Loading...
Logo TinLit
Read Story - That Snow Angel
MENU
About Us  

PAN P.O.V

Aku mendapat telpon. Saat kulihat dari Peter. Mungkin dia sedang dengan Ash sekarang. Tadi aku membiarkan mereka berdua karena Peter sudah tidak bertemu dengannya selama sebulan dan juga mereka teman lama. Jadi aku membiarkannya. Aku mengangkat telponnya.

"Halo?" Katanya, "Pan kau sedang dengan anak- anak?"

"Iya," jawabku, "Kenapa memang? Bukannya kau sedang dengan Ash?"

"Kalian di mana?" Tanyanya, "Akan kususul."

"Apartemen John."

"Baiklah aku ke sana."

Dia langsung mematikan sambungannya. Beberapa waktu kemudian Peter bilang kalau dia sudah di bawah. Jadi John turun dan menjemputnya. Saat sudah sampai wajah Peter terlihat lemas sekali. Dia langsung membanting diri ke sofa. Kami semua bingung melihatnya. Saat bertanya pada John, dia bilang dia juga tidak tahu. Saat ditanya Peter tidak menjawab.

"Hei bung," panggilku, "Kau tidak apa?"

"Tidak," jawabnya.

"Kau kenapaaaa?" Tanya Gary.

"Pan," tiba- tiba dia memanggilku, "Jaga Kay baik- baik. Jika kau menyakitinya. Aku akan mematahkan semua tulang yang kau punya. Kau mengerti?"

"Apa?" Tanyaku lebih bingung. "Kau bicara apa sih?"

"Aku ditolak bung," katanya, "Aku ditolak!"

"Kau menembak Ash?" Tanya Gary sementara kita semua terkejut tidak percaya.

"Hmmm," jawab Peter.

"Wow," kata Gary, "Aku selalu suka nyalimu."

"Pan kau dengar aku?" Tanya Peter tapi suaranya mengancam. "Aku akan mengalah tapi aku akan tetap mengawasinya selama dia denganmu. Awas saja kau macam- macam."

"Kau ini," kataku, "Aku bahkan belum menembaknya. Bagaimana aku tahu dia menerimaku?"

Kita diam, suasananya tidak canggung. Tapi sangat- sangat hening. 

"Aku mengantuk," kata John, "Aku akan tidur. Daaah."

"Hei," kata Tim, "Kami juga mengantuk. Mana kasur gulungnya."

Daripada kita hening lebih baik kita tidur kan? Mengumpulkan tenaga lagi. Tapi masalah kata- kata Peter. Aku akan menanyakannya besok di makan malam. Apa dia akan menerimaku? Menerima perjodohannya? Kita lihat saja besok. Pokoknya aku sangat- sangat tidak sabar.

~~~

Aku sudah di restauran XXX, menunggu keluarga Reshton. Bukan mereka terlambat, karena memang janjinya jam 7 dan sekarang baru jam 7 kurang 15 menit. Karena di kehidupan bisnis lebih baik kau lebih pagi dari pada lebih siang.

5 menit kemudian keluarga Reshton masuk. Kami langsung berdiri dan bersalaman dengan mereka. Tidak perlu mengenalkan diri karena kami sudah mengenal satu sama lain. Tapi yang aku bingungkan keluarga Ash tersenyum?

"Kay sayang," kata mama memeluk Ash, "Bagaimana kabarmu?"

Ash mengangguk, "Baik."

"Wow," kata papa, "Kay sudah dewasa ya sekarang. Dia sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik."

"Terima kasih," kata Ash.

"Silahkan duduk," kata papa sambil tersenyum.

"Terima kasih,"

"Kita sudah melihat Pan kemarin," kata tante Lydia, "Dia juga tumbuh jadi pemuda tampan."

"Terima kasih," jawabku juga.

Selama makan, aku tidak akan berbohong. Suasananya sangat canggung. Mungkin karena kita sudah bertengkar lumayan lama. Jadi saat berkumpul akan seperti ini. Tapi untungnya paman Jack mencoba mencairkan suasana.

"Umm... Senang bertemu dengan kalian lagi," katanya, "Sudah berapa lama? Hampir 10 tahun ya?"

"Sangat lama ya," balas papa, "Dan sungguh. Atas nama keluarga Herrington. Kami sungguh turut berduka cita sebesar- besarnya atas apa yang terjadi pada Cody, Bertha, dan Rei."

"Terima kasih," jawab tante Lydia.

"Kami juga ingin meluruskan satu masalah," kata papa. Kita sudah mulai bicara serius sekarang. "Tentang rumor kalau keluarga kami yang menjadi dalang kejadian tersebut. Itu benar- benar tidak benar. Cody itu sahabatku dari dulu. Dia sudah seperti saudara bagiku."

"Jared," potong tante Lydia, "Kami tahu."

APA?! Sepertinya keluarga Herrington semua terkejut jadi kami menghentikan makan kami.

"Kami tahu bukan kau dalangnya," jelas tante Lydia, "Kau dikambing hitamkan oleh seseorang. Rumor yang bilang kalau kau yang menjelekkan pabrik kami itu tidak benar."

"Dan kabar kalau kalian menjelekkan perusahaan kami juga tidak benar," kata papa, "Kita sama- sama dikambing hitamkan?"

"Iya," jawabnya, "Kami menyelidiki investor yang hampir menarik investasinya di pabrik kami dan menanyakan dari mana dia mendapat kabar itu. Aku mendapatkan nama, dan sedikit data."

Paman Jack menaruh folder tipis di atas meja. Saat papa membukanya, papa terkejut. Orang itu, juga orang yang papa dapatkan. Dia yang menyebark rumor- rumor tak benar mengenai perusahaanku.

"Pratt Pevis," kata paman Jack, "Bekerja di Meritz sweet. Dia yang menyebarkan rumor- rumor tidak sedap tentang kita."

"Aku juga mendapat yang sama," kata papa mengeluarkan folder juga untuk paman Ash untuk melihat dan iya. Mereka orang yang sama.

"Jadi bagaimana sekarang? Apa yang sebaiknya harus kita lakukan pada Barrington?" Tanya paman Jack.

"Kita H legacy menarik semua investasi yang kita tanam di perusahaan mereka." Jawab papa.

"Begitu juga kami RD," kata tante Lydia.

Lalu kami menyelesaikan makan malam kami. Setelah menyelesaikan masalah itu, makan malam kami tidak canggung lagi.

"Aku sudah membaca surat dari Cody," kata papa.

"Surat?" Tanya tante Lydia. Sepertinya dia bingung.

"Iya," kata Ash, "Saat kebakaran itu papa memberiku koper. Isinya kebanyakan album- album foto dan ada beberapa surat. Salah satu suratnya untuk Tuan Jared."

Papa mengangguk, "Aku menangis membacanya jujur saja."

"Mau memberi tahu apa isi surat itu?" Tanya paman Jack.

Papa yang sedang minum langsung menggeleng, "Aku tidak membawa suratnya. Lagipula jika aku bacakan di sini aku bisa menangis lagi dan aku tidak mau itu."

"Aku bahkan tidak diberi izin untuk membacanya," kata mama, "Tapi aku melihat dia menangis."

Saat sudah selesai makan dan kami masih mengobrol. Tiba- tiba mama menanyakan hal yang aku tunggu- tunggu. Tapi setelah mama tanyakan aku jadi malu. Sangat- sangat malu.

"Jadi apa kalian tahu?" Tanya mama, "Saat kecil Kay dan Pan itu dijodohkan."

Kay yang sedang minum langsung tersedak sama seperti papa. Tapi dia lebih parah sampai batuk.

"Kau tak apa sayang?" Tanya tantel Lydia dan menepuk punggungnya.

Dia menggeleng, "Perjodohan?" Katanya tidak percaya.

Para orang tua tertawa, "Sebenarnya kami juga tahu tentang itu. Tapi kami sebagai orangtuanya memberi keputusan kepada anak- anak saja," kata paman, "Bagaimana dengan Pan dulu? Kau setuju?"

"Uhmm... aku terserah dengan Ash saja," jawabku.

Kay terlihat bingung, "Aku..."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Lukisan Kabut
567      408     4     
Short Story
Banyak cara orang mengungkapkan rasa sayangnya kepada orang lain. Hasilnya tergantung bagaimana cara orang lain menerima perilaku ungkapan sayang itu terhadap dirinya.
Hunch
39996      5599     121     
Romance
🍑Sedang Revisi Total....🍑 Sierra Li Xing Fu Gadis muda berusia 18 tahun yang sedang melanjutkan studinya di Peking University. Ia sudah lama bercita-cita menjadi penulis, dan mimpinya itu barulah terwujud pada masa ini. Kesuksesannya dalam penulisan novel Colorful Day itu mengantarkannya pada banyak hal-hal baru. Dylan Zhang Xiao Seorang aktor muda berusia 20 tahun yang sudah hampi...
What a Great Seducer Fist Series : Mengenalmu
17094      3060     6     
Romance
Bella, seorang wanita yang sangat menyukai kegiatan yang menantang adrenalin terjebak di dalam sebuah sekolahan yang bernama Rainwood University dengan profesinya sebagai Guru BK. Bukan pekerjaan yang diharapkan Bella. Namun, berkat pekerjaan itu takdir dapat mempertemukannya dengan Rion. Salah seorang muridnya yang keras kepala dan misterius. Memiliki nama samaran RK, Rion awalnya bekerja sebag...
Like Butterfly Effect, The Lost Trail
5941      1590     1     
Inspirational
Jika kamu adalah orang yang melakukan usaha keras demi mendapatkan sesuatu, apa perasaanmu ketika melihat orang yang bisa mendapatkan sesuatu itu dengan mudah? Hassan yang memulai kehidupan mandirinya berusaha untuk menemukan jati dirinya sebagai orang pintar. Di hari pertamanya, ia menemukan gadis dengan pencarian tak masuk akal. Awalnya dia anggap itu sesuatu lelucon sampai akhirnya Hassan m...
Delilah
9524      2049     4     
Romance
Delilah Sharma Zabine, gadis cantik berkerudung yang begitu menyukai bermain alat musik gitar dan memiliki suara yang indah nan merdu. Delilah memiliki teman sehidup tak semati Fabian Putra Geovan, laki-laki berkulit hitam manis yang humoris dan begitu menyayangi Delilah layaknya Kakak dan Adik kecilnya. Delilah mempunyai masa lalu yang menyakitkan dan pada akhirnya membuat Ia trauma akan ses...
ENAM MATA, TAPI DELAPAN
620      390     2     
Romance
Ini adalah kisah cinta sekolah, pacar-pacaran, dan cemburu-cemburuan
Mata Senja
703      473     0     
Romance
"Hanya Dengan Melihat Senja Bersamamu, Membuat Pemandangan Yang Terlihat Biasa Menjadi Berbeda" Fajar dialah namaku, setelah lulus smp Fajar diperintahkan orangtua kebandung untuk pendidikan nya, hingga suatu hari Fajar menemukan pemandangan yang luarbiasa hingga dia takjub dan terpaku melihatnya yaitu senja. Setiap hari Fajar naik ke bukit yang biasa ia melihat senja hingga dia merasa...
Do You Want To Kill Me?
6110      1733     2     
Romance
Semesta tidak henti-hentinya berubah, berkembang, dan tumbuh. Dia terus melebarkan tubuh. Tidak peduli dengan cercaan dan terus bersikukuh. Hingga akhirnya dia akan menjadi rapuh. Apakah semesta itu Abadi? Sebuah pertanyaan kecil yang sering terlintas di benak mahluk berumur pendek seperti kita. Pertanyaan yang bagaikan teka-teki tak terpecahkan terus menghantui setiap generasi. Kita...
Sekotor itukah Aku
22741      3874     5     
Romance
Dia adalah Zahra Affianisha. Mereka biasa memanggilnya Zahra. Seorang gadis dengan wajah cantik dan fisik yang sempurna ini baru saja menginjakkan kakinya di dunia SMA. Dengan fisik sempurna dan terlahir dari keluarga berada tak jarang membuat orang orang disekeliling nya merasa kagum dan iri di saat yang bersamaan. Apalagi ia terlahir dalam keluarga penganut islam yang kaffah membuat orang semak...
Cerita Si Jomlo
470      315     5     
Short Story
Kelamaan jomlo, membuat aku punya banyak cerita menarik tentang statusku itu. Salah satunya saat menghadiri acara resepsi pernikahan. Ingin tahu seperti apa cerita si jomlo ini? Yuk, baca....