Loading...
Logo TinLit
Read Story - JAR OF MEMORIES
MENU
About Us  

♫ 

 

Pagi ini perjumpaan tak direncana seperti hujan yang enggan memberi kabar akan kedatangannya. Dikantin, aku tahu kau pasti memesan mie instan kare dengan dua sendok sambal, minuman dengan dua sedotan, dan tak lupa dua lontong yang dibelah menjadi dua. Senyumanku tertahan begitu dalam, kini kau bagai dunia lain dimataku. Dunia bekas dengan peperangan mengerikan karena kecintaanmu dengan angka dua, hatiku juga kau duakan. Hebat. Disetiap pergantian waktu, aku mengingatmu. Karena perlu kau tahu cinta tak bisa berlalu begitu saja dihati perempuan.

Aku melihatmu dari tempatku berdiri. Kau sedang duduk dengan kedua kaki lurus mengikuti panjang bangkunya. Dulu, aku sangat kegirangan melihatmu yang terdiam begitu di depan kelasku dan menunggu untuk pulang bersama. Kini aku juga begitu, duduk di tempat yang dulu kaududuki, menyendiri, menatap langit yang berubah-ubah setiap detik.

Inilah jarak yang terbentang di antara kami. Tak ingin lagi mengingatmu, aku berlalu dari tahun 2014 menuju tahun 2017 dan merelakanmu ditelan masa. Arjunaku ....

 

♫ (2014) 

 

Siang itu perempuanku sedang menyebalkan.

“El, mungkin aku tak pantas bagimu.”

Sesaat hatiku terlonjak. Jika wanita datang dengan kalimat seperti itu, aku harus siap menghadapi petir atau bahkan yang lebih buruk. “Bertahanlah Nael, aku mohon. Apa ada yang menyakitimu lagi? Jangan pernah berfikir untuk meninggalkanku.”

Bahkan aku sebagai cowok, berharap hari ini takkan pernah terjadi.

“El, kamu mungkin bisa menutup mata. Namun bagaimana dengan diriku? Apa bisa, aku menghadapi Kak Sena? Kakakmu bahkan ....”

Aku ingat, suaramu merobek ketenanganku. Kau perlahan mundur, menciptakan sekat di antara kita. Apa kau tahu Nael? Perbuatanmu hari ini mematahkan impian terbesarku untuk menjadikanmu cinta di akhir nafasku.

“El ....” Nael meraih tanganku.

“Singkirkan tanganmu. Silakan balik kanan dan jangan pernah kembali. Jangan menangis ... jangan.” Dia benar-benar pergi.

Kau tak tahu, saat itu aku bahkan rela mengejarmu kembali jika saja kau mau mengatakan maaf. Mengapa kau hanya menurut pada apa yang kukatakan? Kau benar-benar meninggalkanku karena keraguanmu? Apa KAU TAHU AKU BARU SAJA MEMBELI COKELAT UNTUKMU. ARGH .... Wanita!

 

♫ (2014) 

 

“El, kau apakan Nael, hah?! Kau―” Rico menghampiriku dengan nafas memburu. “El! Kau ... ada apa?! Kenapa kau berdarah? Ponselmu ... ponselmu kenapa hancur berserakan begini? El?! Sadar! Kau me-menangis?” Rico meraih tubuhku yang ditemukan setengah sadar.

“Co, gue benci keluarga gue. Bokap sama Sena b*****t. Dia hancurin ... uhuk ... argh....” Pandanganku terbenam. Gelap.

“El? Woy!”

Semua pudar dan menghilang. Gelap.

Rico yang sedari awal mengetahui pertengkaran kami berlari menuju kelas Nael. Saat itu aku tidak tahu akan kemana tubuhku dibopong oleh segerombolan siswa asing. Mungkin mereka juniorku.

“Dimana, Nay? Dimana?!”

Seisi kelas bergidik ngeri mendengar suara lantang Rico.

“Coba cek di parkiran.” Delon menatap dingin Kak Rico.

 

 

Naya sedang berdiri dengan mata tertutup serta menangis. Tak lama kemudian, Rico datang. “Nay, tolong ja―HAI! ASTAGA! Gue bisa gila!”

“Kak, pergilah jika ingin hidup.”

Aku tahu cinta pasti menyiksa batin. Aku tidak ingin melihat Elga lagi.

“Minggir.” Tanganku reflek mendorong Rico sampai menabrak tong sampah. Ia hampir tersungkur.

Dengan gesit Rico menahanku, tapi sekali lagi dihempaskan oleh Naya.

“Aku harus melepaskan sekarang atau akan berat di hari esok. Aku mohon Kak, jaga Kak El. Selamat tinggal.”

Emosiku beradu dengan waktu dan kecepatan kaki yang sedang berlari menjauhi cahaya, aku tahu. Semua orang mungkin mengataiku egois, jahat, atau bahkan bodoh. Kuabaikan semua itu. Sesungguhnya, wahai Elga, aku sudah tak ingin berbuat salah lagi. Aku tahu cinta kita bukan suatu kesalahan. Namun, menentang keluargamu itu lebih dari kesalahan. Jika kamu ingin tahu seberapa besar jiwaku bertarung agar rela melepaskanmu kau takkan pernah menemukan jawabannya. Bahkan setelah kisah ini diketahui dunia.

 

♫(2015) 

 

Setelah Naya pergi, aku belajar menerima kenyataan itu. Sepanjang hidupku, baru dia cewek yang berani membuangku dengan sangat keren. Bagaimana tidak, dia pergi hanya dengan kata-kata. 

Setiap hari, di mana saja, kapan saja, Kak Sena selalu menyinggung Naya. Mencibirku dengan cara yang menyakitkan. Nenek sihir itu benar ada. Seisi rumah menjadi terlibat, terutama Ayah.

Kalian memang tak pernah tahu akibatnya. Tapi, tunggulah, disaat Naya datang sepuluh tahun lagi. Sebelumnya, Naya pernah menulis di bukunya, bahwa dia akan datang menemui Ayah dan keluargaku untuk mematahkan semua ejekan dan cemooh mereka. Awalnya aku sangat terluka membaca niatnya. Namun, kini aku tahu, luka di hatinya juga kurasakan sendiri.

“Cantik? Tidak! Lihat, dong. Kamu dapat dia, yang senang pasti Naya. Hebat banget, ya! Dapat cowok paling ganteng. Dari keluarga elit dan yang pasti jauh darinya.”

Nenek sihir tak pernah menyerah tuk melukaiku. Hasutan itu ngilu. Aku muak dicela bertubi-tubi. Sesaat, hasutan itu merajaiku. Saat hujan kembali turun pukul tiga pagi. Dengan perasaan kesal kuhempaskan amarahku padanya dan itu kali terakhir gue mengirim sms untuk Nael.

Udara dingin menusuk hati. Sesungguhnya kemuakkan itu kutujukan untuk Ayah. karennya, aku harus kehilanganmu. aku bahkan bermain dengan cewek lain di depannya. Tertawa, berlari, dan memiliki mereka. Agar kau semakin membenciku sama halnya aku membenci kepergianmu. Kau harus membayar cokelat yang harusnya nikmat dan manis, tapi karena hari itu kau tumpahkan darah, coklatnya  menjadi sia-sia begitu pun dengan pemiliknya.

Jantungku enggan berdetak normal saat kutemukan dirimu tiada tawa dan cahaya. Aku telah berdosa padamu. Sesak sekali. Rasanya ingin kusudahi hidup ini. Tapi, nanti dibilang alay oleh si kampret Rico. Kau dan aku hanya bisa saling membisu dan berpura-pura menjadi orang asing. Tapi, sandiwaramu juga menyakitiku, Nay. Kau seakan baik-baik saja. Tidak terlihat penyesalan sedikit pun, membuatku ingin marah.

Sanubariku berkata, lebih baik jangan mencintai, karena takkan pernah kumaafkan ketidakberdayaanku saat patah hati. Lagi-lagi pasti Rico akan mengejekku banci. [Dia memang layak dipenggal lehernya].

♫ (2014) 

“Panggil aku Arjuna,” pintanya di depan pintu mushola.

Suasana romantis menyelimuti kami. Kutemukan Arjunaku sedang tersenyum sambil menata rambut yang basah terkena air wudu. Wajahnya begitu bersinar, menyiram jiwaku yang terlena akan rupanya.

“Tapi, kau tidak setampan Arjuna ...,” sanggah Naya dengan nada mengejek. “Wahai cermin katakan siapa yang paling tampan di sekolah ini? Tentunya Elga Arjuna Putra ... ho ... ho ....” Dia menatap cermin kegirangan.

“Aku akan tetap memanggilmu Arjuna karena namamu memang demikian.”

Dia adalah imam bagi salatku, di setiap ada kesempatan bersama. Wajahnya makin dekat denganku. Dia memang Arjuna. Aku telah berbohong jika mengatakan dia tidak tampan. Bahkan jika aku tak sabar, mungkin aku telah menangis bertubi-tubi. Karena penggemarnya yang tidak sedikit dan terkadang menyebalkan. Tidak dipungkiri juga aku bisa cemburu, meskipun hatiku kaumiliki. Semua itu akan sirna ketika kau datang padaku dan memelukku penuh dengan canda tawa, meraih jemariku dan menggenggamnya erat. Aku bahagia dan sangat bahagia.

Kami termangu dalam diam. Menikmati waktu bersama sambil bercengkrama ini itu.

Dia begitu menguatkan diriku untuk menjadi perempuannya. Aku harus terbiasa menunggunya. Arjunaku begitu populer dan juga sibuk. Semua kegiatan dia ikuti baik organisasi, olahraga, ekskul, dan juga les. Padat merayap bagai kemacetan di hari mudik lebaran.

“Nael, jangan pernah iri dengan orang lain. Karena kau tahu aku pasti akan datang hanya padamu. Meskipun orang lain mengatakan hal-hal yang menyakiti hatimu. Tolong bersabarlah, demi diriku.” Dia semakin mendekat, tiba-tiba tanpa jarak. Nafasmu mendadak tak beraturan. Matanya lekat memandangku.

“El, jangan macam-macam”.

Aku tahu maksudmu, namun aku tidak ingin melakukannya. Karena wajahmu mengingatkanku pada keluargamu. Aku tahu, mungkin aku bisa menjadi seperti yang kau mau, namun tidak dengan mereka. Di sana ada wanita lain yang lebih baik dariku untukmu. Tapi, aku tak sanggup untuk mengatakannya, karena kutahu kau pasti akan terluka.

“Apa kau bisa menjadi malaikat saja? Bukan manusia, El? Agar kau tahu segala isi hatiku meskipun aku menyembunyikannya. Agar kau bisa ...,” kalimatku tertahan. Aku tak sanggup melanjutkannya. Karena kutahu semua ini akan menyakitinya.

“Aku tidak bisa menjadi malaikat Nael-ku sayang. Kau tahu, meskipun malaikat sangat baik dan tinggal di surga namun dia tidak bisa kau lihat kecuali kau mati. Kau akan bertemu malaikat. Apa itu yang kau mau? Coba kau bayangkan kembali jika kau ingin melihatku kau harus tak bernyawa lagi? Hanya karena ingin bertemu denganku kau harus meninggalkan dunia ini. Dunia yang berisikan keluargamu, sahabatmu, kenanganmu. Itu kah yang kau mau?”

Kami hanya saling pandang dan tersenyum kecut. Kedua tangannya meraihku dan merengkuhku dalam kepedihan. Kita sama-sama tahu penyebab ketidakbahagiaan ini. Namun lisan kami saling membisu, entah sampai kapan.

“Apapun yang terjadi kedua mataku hanya memandangmu Nael-ku sayang. Kau harus percaya itu.”

Dia tersenyum tipis. Aku tahu pasti batinmu juga teraniaya. Keadaan macam apa ini? Aku tidak bisa menerimanya. Bahagiaku tiada arti jika jalan kami nantinya akan selalu buntu. Aku tidak bisa memegang EL terlalu erat, meskipun aku hilang arah dalam gelapnya malam.

Aku peduli denganmu El. Namun, orang tuaku juga diseret dalam hubungan kita. Apa yang harus aku lakukan selain melepasmu demi kehormatan keluargaku dan juga ... dan juga masa depanmu. Kita hanya dua orang yang sedang dibutakan. Kau juga tidak mungkin memperjuangkanku hanya karena kau mencintaiku.

Kau dan aku hanya anak SMA yang labil akan perasaan. Apa kau bodoh? Memangnya kau benar-benar ingin hidup denganku selamanya? Lalu bagaimana dengan DIA YANG TELAH KELUARGAMU PILIH ? Apa kau ingin menghancurkan dua wanita sekaligus? Bagaimana dengan ibumu dan ibuku? Mereka akan terluka juga. Biarkan aku pergi El. Tapi aku tidak memiliki keberanian tuk melepas Arjunaku. Aku juga suka sama kamu.

Bila kamu tak lagi denganku, lalu bagaimana aku harus menatapmu selama sisa hidupku? Kita pasti bertemu satu sama lain, setidaknya sampai kau dan aku lulus.

Mimpi yang sempurna

Penutup hariku denganya adalah hari itu. Sebelah kakinya bengkak.karena inseden saat futsal, ada teman yang berhati musuh menendangnya hingga cedera. Dia selalu berjalan mendahuluiku dengan kaki terseok-seok. Sebenarnya aku bisa berlari dan mendahuluinya. Namun kurasa itu akan membuatnya semakin terluka. Bagaimanapun juga aku lebih suka berada di belakangnya, seperti saat ini.

Melihat punggungnya aku jadi tahu dia memang tinggi. Setinggi kebanggaan ayahnya pada El. Kami berjalan menuju arah matahari yang akan terbenam. Aku seperti bayangan yang sedang melihat mahakarya sang pencipta. Mengapa El begitu tampan ....

Sepertinya El tak bisa berjalan lebih jauh lagi.

“Auuuh! Isst!”

Aku berlari menghampirinya. “Biar kulihat ....”

Tubuhku merendah dan membungkuk mendekati sebelah kakinya. Aku memijatnya dengan sangat pelan.

“Nael, bangun. Jangan membungkuk di depanku.” El kembali meraih tubuhku dan aku pun berdiri, mendongak menatap kedua matanya yang hendak menangis.

Aku tahu itu sakit. Tapi, apa sampai membuatmu menangis? Seingatku pria sangat gengsi untuk menangis.

“Sudah tidak usah dipaksakan jalan, jangan suka pura-pura. Apalagi saat denganku. Sakit, kan? Kau hampir menangis, tuh.”

Sebenarnya aku juga ingin menangis, entah karena apa. Yang pasti ini juga menyakitkan untukku. Aku tahu itu sakit sekali. Kini aku benar-benar cemas.

“Jangan main futsal lagi. Kau tidak cocok!” Karena aku tahu kau tidak bisa bermain dengan teman-temanmu yang brutal.

Dia hanya meringis kesakitan, dasar anak nakal. Kami berjalan bersama dan aku berusaha memapahnya.

“Tidak usah, Nae.” Apa kau malu atau gengsi? Dasar. Masih saja ingin berpura-pura?

“Mari, aku bantu pangeran. Biar kita cepat sampai. Atau kau ingin berakhir di rumah sakit?” akhirnya tidak ada penolakan lagi.

Ya Alloh, semoga engkau melindungi kami dari bencana kesedihan. Aku mengerti yang baik belum tentu selamanya, suatu hari engkau pasti akan mengambilnya, semoga aku kuat jika hari seperti itu datang.

Ketika sampai di ujung lorong SMA, hendak keluar. Tiba-tiba El terhenti, aku tertunduk. Tidak ada keberanian untuk menatapnya karena kutahu di ujung jalan sana dia sudah ditunggu ayahnya. Dia mendorong tubuhku dan menutup pintu gerbang sekolah.

“El?” aku terisak dan tubuhku gemetar secara spontan. Aku sangat terluka melihat wajah orang itu lagi. Sejujurnya aku sangat takut.

Close your eyes, Nael. Tenanglah.” El memelukku. Tidak seperti biasanya, kali ini sangat erat dan tanpa senyum.

Aku tidak ingin melihatnya, kudengar degup jantung miliknya yang berdetak tak keruan. Seakan kejadian ini hanya angin lalu. Hal itu tidak akan kulupa.

“Kumaafkan perbuatanmu tempo hari yang balik kanan meninggalkanku, Nael. Thanks, karena sudah mau kembali lagi padaku, namun kali ini cukup sampai di sini. Aku tidak ingin orang itu menyakitimu lagi.”

Untuk pertama kalinya ia mencium telapak tanganku.

“Jika waktu tidak mengubah hatimu, mari kita bertemu di sini pada tanggal 27 April 2018. Tepat di hari ulang tahunku.” El berbisik padaku, sangat pelan, dan menghilang setelah mengecup keningku.

Aku berdoa semoga ada obat bagiku dan baginya meski harus di lain hati.

And the story of us looks a lot like a tragedy now. you never made the most of it, and now you say good bye. hurt....

.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 1 0 1 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Moment
332      284     0     
Romance
Rachel Maureen Jovita cewek bar bar nan ramah,cantik dan apa adanya.Bersahabat dengan cowok famous di sekolahnya adalah keberuntungan tersendiri bagi gadis bar bar sepertinya Dean Edward Devine cowok famous dan pintar.Siapa yang tidak mengenal cowok ramah ini,Bersahabat dengan cewek seperti Rachel merupakan ketidak sengajaan yang membuatnya merasa beruntung dan juga menyesal [Maaf jika ...
NWA
2391      951     1     
Humor
Kisah empat cewek penggemar boybend korea NCT yang menghabiskan tiap harinya untuk menggilai boybend ini
Akhir yang Kau Berikan
541      381     1     
Short Story
\"Membaca Novel membuatku dapat mengekspresikan diriku, namun aku selalu diganggu oleh dia\" begitulah gumam Arum ketika sedang asyik membaca. Arum hanya ingin mendapatkan ketenangan dirinya dari gangguan teman sekelasnya yang selalu mengganggu ia. Seiring berjalan dengan waktu Arum sudah terbiasa dengan kejadian itu, dan Laki Laki yang mengganggu ini mulai tertarik apa yang diminati oleh Arum...
Manusia Air Mata
1549      908     4     
Romance
Jika air mata berbentuk manusia, maka dia adalah Mawar Dwi Atmaja. Dan jika bahagia memang menjadi mimpinya, maka Arjun Febryan selalu berusaha mengupayakan untuknya. Pertemuan Mawar dan Arjun jauh dari kata romantis. Mawar sebagai mahasiswa semester tua yang sedang bimbingan skripsi dimarahi habis-habisan oleh Arjun selaku komisi disiplin karena salah mengira Mawar sebagai maba yang telat. ...
AUNTUMN GARDENIA
164      143     1     
Romance
Tahun ini, dia tidak datang lagi. Apa yang sedang dia lakukan? Apa yang sedang dia pikirkan? Apakah dia sedang kesulitan? Sweater hangat berwarna coklat muda bermotif rusa putih yang Eliza Vjeshte kenakan tidak mampu menahan dinginnya sore hari ini. Dengan tampang putus asa ia mengeluarkan kamera polaroid yang ada di dalam tasnya, kemudian menaiki jembatan Triste di atas kolam ikan berukura...
Wilted Flower
411      313     3     
Romance
Antara luka, salah paham, dan kehilangan yang sunyi, seorang gadis remaja bernama Adhira berjuang memahami arti persahabatan, cinta, dan menerima dirinya yang sebenarnya. Memiliki latar belakang keluarga miskin dengan ayah penjudi menjadikan Adhira berjuang keras untuk pendidikannya. Di sisi lain, pertemuannya dengan Bimantara membawa sesuatu hal yang tidak pernah dia kira terjadi di hidupnya...
Wait! This's Fifty-Fifty, but...
144      127     0     
Romance
Is he coming? Of course, I'm a good girl and a perfect woman. No, all possibilities have the same opportunity.
North Elf
2201      1035     1     
Fantasy
Elvain, dunia para elf yang dibagi menjadi 4 kerajaan besar sesuai arah mata angin, Utara, Selatan, Barat, dan Timur . Aquilla Heniel adalah Putri Kedua Kerajaan Utara yang diasingkan selama 177 tahun. Setelah ia keluar dari pengasingan, ia menjadi buronan oleh keluarganya, dan membuatnya pergi di dunia manusia. Di sana, ia mengetahui bahwa elf sedang diburu. Apa yang akan terjadi? @avrillyx...
BELVANYA
349      241     1     
Romance
Vanya belum pernah merasakan jatuh cinta, semenjak ada Belva kehidupan Vanya berubah. Vanya sayang Belva, Belva sayang Vanya karna bisa membuatnya move on. Tapi terjadi suatu hal yang membuat Belva mengurungkan niatnya untuk menembak Vanya.
Return my time
323      273     2     
Fantasy
Riana seorang gadis SMA, di karuniai sebuah kekuatan untuk menolong takdir dari seseorang. Dengan batuan benda magis. Ia dapat menjelajah waktu sesuka hati nya.