Loading...
Logo TinLit
Read Story - May be Later
MENU
About Us  

Hari yang paling ditunggu akhirnya tiba, Gify sudah siap dengan kebaya begaya modern namun tidak meninggalkan khas sunda, suku aslinya. Wajahnya juga sudah siap dipoles sedemkian rupa sehingga tampak segar, padahal belakangan ini ia sering dilanda stress dan tertekan, tapi kantung mata dan wajah pucat yang dilihatnya saat banging tidur tadi sudah berganti dengan wajah cantik dengan pipi yang merona.

Setelah dirasa sudah siap ia segera meraih ponsel di atas nakas, mencoba menghubungi kekasihnya, namun nomornya tidak aktif, sudah beberapa hari belakangan ini esan Gify tak satu pun dibalas, ponsel pemuda itu juga tidak aktif, seperti saat ini.

Gify mencoba cara lain mengirimi pemuda itu berbagai pesan menagih janji, Rion memang sering mengingkari janji karena pekerjaannya tapi kali ini ia berharap Rion tidak menghancurkan kepercayaannya, tidak menghancurkan harapannya, hari ini hari penting, Rion sediri yang bilang seperti itu, Gify mungkin akan sangat kecewa bila hari ini Rio mengingkari janjinya untuk kesekian kali.

***

“Fy nunggu apa yuk masuk ke gedungnya nanti kamu kepisah dari temen kamu lagi,” Gify hanya tersenyum kecil dan mengangguk pada oma dan papanya, Mama Gify menghampiri gadisnya menepuk pundak wanita yang mirip dengannya. Dia mengerti apa yang sedang dipikirkan putri kesayangannya, semenjak pulang dari rumah mertuanya putrinya terus direcoki dengan berbagai hal yang membuat gadis itu sedih dan tertekan, belum lagi gosip tentang kekasihnya yang teus beredar dan sudah kemana-mana, dan sampai sekarang pemuda yang ia percaya untuk menjaga putrinya belum juga memberi kabar.

“Mama temenin nunggu Rionnya ya?” Gify menggeleng dan menggenggam tangan wanita tehebat dihidupnya.

“Mama mending di dalam temenin Papa,” Mama Gify hanya tersenyum ringan lalu berdiri di saping putrinya. Gify hanya pasrah membiarkan mamanya.

Satu per satu mobil sudah masuk mengantar mahasiswa yang akan diwisuda hari ini, tapi Gify masih belum melihat mobil milik Rion. Acara wisuda sudah akan dimulai, ponselnya pun dari tadi tak berhenti digunakannya untuk menghubungi Rion, Mbak Di dan bunda berharap ada satu diantara meeka yang bisa memberi tahu di mana posisi Rion sebenarnya, ingatkah dia dengan janjinya hari ini.

Menit demi detik sudah menuju dimulainya acara yang Gify tunggu bertahun-tahun. Mata Gify mulai berkaca-kaca, apa kali ini Rion akan lupa lagi atau ada pekerjaan lain yang mendesak. Saat mendengar MC yang menyatakan acara wisuda dimulai dan para wisudawan diminta masuk ke ruangan Gify hanya menunduk dan berusaha terenyum walau tampak getiria sudah tak tau mau berkata aa, yang ia rasakan hanya hampa.

***

Berbeda dari keriuhan disekitarnya Gify tampak lesu dan lemah, senyumnya tak bernyawa seperti biasanya, hati dan otaknya kusut tapi ia masih berusaha bertahan agar tak terpengaruh emosi. Walau sedari tadi Oma Gify tak berhenti mengomentari sikap Rion yang tak datang bahkan menduga hubungan mereka sudah kandas. Bahkan hal ini terus menerus dibahas samapi di rumah mereka, Gify hanya memejamkan matanya berusaha tetap waras, ia sedang sangat sedih sekarang tapi tak mendapat dukungan sedikit pun.

“Oma Rion pasti punya alasan, selama ini dia ga pernah ngecewain Gify.”

“Tapi semenjak dia terkenal dia sering sekali kan menyakiti kamu?” Papa Gify menyela.

“Oma sudah bicara sama Darma, dia setuju saja bila Abriel dengan Gify, toh keluarga kita sudah dekat,” Gify tahu pikirannya kini cukup kurang ajar tapi ia sangat berharap omanya pulang sekarang, karena ia sudah cukup kecewa dengan Rion, jangan sampai ia juga kecewa dengan keluarganya sendiri.

“Oma Gify mohon jangan bahas ini dulu,Gufy capek banget,” setelah itu Gify segerana menaiki tangga menuju kamarnya, ia butuh istirahat.

Sampai di kamarnya Gify tak mampu menahan laju air matanya dengan lemah ia membuka ponselnya yang bergetar, seketika asanya padam, ia putuskan untuk tak membalas pesan itu lalu mematikan ponsel. Harapannya benar-benar dibuat kosong berkali-kali, apa ia sudah tidak begitu berharga lagi? Apa waktu yang berganti juga merubah seseorang yang dicintainya? Dan kini, ia sudah malas untuk berharap lagi.

***

Rion tampak terburu-buru mengemasi barang-barang di kopernya, ia sudah melakukan kesalahan lagi. Pesannya pun sedari tadi tidak dibalas gadis yang sudah ntah berapa kali ia sakiti.  Manajer Rion sudah menyerah membujuk Rion agar tidak pulang dan menyelesaikan tugasnya di sini. Tapi Rion masih bersikeras untuk pulang.

“Ri lo mau ke mana?” Naira bertanya dengan heran melihat kamar hotel rekannya yang berantakan.

“Gue harus balik ke Jakarta sekarang juga,” Naira terbelalak, bagaimana bisa Rion pergi sedangkan mala ini mereka ada syuting, sampai lusa dilanjut mengambil beberapa pose foto.

“Ga bisa gitu dong Ri kerjaan kita di sini banyak dan gue ga bisa sendiri, Mbak Rion ini gimana?” Naira bertanya pada manajer Rion yang juga menjelaskan berusaha memberi Rion pengertian.

Please Mbak, Nai, gue harus pulang, gue udah janji, gue ga mungin ngobanin dia lagi,” Rion masih bersikeras.

“Untuk berada di puncak tertinggi, lo harus siap diterjang angin, untuk sampai ke tahap ini lo harus siap dengan segala risiko, lo yang udah lebih lama di dunia entertain gue rasa jauh lebih paham dari gue soal ini kan Ri?”

 “Ini tentang orang yang penting bagi gue Nai, orang yang udah banyak berkorban untuk gue, tapi gue udah sering nyakitin dia, ingkarin janji gue sama dia, dan hari ini hari yang penting gue udah janji dampingin dia,” Rion memelas meminta pengertian emosinya kini tak terkontrol. Naira sedikit terkejut dengan Rion yang yang sedikit keras, seperti bukan Rion yang biasanya.

“Semua orang di sini juga punya orang yang mereka sayangi, di sini kita semua juga meninggalkan orang yang kita sayangi hanya untuk mencapai thap ini Rion, dan lo mau mengacaukan semuanya,” Naira berujar penuh emosi matanya sedikit berkaca-kaca.

“Semua yang terlibat projek ini bakal mendapat kerugian dari pihak sponsor yang sudah mempersiapkan semua ini Ri, tapi kalo misalnya orang itu sangat penting, gue bakal berusaha ngurus semuanya,” Rion menatap manajernya yang tampak berusaha mengerti, di satu sisi ia jadi tak tega melihat semua orang harus repot bila ia pulang sekarang dan mengacaukan segala jadwal yang sudah diatur sedemikian rupa.

“Dia pacar gue,” Rion terduduk lemas di kasurnya, ia bingung dan bimbang sekali saat ini.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • camarseptakum

    @aryalfaro terima kasih sudah mampir

    Comment on chapter Bingkai 1 : Anak itu
  • aryalfaro

    Chapter 1 saya sudah menyenangkan ceritanya ^^ Saya akan membaca chapter selanjutnya ^^

    Comment on chapter Bingkai 1 : Anak itu
Similar Tags
Drapetomania
11778      2833     7     
Action
Si mantan petinju, Theo Asimov demi hutangnya lunas rela menjadi gladiator bayaran di bawah kaki Gideon, laki tua yang punya banyak bisnis ilegal. Lelah, Theo mencoba kabur dengan bantuan Darius, dokter disana sekaligus partner in crime dadakan Theo. Ia berhasil kabur dan tidak sengaja bertemu Sara, wanita yang tak ia kira sangat tangguh dan wanita independensi. Bertemu dengan wanita itu hidupnya...
Starlight and Integra
9125      2203     8     
Fantasy
Siapakah sebenarnya diriku? Apa saja yang sebenarnya disembunyikan oleh orang-orang di sekitarku? Dimana kekeasihku Revan? Mungkinkah dia benar-benar telah tewas saat peristiwa pelantikan prajurit itu? Atau mungkinkah dia ditangkap oleh Kerajaan Integra, musuh kerajaanku? (Roselia Hope, warga Kerajaan Starlight)
If...Someone
1933      816     4     
Romance
Cinta selalu benar, Tempatnya saja yang salah.
Awesome Me
3542      1290     3     
Romance
Lit Academy berisi kumpulan orang-orang mengagumkan, sebuah wadah untuk menampung mereka yang dianggap memiliki potensi untuk memimpin atau memegang jabatan penting di masa depan. Mereka menjadi bukti bahwasanya mengagumkan bukan berarti mereka tanpa luka, bukti bahwa terluka bukan berarti kau harus berhenti bersinar, mereka adalah bukti bahwa luka bisa sangat mempesona. Semakin mengagumkan seseo...
High School Second Story
4291      1324     5     
Romance
Pekrjaan konyol yang membuat gadis berparas cantik ini kembali mengingat masa lalunya yang kelam. Apakah dia mampu menyelesaikan tugasnya? Dan memperbaiki masa lalunya? *bayangkan gadis itu adalah dirimu
A D I E U
2295      950     4     
Romance
Kehilangan. Aku selalu saja terjebak masa lalu yang memuakkan. Perpisahan. Aku selalu saja menjadi korban dari permainan cinta. Hingga akhirnya selamat tinggal menjadi kata tersisa. Aku memutuskan untuk mematikan rasa.
BIYA
3547      1296     3     
Romance
Gian adalah anak pindahan dari kota. Sesungguhnya ia tak siap meninggalkan kehidupan perkotaannya. Ia tak siap menetap di desa dan menjadi cowok desa. Ia juga tak siap bertemu bidadari yang mampu membuatnya tergagap kehilangan kata, yang tak pernah ia sangka sebelumnya. Namun kalimat tak ada manusia yang sempurna adalah benar adanya. Bidadari Gian ternyata begitu dingin dan tertutup. Tak mengij...
Grey
273      233     1     
Romance
Silahkan kalian berpikir ulang sebelum menjatuhkan hati. Apakah kalian sudah siap jika hati itu tidak ada yang menangkap lalu benar-benar terjatuh dan patah? Jika tidak, jadilah pengecut yang selamanya tidak akan pernah merasakan indahnya jatuh cinta dan sakitnya patah hati.
No, not love but because of love
3642      866     2     
Romance
"No, not love but because of love" said a girl, the young man in front of the girl was confused "You don't understand huh?" asked the girl. the young man nodded slowly The girl sighed roughly "Never mind, goodbye" said the girl then left "Wait!" prevent the young man while pulling the girl's hand "Sorry .." said the girl brushed aside the you...
Somehow 1949
10676      2563     2     
Fantasy
Selama ini Geo hidup di sekitar orang-orang yang sangat menghormati sejarah. Bahkan ayahnya merupakan seorang ketua RT yang terpandang dan sering terlibat dalam setiap acara perayaan di hari bersejarah. Geo tidak pernah antusias dengan semua perayaan itu. Hingga suatu kali ayahnya menjadi koordinator untuk sebuah perayaan -Serangan Umum dan memaksa Geo untuk ikut terlibat. Tak sanggup lagi, G...