Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cinta Tak Terduga
MENU
About Us  

   Setelah pagi terindah bagi Ayudia sudah terlewati, saat ini dia sedang berada di kamarnya sambil bercerita pada bundanya tentang Tiyo yang sudah kembali padanya. Selain memang sudah mengenal Tiyo secara langsung, bunda mengenal Tiyo dari cerita yang keluar dari mulut sang putrinya tersebut. Segala impian, kisah persahabatan sampai kisah cinta yang hadir di kehidupan Ayudia selalu dia ceritakan pada bundanya, hal inilah yang menjadikan bunda 'orang yang paling tahu tentang Ayudia'. 

     "Baguslah kalau kebahagiaanmu kembali dalam hidupmu. Pesan bunda, kamu boleh saja mencintai seorang lelaki, tapi jangan sampai kamu memiliki persepsi bahwa lelaki yang kamu pilih adalah yang sempurna dan tidak akan menyakitimu. Karena sebaik apapun lelaki yang kamu anggap baik, pasti seiring berjalannya waktu, kamu akan menghadapi sisi buruknya juga. Tetapi sebagai perempuan yang baik, tetap harus bertahan pada lelaki pilihanmu selagi dia tidak pernah menyakiti fisikmu atau melukai hati dengan menduakanmu. Jika dia salah kuatkanlah hatimu, dan tuntunlah dia dengan perlahan untuk kembali ke arah yang benar. Dan ingat jangan terlalu berlebihan dalam mencintai ya sayang, karena kamu pasti tau hal buruk apa yang terjadi di kemudian hari kalau kamu melakukan hal itu" ucap bunda dengan tutur kata yang terdengar tegas tapi terasa sangat lembut.

     "Iyaa bun, aku akan selalu ingat pesan bunda. Makasih ya bun sudah menjadi bunda terbaik untukku" Kata Ayudia sambil memeluk bundanya. Bundanya pun tersenyum sembari membalas pelukan Ayudia, "sudah seharusnya bunda menjadi bunda terbaik untukmu,sayang" kata bunda yang masih berada di dekapan Ayudia.

    Mendengar ucapan bunda, Ayudia hanya bisa menatap bundanya dengan mata berkaca-kaca dan menunjukkan senyuman manis yang terukir dari bibirnya. Sungguh Ayudia merasa tersentuh dan merasa menjadi anak paling beruntung sedunia karena memiliki bunda sebaik bunda Rissa.

   Saat keduanya masih hanyut dalam suasana keakraban yang begitu hangat antara seorang anak dengan ibu, tiba-tiba hp Ayudia berdering menandakan telfon masuk.

   "Ada yang nelfon, bun" kata Ayudia sambil melepaskan dekapannya dengan lembut dan segera meraih hpnya yang berada dimeja yang ada dihadapannya.

   "Siapa sayang?" tanya bunda pada Ayudia.

   "Tiyo,bun" jawab Ayudia sambil tersenyum sumringah pada bundanya.

   "Yaudah angkat dong sayang,bunda tinggal dulu ya" ujar bunda sembari mengusap pundak Ayudia, kemudian berlalu meninggalkannya sendirian agar tidak canggung untuk mengobrol dengan Tiyo di telfon.

                          ********

   Ayudia pun langsung mengangkat telfon dari Tiyo. "Kamu udah dirumah?" Tanya Ayudia tanpa basa-basi.

   "Yaampun to the point banget sih kamu, engga ada niatan buat pake pembukaan yang manis dulu gitu" ujar Tiyo sambil sedikit tertawa.

  "Pembukaan manis gimana sih? Udah ah saya gangerti, itu saya nanya loh kamu ngga ada niat ngejawab pertanyaan saya dulu gitu?" ucap Ayudia sambil meniru gaya bahasa yang Tiyo ucapkan, bukannya tidak peduli dan tidak ingin besikap romantis pada Tiyo tapi dia sadar saat ini status mereka masih 'berpura-pura' pacaran.

   "Ih kamu tuh ya gemesin deh. Iyaa, saya udah dirumah ko sayang" kata Tiyo dengan jantung berdegup kencang karena baginya tidak mudah memanggil seorang perempuan dengan panggilan sayang.

  "What? Sayang? Kamu lagi kenapa sih? Sakit? Istirahat aja gih" jawab Ayudia, sebenarnya dia senang bisa mendengar Tiyo memanggilnya dengan kata 'sayang'. Tetapi Ayudia berusaha menyembunyikan rasa senangnya itu demi menjaga gengsinya.

   "Loh emang salah? Kan kamu pacar saya, wajar dong kalo saya manggil kamu sayang" jawab Tiyo dengan penuh keyakinan seperti tidak sadar kalau hubungan yang ia jalani dengan Ayudia saat ini bukanlah sungguhan.

   "Tiyo, tapikan kita pacaran itu cuma kalo di depan temen-temen kamu doang. Dan sekarang ngga ada orang lain yang denger obrolan kita kan? Jadi udah deh biasa aja, ngga perlu berlebihan gitu" jelas Ayudia, dalam hatinya dia merasa senang diperlakukan semanis ini oleh Tiyo tetapi di sisi lainnya dia harus tetap menjaga gengsinya sebagai perempuan yang bergengsi.

   "Iya iya maaf deh, tapi inget ya walaupun sekarang saya bukan pacar beneran kamu. Tapi saya bakal tetep memperlakukan kamu lebih istimewa daripada temen perempuan saya lainnya. it's okay, right?" kata Tiyo meminta izin pada Ayudia.

   "Thank you, yeah i think that doesn't matter. Dari pertama kita kenal, kamu selalu jadi temen laki-laki saya yang terbaik" lirih Ayudia dengan mata yang berkaca-kaca. Memang setiap perempuan pasti memiliki hati yang begitu lembut, begitupun dengan Ayudia, hatinya dapat merasakan kalau Tiyo benar-benar serius dengan ucapannya sehingga berhasi membuat hatinya luluh dibuatnya.

   "You are welcome. Dari pertama kenal, kamu adalah satu-satunya perempuan di hidup saya, yang paling berusaha buat nyembunyiin perasaan kamu dari orang tertentu"  jawab Tiyo sambil sedikit tertawa.

   "Ihh apaan sih, mulai deh nyebelinnya. Saya tuh ngga pernah nyembunyiin apapun dari siapapun, tau" kata Ayudia berbohong pada dirinya sendiri dan Tiyo.

   "Yaudahlah kalo kamu masih kekeh, it's fine" Kata Tiyo mengalah, walaupun dia sudah tahu yang sebenarnya tapi dia membiarkan semuanya berjalan seperti air yang mengalir dari satu tempat menuju tempat selanjutnya.

    Obrolah tak berbobot keduanya masih berlanjut, tapi karena komunikasi seperti inilah yang membuat hubungan mereka semakin erat.

                         ********

   Hari sudah menjelang petang, sudah sekitar 2 jam telinga Ayudia masih tersumpal headset sembari mulutnya terus berbicara menyahuti suara lawan bicaranya di telfon dan raut wajahnya menunjukkan ekspresi seakan-akan Tiyo ada dihadapannya.

   Mereka menikmati obrolan santainya, sampai-sampai lupa jika waktu terus berjalan dan keduanya masih memiliki serangkaian kewajiban sebagai selayaknya manusia, yang belum dipenuhi.

   Saat ini Ayudia sedang menyimak penjelasan tentang kegiatan tadi siang yang disampaikan Tiyo padanya, sembari tangannya meraih smartphone-nya. Ketika matanya melihat layar smartphone-nya, ternyata hari sudah menunjukkan pukul 17.30, "Astagfirullah, udah jam setengah enam" ujar Ayudia pada dirinya sendiri, dengan suara dan raut wajah yang menggambarkan kekagetannya.

   Mendengar ucapan Ayudia, Tiyo yang masih terus bercerita langsung menghentikannya, "Kenapa? Tadi kamu ngomong apa?" tanya Tiyo pada Ayudia.

  "Ini udah jam setengah enam, telfonnya lanjut nanti lagi yaa. Saya mau mandi, salat, makan, terus belajar. Kamu juga yaa" ucap Ayudia pada tiyo

 "Iyaa ngga kerasa ya saking serunya. Okee. Iya ngga akan lupa ko, makasih ya udah ngingetin" jawab Tiyo sambil tersenyum senang karena merasa diperhatikan oleh Ayudia.

 "Iyaa. Awas aja kalo pesen saya tadi sampe ada yang engga dilaksanain, kamu sendir yang bakalan rugi. Iyaa sama-sama, udah ya saya tutup telfonnya" kata Ayudia mengakhiri obrolan dengan Tiyo hari ini.

  "Iya sayang" jawab Tiyo menyetujui, Ayudia langsung mematikan telfonnya tanpa menolak Tiyo memanggilnya dengan kata sayang,lagi. Pasalnya ia sedang terburu-buru untuk segera menunaikan serangkaian kewajibannya sebagai selayaknya manusia.

                          ********

     .

     .

     Sudah 3 minggu Ayudia dan Tiyo menjalani hubungan mereka yang berstatus pacar 'pura-pura'.

     .

     .

    Senja kali ini sangat indah, hamparan pemandangan alam yang begitu menyejukkan mata dan menenangkan hati mampu membuat Ayudia dan tiyo terpana. Sore ini mereka bertemu untuk menikmati waktu akhir pekannya.

    Ayudia dan Tiyo sedang duduk di suatu taman yang sungguh indah penampakannya. Dengan dipenuhi berbagai macam tumbuhan yang menghasilkan bunga, dan bagian tengah taman dihiasi dengan air mancur berukuran besar yang dapat mengeluarkan air berwarna-warni. Tidak hanya itu, adapun berbagai lampu berbentuk bulat dengan berbagai warna menghiasi taman ini.

   "Bagus banget yaa, rasanya jadi ngga pengen pulang" ceplos Ayudia sambil terus memandangi keindahan disekelilingnya.

    "Iya ya, apalagi ditemenin sama kamu kayak sekarang ini" jawab Tiyo sambil tersenyum dan menatap Ayudia.

   Mendengar jawaban Tiyo, Ayudia langsung menatap Tiyo yang sedari tadi duduk disampingnya. Dan saat ini, tatapan mata keduanya bertubrukan, mata mereka seakan-akan sedang mengobrol membuka rahasia mengenai perasaan yang masih disimpan masing-masing.

    "Apaan sih kamu, kumat lagi deh" kata Ayudia sambil memalingkan wajahnya dari Tiyo, "Ayo dong Ayudia, lo gaboleh gampang baper gini. Lo harus pertahanin gengsi lo dong, biar Tiyo ngga seenaknya aja mainin perasaan lo" kata hati Ayudia berbicara pada dirinya sendiri.

   Tiyo hanya meresponnya dengan tertawa kecil sambil mengarahkan wajahnya ke depan tetapi matanya masih mengarah pada Ayudia.

    Tiyo memanglah bukan laki-laki yang romantis seperti para mantan Ayudia, tetapi setidaknya Tiyo adalah laki-laki yang baik dan tidak suka mempermainkan perasaan perempuan manapun, sehingga pria itu pantas untuk dicintai oleh Ayudia.

                           ********

  Suara azan pun berkumandang, Ayudia dan Tiyo masih duduk manis dengan dilengkapi obrolan sederhana keduanya.

   "Salat dulu yuk" ujar keduanya bersamaan, lalu menyadari kekompakan yang tidak disengaja itu mereka langsung tertawa dengan lepas.

   "Ssttt, lagi azan" kata Tiyo mengehentikan tawanya karena menyadari suara azan masih berkumandang, sambil mendaratkan jari telunjuk kanannya di depan mulut Ayudia.

   Ayudia langsung menghentikan tawanya, dan matanya melihat ke arah jari telunjuk Tiyo yang saat ini sedang bersentuhan dengan bibirnya. Lalu Ayudia menjauhkan bibirnya dari jari telunjuk Tiyo, "yukk salat dulu" kata Ayudia sambil meraih tangan Tiyo.

    Saat ini keduanya sedang berjalan berdampingan, menuju masjid yang berada tidak jauh dari taman yang mereka singgahi tadi.

    Sesampainya di masjid mereka berpisah, dan akan bertemu di depan masjid lagi setelah selesai menunaikan salat. 

    Kali ini Ayudia merasa begitu bahagia, karena dapat menjalankan salat di satu tempat dan waktu yang sama dengan Tiyo. Walaupun disini tidak hanya mereka berdua, dan Tiyo bukan yang mengimami Ayudia tapi dia tetap bersyukur dan berharap suatu hal yang diharapkannya saat ini akan menjadi kenyataan di kemudian hari.

    .

    .

    Saat ini, Ayudia sedang melipat kembali mukena milik masjid yang dia pinjam. Selesai melipat, Ayudia mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut yang terdapat di bagian dalam masjid untuk mencari Tiyo, tetapi tidak ada. "Kayaknya Tiyo udah nunggu didepan deh" lirih Ayudia pada dirinya sendiri, sambil berjalan menuju rak mukena. Setiap Ayudia berpapasan dengan seseorang, dia selalu memberikan senyuman, memang  sedari dulu Ayudia adalah sosok yang ramah pada siapa saja, tetapi tidak dengan lawan jenis sebayanya.

   "Udah nunggu lama?" Kata Ayudia pada Tiyo yang berada didepannya.

    Tiyo langsung menengok ke belakang, "Engga sih, tapi kamu tau kan nunggu itu engga enak?" sindir Tiyo pada Ayudia.

   "Iyaa maaf, saya kan tadi haru ngelipet mukena dulu. Terus tadi saya ngelipetnya rapi banget, jadi lama deh" kata Ayudia sambil menyunggingkan senyum pepsodent pada Tiyo.

  "Dasar cewe, selalu ribet" ujar Tiyo sambil memasang muka super jutek, tetapi setelah itu dia tersenyum memberi tanda kalau dia sedang bercanda.

  Ayudia hanya membalasnya dengan menjulurkan lidah pada Tiyo, lalu berjalan cepat mendahului Tiyo.

    Tiyo tidak mau kalah, dia langsung menyusul Ayudia. Dan berhasil mendahulu Tiyo.

                           ********

  Waktu bersana yang mereka lalui hari ini masih terus berlanjut, setelah salat mereka makan malam bersama di rumah Ayudia dengan keluarga Ayudia juga. Tiyo adalah satu-satunya pria yang akrab dengan keluarga Ayudia. Tidak ada lagi rasa canggung yang durasakan Tiyo saat berada bersama keluarga Ayudia.

    Walaupun Tiyo sudah kembali, tapi Ayudia masih mengkhawatirkan bagaimana kisah mereka kedepannya. Ayudia juga tidak tahu kebersamaannya dengan Tiyo saat ini hanya sementara atau untuk selamanya. Tetapi yang terpenting bagi Ayudia adalah menikmati masa-masa indah bersama Tiyo saat ini, dan selalu bersiap untuk menguatkan hati kalau Tiyo tiba-tiba kembali menghilang dari kehidupannya.

Tags: Twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (6)
  • Diahayuu

    @Kang_Isa hayy ka:) terimakasih ka atas dukungannya. Siaap ka, terimakasih banyak juga atas sarannya yang sangat membantu aku untuk lebih baik lagi dalam berkarya:))

    Comment on chapter Bab 1:Pertemuan pertama dibulan Maret
  • Kang_Isa

    @Diahayuu Halo, Diah. Ceritanya lumayan bagus untuk awal membuat sebuah karya novel. Dari segi ide cerita, lumayan menarik. Segi tanda baca, pemadatan kalimat mesti lebih ditingkatkan lagi, biar sambil jalan, ya. Good luck.

    Comment on chapter Bab 1:Pertemuan pertama dibulan Maret
  • Diahayuu

    @zz_zahra hayy kaa:) hehe maklum ka novel pertama:D terimakasih banyak ya ka sarannya yang sangat membantu aku untuk lebih baik lagi dalam berkarya:))

    Comment on chapter Bab 1:Pertemuan pertama dibulan Maret
  • Diahayuu

    @showmat oke kaa, terimakasih banyak sarannya yang sangat membantu aku untuk lebih baik lagi dalam berkarya:))

    Comment on chapter Bab 1:Pertemuan pertama dibulan Maret
  • showmat

    lebih lincah lagi ya, sama lebih spontan,,gaya tulisannya joss,,

    Comment on chapter Bab 1:Pertemuan pertama dibulan Maret
  • zz_zahra

    Hai ... hallo Ayu. Emm ... sebelumnya maaf ya untuk ke-sok-tahuanku. Hehe, semoga ini bisa membantu :
    1. Masih ada penulisan awalan di- yg kurang tepat.
    2. Sudah disambut dengan pengulangan 'dia' jadi kurang enak dibaca.
    3. Jangan lupa kata2 asing harus italic
    4. Mungkin naskahnya bisa dipangkas, terlalu bertele-tele di awal bikin gimaanaaa gitu.
    5. Perhatikan lagi bahasa baku, ya ...

    Oke deh, sekian ... maaf, ya ...

    Comment on chapter Bab 1:Pertemuan pertama dibulan Maret
Similar Tags
Black Lady the Violinist
16359      2884     3     
Fantasy
Violinist, profesi yang semua orang tahu tidak mungkin bisa digulati seorang bocah kampung umur 13 tahun asal Sleman yang bernama Kenan Grace. Jangankan berpikir bisa bermain di atas panggung sebagai profesional, menyenggol violin saja mustarab bisa terjadi. Impian kecil Kenan baru kesampaian ketika suatu sore seorang violinist blasteran Inggris yang memainkan alunan biola dari dalam toko musi...
Semanis Rindu
17741      3330     10     
Romance
Aku katakan padamu. Jika ada pemandangan lain yang lebih indah dari dunia ini maka pemandangan itu adalah kamu. (Jaka,1997) Sekali lagi aku katakan padamu. Jika ada tempat lain ternyaman selain bumi ini. Maka kenyamanan itu ada saat bersamamu. (Jaka, 1997) Jaka. nama pemuda jantan yang memiliki jargon Aku penguasa kota Malang. Jaka anak remaja yang hanyut dalam dunia gengster semasa SM...
Journey to Survive in a Zombie Apocalypse
1386      678     1     
Action
Ardhika Dharmawangsa, 15 tahun. Suatu hari, sebuah wabah telah mengambil kehidupannya sebagai anak SMP biasa. Bersama Fajar Latiful Habib, Enggar Rizki Sanjaya, Fitria Ramadhani, dan Rangga Zeinurohman, mereka berlima berusaha bertahan dari kematian yang ada dimana-mana. Copyright 2016 by IKadekSyra Sebenarnya bingung ini cerita sudut pandangnya apa ya? Auk ah karena udah telan...
Kama Labda
558      353     2     
Romance
Kirana tak pernah menyangka bahwa ia bisa berada di jaman dimana Majapahit masih menguasai Nusantara. Semua berawal saat gadis gothic di bsekolahnya yang mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan seseorang dari masa lalu. Dan entah bagaimana, semua ramalan yang dikatakannya menjadi kenyataan! Kirana dipertemukan dengan seseorang yang mengaku bahwa dirinya adalah raja. Akankah Kirana kemba...
LELAKI DENGAN SAYAP PATAH
8753      2787     4     
Romance
Kisah tentang Adam, pemuda single yang sulit jatuh cinta, nyatanya mencintai seorang janda beranak 2 bernama Reina. Saat berhasil bersusah payah mengambil hati wanita itu, ternyata kedua orang tua Adam tidak setuju. Kisah cinta mereka terpaksa putus di tengah jalan. Patah hati, Adam kemudian mengasingkan diri dan menemukan seorang Anaya, gadis ceria dengan masa lalu kejam, yang bisa membuatnya...
Namaste Cinta
11149      2140     5     
Romance
Cinta... Satu kata yang tak pernah habisnya menghadirkan sebuah kisah...
Salju di Kampung Bulan
2150      985     2     
Inspirational
Itu namanya salju, Oja, ia putih dan suci. Sebagaimana kau ini Itu cerita lama, aku bahkan sudah lupa usiaku kala itu. Seperti Salju. Putih dan suci. Cih, aku mual. Mengingatnya membuatku tertawa. Usia beliaku yang berangan menjadi seperti salju. Tidak, walau seperti apapun aku berusaha. aku tidak akan bisa. ***
Find Dreams
283      233     0     
Romance
Tak ada waktu bagi Minhyun untuk memikirkan soal cinta dalam kehidupan sehari-harinya. Ia sudah terlalu sibuk dengan dunianya. Dunia hiburan yang mengharuskannya tersenyum dan tertawa untuk ratusan bahkan ribuan orang yang mengaguminya, yang setia menunggu setiap karyanya. Dan ia sudah melakukan hal itu untuk 5 tahun lamanya. Tetapi, bagaimana jika semua itu berubah hanya karena sebuah mimpi yan...
Tembak, Jangan?
273      230     0     
Romance
"Kalau kamu suka sama dia, sudah tembak aja. Aku rela kok asal kamu yang membahagiakan dia." A'an terdiam seribu bahasa. Kalimat yang dia dengar sendiri dari sahabatnya justru terdengar amat menyakitkan baginya. Bagaimana mungkin, dia bisa bahagia di atas leburnya hati orang lain.
Strawberry Doughnuts
831      527     1     
Romance
[Update tiap tengah malam] [Pending] Nadya gak seksi, tinggi juga kurang. Tapi kalo liat matanya bikin deg-degan. Aku menyukainya tapi ternyata dia udah ada yang punya. Gak lama, aku gak sengaja ketemu cewek lain di sosmed. Ternyata dia teman satu kelas Nadya, namanya Ntik. Kita sering bertukar pesan.Walaupun begitu kita sulit sekali untuk bertemu. Awalnya aku gak terlalu merhatiin dia...