Loading...
Logo TinLit
Read Story - When I Was Young
MENU
About Us  

Takdir?

Kebetulan yang misterius

*****

 

Dana,

When The Wind Blows

 

“Sial!”

Pemuda itu merutuk sendirian di tengah hujan yang kian menderas. Angin pun bertiup kencang, lengkap sudah. Beruntung tidak ada guntur yang menyambar. Sementara pemuda itu terus melaju. Dana, tangan kirinya mengulir gas. Semakin cepat.

“Ah!” pemuda itu mencopot helmnya dengan cepat lalu buru – buru ia mengecek buku di dalam tasnya. Syukurlah, selamat. Hanya bagian luar dari tasnya yang basah.

“Dana, sudah pulang?” teriak ibunya dari dalam rumah.

“Iya, Bu.” Dana menjawab singkat kemudian melepas sepatunya dan berjalan masuk ke rumah.

“Hujannya sangat deras hari ini. Kamu tidak apa – apa, kan?” tanya ibu Dana yang terlihat sedang merapikan ruang tamu.

“Iya, Bu. Hanya basah sedikit.”

Mendengar jawaban putranya, ibu Dana serta – merta mendongak. Matanya membelalak mendapati Dana yang basah kuyup. Bahkan air di baju pemuda itu sampai menetes ke lantai.

“Apanya yang basah sedikit?!” ibunya mengecek baju Dana yang memang basah kuyup.

“Ah, Ibu berlebihan. Aku mau ganti dulu.” Dana kemudian melenggang ke kamar mandi setelah meletakkan tasnya di sofa.

“Ya. Ibu akan buatkan teh hangat untukmu.”

*****

Klik.

Dana menyalakan lampu kamarnya. Yang mulanya samar, kini terlihat jelas bagaimana keadaan kamarnya yang berantakan. Buku – buku pelajaran yang berserakan di kasur dan kertas coretan yang dibuang ke sembarang arah.

“Ini gara – gara pr Fisika tadi pagi.” ia menghembuskan napas dengan kasar.

“Baiklah, setelah ini waktunya bersih – bersih boy!” Dana kemudian melangkah menuju area kasurnya dan mulai merapikan buku – buku diktat yang tergeletak tidak beraturan. Ia menumpuk buku – buku itu menjadi satu, lalu meletakkannya di atas meja belajar yang terletak di samping kasurnya. Setelah selesai dengan buku, fokusnya teralih pada kertas – kertas coretan yang perlahan dipungutnya satu persatu.

“Dana, ini jahe angetnya diminum dulu!” terdengar suara teriakan neneknya. Pemuda itu kemudian bangkit keluar kamar setelah aktivitas bersih – bersihnya selesai.

Tadi bukannya ibu yang ingin buat teh hangat? Kenapa jadi jahe hangat?

Pikiran tidak penting itu melayang di otak Dana saat ia melangkah menuju dapur, menghampiri sumber suara.

*****

“Hangat.”

Dana menyesap minuman bikinan neneknya, lumayan untuk menghangatkan badan.

“Ah, tapi kenapa belakangan ini badanku rasanya sakit semua?” ia memegang lehernya yang terasa kaku.

“Aduh,” kali ini ia mencoba memijit sendiri lehernya tadi. Bukannya membaik, malah terasa semakin sakit.

Dana meletakkan jahe hangatnya di nakas.

“Oh, jaketku masih kugantung di teras!” pemuda itu kemudian bangkit dari tempat tidur lalu bergegas mengambil jaketnya.

“Syukurlah hujannya tidak bertambah deras.” Dana mengambil jaket Manchester United miliknya lalu segera masuk ke dalam, ia tidak mau kebasahan lagi tentunya.

“Bahkan setelah dikeringkan, wangi parfumnya belum hilang juga.” Dana kemudian menggantung jaketnya di tempat cucian biasa.

“Besok saja kucuci lagi.” Pemuda itu kemudian berjalan menuju kamarnya.

Tidak. Aku tdak ingin kenangannya hilang.

Siapa yang berbicara dalam pikirannya tadi?

Dana limbung. Ia memegang kepalanya yang mendadak pusing.

“Kenapa ini? Aku kan tidak bersama dengannya sekarang,” Dana masih berusaha menyeimbangkan tubuhnya lagi. Ia berjalan pelan ke kamar.

Ya, ini sebenarnya bukan hanya terjadi sekali, namun sudah terjadi berulang kali. Persis semenjak ia mengenal gadis itu. Dirinya sendiri juga tidak tahu apa yang sedang terjadi, atau apa yang telah terjadi. Dan satu lagi, sudah beberapa bulan ia merasa dibuntuti oleh seseorang, atau bahkan sesuatu. Orang itu, kelihatannya bayang – bayang seorang wanita yang mengenakan pakaian serba putih. Entahlah.

Dana merebahkan tubuhnya ke kasur. Matanya menatap langit – langit kamarnya. Lama sekali. Pemuda itu kemudian meraba dareah sekitar bantalnya.

Ketemu!

Dia segera mengaktifkan handphonenya dan mengetik sesuatu dengan cepat di layar. Yang muncul kemudian adalah foto – foto gadis berusia 14 tahun. Teman sekelasnya.

“April, tidak mungkin aku menyukainya!” tapi, tanpa sadar ia menatap foto – foto gadis itu beberapa saat. Dan sensasi aneh itu muncul kembali. Kepalanya berdenyut – denyut, lintasan waktu itu juga kembali memenuhi ruang kepalanya.

“April, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kamu juga bisa melihat bayangan putih itu?” Dana menutup matanya, tidur.

*****

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
FORGIVE
2127      747     2     
Fantasy
Farrel hidup dalam kekecewaan pada dirinya. Ia telah kehilangan satu per satu orang yang berharga dalam hidupnya karena keegoisannya di masa lalu. Melalui sebuah harapan yang Farrel tuliskan, ia kembali menyusuri masa lalunya, lima tahun yang lalu, dan kisah pencarian jati diri seorang Farrel pun di mulai.
The Red Eyes
24454      3809     5     
Fantasy
Nicholas Lincoln adalah anak yang lari dari kenyataan. Dia merasa dirinya cacat, dia gagal melindungi orang tuanya, dan dia takut mati. Suatu hari, ia ditugaskan oleh organisasinya, Konfederasi Mata Merah, untuk menyelidiki kasus sebuah perkumpulan misterius yang berkaitan dengan keterlibatan Jessica Raymond sebagai gadis yang harus disadarkan pola pikirnya oleh Nick. Nick dan Ferus Jones, sau...
Kafa Almi Xavier (update>KarenaMu)
766      454     3     
Romance
Mengapa cinta bisa membuat seseorang kehilangan akal sehatnya padahal prosesnya sesederhana itu? Hanya berawal dari mata yang mulai terpikat, lalu berakhir pada hati yang perlahan terikat. °°°°##°°°° Berawal dari pesan berantai yang di kirim Syaqila ke seluruh dosen di kampusnya, hingga mengakibatkan hari-harinya menjadi lebih suram, karena seorang dosen tampan bernama Kafa Almi Xavier....
Aku menunggumu
4536      955     10     
Romance
Cinta pertamaku... dia datang dengan tidak terduga entahlah.Sepertinya takdirlah yang telah mempertemukan kami berdua di dunia ini cinta pertamaku Izma..begitu banyak rintangan dan bencana yang menghalang akan tetapi..Aku Raihan akan terus berjuang mendapatkan dirinya..di hatiku hanya ada dia seorang..kisah cintaku tidak akan terkalahkan,kami menerobos pintu cinta yang terbuka leb...
Nirhana : A Nirrathmure Princess
16195      2402     7     
Fantasy
Depresi selama lebih dari dua belas tahun. Hidup dalam kegelapan, dan berlindung di balik bayangan. Ia hanya memiliki satu harapan, yang terus menguatkan dirinya untuk berdiri dan menghadapi semua masalahnya. Ketika cahaya itu datang. Saat ketika pelangi akhirnya muncul setelah hujan dan awan gelap selama hidupnya, hal yang tak terduga muncul di kehidupannya. Fakta bahwa dirinya, bukanlah m...
Sacrifice
6854      1743     3     
Romance
Natasya, "Kamu kehilangannya karena itu memang sudah waktunya kamu mendapatkan yang lebih darinya." Alesa, "Lalu, apakah kau akan mendapatkan yang lebih dariku saat kau kehilanganku?"
Pillars of Heaven
3020      968     2     
Fantasy
There were five Pillars, built upon five sealed demons. The demons enticed the guardians of the Pillars by granting them Otherworldly gifts. One was bestowed ethereal beauty. One incomparable wit. One matchless strength. One infinite wealth. And one the sight to the future. Those gifts were the door that unleashed Evil into the World. And now, Fate is upon the guardians' descendants, whose gifts ...
The Adventure of KANDINI
14313      2736     5     
Fantasy
Kandini adalah pejuang wanita yang banyak mengalami pengalaman yang sangat mengagumkan. Ikuti petualangannya ya!!!
Mencari Cinta Suamiku
669      361     2     
Romance
“Mari berhenti melihat punggung orang lain. Semua yang harus kamu lakukan itu adalah berbalik. Kalau kamu berbalik, aku ada disini.” Setelah aku bersaing dengan masa lalumu yang raganya jelas-jelas sudah dipeluk bumi, sekarang sainganku adalah penyembuhmu yang ternyata bukan aku. Lantas tahta apa yang tersisa untukku dihatimu?.
Cinta Tiga Masa
529      291     0     
Romance
Aku mencurahkan segalanya untuk dirimu. Mengejarmu sampai aku tidak peduli tentang diriku. Akan tetapi, perjuangan sepuluh tahunku tetap kalah dengan yang baru. Sepuluh tahunku telah habis untukmu. Bahkan tidak ada sisa-sisa rasa kebankitan yang kupunya. Aku telah melewati tiga masa untuk menunggumu. Terima kasih atas waktunya.