Loading...
Logo TinLit
Read Story - That Snow Angel
MENU
About Us  

KAY P.O.V

"Ashelyn... Itu nama teman kecilku. Dia itu cinta pertamaku."

Itu namaku. Apa benar anak kecil yang selalu aku lihat itu dia? Apa benar dulu aku dan dia berteman? Kenapa hanya dia yang aku lupakan saat kecelakaan itu.

"Apa benar kau itu Ash yang aku kenal?" Tanya dia tiba- tiba, "Ash yang berjanji akan bersamaku selamanya?"

Tiba- tiba kepalaku sakit lagi. Terulang lagi.

"Ash kau tidak akan meninggalkanku kan?" Tanya anak laki- laki itu.

"Pertanyaan bodoh apa itu?" Tanyaku balik, "Tentu saja aku tidak akan meninggalkanmu."

Anak laki- laki itu mengeluarkan jari kelingkingnya padaku, "Kau janji kita akan selalu bersama sampai tua nanti?"

Aku juga mengeluarkan kelingkingku dan melilitkannya pada jarinya, "Aku Ashelyn K. Reshton berjanji akan selalu bersama Pan Herrington dan tidak akan meninggalkannya. Meskipun kita berpisah, aku janji akan kembali lagi padanya dengan cara apapun. Meskipun topan datang memisahkan kita aku akan... um..." aku berhenti sebentar untuk memikirkan kata- kata untuk melanjutkannya, "Aku akan terbang kembali ke sampingmu. Giliranmu."

"Aku Pan Herrington, berjanji akan selalu di samping Ashelyn K. Reshton. Meskipun ada gunung di antara kita. Aku akan mendakinya agar kita bisa bersama lagi. Meskipun ada yang memisahkan kita, aku berjanji aku pasti akan menemukanmu dan kita bisa bersama lagi."

Aku ingat. Aku ingat siapa dia. Aku ingat janjiku. Aku ingat. Aku ingat semuanya. Aku mengatur nafasku. Aku melihat Pan dan wajahnya sangat khawatir.

"Kau?" Tanyanya khawatir, "Kau tak apa?"

"Pan," kataku, "Aku ingat. Aku ingat kau siapa. Aku ingat janji yang pernah kita buat."

"Ash?" Tanya dia bingung. Lalu dia tersenyum sangat lebar, "Kau?! Kau Ashku!?"

PAN P.O.V

Itu kenapa namanya sangat familiar untukku. Dia itu Ashelyn K. Reshton teman kecilku. Aku benar- benar tidak percaya ini. Dia itu Ash? Ash yang aku kenal sejak kecil. Perempuan yang tidak pernah aku lupakan meskipun sudah meninggalkanku. Ash cinta pertamaku?

Dia mengangguk dan tersenyum padaku.

"Kau?" Tanyaku kaget, "Kau tersenyum? Ash... aku sangat rindu padamu," aku memeluknya, "Apa yang terjadi padamu? Kau ke mana saja?"

"Pan... sepertinya aku harus memberi tahumu sesuatu."

Aku melepaskannya dan kita berdua duduk, "Dan itu adalah?"

"Aku tahu kenapa aku tidak ingat denganmu. Saat aku berumur 5 tahun aku kecelakaan. Aku mengidap amnesia karena itu."

Aku hanya diam melihatnya. Butuh sesaat untuk memproses apa yang baru saja dia bilang. Jadi dia pernah amnesia? Pantas saja dia tidak mengingatku. Saat aku sadar, aku menggeleng kepalaku.

"Kau pernah amnesia?" Tanyaku masih sedikit tidak percaya, "Apa saja yang kau lupakan?"

Dia mengangkat bahu, "Aku melupakanmu."

"Lalu apalagi?"

"Aku tidak tahu," jawabnya.

Ada keheningan di sekitar kami selama beberapa saat.

"Tapi yang penting aku sudah menemukanmu," kataku, "Dan kau sudah mengingatku."

"Tapi setelah dipikir- pikir. Sepertinya aku sangat membutuhkan kecelakaan sekarang. Siapa tahu aku bisa melupakan semuanya." Katanya tiba- tiba.

"Apa?" Tanyaku terkejut, "Apa maksudmu dengan itu? Kau ingin melupakanku lagi?"

Aku menggeleng, "Tentu saja tidak, bodoh. Bukan kau yang ingin aku lupakan."

"Lalu?"

Dia melihat ke atas dan menghela nafas, "Nanti kau juga akan tahu," katanya. Lalu alarmnya berbunyi, menandakan kalau istirahat sudah selesai. Dia berdiri, "Ayo kembali ke kelas."

Dia berjalan di depanku, aku menarik tangannya. Dia melihat tangannya lalu melihatku.

"Kau tahukan," kataku, "Kau harus memberi tahuku segalanya."

Dia memasang senyuman terpaksa, "Tenang saja. Kau pasti akan tahu. Jika saatnya sudah tiba kau pasti tahu. Aku tahu itu. Biarkan waktu saja yang bekerja."

Lalu dia memberiku senyuman untuk memberi tahuku kalau dia baik- baik saja tapi aku tahu itu sebuah kebohongan. Aku tidak tega untuk menekannya lagi jadi aku hanya membalas senyumnya. Lalu aku merangkulnya agar dia merasa kalau aku tidak terlalu mepedulikannya.

"Ayo teman lama," kataku kegirangan, "Ayo kita pergi ke kelas."

Dia mencemooh, "Dan kau bilang aku itu cinta pertamamu."

Aku langsung diam membeku. Aku merasa tidak bisa bergerak. Aku baru sadar sesuatu.

"Tidak..." kataku. 

Dia memiringkan kepalanya melihatku.

Sial... apa yang sudah aku lakukan. Aku sudah memberi tahu semuanya padanya. Harga diriku, perasaanku. Astagahhhh mau ditaruh di mana wajahku ini...

"Aku memberi tahumu semuanya. Aku mengakui perasaanku. Arghhh," kataku sekarang histeris. Aku merasa wajahku memerah dan aku loncat- loncat. "Bagaimana ini? Perasaanku. Harga diriku turun. Huwaaaa aku maluuu."

Tapi aku mendengar suara tawa. Saat aku melihat Ash, dia sedang tertawa. Aku langsung tersenyum dan rasa maluku langsung hilang. Semuanya menjadi sepadan karena melihat tawanya itu. Aku menghampirinya dan mencubit pipinya karena gemas.

KAY P.O.V

Aku berusaha menahan tawaku. Tapi dia benar- benar kelihatan konyol. Loncat- loncatan seperti monyet terbakar. Aku tertawa dan dia berhenti. Lalu dia tersenyum, menghampiriku. Aku berhenti tertawa dan melihatnya.

Dia tiba- tiba mencubit pipiku, "Untunglah kau masih bisa tertawa. Aku rindu tawamu itu."

Aku memberinya senyuman kecil, dan menyingkirkan tangannya dari wajahku.

"Iya, iya," kataku, "Ayo ke kelas."

Aku berjalan di depannya. Dia mengikutiku di belakang mengeluarkan nafas lega.

"Tapi serius," katanya, "Aku merasa seperti orang bodoh sekarang. Huwaa aku benar- benar malu."

"Kau punya rasa malu?" kataku terkejut, "Aku terkejut."

"Haha," tawanya dengan sarkastik.

~~~

Setelah pulang sekolah, aku langsung keluar menuju gerbang tapi ternyata tante belum datang jadi aku terpaksa harus menunggu. Lalu ada yang menoelku berkali- kali.

"Hei teman lama," kata orang itu.

Aku menghelah nafas. Dia benar- benar beruntung kalau dia itu Pan. Kalau bukan aku pasti sudah menghajarnya.

"Teman lama?" Tanya teman- temannya. Mereka semua terdengar sangat terkejut. 

"Kawan- kawan," kata Pan, "Ashelyn ini ternyata teman kecilku. Dia perempuan yang meninggalkanku saat aku kecil."

Anak ini benar- benar memancingku, tapi itu memang benar jadi aku tidak bisa melawan. Aku hanya menatapnya dengan sangat tajam . Rasanya aku ingin membunuhnya dengan tatapanku.

Dia langsung mengangkat tangannya, "Hei... santai. Kau sedang apa?"

Aku tidak menjawabnya bukan karena marah tapi karena aku memang tidak mau menjawab.

"Menunggu jemputan?" tanyanya dan aku mengangguk, "Kau tahu... aku bisa saja mengantarmu jika kau mau."

Aku melihatnya dan tepat waktu. Aku melihat mobil tanteku sudah datang.

"Tidak perlu," kataku sambil berjalan pergi ke mobil tante.

Saat aku sudah di dalam. Tante melihat ke arah Pan dan teman- temannya.

"Siapa itu sayang?" Tanya tante, "Yang rambut pirang... Wajahnya familiar."

"Nanti aku ceritakan," jawabku.

"Apa mereka teman- temanmu?" Tanya tante sambil menyetir mobil.

Aku mengangkat bahu. Apa iya mereka teman- temanku. Well, secara ilmiah Pan itu teman lamaku. Tapi yang lain? Sepertinya belum.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
DanuSA
32622      4974     13     
Romance
Sabina, tidak ingin jatuh cinta. Apa itu cinta? Baginya cinta itu hanya omong kosong belaka. Emang sih awalnya manis, tapi ujung-ujungnya nyakitin. Cowok? Mahkluk yang paling dia benci tentu saja. Mereka akar dari semua masalah. Masalalu kelam yang ditinggalkan sang papa kepada mama dan dirinya membuat Sabina enggan membuka diri. Dia memilih menjadi dingin dan tidak pernah bicara. Semua orang ...
MANTRA KACA SENIN PAGI
3787      1358     1     
Romance
Waktu adalah waktu Lebih berharga dari permata Tak terlihat oleh mata Akan pergi dan tak pernah kembali Waktu adalah waktu Penyembuh luka bagi yang sakit Pengingat usia untuk berbuat baik Juga untuk mengisi kekosongan hati Waktu adalah waktu
Strange and Beautiful
4856      1333     4     
Romance
Orang bilang bahwa masa-masa berat penikahan ada di usia 0-5 tahun, tapi Anin menolak mentah-mentah pernyataan itu. “Bukannya pengantin baru identik dengan hal-hal yang berbau manis?” pikirnya. Tapi Anin harus puas menelan perkataannya sendiri. Di usia pernikahannya dengan Hamas yang baru berumur sebulan, Anin sudah dibuat menyesal bukan main karena telah menerima pinangan Hamas. Di...
Let me be cruel
7024      3269     545     
Inspirational
Menjadi people pleaser itu melelahkan terutama saat kau adalah anak sulung. Terbiasa memendam, terbiasa mengalah, dan terlalu sering bilang iya meski hati sebenarnya ingin menolak. Lara Serina Pratama tahu rasanya. Dikenal sebagai anak baik, tapi tak pernah ditanya apakah ia bahagia menjalaninya. Semua sibuk menerima senyumnya, tak ada yang sadar kalau ia mulai kehilangan dirinya sendiri.
ATHALEA
1423      642     1     
Romance
Ini cerita tentang bagaimana Tuhan masih menyayangiku. Tentang pertahanan hidupku yang akan kubagikan denganmu. Tepatnya, tentang masa laluku.
Teka-teki
333      198     2     
Short Story
Kare To Kanojo
6626      1773     1     
Romance
Moza tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah menginjak Negara Matahari ini. Bertemu dengan banyak orang, membuatnya mulai mau berpikir lebih dewasa dan menerima keadaan. Perbedaan budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Moza. Apalagi dia harus dihadapkan dengan perselisihan antara teman sebangsa, dan juga cinta yang tiba-tiba bersemayam di hatinya. DI tengah-tengah perjua...
Ngga tau ah: Gajelas
370      238     1     
Short Story
Bermula pas adekku dan temen deketku pulang kampung, entah kenapa aku malah sedih. Kenapa ya? Studi kasus: apa bener anak kos yang kelamaan gabut dirumah aja lebih dari sebulan bisa punya kemampuan untuk bicara dengan benda mati? Bantu jawab ya wkwk NB: Ini nama samaran semua ya wkwk
Mars
1222      653     2     
Romance
Semenjak mendapatkan donor jantung, hidup Agatha merasa diteror oleh cowok bermata tajam hitam legam, tubuhnya tinggi, suaranya teramat halus; entah hanya cewek ini yang merasakan, atau memang semua merasakannya. Dia membawa sensasi yang berbeda di setiap perjumpaannya, membuat Agatha kerap kali bergidik ngeri, dan jantungnya nyaris meledak. Agatha tidak tahu, hubungan apa yang dimiliki ole...
Salju di Kampung Bulan
2150      985     2     
Inspirational
Itu namanya salju, Oja, ia putih dan suci. Sebagaimana kau ini Itu cerita lama, aku bahkan sudah lupa usiaku kala itu. Seperti Salju. Putih dan suci. Cih, aku mual. Mengingatnya membuatku tertawa. Usia beliaku yang berangan menjadi seperti salju. Tidak, walau seperti apapun aku berusaha. aku tidak akan bisa. ***