Loading...
Logo TinLit
Read Story - Menghapus Masa Lalu Untukmu
MENU
About Us  

         Semy berjalan ke lapangan futsal sekolah yang berdekatan dengan lapangan basket. Dia adalah siswa SMAN Harapan yang duduk di kelas dua IPA tiga. Semy merupakan salah satu siswa yang aktif di ekstrakulikuler futsal. Dia beserta teman-temannya sering mengikuti pertandingan futsal tingkat daerah dan terkadang juga memenangkannya. Seperti biasa, hari sabtu adalah waktu yang mereka gunakan untuk latihan futsal. Namun hari ini akan diadakan pertandingan futsal antara SMA. Sebelum pertandingan dimulai, Semy dan teman setim melakukan pemanasan tubuh terlebih dahulu.

“fokus, Sem!”kata Boby yang masih melakukan pemanasan. Boby adalah teman dekat Semy, dan dia adalah kapten futsal sekaligus teman sekelasnya.

“daritadi fokus kali.”kata Semy mengalihkan pandangan.

“anak basket hari ini gak latihan, jadi gak usah lihat lapangan basket terus.”

“haha, tahu aja. Kalau gak ada anak basket sepi juga ya.”kata Semy sambil melihat ke arah lapangan basket lagi.

“halah, bilang aja kamu pengen lihat cewek itu kan? dari dulu gitu-gitu mulu gak ada kemajuan.”

“apaan sih, gak semudah itu Bob.”kata Semy dan menyelesaikan pemanasannya.

“kamu terlalu takut dan bisamu cuma mata-matain aja. Awas, nanti keburu diambil orang. haha”kata Boby dengan nada menakuti.

“tau ah, lagian dia agak tomboy kayaknya gak mikir gituan.”

“terserah deh! Jadi orang pesimis mulu, kalau cinta ya harus diperjuangin dong.”kata Boby ketus.

Damai membuka jendela kamar sembari menghirup udara pagi yang masih segar. Biasanya saat libur sekolah seperti ini, dia akan bermain keluar bersama Andi. Namun saat ini tidak dilakukannya, karena kakinya yang terluka. Akhirnya dia memutuskan untuk bermalas-malasan di rumah sendirian. Karena pada hari sabtu, ibu dan adiknya masih masuk sekolah seperti biasa. Damai keluar kamar menuju meja makan. Disana dia melihat menu makanan lengkap yang telah disiapkan ibu sebelum berangkat sekolah. Dan yang pasti, nasi goreng tidak pernah ketinggalan di meja itu.

“iyakan, nasi goreng lagi. Ibu, sebenarnya nasi goreng maknanya apa sih? sampai segitunya gak mau ganti menu sarapan lain.”kata Damai mengomel sendirian.

Damai mengambil makanan itu, kemudian membawa ke ruang santai. Dia lebih suka makan sambil melihat televisi, daripada duduk di meja makan. Seperti biasa, yang dia lakukan saat di depan televisi adalah mengambil remote dan memencet chanel acara kartun. Dilain sisi Andi juga sendirian di rumah, karena bunda sudah berangkat ke sekolah. Andi bersiap-siap keluar rumah untuk pergi ke toko es krim yang biasa didatanginya bersama Damai. Dia berjalan menyusuri daerah perumahannya, dan berhenti di persimpangan jalan. Andi berhenti dan menengok rumah yang berada di kanan jalan itu. Dia melihat ke arah jendela rumah, dan memastikan bahwa Damai sudah bangun dari tidur. Hal yang sering Andi lakukan saat melewati rumah Damai adalah melihat jendela kamarnya. Andi melanjutkan langkah kaki menuju toko es krim yang jaraknya agak jauh dari daerah perumahan.

to: damai

aku lg otw ke sekolah nih.

sorry beb, gk bisa temenin kmu di rumah. hehe

from: nina

time: 08.45 am

to: nina

iyaa, aku paham, demi si boby kamu ngelakuin apapun.

fangirl garis keras. haha

from: damai

time: 08.50 am

to: damai

haha, gk apa”lah lgian dia gk tahu aku kok.

dripada sendirian, hubungi andi sana.

from: nina

time: 08.55 am

to: nina

susah jg ya, jadi pengagum rahasia. :p

gk ah, perasaan tiap hari ngrepotin dia mulu.

salam buat si kapten futsal ksyanganmu itu. hahaha

from: nina

time: 09.01 am

to: damai

tumben? kan emang kbiasaanmu ngrepotin dia :p

duh jd malu, tp emang dia kpten futsal ksyangan. haha

from: nina

time: 09.05 am

Andi membawa kresek putih berisi empat es krim, kemudian dibawanya pulang. Dia berjalan lebih cepat, karena tidak ingin es krim itu meleleh. Andi tidak memberi kabar Damai, jika dia akan datang. Andi memang cowok yang cuek dan dingin, namun terkadang saat dengan Damai rasa peduli itu tiba-tiba muncul. Dia kerap kali tiba-tiba datang membawa minuman di saat Damai selesai latihan basket. Tidak hanya itu, terkadang juga muncul saat Damai duduk sendirian di taman sekolah. Sebenarnya banyak hal yang dilakukan Andi secara tiba-tiba untuk Damai. Lima belas menit berjalan, akhirnya Andi tiba di rumah Damai.

 tok...tok..

“Andi, kamu ngapain kesini?”kata Damai dengan memandangi Andi.

“ini.”kata Andi dan memberikan kresek putih berisi es krim.

“wah, kamu bawa es krim? banyak juga ada empat. hehe”kata Damai sembari membuka kresek itu.

“satunya buat aku.”

“loh, kirain buat aku semua. Kalau gitu pasti sisanya buat aku kan?” hehe.

“gak, buat adik dan ibumu.”

“apaan, adik dan ibu gak mau makan es krim. Udah, ikhlasin aja buat aku semua. Ya? haha”.

“gak boleh, awas kalau kamu makan.”kata Andi sambil menatap Damai serius.

“huft, jadi orang pelit amat.”kata Damai dan mulai mengomel.

“kalau pelit, aku gak bakal ngasih es krim.”

“ya-ya-ya. Udah ah, ayo masuk!”kata Damai dan mengajak Andi masuk ke rumahnya.

Mereka duduk di depan televisi dan Damai mulai membuka bungkus es krim itu. Dia memakan perlahan sambil menikmatinya. Sedangkan Andi masih sibuk membuka es krim, kemudian dimakan juga. Terkadang saat tidak main diluar, Andi datang ke rumah Damai untuk sekedar mengobrol dan menonton televisi bersama. Kebiasaan ini telah mereka lakukan sejak SMP. Sehingga membuat ibu Damai percaya dengan Andi, dan telah menganggap Andi sebagai keluarga sendiri. Damai dan Andi mulai membicarakan beberapa hal, mulai dari sekolah dan lainnya.

“Ndi, aku buatin minum ya?”

“nanti aja. Kamu, lusa udah masuk belum?”kata Andi dan masih memakan es krim.

“ehm, belum tahu. Tapi aku pengen masuk sekolah sih. Oh, iya hari ini ada pertandingan futsal lho di sekolah.”

“pasti si Nina yang ngabarin kamu.”kata Andi.

“sampai hafal, iya siapa lagi kalau bukan dia. Kan kamu juga tahu, dia fans garis keras si Boby.”

“heran, cewek-cewek kalau suka cowok sampai segitunya.”

“tapi gak semua kayak gitu kok. ehm, Andi ngomong-ngomong kamu bisa main musik gak?”

“kenapa emangnya?”kata Andi membersihkan sisa-sisa es krim ditangannya.

“aku pengen belajar musik. hehe, tapi cewek tomboy kayak aku cocoknya main apa ya?”kata Damai sembari memandangi Andi.

“kamu gak cocok main musik, cocoknya main basket. Udah fokus itu aja, gak usah aneh-aneh.”kata Andi sambil melihat acara di televisi.

“yah, kan kalau bisa musik bisa nambah bakat. Kamu gak mau nyoba ikut kegiatan apa gitu, Ndi? Jangan belajar terus, bikin stres.”

“gak. Kalau pengen belajar musik, gak usah ajak-ajak aku. Aku gak minat ikut gituan.”

“yadeh terserah. Andi aku boleh ngomong sesuatu?”kata Damai sambil menatap Andi dengan serius.

“tanya aja, gak usah serius kayak gitu.”kata Andi sambil melihat Damai.

“kita kan udah lama temenan. Apapun terjadi padaku, kamu udah tahu semuanya karena aku percaya dan nyaman denganmu, Ndi. Aku harap kamu juga gitu ke aku, apapun yang terjadi kamu mau berbagi. Entah itu masa lalumu, aku harap kamu percaya dan bisa membaginya denganku.”kata Damai dengan nada serius dan suaranya sedikit serak.

“kamu bilang gitu, kayak aku lagi susah aja.”

“ya, kali ngomong serius kan gak apa-apa, Ndi.”kata Damai. Dia tahu bahwa selama ini Andi masih merahasiakan sesuatu darinya.

“iya, aku usahain. Tapi selama ini aku udah ceritain semua padamu.”kata Andi. Andi merasa, rahasia yang selama ini dia tutupi dari Damai mulai terlihat.

Mereka masih meneruskan obrolan hingga siang hari. Akhirnya Andi memutuskan pulang, dan mereka berpisah di depan pintu rumah. Andi berjalan meninggalkan Damai, dan pulang ke rumah. Damai menutup pintu kemudian berjalan ke kamarnya sembari melihat Andi dari balik jendela. Andi perlahan menjauh dan hilang di persimpangan dekat jalan rumahnya. Andi tidak ingin Damai tahu tentang seseorang di masa lalu yang sangat berarti bagi dia itu. Karena saat Andi membuka kembali cerita masa lalu, akan membuatnya sakit dan menyalahkan dirinya sendiri. Sebenarnya hingga saat ini, hati Andi masih rapuh karena cintanya kepada seseorang di masa lalu. Cinta yang masih dalam meskipun lima tahun telah berlalu. Waktu terus berjalan dan tidak disadari langit mulai menjadi gelap.

“ibu, besok senin aku mau masuk sekolah. Kakiku udah baikan kok, beneran.”kata Damai yang duduk di dekat ibunya.

“kak Damai, jangan maksa!”kata Diki sambil menonton televisi.

“kamu gak usah ikut-ikut. Oh iya, tadi Andi beliin es krim buat ibu dan Diki.”

“kalau gitu, Diki ambilin es krimnya ya?”kata ibu Damai.

“iya bu.”kata Diki kemudian berjalan ke dapur untuk mengambil es krim.

“ibu udah lama gak ngobrol banyak sama dia. Andi baik-baik aja kan? dia lagi ikut olimpiade lagi gak?”

“iya baik kok. Kalau olimpiade, aku gak tahu belum nanya. Pastinya dia bakalan mewakili sekolah lagi.”

“bu, ini es krimnya. Kak Andi itu kayak bukan manusia, dia gak ada kurang-kurangnya.”kata Diki sambil memakan es krim.

“anak kecil tahu apa. Semua manusia punya kekurangan, kak Andi juga punya kekurangan.”

“apa, Mai? gak heran kalau dia banyak yang suka, Andi gak cuma punya wajah ganteng, tapi otak dan fisik juga oke.”kata ibu.

“apa emangnya kak? Aku aja ngefans ke kak Andi.”

“kekurangannya adalah dingin, judes, cuek, jutek dan menyebalkan.”

“bukan judes, tapi dia itu pendiam. Kalau dia menyebalkan, kenapa kamu ngikutin dia terus?”kata ibu ketus.

“haha, rasain. Makanya kak Damai jangan ngejelekin kak Andi. Apapun yang dilakukan kak Andi gak masalah bagiku, orang ganteng mah bebas mau ngapain aja.”

“ibu, adik kok belain Andi terus. Duh terserah deh, belain aja terus.”kata Damai ketus.

Ibu dan Diki sangat senang, jika bertemu dengan Andi. Karena Andi sudah sangat dekat dengan ibu dan Diki serta sering keluar bersama. Diki juga terkadang membeli es krim bersama Andi di toko langganan biasanya. Tidak hanya itu, karena sudah dekat terkadang ibu juga membawakan bekal sekolah untuk Andi. Bunda Andi juga terkadang meminta Andi untuk mengajak Damai bermain di rumahnya. Hubungan keluarga Damai dan Andi terjalin dengan baik, sejak mereka mulai berteman pada saat SMP dulu. Akhirnya hal ini membuat Andi bertanggungjawab dengan Damai, dan perlahan dia ingin menjaga Damai kapanpun itu.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Meet You After Wound
285      241     0     
Romance
"Hesa, lihatlah aku juga."
fall
4878      1467     3     
Romance
Renata bertemu dua saudara kembar yang mampu memporak-porandakan hidupnya. yang satu hangat dengan segala sikap manis yang amat dirindukan Renata dalam hidupnya. satu lagi, dingin dengan segudang perhatian yang tidak pernah Renata ketahui. dan dia Juga yang selalu bisa menangkap renata ketika jatuh. apakah ia akan selamanya mendekap Renata kapanpun ia akan jatuh?
Cinta dan Benci
5131      1593     2     
Romance
Benci dan cinta itu beda tipis. Bencilah sekedarnya dan cintailah seperlunya. Karena kita tidak akan pernah tau kapan benci itu jadi cinta atau sebaliknya kapan cinta itu jadi benci. "Bagaimana ini bisa terjadi padaku, apakah ini hanya mimpi? Apakah aku harus kabur? Atau aku pura-pura sakit? Semuanya terasa tidak masuk akal"
Kamu!
2240      890     2     
Romance
Anna jatuh cinta pada pandangan pertama pada Sony. Tapi perasaan cintanya berubah menjadi benci, karena Sony tak seperti yang ia bayangkan. Sony sering mengganggu dan mengejeknya sampai rasanya ia ingin mencekik Sony sampai kehabisan nafas. Benarkah cintanya menjadi benci? Atau malah menjadikannya benar-benar cinta??
Infatuated
944      623     0     
Romance
Bagi Ritsuka, cinta pertamanya adalah Hajime Shirokami. Bagi Hajime, jatuh cinta adalah fase yang mati-matian dia hindari. Karena cinta adalah pintu pertama menuju kedewasaan. "Salah ya, kalau aku mau semuanya tetap sama?"
Dialogue
10222      2176     1     
Romance
Dear Zahra, Taukah kamu rasanya cinta pada pandangan pertama? Persis senikmat menyesapi secangkir kopi saat hujan, bagiku! Ah, tak usah terlalu dipikirkan. Bahkan sampai bertanya-tanya seperti itu wajahnya. Karena sesungguhnya jatuh cinta, mengabaikan segala logika. With love, Abu (Cikarang, April 2007) Kadang, memang cinta datang di saat yang kurang tepat, atau bahkan pada orang yang...
The Last Cedess
978      648     0     
Fantasy
Alam bukanlah tatanan kehidupan makroskopis yang dipenuhi dengan makhluk hidup semata. Ia jauh lebih kompleks dan rumit. Penuh dengan misteri yang tak sanggup dijangkau akal. Micko, seorang putra pekebun berusia empat belas tahun, tidak pernah menyangka bahwa dirinya adalah bagian dari misteri alam. Semua bermula dari munculnya dua orang asing secara tiba-tiba di hadapan Micko. Mereka meminta t...
complicated revenge
23055      3701     1     
Fan Fiction
"jangan percayai siapapun! kebencianku tumbuh karena rasa kepercayaanku sendiri.."
Blue Rose
315      262     1     
Romance
Selly Anandita mengambil resiko terlalu besar dengan mencintai Rey Atmaja. Faktanya jalinan kasih tidak bisa bertahan di atas pondasi kebohongan. "Mungkin selamanya kamu akan menganggapku buruk. Menjadi orang yang tak pantas kamu kenang. Tapi rasaku tak pernah berbohong." -Selly Anandita "Kamu seperti mawar biru, terlalu banyak menyimpan misteri. Nyatanya mendapatkan membuat ...
Why Joe
1382      715     0     
Romance
Joe menghela nafas dalam-dalam Dia orang yang selama ini mencintaiku dalam diam, dia yang selama ini memberi hadiah-hadiah kecil di dalam tasku tanpa ku ketahui, dia bahkan mendoakanku ketika Aku hendak bertanding dalam kejuaraan basket antar kampus, dia tahu segala sesuatu yang Aku butuhkan, padahal dia tahu Aku memang sudah punya kekasih, dia tak mengungkapkan apapun, bahkan Aku pun tak bisa me...