Loading...
Logo TinLit
Read Story - Intuisi
MENU
About Us  


Keesokan harinya, aku pergi ke kelas XII 3 saat jam tambahan materi telah selesai.  Kelas dari Arda--cowok yang kemarin meminjamkan jaketnya padaku. Aku berjalan menyusuri koridor. Sendirian. Tadinya aku sempat memaksa Yura untuk menemaniku. Tapi Yura ada urusan yang katanya lebih penting dengan Doni--pacarnya. 
"Maaf Sit, ini gue ada urusan yang lebih penting. Lebih penting dari urusan Lo. Ini menyangkut nyawa gue Sit." Sedikit lebay memang. Tapi itulah Yura. Dua hari yang lalu dia baru saja jadian dengan Dodi. Jadi, pantas jika dia terlalu lebay menyikapi semua yang berhubungan dengan pacar barunya itu. 

Aku sudah sampai di depan kelas X11. MIPA 3. Terlihat dari luar, kelas sangat ramai. Suara sorakan, suara jerita dari para cewek, dan suara siulan dari para cowok terdengar jelas dari luar. Aku melangkahkan kakiku lebih dekat ke arah pintu kelas. Ku buka pintu yang dari tadi tertutup itu. Terlintas, aku melihat keramaian kelas. Dan suara seseorang sedang menyanyi. Aku terkejut saat mendengarnya. Bukan karena suaranya, tapi karena lagunya. Lagu itu salah lagu yang selalu mengingatkanku tentang Rian. Dulu Rian suka sekali menyanyikan lagu itu untukku. Tiba-tiba langkahku termundur. Aku mengurungkan niatku untuk memasuki kelas dan mengembalikan jaket cowok itu. Karena semakin aku memasuki ruangan itu, semakin aku mendengar lagu itu lebih jelas, juga semakin aku mengingat Rian. Dan aku takut hatiku tidak siap menghadapinya. Dan aku juga takut mataku kehilangan air sungainya kembali--seperti kata Rian dulu kalau melihatku menangis. 

Aku berlari menuju kelasku lagi. Sebelumnya, sepanjang jalan menuju kelas banyak yang menatapku dengan tatapan tak suka. Apalagi saat aku ada di depan kelas Arda. Mereka seakan memberiku isyarat agar aku jauh-jauh dari sana. Aku tak menghiraukannya. Bagiku itu adalah hal biasa, jadi aku sudah terbiasa. Hanya satu yang aku takutkan. Bertemu Zalfa dan gengnya. Dan benar saja aku kembali bertemu mereka. Tepat sebelum aku memasuki kelas. Dia menyeret ku. Aku memberontak saat mereka memaksaku ikut dengannya. Tapi aku akhirnya mengalah, karena tanganku sekarang sudah sakit bahkan memerah karena terus ditarik oleh Zalfa dan gengnya. Sepanjang jalan, mereka yang melihatku diperlakukan begini oleh Zalfa kembali diam seperti biasa. Mereka tidak ingin berurusan dengan Zalfa. Karena sekali mereka mengusik Zalfa, maka hidup mereka akan selalu merasa tersiksa. Sepertiku sekarang. 

"Aku mau dibawa ke mana Zal?" 
"Ikut aja apa susahnya?!!" Dia mengeratkan tangannya dan ini membuat lenganku semakin sakit saja. 

???

Tepat di gudang, Zalfa mendorongku. Dan ini membuat barang-barang yang ada menjadi berantakan. Aku meringis kesakitan. Mereka mendekatiku. Aku semakin dibuatnya takut. Aku hanya memeluk jaket yang aku bawa untuk sedikit membuatku tenang. 

"Kalian mau ngapain lagi?" 
Zalfa meraih kerah seragamku. Dan ini membuat deru napasnya aku rasakan. 
"Lo ngapain di depan kelas duabelas tiga hah?!" Tanyanya sambil kembali mendorongku ke arah tumpukan kardus. 
"Aku gak ngapa-ngapain." 
"Jangan bohong! Lo tadi sempat mau masuk ke kelas itu kan hah?!" 
"Akun-akun hanya mau ngembaliin ini aja kok." Aku menunjukkan jaket yang aku peluk. 

Mereka kompak memandang ke arah jaket itu. Dan aku kembali terkaget saat tiba-tiba Salsa merebut jaket yang aku pegang. Salsa terlihat mengamati jaket itu dengan teliti. 
"Zal, ini itu jaketnya Arda. Gue yakin itu." Ucap Salsa. 
Zalfa yang mendengar itu, langsung berbalik menatapku tajam. Rasanya dia seperti ikan hiu yang melihat ikan hiu lain yang telah memasuki kawasannya. Dia tidak suka. Aku diam tertunduk. Aku tak berani mengucapkan satu katapun untuk melawan Zalfa apalagi berteriak meminta tolong. Jika aku teriak pun, sudah jelas tidak ada yang akan datang. Walau ada yang mendengar sekalipun tidak ada yang peduli. Karena mereka semua tahu ini berhubungan dengan Zalfa. 

"Ini jaket siapa? Jawab!"
"Itu punya Arda." Jawabku dengan nada sedikit takut. 
"Arda? Arda Lo bilang?!" Aku mengangguk. 

Plak!! Lolos. Tamparan tangan Zalfa tepat mengenai pipi kiriku. Ake memegangi pipiku yang baru saja Zalfa tampar dengan air mata sudah membanjiri di sana. Aku tidak tahu apa yang telah membuat Zalfa semarah itu. 

"Nangis! Nangis! Lo hanya bisa nangis! Sekarang jawab gue! Kenapa jaket Arda biasa ada di Lo cupu?!" 
"Jawab!" Bentak Auly dan Salsa. 
"Lo jangan coba-coba deketin Arda! Karena Arda milik gue!" Aku tahu sekarang apa yang membuat Zalfa marah. Dia suka sama Arda. Dan dia mengira aku telah mendekati Arda. 
"Sekarang jawab! Kenapa jaket Arda ada di Lo?!" 
"Kemarin dia yang meminjamkan sama aku." Jawabku benar-benar dengan suara parau. 

Plak!! Tamparan kedua lolos kembali tepat di pipi kananku. 

"Ish" aku meringis kesakitan. Benar-benar sakit. Aku sempat berpikir, apa segitu bencinya Zalfa padaku? Mataku sudah memerah karena sedari tadi aku menagis. Tanganku juga memerah karena seretan tangan Zalfa dan gengnya tadi. Juga pipiku sudah merah karena tamparan Zalfa yang lolos dua kali. Ditambah lagi, sudut bibirku juga sudah berdarah. Sakit. Semua yang u rasakan benar-benar sakit. Aku hanya membatin, kapankah semua ini akan berakhir?. 

"Jawab yang bener! Kenapa jaket Arda ada di Lo hah?! Kali Lo gak jawab, gue bakalan tampar Lo sekali lagi." 

Sebelum tangan Zalfa benar-benar mengenai pipiku lagi, tiba-tiba ada yang mencekalnya. Dia adalah Arda. Cowok yang kemarin meminjamkan jaketnya padaku. Dan kali ini dia kembali menyelamatkanku. 
"Dia jawab jujur."
Zalfa menatapku tajam saat dia hendak keluar dari gudang ini. Dan Arda, dia membantuku berdiri. Arda memelukku. Dan ini membuat rasa takut dan gemetarku sedikit mereda. Dalam pelukannya tangisku kembali pecah di sana. Arda menepuk punggungku dan berkata, "jangan menangis terlalu sering. Nanti air sungai di mata Lo habis." 

Deg! Itu adalah kata yang sering Rian ucapkan dulu padaku. Sontak aku melepaskan pelukan Arda. Arda juga sedikit memandangku bingung. 

"Kenapa?" 
Aku kembali teringat Rian. Aku benar-benar merindukan Rian. Dan ini membuat air mataku yang tadinya mereda kembali mengalir.
"Hey, jangan ngangis terus. Ada gue di sini." Arda kembali membawaku dalam pelukannya. 

Andai kamu itu Rian. Tapi kamu bukanlah Rian. Kamu hanya Arda yang seolah menjelma menjadi Rian. Batinku. 

Setelah sedikit merasa tenang, Arda mengajakku keluar dari gudang ini. Sempat aku bertanya pada diriku sendiri, kenapa dia peduli padaku? Kenapa dia peduli pada cewek yang cupu sepertiku? Tapi aku segera menepis pemikiran ku yang terlalu berpikir negatif tentang Arda. 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

1 0 0 1 0 1
Submit A Comment
Comments (10)
  • Irmafer

    We love Sitta

    Comment on chapter One
  • Revaa

    Lanjut thor say, wkwk

    Comment on chapter Four
  • Nida

    Lovelove

    Comment on chapter Prolog
  • Alya

    Ternyata Arda. Lovelove my hero,ups sitta'hero wkwk

    Comment on chapter Three
  • Alya

    Huh, siapa cowok itu...

    Comment on chapter Two
  • nfyhazizah

    Yang sabar ya sitta... Lovelove

    Comment on chapter One
  • Alya

    Rian kenapa pergi huh

    Comment on chapter Prolog
  • nfyhazizah

    Bikin penasaran Riannya..

    Comment on chapter One
  • risaaryani

    Greget kayak pengen gigit si Zalfa sama gengnya! Pengen nampol nih tangan. Aargh

    Comment on chapter Two
  • risaaryani

    Sittaaa????

    Comment on chapter One
Similar Tags
Chasing You Back
419      295     1     
Romance
Sudah 3 tahun, Maureen tidak pernah menyerah mengejar pangeran impiannya. Selama 3 tahun, pangeran impiannya tidak mengetahui tentangnya. Hingga suatu saat, Pangeran Impiannya, Josea Josh mulai mendekati Maureen? Hmmm ..
Weak
261      211     1     
Romance
Entah sejak kapan, hal seromantis apapun kadang terasa hambar. Perasaan berdebar yang kurasakan saat pertama kali Dio menggenggam tanganku perlahan berkurang. Aku tidak tahu letak masalahnya, tapi semua hanya tidak sama lagi. Kalau pada akhirnya orang-orang berusaha untuk membuatku menjauh darinya, apa yang harus kulakukan?
Pesona Hujan
1134      612     2     
Romance
Tes, tes, tes . Rintik hujan kala senja, menuntun langkah menuju takdir yang sesungguhnya. Rintik hujan yang menjadi saksi, aku, kamu, cinta, dan luka, saling bersinggungan dibawah naungan langit kelabu. Kamu dan aku, Pluviophile dalam belenggu pesona hujan, membawa takdir dalam kisah cinta yang tak pernah terduga.
My Noona
6193      1516     2     
Romance
Ini bukan cinta segitiga atau bahkan segi empat. Ini adalah garis linear. Kina memendam perasaan pada Gio, sahabat masa kecilnya. Sayangnya, Gio tergila-gila pada Freya, tetangga apartemennya yang 5 tahun lebih tua. Freya sendiri tak bisa melepaskan dirinya dari Brandon, pengacara mapan yang sudah 7 tahun dia pacariwalaupun Brandon sebenarnya tidak pernah menganggap Freya lebih dari kucing peliha...
ATHALEA
1423      642     1     
Romance
Ini cerita tentang bagaimana Tuhan masih menyayangiku. Tentang pertahanan hidupku yang akan kubagikan denganmu. Tepatnya, tentang masa laluku.
My Sweety Girl
11726      2644     6     
Romance
Kenarya Alby Bimantara adalah sosok yang akan selalu ada untuk Maisha Biantari. Begitupun sebaliknya. Namun seiring berjalannya waktu salah satu dari keduanya perlahan terlepas. Cinta yang datang pada cowok berparas manis itu membuat Maisha ketakutan. Tentang sepi dan dingin yang sejak beberapa tahun pergi seolah kembali menghampiri. Jika ada jalan untuk mempertahankan Ken di sisinya, maka...
As You Wish
410      291     1     
Romance
Bukan kisah yang bagus untuk dikisahkan, tapi mungkin akan ada sedikit pelajaran yang bisa diambil. Kisah indah tentang cacatnya perasaan yang biasa kita sebut dengan istilah Cinta. Berawal dari pertemuan setelah 5 tahun berpisah, 4 insan yang mengasihi satu sama lain terlibat dalam cinta kotak. Mereka dipertemukan di SMK Havens dalam lomba drama teater bertajuk Romeo dan Juliet Reborn. Karena...
Warna Jingga Senja
4396      1214     12     
Romance
Valerie kira ia sudah melakukan hal yang terbaik dalam menjalankan hubungan dengan Ian, namun sayangnya rasa sayang yang Valerie berikan kepada Ian tidaklah cukup. Lalu Bryan, sosok yang sudah sejak lama di kagumi oleh Valerie mendadak jadi super care dan super attentive. Hati Valerie bergetar. Mana yang akhirnya akan bersanding dengan Valerie? Ian yang Valerie kira adalah cinta sejatinya, atau...
ketika hati menentukan pilihan
395      298     0     
Romance
Adinda wanita tomboy,sombong, angkuh cuek dia menerima cinta seorang lelaki yang bernama dion ahmad.entah mengapa dinda menerima cinta dion ,satu tahun yang lalu saat dia putus dari aldo tidak pernah serius lagi menjalani cintanya bertemu lelaki yang bernama dion ahmad bisa mengubah segalanya. Setelah beberapa bulan menjalani hubungan bersama dion tantangan dalam hubungan mereka pun terjadi mula...
Melihat Mimpi Awan Biru
4071      1346     3     
Romance
Saisa, akan selalu berusaha menggapai semua impiannya. Tuhan pasti akan membantu setiap perjalanan hidup Saisa. Itulah keyakinan yang selalu Saisa tanamkan dalam dirinya. Dengan usaha yang Saisa lakukan dan dengan doa dari orang yang dicintainya. Saisa akan tumbuh menjadi gadis cantik yang penuh semangat.