Loading...
Logo TinLit
Read Story - 3600 Detik
MENU
About Us  

Sudah satu minggu ini aku belum bertemu kembali dengan seseorang itu. Dan satu minggu ini pula rasa penasaranku tak kunjung surut. Malah semakin membuncah menggebu - gebu. Tlah ku coba tuk mencari tapi hasilnya nihil. Aku tak menemukan keberadaan laki - laki tersebut.

Sebenarnya, aku ingin sekali bertanya kepada ketiga gadis cerewet yang duduk disekitarku, tapi aku malu. Karena selama ini, selama aku duduk ditempat ini, aku belum pernah menyapa mereka. Bahkan jarang berbicara dengan mereka. Hanya mengangguk atau menggeleng bila gadis yang duduk disebelahku bertanya. 

Namanya Nita, gadis yang cukup cerewet. Yang selalu tak pernah kehabisan topik untuk bahan gosip mereka. Nita duduk disebelahku. Yang kadang sesekali memyempatkan bertanya padaku ketika dia asyik mengobrol dengan dua gadis dibelakangnya. Sarah dan Juli. Yang kelakuannya juga tak beda jauh dengan Nita. Sama - sama cerewetnya. 

Sebenarnya, sudah dari beberapa hari yang lalu aku ingin bertanya pada mereka. Kenalkah mereka pada laki - laki itu? Tapi, aku masih ragu. Maju mundur untuk bertanya. Sampai tak terasa, bel pulang kembali berbunyi. Kembali menyurutkan niatku. 

Aku bergegas memberesi buku - buku ku. Dan bergegas beranjak dari dudukku. Berjalan keluar kelas tanpa pamit meninggalkan semua penghuni kelas yang masih beberes. Dan langkahku terhenti, ketika kulihat rintik - rintik air tlah menetes dari langit. Tanpa sadar aku menghela nafas.

Hujan lagi, batinku. 

Tapi, untung kali ini aku tak lupa membawa payung. Payung lipat yang bisa kumasukkan kedalam ranselku. Saat hendak membuka payung tersebut, tiba - tiba saja ada yang menepuk pundakku dari belakang. Membuatku langsung berbalik. Dan dengan sedikit kaget, ku lihat Nita tlah berdiri dibelakangku. Dengan senyum lebarnya khas iklan pasta gigi ditelevisi. 

"Ada apa?" tanyaku. Kepada gadis cerewet didepanku ini.

"Pulang nanti saja, ayo ikut kami dulu." katanya sambil mengapit lenganku. Dan menyeretku untuk mengikutinya.

"Eh, kemana?" tanyaku bingung.

"Nongkrong bareng anak - anak yang lain." jawabnya masih sambil menarik lenganku. Berjalan ke arah Sarah da Juli yang ternyata sedang menunggu kami. 

"Tapi, aku enggak bisa." kataku berusaha menolak. 

"Sambil nunggu hujan reda, ayo!" kata Nita tak bisa ditolak. Membuatku hanya pasrah. Apalagi ketika melihat senyum lebar dari Sarah dan Juli saat menyambut kami. Membuatku tak bisa berkata - kata. 

"Yey, akhirnya Tari ikut ngumpul juga." kata Sarah sambil merangkul lenganku yang satu. "Pulang sore kamu enggak dimarahin kan?" tanyanya lagi. 

"Memang kita mau kemana?" tanya ku masih bingung.

"Sekali - kali nongkrong bareng kita, diwarung depan sana." Sarah menjelaskan. Yang dibarengi dengan anggukan kepala Juli dan Nita. "Tapi bentar, masih nunggu satu orang lagi." Sarah melanjutkan. 

"Nunggu siapa?" tanyaku. 

"Aris." jawab Sarah. Yang hanya ku balas dengan anggukan saja. Karena aku tak mengenal siapa Aris yang Sarah maksud. Mungkin teman Sarah dari kelas lain. 

"Kamu enggak dimarahi kan kalau nanti pulang sedikit sorean?" ulang Sarah lagi. 

"Nanti pulang jam berapa?" tanyaku.

Sebenarnya, kedua orang tua ku tak akan marah bila aku pulang sebelum adzan berkumandang. Tapi ada rasa canggung bila ku ikut dengan mereka. Ingin ku tolak ajakan ketiga gadis yang berdiri didepanku ini, tapi takut mereka tersinggung. Aku harus bagaimana?

"Sebenarnya, aku ada acara." kataku akhirnya. beralasan. "Aku harus pulang cepat."

"Acara apa? Ayolah sekali - kali ikut ngumpul kita. Ya, ya, ya. ." bujuk Sarah. Kini, aku semakin tak enak. Otakku semakin berputar mencari berbagai alasan yang pas untuk menolak mereka. 

"Tapi. . ."

"Ayolah, Tar. Nanti kita yang akan bicara pada kedua orang tuamu. Bilang saja ada tugas gitu." giliran Juli yang bersuara. Membuatku semakin tersudut. Bingung harus bagaimana. 

Diam - diam aku menghela nafas pelan sebelum mengangguk mengiyakan.

"Yeii, gitu dong. Nanti kalau kedua orang tuamu marah, bilang saja. Besok kami akan kerumahmu untuk bilang." kata Sarah meyakinkan. Dan aku hanya bisa mengangguk.

"Bilang apa?" tanya seseorang. Membuat kami semua menoleh ke arahnya. 

Dan begitu mataku melihat sosok itu, seketika seakan waktu berhenti. Membuat jantungku kembali berdegup kencang.

Dia. .

"Lama banget sih, Ris!" Sarah memprotes. 

"Belum ada satu jam kan kalian nunggu?" Laki - laki itu tak menjawab pertanyaan dari Sarah. Malah melontarkan pertanyaan lain.

"Udah enggak usah debat. Yuk, buruan cuss!" Juli menengahi. Membuat laki - laki bernama Aris itu melangkah lebih dulu mendahului kami. 

Dan tahukah kalian, bagaimana keadaan jantungku ketika laki - laki itu melewatiku? Semakin berdegup kencang. Ya, Tuhan, semoga dia tak mengingatku. Aku malu.

"Tunggu!" Aris tiba - tiba saja berbalik dan menatapku. Iya, menatapku.

"Dia siapa?" tanyanya.

"Tari. Yang kemarin kami ceritakan." jawab Nita, yang hanya dibalas anggukan dari Aris.

"Tari kami bujuk buat nongkrong sama kita. Sekali - kali sambil nunggu hujan reda." lanjut Nita lagi.

"Buat apa nunggu hujan reda. Membosankan, karena kita tak tahu kapan akan berhentinya. Akan lebih baik kita menikmatinya, sambil membiarkan waktu berlalu. Akan lebih menyenangkan." katanya tiba - tiba. Yang anehnya, dalam hati aku langsung mengangguk setuju.

Ya, lebih baik menikmati hujan turun, akan lebih menyenangkan. Apalagi, bersama dengan seseorang yang istimewa. Malah akan lebih terkenang.

Dan mulai detik ini, aku benar - benar sadar, bahwa aku benar - benar tlah terpesona oleh laki - laki ini.

Tags: Twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bukan kepribadian ganda
9720      1882     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
Anything For You
3381      1361     4     
Humor
Pacar boleh cantik! Tapi kalau nyebelin, suka bikin susah, terus seenaknya! Mana betah coba? Tapi, semua ini Gue lakukan demi dia. Demi gadis yang sangat manis. Gue tahu bersamanya sulit dan mengesalkan, tapi akan lebih menderita lagi jika tidak bersamanya. "Edgar!!! Beliin susu." "Susu apa?' "Susu beruang!" "Tapi, kan kamu alergi susu sayang." &...
My Andrean
11336      1998     2     
Romance
Andita si perempuan jutek harus berpacaran dengan Andrean, si lelaki dingin yang cuek. Mereka berdua terjebak dalam cinta yang bermula karena persahabatan. Sifat mereka berdua yang unik mengantarkan pada jalan percintaan yang tidak mudah. Banyak sekali rintangan dalam perjalanan cinta keduanya, hingga Andita harus dihadapkan oleh permasalahan antara memilih untuk putus atau tidak. Bagaimana kisah...
Untuk Reina
26261      4033     30     
Romance
Reina Fillosa dicap sebagai pembawa sial atas kematian orang-orang terdekatnya. Kejadian tak sengaja di toilet sekolah mempertemukan Reina dengan Riga. Seseorang yang meyakinkan Reina bahwa gadis itu bukan pembawa sial. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada Riga?
My Sunset
7550      1635     3     
Romance
You are my sunset.
Love vs Ego
9524      2094     1     
Fan Fiction
WATTPAD PUBLISHED STORY(MsJung0414) Choi Minho merupakan seorang pangeran vampire yang membuat keresahan didalam keluarganya dan klan vampire karena keganasannya. Untuk mengatasi keganasannya ini, keluarganya pun menyuruh Minho untuk mendekati seorang gadis pemilik kekuatan supranatural yang bisa mengembalikan Minho menjadi normal dan membawa keuntungan besar untuk bangsa vampire. Berha...
Special
1651      871     1     
Romance
Setiap orang pasti punya orang-orang yang dispesialkan. Mungkin itu sahabat, keluarga, atau bahkan kekasih. Namun, bagaimana jika orang yang dispesialkan tidak mampu kita miliki? Bertahan atau menyerah adalah pilihan. Tentang hati yang masih saja bertahan pada cinta pertama walaupun kenyataan pahit selalu menerpa. Hingga lupa bahwa ada yang lebih pantas dispesialkan.
Werewolf Game
598      446     2     
Mystery
Saling menuduh, mencurigai, dan membunuh. Semua itu bisa terjadi di Werewolf Game. Setiap orang punya peran yang harus disembunyikan. Memang seru, tapi, apa jadinya jika permainan ini menjadi nyata? Cassie, Callahan, dan 197 orang lainnya terjebak di dalam permainan itu dan tidak ada jalan keluar selain menemukan Werewolf dan Serial Killer yang asli. Bukan hanya itu, permainan ini juga menguak k...
SATU FRASA
16078      3380     8     
Romance
Ayesha Anugrah bosan dengan kehidupannya yang selalu bergelimang kemewahan. Segala kemudahan baik akademis hingga ia lulus kuliah sampai kerja tak membuatnya bangga diri. Terlebih selentingan kanan kiri yang mengecapnya nepotisme akibat perlakuan khusus di tempat kerja karena ia adalah anak dari Bos Besar Pemilik Yayasan Universitas Rajendra. Ayesha muak, memilih mangkir, keluar zona nyaman dan m...
Dear You
15886      2729     14     
Romance
Ini hanyalah sedikit kisah tentangku. Tentangku yang dipertemukan dengan dia. Pertemuan yang sebelumnya tak pernah terpikirkan olehku. Aku tahu, ini mungkin kisah yang begitu klise. Namun, berkat pertemuanku dengannya, aku belajar banyak hal yang belum pernah aku pelajari sebelumnya. Tentang bagaimana mensyukuri hidup. Tentang bagaimana mencintai dan menyayangi. Dan, tentang bagai...