Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hunch
MENU
About Us  

Send… Sierra meng-klik tulisan send di akun POPO-nya. POPO adalah salah satu website di China yang menyediakan berbagai fitur bagi para penulis pemula, seperti website Wattpad jika kita bandingkan dengan kelas internasional. Penerbit yang Sierra tuju memang mengharuskan supaya para calon penulisnya mengupload sebagian naskah di akun POPO mereka terlebih dahulu disertai dengan tag ke akun penerbit tersebut. Dan setelah terkirim, diperlukan waktu kurang lebih dua minggu supaya penulis mendapat konfirmasi dari Admin mengenai lolosnya naskah tersebut untuk menuju ke langkah selanjutnya.

                Huft… akhirnya selesai juga. Semoga peruntunganku baik. Karena aku memahami, bahwa sebenarnya masa depan seseorang sepenuhnya tergantung pada usaha dan peruntungan. Sierra menghembuskan nafas lega setelah ia mengirimkan naskahnya ke akun POPO. Ini semua adalah awal dari semua perjuangan Sierra selama ini. Dalam dua minggu ini, ia harus benar-benar mempersiapkan hatinya, entah itu jika naskahnya diterima ataupun jika naskahnya ditolak.

***

                "Hello, Jeany!" sapa Sierra ketika bertemu dengan Jeany di kantin. "Duduklah di sini," kata Sierra sambil menunjuk sebuah kursi yang ada di hadapannya.

                Dengan bersemangat, Jeany segera berlari kecil ke arah Sierra sambil membawa nampan yang di atasnya berisi makanan. Ia segera duduk di kursi yang berada di hadapan Sierra.

                "Ada apa, sahabatku? Gerangan apa yang membuat matamu terlihat berbinar-binar dan antusias hari ini?" tanya Jeany dengan tatapan penuh selidik. Sebagai teman lama Sierra, Jeany benar-benar mengenal bagaimana raut wajah Sierra ketika sedang senang ataupun sedang berada di bawah tekanan.

                "Huh… mana ada? Tatapanku seperti biasa, kok. Oh, ya! Bicara soal pertanyaanmu tadi, aku ingin memberitahukan sebuah kabar. Aku tak tahu apakah kau akan tertarik untuk mendengarkannya atau tidak. Tapi kupikir, memandangmu sebagai sahabatku, aku merasa tak ada salahnya memberitahumu soal ini…"

                "Aiya… sejak kapan kau menganggapku sahabatmu. Bukankah kau hanya menganggapku teman sebagai tempat pencurahan kesedihan dan beban hidupmu?" tukas Jeany sambil tersenyum menyindir.

                "Sst… tidak seperti itu juga. Jika kau dalam keadaan susah sekalipun, aku yakin aku akan tetap ada untukmu," sahut Sierra percaya diri sambil menepuk pelan bahu sahabatnya yang sudah setia bersamanya sejak SMP itu.

                "OK!! Jadi apa yang ingin kau sampaikan?" tanya Jeany sambil menyibakkan rambut panjangnya supaya tidak melewatkan satu katapun dalam setiap ucapan Sierra.

                "Jadi… aku telah menyelesaikan seluruh naskah untuk novel yang selama ini berusaha kuselesaikan. Aku sudah menguploadnya di akun POPOku. Memang belum ada kepastian akan apa yang terjadi setelah pengiriman naskah itu. Namun, kupikir ini adalah awal dari kehidupanku yang baru," tutur Sierra bersemangat.

                "Waaawww… OMG My Angel Sierraaa… kamu mungkin tak mengerti. Tapi aku sungguh bengga mempunyai teman yang suka bekerja keras dan berani mencoba sepertimu. Kau bahkan melaju lebih dulu dariku yang bahkan berlatar belakang lebih baik darimu," sahut Jeany berapi-api, sebuah reaksi yang tak pernah diperkirakan oleh Sierra.

                "Umm… Jeany, kupikir aku tak se… tidak sepersis dengan yang kau gambarkan itu. Ini hanyalah sebuah permulaan dari perubahan hidupku. Bukan puncak dari segalanya…" tutur Sierra yang menjadi salah tingkah dengan reaksi Jeany.

                "Hmm… aku pikir kau juga betul. Tapi, aku ada motto untukmu. Aku memang tak dapat menciptakan kata-kata mutiara yang bagus sepertimu. Namun kupikir kata-kata yang kudapatkan dari drama Rush to The Dead Summer ini cukup bagus," kata Jeany sambil tersenyum dengan memperlihatkan giginya yang bersih terawat. "Begini, orang perlu melakukan sesuatu yang berani dalam hidupnya, agar masa mudanya tidak sia-sia. Aku pun memercayai kata-kata ini. Dan setelah menyerapi kata-kata ini dalam hatiku, aku mulai mengerti perasaanmu bagaimana kegigihanmu untuk terus bekerja keras menggapai mimpimu," ujar Jeany panjang lebar.

                "Hmm… terimakasih atas petuahmu, Senior. Dan sekarang aku telah selesai makan, maka aku akan menarik diri supaya tidak mengganggu aktivitasmu," kata Sierra sambil kemudian membawa nampan makanannya menuju wastafel kantin.

                "Hei… hei… Sierra… errgghh… jadi dia sudah mulai sombong dengan menertawakan quoteku yang sedikit tidak berhubungan dengan keadaan sekarang ini?" gerutu Jeany dengan ekspresi wajahnya yang kekanak-kanakan. Sierra yang melihat tingkah Jeany dari wastafel kantin tersenyum geli dengan ekspresi wajah temannya yang amat lucu itu. Ketika menyadari bahwa Sierra menertawakannya, Jeany berlagak pura-pura mengancam dengan mengangkat garpunya.

***

                Dua minggu kemudian…

Sierra hampir tak bisa tidur malam itu. Ia masih belum mendapat kabar apapun dari penerbit yang ditujunya. Memang, ia tahu bahwa prosesnya tak selalu tepat empat belas hari setelah pengiriman naskahnya. Bisa jadi naskah yang masuk setiap harinya cukup banyak, sehingga para editor harus bekerja lembur setiap harinya untuk membaca dan membuat keputusan atas semua naskah yang masuk. Kemudian para editor harus menginformasikan keputusannya kepada Admin akun penerbit. Itu melalui proses yang panjang, namun entah kenapa Sierra telah benar-benar tidak sabar untuk menunggu lagi. iPhone yang ia letakkan di samping tempat tidurnya tak bergertar ataupun menunjukkan masuknya notifikasi apapun.

                Esok paginya, ketika membuka iPhone-nya kembali, Sierra menerima e-mail dari penerbit yang ditujunya. Kemungkinan besar itu adalah konfirmasi atas naskah yang dua minggu lalu dikirimkannya. Huft… kira-kira apa isi konfirmasi ini, ya? Sierra begitu gugup untuk membuka notifikasi tersebut. Dan setelah menghembuskan nafas panjang dan berusaha mengatur degupan jantungnya, sambil menutup mata rapat-rapat Sierra membuka e-mail tersebut.

                Selamat kepada Sdri. Li Xing Fu. Naskah yang telah Anda upload di akun POPO dapat Anda kirimkan secara lengkap ke e-mail official kami, yaitu xingxing25@yahoo.com. Terima kasih atas partisipasi Anda.

                Pesan singkat itu tak hanya membuat hati Sierra melonjak gembira, melainkan juga membuat pikirannya kacau. Setelah menerima e-mail itu, akal budi Sierra serasa berhenti, mendadak ia tak tahu apa yang harus diperbuatnya jika telah menerima e-mail ini. Sesudah membaca ulang pesan singkat yang diterimanya itu, rasanya Sierra seperti menemukan akal sehatnya kembali. Ia membuka laptopnya dan membuka akun email-nya. Kemudian ia segera membuat proposal dan melampirkan file naskahnya. Dan… send. Apa yang akan terjadi setelah itu, tak ada seorangpun yang dapat memastikannya. Namun, Sierra yakin bahwa perjalanan hidupnya selama ini tak sia-sia.

***

                Tiga bulan kemudian…

Novel Sierra yang berjudul Colorful Day akhirnya diluncurkan ke seluruh toko buku di pusat kota pada hari itu. Ia belum terlalu berpengalaman dan tak tahu apa pendapat publik mengenai novelnya, namun ia punya keyakinan bahwa di mana pun ada usaha pasti ada hasilnya. Sehingga meskipun harus melalui proses yang panjang, ia yakin seluruh usahanya ini tak akan berakhir tanpa bekas.

                Ketika Jeany mendengar kabar ini, tanpa menunggu lebih dari sepuluh detik ia langsung memesan taxi untuk pergi ke toko buku yang paling dekat dengan Peking University. Novel Colorful Day yang berjumlah kurang lebih 450 halaman itu dijual dengan harga yang cukup mahal bagi Sierra. Harganya 48 RMB, namun bagi Jeany membeli buku pertama sahabatnya jauh lebih berarti daripada menyimpan uang sebesar 48 RMB.

                Inilah keuntungan bagimu jika kau mempunyai sahabat yang tulus menyayangi dan menemanimu, ia tak akan menjadi penghambat ataupun membuatmu tidak berkembang. Terkadang Jeany memberikan kesan bahwa Sierra perlu menjaga kesehatan tubuh dan mencari kebahagiaan hidup dengan cara yang normal. Namun sekarang ini Sierra sadar, bahwa Jeany adalah salah satu dari miliaran manusia di dunia ini yang mengerti bagaimana cara untuk terus mendukung kerja keras sahabatnya meskipun ia tak terlalu menyetujui cara sahabatnya yang keras ini.

How do you feel about this chapter?

3 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (27)
  • camarseptakum

    Wajh china2 gitu ya

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • Sisscyaa

    Syukaa... Syukaa... Ceritanya keren abiss... Biasanya klo aku baca novel China mumet pahamin nama -namanya. Tapi yang satu ini pembawaannya keren, sih. Semangat terus, ya Kak. Semoga menang

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • keielemen

    @ShiYiCha baik drama china dan drama korea emang bagus. Drama china yg direkomendasikan juga saya nonton sampai habis kok. Cuman novel ajah, yang rada kurang srek. Soalnya, saya susah hapal nama karakternya, mandarin kan susah banget gitu. Padahal pengenalan cerita kan, penokohan yang utama. Beda dgn drama bisa lihat muka yang ngomong, klu novel kita perlu menvisualisasi sendiri, disitu saya kurang srek nya. Semoga saja bisa stay baca yah..

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • ShiYiCha

    @keielemen kenapa nggak seneng sama cerita latar Cina, kak? Padahal C-Drama juga nggak kalah bagus dari drakor, loh. Klo bisa ubah pandangan kakak, ya seneng, deh????

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • keielemen

    Saya biasanya nggak 'srekk' sama cerita berlatar china. ???? tapi kayaknya cerita ini punya alur yang bagus. Jadi, aku simpan buat lanjut nanti, penasaran soalnya. Btw, semangat buat menulis.

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • ShiYiCha

    @rifkhod Thanks, Kak. Semangat juga, ya buat yang sama2 berjuang sebagai Author

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • rifkhod

    Suka! Aku lanjut baca nanti malam :)

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • syifaaini48

    Fighting

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • ShiYiCha

    @aisalsa09 iyakah? Aku bahkan nggak nonton Full House, lho????????

    Comment on chapter Epilog
  • aisalsa09

    Ada nggak sih yg jadi inget full house baca ini? Atau cuma aku? Ehehehe

    Comment on chapter Epilog
Similar Tags
Last Game (Permainan Terakhir)
500      344     2     
Fan Fiction
Last Game (Permainan Terakhir)
Toget(her)
1643      799     4     
Romance
Cinta memang "segalanya" dan segalanya adalah tentang cinta. Khanza yang ceria menjadi murung karena cinta. Namun terus berusaha memperbaiki diri dengan cinta untuk menemukan cinta baru yang benar-benar cinta dan memeluknya dengan penuh cinta. Karena cinta pula, kisah-kisah cinta Khanza terus mengalir dengan cinta-cinta. Selamat menyelami CINTA
Pahitnya Beda Faith
493      354     1     
Short Story
Aku belum pernah jatuh cinta. Lalu, aku berdo\'a. Kemudian do\'aku dijawab. Namun, kami beda keyakinan. Apa yang harus aku lakukan?
U&I - Our World
410      290     1     
Short Story
Pertama. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu indah, manis, dan memuaskan. Kedua. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu menyakitkan, penuh dengan pengorbanan, serta hampa. Ketiga. Bagi sebagian orang, kisah cinta itu adalah suatu khayalan. Lalu. Apa kegunaan sang Penyihir dalam kisah cinta?
Galang dan Refana
677      443     0     
Short Story
“Untuk apa kita diciptakan di dunia? “ seorang gadis yang sudah cukup lama ku kenal mengajukan sebuah pertanyaan. Ia melemparkan pandangan kosongnya ke sebuah dimensi ruang. Tangannya yang dipenuhi perban memeluk lutut seolah tangah melindungi tubuh dan jiwa rapuhnya
The Secret Of Donuts
1397      888     9     
Fantasy
Masa lalu tidak dapat dibuang begitu saja. Walau, beberapa di antara kita berkata waktu akan menghapusnya, tapi yakinkah semuanya benar-benar terhapus? Begitu juga dengan cinta Lan-lan akan kue donat kesukaannya. Ketika Peter membawakan satu kue donat, Lan-lan tidak mampu lagi menahan larangan gila untuk tidak pernah mencicipi donat selamanya. Dengan penuh kerinduan, Lan-lan melahap lembut kue t...
Titisan Iblis
293      236     0     
Romance
Jika suatu saat aku mati, aku hanya ingin bersamamu, Ali .... Jangan pernah pergi meninggalkanku..... "Layla "
Tetesan Air langit di Gunung Palung
466      326     0     
Short Story
Semoga kelak yang tertimpa reruntuhan hujan rindu adalah dia, biarlah segores saja dia rasakan, beginilah aku sejujurnya yang merasakan ketika hujan membasahi
An Angel of Death
392      259     1     
Short Story
Apa kau pernah merasa terjebak dalam mimpi? Aku pernah. Dan jika kau membaca ini, itu artinya kau ikut terjebak bersamaku.
They Call It Love
627      403     0     
Short Story