di bahunya. "Gue bawa mobil gue kesini, ada buku yang ketinggalan. Lo mau sekalian gue anterin gak?" Noah bertanya. Untuk sementara, Leslie berpikir dengan keras. Ia membenci Noah (untuk saat ini) tapi ia tidak ada tumpangan pulang. Biaya taksi cukup mahal dan baterai HPnya sudah habis jadi tidak mungkin ia bisa memesan Grab. "Yaudah, gue nebeng. Awas lo macem - macem." jelas Leslie seraya mengacungkan jari telunjuknya ke muka Noah lalu meninggalkannya berdiri tanpa sepatah kata. 

"Woi! Mau kemana? Mobil gue sebelah sini!" teriak Noah. Dengan muka malu, Leslie memutar badannya lalu pulang.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
When the Winter Comes
61472      8307     124     
Mystery
Pertemuan Eun-Hye dengan Hyun-Shik mengingatkannya kembali pada trauma masa lalu yang menghancurkan hidupnya. Pemuda itu seakan mengisi kekosongan hatinya karena kepergian Ji-Hyun. Perlahan semua ini membawanya pada takdir yang menguak misteri kematian kedua kakaknya.
Innocence
5738      1850     3     
Romance
Cinta selalu punya jalannya sendiri untuk menetap pada hati sebagai rumah terakhirnya. Innocence. Tak ada yang salah dalam cinta.
Popo Radio
11342      2211     20     
Romance
POPO RADIO jadi salah satu program siaran BHINEKA FM yang wajib didengar. Setidaknya oleh warga SMA Bhineka yang berbeda-beda tetap satu jua. Penyiarnya Poni. Bukan kuda poni atau poni kuda, tapi Poni siswi SMA Bhineka yang pertama kali ngusulin ide eskul siaran radio di sekolahnya.
Move On
262      216     0     
Romance
"Buat aku jatuh cinta padamu, dan lupain dia" Ucap Reina menantang yang di balas oleh seringai senang oleh Eza. "Oke, kalau kamu udah terperangkap. Kamu harus jadi milikku" Sebuah awal cerita tentang Reina yang ingin melupakan kisah masa lalu nya serta Eza yang dari dulu berjuang mendapat hati dari pujaannya itu.
Bersyukurlah
439      306     1     
Short Story
"Bersyukurlah, karena Tuhan pasti akan mengirimkan orang-orang yang tulus mengasihimu."
Ingatan
9173      2142     2     
Romance
Kisah ini dimulai dari seorang gadis perempuan yang menemui takdirnya. Ia kecelakaan sebelum sempat bertemu seseorang. Hidupnya terombang-ambing diantara dua waktu. Jiwanya mencari sedang raganya terbujur kaku. Hingga suatu hari elektrokardiogram itu berbunyi sangat nyaring bentuknya sudah menjadi garis yang lurus. Beralih dari cerita tersebut, di masa depan seorang laki-laki berseragam SMA menj...
Nobody is perfect
14077      2547     7     
Romance
Pada suatu hari Seekor kelinci berlari pergi ingin mencari Pangerannya. Ia tersesat, sampai akhirnya ditolong Si Rubah. Si Rubah menerima si kelinci tinggal di rumahnya dan penghuni lainnya. Si Monyet yang begitu ramah dan perhatiaan dengan si Kelinci. Lalu Si Singa yang perfeksionis, mengatur semua penghuni rumah termasuk penghuni baru, Si Kelinci. Si Rubah yang tidak bisa di tebak jalan pikira...
Abay Dirgantara
6981      1583     1     
Romance
Sebenarnya ini sama sekali bukan kehidupan yang Abay inginkan. Tapi, sepertinya memang semesta sudah menggariskan seperti ini. Mau bagaimana lagi? Bukankah laki-laki sejati harus mau menjalani kehidupan yang sudah ditentukan? Bukannya malah lari kan? Kalau Abay benar, berarti Abay laki-laki sejati.
Tentang Penyihir dan Warna yang Terabaikan
8153      2275     7     
Fantasy
Once upon a time .... Seorang bayi terlahir bersama telur dan dekapan pelangi. Seorang wanita baik hati menjadi hancur akibat iri dan dengki. Sebuah cermin harus menyesal karena kejujurannya. Seekor naga membeci dirinya sebagai naga. Seorang nenek tua bergelambir mengajarkan sihir pada cucunya. Sepasang kakak beradik memakan penyihir buta di rumah kue. Dan ... seluruh warna sihir tidak men...
Mars
1225      655     2     
Romance
Semenjak mendapatkan donor jantung, hidup Agatha merasa diteror oleh cowok bermata tajam hitam legam, tubuhnya tinggi, suaranya teramat halus; entah hanya cewek ini yang merasakan, atau memang semua merasakannya. Dia membawa sensasi yang berbeda di setiap perjumpaannya, membuat Agatha kerap kali bergidik ngeri, dan jantungnya nyaris meledak. Agatha tidak tahu, hubungan apa yang dimiliki ole...