Loading...
Logo TinLit
Read Story - High School Second Story
MENU
About Us  

Hari ini adalah hari terakhir untuk memutuskan aku mengambil pekerjaan konyol itu atau tidak. 
Setelah bergulat panjang dengan batinku, akhirnya aku mengambil keputusan yang mungkin saja akan menghancurkanku secara perlahan.

Ku ketuk pintu ruangan Pak Yoga dengan gugup. Terdengar suara khasnya mempersilahkanku untuk masuk. 
"Akhirnya kau menemuiku juga. Ayo duduk Khai." Katanya dengan senyum sumringah, seakan tahu maksud kedatanganku. 
"Begini Pak. Saya sudah memutuskan untuk menerima tawaran Bapak. Dengan berbagai syarat yang sudah saya tulis dikertas ini." Kataku kemudian memberikan selembar kertas kepadanya. 
"Apa ini?" Katanya sembari membaca tulisan yang tertera dalam kertas itu.

Sepuluh menit berlalu, aku dan Pak Yoga sama-sama terdiam. Hening. Dingin. Ruangan ini jadi sedikit menyeramkan. 
"Baiklah. Aku sudah paham sekarang. Disini tertulis bahwa kau mau aku berpura-pura menjadi walimu, memberikanmu fasilitas seperti mobil, rumah, dan uang saku. Lalu kau juga memintaku untuk menyiapkan seluruh berkas-berkas palsu sebagai tanda kepindahanmu dari luar negeri ke sekolah itu. Dan kau juga meminta untuk dibiayai kuliah sampai kau lulus?!" Katanya. 
"Ya, benar Pak. Jika Bapak setuju, silahkan tanda tangan disitu." Kataku. 
"Kau tidak perlu repot membuat surat seperti ini, aku sudah menyiapkan semuanya. Rumah, kendaraan, surat-surat, bahkan seragam sekolahmu pun sudah tersedia. Kau tinggal menjalankan tugasmu dengan baik, dan memberikan laporan apapun mengenai putriku. Tak usah khawatir dengan kuliahmu, setelah tugas ini berakhir kau akan kuliah di universitas ternama. Tanpa biaya! Itupun jika kau berhasil membuat putriku tidak bergaul terlalu jauh." Kata-katanya membuatku kaget. Sungguh aku merasa malu saat ini, ingin sekali berlari keluar lalu mengumpat dibawah meja. Aahhhh sial. 
"Oh ya, satu lagi. Kau akan mulai bersekolah minggu depan. Dan aku juga dengar bahwa putriku akan mengikuti pesta tahunan di sekolahnya, mungkin sekitar dua minggu lagi. Bagaimana pun caranya kau harus ikut pesta itu. Aku akan atur semua keperluanmu. Dan jangan sampai ketahuan. Mengerti?!" Instruksinya begitu lengkap, seperti seorang komandan.
***
Hari ini sudah tidak diwajibkan untuk datang ke kantor, sebab hari ini aku sudah harus menempati rumah yang disediakan Pak Yoga. Aku hanya mengira rumah itu kecil, tapi nyatanya rumah itu amat sangat besar. Lengkap dengan segala perlengkapan rumah tangga, dan juga asisten rumah tangga. Sungguh, niat sekali Pak Yoga mengajakku berakting, seolah-olah dialah sang sutradara hebatnya. Tapi lumayan juga menempati rumah sebagus ini, jarang sekali aku mendapatkan kesempatan emas semacam ini.

"Permisi Nona Khai, kamar Nona ada di lantai dua sebelah kanan. Oh ya, baju-baju Nona sudah tersedia dilemari. Jika butuh sesuatu panggil saja saya, Yura." Kata salah seorang asisten rumah tangga dirumah ini, aku hanya mengangguk dan tersenyum kemudian pergi menaiki tangga menuju kamarku.

"Waaahh, bagus sekali kamarnya. Luas, seluas rumahku mungkin ya. Hm, kenapa dia tega menghabiskan uang hanya untuk menyewa rumah sebesar ini ya?" Gumamku begitu sampai diruang kamarku. Aku begitu takjub dengan seisi rumah ini, bahkan aku dapat melihat pemandangan indah hanya dari balkon kamarku. Sungguh bahagianya bisa tinggal dirumah sebesar ini.

***
Senin pagi! Sudah saatnya bersiap untuk kembali keneraka, maksudku kesekolah. Dengan seragam super kecil ini, rok yang begitu ketat dan sepatu berwarna pink ini?! "Oh Tuhaannn!!" gumamku. "Ini bukan aku yang sebenarnya!!"

Aku berjalan melewati koridor sekolah ini dengan gugup. Sambil sesekali memegangi bagian rokku yang sangat sempit ini. Puluhan pasang tatapan mata melihat kearahku, termasuk putri Pak Yoga. Oh ya, kalian perlu tahu. Namaku disekolah ini adalah Khairina Talysha Hadley, putri dari Yorath Hadley dan Daralis Hadley. Ah susah sekali nama baruku itu, untung saja aku masih dipanggil dengan sebutan Khai.

"Hallo?!" Sapa seorang murid perempuan yang aku tahu dari badge, namanya adalah Berlian Ginting.
"Oh! Hallo?!" Jawabku dengan singkat, menyeringaikan senyum bodoh. 
"Murid baru ya? Dari London? Aku Berlian Ginting, panggil saja Berlin." Oh Tuhan, dia tahu siapa aku. Apa mungkin dia juga sudah tahu kalau aku sedang dalam penyamaran? Bagaimana kalau dia sudah tahu?
"Halloooo?! Dengar aku?!" Suaranya membuatku terbangun dari lamunanaku, dengan senyum bodoh(lagi) aku mengalaminya. 
"Iya, aku Kahirina Talysha Hadley. Panggil saja Khai."
"Baiklah, ku dengar kau dikelas 2-Ipa-1 ya? Itu juga kelasku loh. Bagaimana kalau kita kekelas bersama? Kau bisa duduk denganku, kebetulan aku duduk sendiri dibelakang." Katanya penuh dengan senyuman, sambil menarik lenganku untuk mengikutinya. Aku hanya bisa menurutinya, demi penyamaranku. 
***
Setelah upacara bendera selesai, aku dan Berlin kembali kekelas. Dan dia begitu heboh dengan kedatanganku, aku sampai lelah meladeninya. Untung saja bel masuk sudah berbunyi, dan seorang guru perempuan yang terlihat masih muda datang masuk kekelasku.

"Selamat pagi semua?" Sapanya begitu sampai didalam ruang kelas, dan disahuti oleh semua murid. 
"Hari ini kalian pasti sudah tahukan, bahwa ada teman baru yang bergabung dikelas ini." Katanya sambil menatap kearahku. 
"Baiklah, Khai. Kau boleh maju dan perkenalkan diri, asal sekolahmu sebelumnya, dan kemudian kembali duduk." Aku berdiri dan berjalan menuju kedepan kelas, aku jadi mengingat sesuatu.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • DesyTioulina

    @dede_pratiwi thank you :), gambarnya di gambarin hehe pasti aku mampir di ceritamu

    Comment on chapter MENGINGATNYA LAGI
  • dede_pratiwi

    covernya gambar sendiri ya? nice drawing... dan untuk penulisannya oke, gaya bahasanya mudah dipahami. keep writing...udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu

    Comment on chapter MENGINGATNYA LAGI
Similar Tags
Cinta Aja Nggak Cukup!
5093      1671     8     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
Confusing Letter
1004      550     1     
Romance
Confusing Letter
Grey
254      215     1     
Romance
Silahkan kalian berpikir ulang sebelum menjatuhkan hati. Apakah kalian sudah siap jika hati itu tidak ada yang menangkap lalu benar-benar terjatuh dan patah? Jika tidak, jadilah pengecut yang selamanya tidak akan pernah merasakan indahnya jatuh cinta dan sakitnya patah hati.
Ingatan
9161      2141     2     
Romance
Kisah ini dimulai dari seorang gadis perempuan yang menemui takdirnya. Ia kecelakaan sebelum sempat bertemu seseorang. Hidupnya terombang-ambing diantara dua waktu. Jiwanya mencari sedang raganya terbujur kaku. Hingga suatu hari elektrokardiogram itu berbunyi sangat nyaring bentuknya sudah menjadi garis yang lurus. Beralih dari cerita tersebut, di masa depan seorang laki-laki berseragam SMA menj...
Astronaut
6916      1778     2     
Action
Suatu hari aku akan berada di dalam sana, melintasi batas dengan kecepatan tujuh mil per detik
Wannable's Dream
41073      6017     42     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...
14 Days
1003      695     1     
Romance
disaat Han Ni sudah menemukan tempat yang tepat untuk mengakhiri hidupnya setelah sekian kali gagal dalam percobaan bunuh dirinya, seorang pemuda bernama Kim Ji Woon datang merusak mood-nya untuk mati. sejak saat pertemuannya dengan Ji Woon hidup Han Ni berubah secara perlahan. cara pandangannya tentang arti kehidupan juga berubah. Tak ada lagi Han Han Ni yang selalu tertindas oleh kejamnya d...
Popo Radio
11342      2211     20     
Romance
POPO RADIO jadi salah satu program siaran BHINEKA FM yang wajib didengar. Setidaknya oleh warga SMA Bhineka yang berbeda-beda tetap satu jua. Penyiarnya Poni. Bukan kuda poni atau poni kuda, tapi Poni siswi SMA Bhineka yang pertama kali ngusulin ide eskul siaran radio di sekolahnya.
LELATU
242      212     0     
Romance
Mata membakar rasa. Kobarannya sampai ke rongga jiwa dan ruang akal. Dapat menghanguskan dan terkadang bisa menjadikan siapa saja seperti abu. Itulah lelatu, sebuah percikan kecil yang meletup tatkala tatap bertemu pandang. Seperti itu pulalah cinta, seringkalinya berawal dari "aku melihatmu" dan "kau melihatku".
A Story
317      253     2     
Romance
Ini hanyalah sebuah kisah klise. Kisah sahabat yang salah satunya cinta. Kisah Fania dan sahabatnya Delka. Fania suka Delka. Delka hanya menganggap Fania sahabat. Entah apa ending dari kisah mereka. Akankah berakhir bahagia? Atau bahkan lebih menyakitkan?