Loading...
Logo TinLit
Read Story - Reuni SMA
MENU
About Us  

“seneng?”

Tiba-tiba terdengar suara dari balik tirai yang memisahkan dua ranjang di ruang UKS. Tiraipun terbuka dan disitu ada Dewa. Gue tersenyum bahagia melihat Dewa.

“ya iyalah gue seneng, itu artinya lo masih perhatian sama gue. Buktinya lo gendong gue kesini, sendirian lagi. He!” gue berpose manis di depan Dewa.

Dewa turun dari ranjangnya dan menghampiri gue. Dia mendongakan tubuhnya ke arah gue. Dan mendekatkan wajahnya ke wajah gue, dan...

“berat!” seketika itu juga Dewa menunjuk dahi gue menggunakan telunjuknya dan langsung pergi meninggalkan gue yang menelan ludah dalam-dalam.

“makasiiiihhhhhh!!!” gue teriak sambil tersenyum lepas. Tandanya gue senang.

Guepun berusaha buat berdiri, tapi sepertinya efek benturan bola tadi masih terasa. Kepala gue masih terasa pusing. Gue duduk kembali di ranjang tempat gue tidur tadi. Gue mencari-cari handphone gue tapi sepertinya tidak ada disini. Sadar handphone gue benar-benar tidak ada. Guepun memutuskan untuk menanyakan pada Sela. Namun belum sempat gue keluar dari UKS, pintu UKS terbuka. Dan masuklah Raka.

            Sekarang gue dan Raka sudah duduk bersama di ranjang gue tadi. Dan kita berdua masih sama-sama diam. Gue ga tau apa yang mau di katakan. Guepun hanya bisa menunggu.

“sorry!” itulah kata pertama yang keluar dari mulut Raka.

“hah?” gue memandang wajah Raka. “maksud gue, kenapa?” gue meralat ucapan gue.

“tadi yang ngelempar bola itu gue,”

“oh, ngga apa-apa kok. Gue tau lo ngelakuin itu supaya gue ga ikutan main kan?”

“kenapa bisa itu alasannya,”

“terus apaan dong? Atau jangan-jangan lo cemburu?”

“apaan si, gue bukan tipe cowok kayak gitu. Gue membebaskan lo buat deket sama siapapun. Karena gue juga mau bebas deket sama siapapun. Entah itu cowok atau cewek.”

Gue manggut-manggut mendengar ucapan Raka. Mungkin karena itu juga dia membuat hubungan ‘kita’ backstreet. Tapi tiba-tiba Raka mencium bibir gue. Membuat gue kaget, tapi suka :-D

...................

Raka melepaskan ciumannya sementara gue masih terhipnotis dengan ciuman Raka. Pandangan gue masih kosong.

“nanti gue anterin lo pulang!” Raka langsung pergi meninggalkan gue.

Tapi beberapa saat kemudian Raka kembali masuk dan melemparkan handphone gue.

“gue udah ganti nama kontak gue di handphone lo, kentara banget!” 

“hah.....?”

Sebenarnya gue tidak mengerti dengan perkataan Raka yang terakhir, ‘kentara’ apa tuh? Baru denger gue. Tapi gue tidak menghiraukan hal itu dan langsung mencari nama kontak Raka. Di handphone gue bertuliskan,

“Big Bad Boy??”

(pulang sekolah)

“Al, gue duluan ya soalnya Kevin mau ke toko sepatu dulu. Katanya mau beli sepatu futsal baru.”

“oh, ya udah gue ngga apa-apa kok. Lo duluan aja.”

“bye,”

“ooooo,”

Setelah Sela pergi, guepun memutuskan untuk mulai berjalan pulang, dan saat itulah handphone gue berbunyi. Nama kontak ‘Big Bad Boy’ terpampang nyata di handphone gue.

“yoboseyo!”

“jangan ngomong pake bahasa korea deh, ini Indonesia. Lo dimana?”

“gue di deket tempat foto copy, kenapa?”

“kenapa lo nanya kenapa, gue kan tadi udah bilang. Gue bakal nganterin lo pulang.”

“oh iya yah, lupa. Maaf!”

‘tttuuuuuuuuut ttuuuuuuuuuut!”

Raka langsung menutup teleponnya. Suara dia terdengar sedikit marah. Tapi tidak apalah, karena memang gue yang lupa kalau dia mau nganterin gue pulang. Tak lama kemudian gue sudah berada tepat di belakang kemudi motor gedenya Raka. Dibonceng maksudnya.

            Sesampainya di depan rumah, Raka langsung memarkirkan motornya dan merapihkan rambutnya yang sedikit kusut setelah di pakaikan helm. Sementara gue hanya menatap Raka.

“lo ga mau masuk?” Raka menghentikan aktivitasnya.

“ya? Eh, lo mau mampir dulu gituh?”

“iya, ga boleh?”

“boleh kok, ya udah yu masuk!”

Setelah masuk ke dalam rumah, gue mempersilahkan Raka duduk. Sementara gue mau ke kamar untuk ganti baju. Tidak lama kemudian gue selesai mengganti baju dan menghampiri Raka. Tapi sesampainya gue di ruang tamu, gue mendapati Raka yang sedang mengobrol dengan Abang gue, si rese Areas.

“hyaaaaaaaaaa, lo ngapain?” gue teriak ke arah Areas.

“maksud lo, gue?” Areas nunjuk idungnya.

Guepun menghampiri Areas dan menyeret Areas masuk ke ruang tv. Gue menatap Areas dengan tajam dan marah.

“mwo? Wae?” Areas ngomong pake bahasa Korea beserta nadanya.

“lo ngapain coba barusan? Lo nanya apa aja? Lagian kapan sih lo balik lagi ke Amsterdam? Bosen tau liat muka lo.” Gue benar-benar sewot sama abang gue.

“apaan si, gue cuman ngobrol kok. Nugu? Namja chingu?”

“ah, sana-sana!” gue mengusir Are dan langsung pergi menghampiri Raka.

“abang lo beda ya sama lo!”

“maksud?”

“dia keliatan, eeemmmm lo tau cerdas gitu sih bawaannya.”

“dia itu justru lebih bego dari gue. Eh, maksudnya dia ngga secerdas itu kok. Eh iya, emang kenapa sama nama kontaknya? Terus kentara itu apa?” gue penasaran makannya gue nanya.

“kentara itu keliatan jelas. Lagian standar banget ngasih nama kontak pacar baby. Ga kreatif.”

Gue hanya bisa diam mendengar ceramah dari Raka.

“ya udah kalo gitu gue pulang,” sebenarnya gue juga kurang paham kenapa dia kesini. Tapi ya sudahlah masa pacar mau mampir ke rumah, gue tolak.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Mendung (Eccedentesiast)
9301      2304     0     
Romance
Kecewa, terluka adalah hal yang tidak bisa terhindarkan dari kehidupan manusia. Jatuh, terpuruk sampai rasanya tak sanggup lagi untuk bangkit. Perihal kehilangan, kita telah belajar banyak hal. Tentang duka dan tentang takdir yang kuasa. Seiring berjalannya waktu, kita berjalan maju mengikuti arah sang waktu, belajar mencari celah kebahagiaan yang fana. Namun semesta tak pernah memihak k...
Bimbang (Segera Terbit / Open PO)
6345      2031     1     
Romance
Namanya Elisa saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 Ekonomi di salah satu perguruan tinggi di Bandung Dia merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara dalam keluarganya Tetapi walaupun dia anak terakhir dia bukan tipe anak yang manja trust me Dia cukup mandiri dalam mengurus dirinya dan kehidupannya sendiri mungkin karena sudah terbiasa jauh dari orang tua dan keluarganya sejak kecil juga ja...
THE DARK EYES
732      414     9     
Short Story
Mata gelapnya mampu melihat mereka yang tak kasat mata. sampai suatu hari berkat kemampuan mata gelap itu sosok hantu mendatanginya membawa misteri kematian yang menimpa sosok tersebut.
desire and waiting
375      253     2     
Short Story
Semilir angin menerpa wajah dan helaian rambutku ,,, Ku ukir senyuman yang amat sangat indah dan tulus,, Sambil membawa kotak berwarnag merah dan di hiasi pita berwarna merah muda,,,
Nina si Gadis Penjual Kue
686      461     2     
Short Story
Tentang pemikiran seorang Nina yang harus bekerja sebagai gadis penjual kue yang harus merelakan masa anak anaknya terenggut. Dia mempunyai pemikiran yang sangat dewasa dan jarang terlintas di pikiran orang seusianya bahkan yang lebih tua darinya. Dari Nina kita belajar banyak hal tentang kerasnya perjuangan hidup.
Broken Promises
957      632     5     
Short Story
Janji-janji yang terus diingkari Adam membuat Ava kecewa. Tapi ada satu janji Adam yang tak akan pernah ia ingkari; meninggalkan Ava. Namun saat takdir berkata lain, mampukah ia tetap berpegang pada janjinya?
Warna Rasa
13033      2280     0     
Romance
Novel remaja
The Virtual Line
451      311     1     
Short Story
Rachel was a young girl in a miserable life. When the future seemed so dark, she decided to take a leap of faith.
My Doctor My Soulmate
126      112     1     
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...
ANSWER
712      439     6     
Short Story
Ketika rasa itu tak lagi ada....