Yang pertama dan terburuk dari semua penipuan adalah menipu diri sendiri “Philip James Bailey ~ Penyair”

PRANCIS, MARET 2023

Sebuah siluet hitam seorang pria terlihat berdiri di ujung dermaga sebuah pelabuhan tua bernama Racine yang terletak di La Hague, Paris. Pria itu bernama Kim Jongin atau lebih akrab dipanggil Kai, salah satu aktor sekaligus model papan atas Korea yang dulu digandrungi dunia.

Tidak hanya aktor papan atas, pria berkulit eksotis dengan paras di atas rata-rata dengann julukan “Ares” sang dewa perang kekasih Aprhodite itu adalah seorang CEO dari perusahan multidimensional dunia, KIM Company.

Tidak ada satupun yang tahu bahwa hampir tiga tahun lamanya Jongin selalu berkunjung ke pelabuhan tua itu pada tanggal dan jam yang sama. Entah apa yang sebenarnya dilakukan Jongin, yang pasti pria berparas tampan itu hanya berdiam diri dengan mata menerawang ke luasnya samudra biru.

Bersamaan dengan derai ombak yang menghantam bibir dermaga, sebuah bulir kristal jernih jatuh tanpa permisi menderai wajah datar Jongin. Tangan lentiknya perlahan terangkat, menyeka buliran itu tanpa memindahkan atensinya. Luka, kepedihan, dan penyesalan, gambaran itulah yang bisa kita lihat saat ini dari manik mata coklat Jongin.

Jongin akan melangkah pergi ketika senja perlahan menghilang di ufuk barat. Berjalan perlahan diiringi suara burung camar yang terbang kelangit bersamaan suara nyaring klakson kapal yang melewati dermaga. Atensi Jongin akan kembali menghadap samudra saat dirinya di ujung dermaga. Kembali menatap luasnya samudra biru yang membuatnya merasa sangat kecil.

“Tunggu aku sedikit lebih lama. Aku akan mengubah takdir kejam diantara kita.” Batin Jongin.

Diapun segera beranjak pergi bersama dengan angin malam yang bergembus melewati dermaga tanpa permisi.

-- ?à?? --

KOREA, MARET 2019.

Seorang pria dengan kulit eksotis terlihat tengah tertidur di ranjang sebuah salah satu apartment mewah dsi kawasan Han River Bamseom Apartments. Tidak jauh dari tempat pria itu tidur, terlihat seorang wanita yang tengah membuka tirai jendela kaca. Menampakan pemandangan indah sungai han dan mengijinkan sinar sang surya masuk menyinari ruangan tersebut.

“Jongin-ssi, bangunlah.” Ucap wanita itu sambil menepuk pelan pundak Jongin, pria eksotis yang tengah tertidur lelap.

?Srettt..

Tubuh wanita itu terhuyung ke depan sanat tangan Jongin menarik tubuh mungilnya masuk ke dalam dekapannya.

“Jatahku.” Ucap Jongin pelan.

Park Sungrin nama lengkap wanita itu hanya mengangguk sebagai balasan dari ucapan Jongin. Perlahan diapun mulai membelai rambut Jongin pelan dan sesekali memijatnya lembut. Pelukan tiba-tiba Jongin memang bukan pertama kali diterima Sungrin. Hampir sebulan setelah mereka menikah, Jongin tidak pernah absen untuk mendekap erat tubuh mungilnya.

Seperti kisah klasik bak drama pernikahan pada umumnya, mereka berdua menikah bukan atas dasar saling mencintai atau menyukai satu sama lain melainkan perjodohan paksa karena kebutuhan dan balas budi serta ada hal lain juga yang memicu mereka untuk menikah, bukan MBA.

Semula pernikahan ini ingin dirahasiakan dari publik tetapi apa daya ketika ayah Jongin, Kim Jonghoon tidak menyetujuinya dan langsung memberitahukan media bahwa pewaris tunggalnya telah menikah dengan calon pilihannya. Siapa yang tidak mengenal Kim Jonghoon, pemilik Kim Company, perusahaan yang sudah mengusai hampir seluruh pasar dunia. Tentu kau bisa melakukan apapaun, termasuk menjaga kerahasiaan sosok istri Jongin. Jika tidak, mungkin saat ini Sungrin sudah dikerjar-kejar wartawan atau paling parah babak belur di hajar fans fanatik suaminya.

“Waktunya habis, bangunlah.” Tidak ada jawaban yang terlontar dari mulut Jongin.

Dia enggan untuk bangun dan mala semakin serat memuluk tuuh Sungrin. Menghirup aroma bedak bayi yang selalu menjadi ciri khas wangi tubuhnya.

“Sungguh saat ini aku tidak ingin membuatmu duduk di kursi roda lagi Jong. Jadi cepatlah bangun.” Ucap Sungrin pelan dan datar namun syarat akan ancaman.

Sontak mata Jongin terbuka lebar dan segera berlari ke arah kamar mandi. Apa kalian ingat saat Jongin muncul di publik dengan kursi roda 1 tahun lalu? Semua itu terjadi karena Sungrin yang menendang tulang kering Jongin hingga memar dan retak. Tidak ada yang menyangka jika seorang wanita berpenampilan nerd kelahiran tahun 1994 seperti Park Sungrin memiliki sabuk hitam Taekwondo tingkat tiga.

Sungrin hanya menghembuskan nafas pelan dan segera merapikan dirinya. Dia bangun dan melakukan pekerjaan sebagai istri yang baik seperti biasa.

? Ting-tong...ting-.tong...ting-tong...

Bel pintu berbunyi nyaring beberapa kali. Sungrin membukanya dan mendapati manager suaminya tengah berdiri di sana dengan wajah dingin seperti biasa.

“Di mana Jongin?” Tanyanya dan langsung menerobos masuk sebelum dipersilahkan.

“Dia sedang mandi, maaf.” Lirih Sungrin pelan.

“Apa!! Astaga, kau ini bagaimana. Dasar istri tidak berguna. Parasit.” Omel Manager Nam.

“Jusungheyo.” Cicit Sungrin pelan.

“Aishhh, dasar parasit, Seharusnya Krystal yang berada di samping Jongin.” Sungrin hanya menunduk mendengarkan segala macam kata kasar dari manager suaminya itu.

Sejak awal pernikahan ini diumumkan, manager Nam adalah orang yang terang-terangan menentangnya. Dia tidak menyukai penampilan Sungrin yang kampungan, nerd, dan tidak selevel dengan Jongin. Baginya Jongin itu Beauty dan Sungrin itu Beast. Dia adalah Beast yang tidak akan pernah dicintai dan layak bersanding dengan Beauty.

“Ambilkan minum.” Perintah manager Nam dengan seenaknya.

.

Sungrin bergegas menuju dapur dan menyajikan segelas orange juice dengan hati-hati di hadapan Manager dengan paras gemuk dan pipi chubby itu.

“DIMANA HANDUKNYA!” Teriak Jongin lantang dari dalam kamar mandi.

Sungrin yag mendengar teriakan Jongin, bergegas mangambil handuk dan menyerahkan kepada Jongin diiringi omelan dari manager Nam tentang ketidak becusannya merawat Jongin.

“Manager Nam sudah datang.” Kata Sungrin pelan seraya memberikan handuk kepada Jongin.

“Aku tahu!!!”. Ucap Jongin dingin.

Sungrin hanya diam dan menghela nafas sambil mengelus dadanya pelan. Dia sudah sangat terbiasa dengan kepribadian Jongin yang selalu seenaknya sendiri dan berubah-ubah sesuai moodnya. Mereka memang baru menikah dua bulan yang lalu, tetapi Sungrin telah hidup satu tahun bersama dengan keluarga suaminya. Bisa dikatakan dia cukup mengenal Jongin dengan baik.

“Ayo.” Perintah Jongin sesaat keluar dari kamar.

“Tidak sarapan?” Tanya Sungrin pelan.

Jongin memilih untuk tidak menjawab pertanyaan dari istrinya itu. DIa membuka pintu dan segera menghilang dari hadapan Sungrin. Sama sekali tidak menggubris apa yang Sungrin katakan.

“Kami sudah terlambat dan kau menyuruhnya sarapan, Dasar bodoh.” Cibir manager Nam.

Sungrin hanya menunduk mendengar ucapan kasar yang memang selalu terlontar dari mulut manager Nam untuknya.

“Hyung!!” Panggil Jongin dingin dari luar.

Sungrin mendongak, menyadari bahwa Jongin masih di sana dan mendengar ucapan manager Nam kepadanya tetapi Dia tidak melakukan apapun. Spertinya Sungrin memang harus berjuang lebih keras untuk pernikahan mereka.

“Tunggu. Kau, jangan lupa bersihkan basemant ruang latihan, siang ini akan dipakai.” Perintah Manager Nam sambil menunjuk Sungrin.

? Brakk!!

Sungrin terlonjak kaget mendengar suara bantingan pintu yang cukup keras dari manager Nam. Sekali lagi dia hanya bisa menghela nafas. Menatap sedih ke arah meja makan yang menyajikan sepiring nasi goreng seafood yang tidak tersentuh sama sekali.

“Heol, setidaknya makan sedikit, aku sudah susah payah membuatnya.” Sungut Sungrin kesal.

Cinta ibarat seekor burung yang cantik, meminta untuk ditangkap tapi menolak untuk disakiti “Kahlil Gibran ~ Penyair”