Loading...
Logo TinLit
Read Story - Ingatan
MENU
About Us  

Sudah tidak ada harapan lagi. Elektrokardiogram sedetik yang lalu bergaris lurus. Anita memeluk anaknya dengan perasaan luar biasa kaget dan bergetar. Mulutnya tidak henti untuk membaca beberapa doa yang ia tau. Dokter masuk bersama empat suster di belakangnya. Satu suster memeluk Anita sambil mengajaknya keluar. Anita menolak pergi ia ingin tetap berada disamping anaknya. Sekuat kemampuan suster itu tetap mencoba membawa Anita ke luar. Saat itu juga Anita tergeletak pingsan. Ia lalu dibawa ke ruang periksa di lantai bawah.

Dokter mulai melakukan pemeriksaan. Alat-alat yang terpasang dicek ulang. Setelah semua dalam keadaan baik. Dokter mulai melakukan operasi. Mencoba memberikan pertolongan. Menyelamatkan satu nyawa paling berharga. Duk..duk.. suara defibrillator ditekan-tekan pada paru-paru seorang gadis yang tergeletak pucat. Hidungnya dipasangkan kembali selang masker oksigen. Dokter mulai kewalahan saat elektrokardiogram masih bergaris lurus. Seorang suster bertugas mengelap keringat dokter. Dua suster lain ikut membantu dokter.

“Sekali lagi, bismillah” dokter menempelkan besi defibrillator terlebih dahulu sebelum menekankan pada paru-paru. Duk..duk.. defibrillator sudah menyentuh bagian paru-paru. Tubuh gadis itu terdorong ke depan. Mengikuti tekanan yang diberikan. Dokter berhenti. Ia memperhatikan elektrokardiogram. Menunggunya untuk kembali dalam keadaan normal dan berdetak.

Sayangnya, elektrokardiogram masih berbentuk lurus dengan suara “Tiiiiiidddd….” Nyaring mengisi seluruh ruangan. Dokter menggelengkan kepalanya. Pasrah dengan apa yang telah terjadi.

“Dok, tunggu satu menit lagi” suster yang bertugas mengelap keringat membangkitkan semangat untuk tetap menunggu.

Dokter mengangguk pasrah. Elektrokardiogram tetap saja memanjang tanpa lekukan. Suara seperti klakson berbunyi itu terus menggema di ruang operasi sedang dokter bersama susternya merasa cukup bersedih. Beberapa kali dokter menghela napasnya panjang berharap beberapa menit lagi akan ada perubahan, sebelum dinyatakan telah tiada.

“Suster kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tuhan sudah membawanya pergi” dokter itu akan segera melepas alat-alat diruang operasi, “Kita sudah menempuh waktu untuk menunggu perubahan dan …” belum dokter melanjukan kalimatnya, suster memotongnya dengan teriakan bahagia:

“Dok…dok.. coba liat” suster satu lagi menyeringai bahagia. Menemukan elektrokardiogram kembali stabil dan “Tuk..tuk…” suara klakson itu berubah menjadi dentungan jam ding-ding.

Dokter terdiam sejenak perasaannya menganalisis apa yang terjadi, ia tidak tahu harus berkata apa lagi setelah tadi memutuskan akan segera mencabut semua alat pada tubuh gadis itu. Ada keajaiban yang Tuhan putuskan untuk umatnya. Matanya berbinar-binar bahagia bukan main,“Alhamdulillah” dokter tersenyum lega. “Akhirnya, pasien bisa melewati masa kritisnya” itulah sepenggal kalimat yang bisa ia lontarkan di depan suster-susternya.

“Segera kita bawa kabar baik ini kepada keluarganya” perintah dokter kepada susternya. Dokter merapihkan semua alat-alat yang tadi digunakan. Suster sudah kembali mengatur selang infus dan tabung oksigen. Gadis yang terkujur kaku masih menutup matanya. Meskipun ia sudah bisa melewati masa komanya dari menit lalu dan hari-hari kemarin mungkin bulan-bulan lalu.

***

Amnesia, ya karena benturan keras pada otak anak ibu, jadi kecelakaan ini tidak membuat pembuluh otaknya pecah sehingga menyebakan kematian. Kejadian ini membuat anak ibu amnesia ada sebagian memory yang terhapus pada otak anak ibu, beruntunglah karena anak ibu bisa selamat melewati masa kritisnya pernyataan dokter tadi siang membuat Anita tak bisa berpikir lain. Amnesia pada anaknya yang akan membuatnya sangat berat, apalagi ada kebohongan yang sudah Anita buat, kepatalan lagi. Amnesia yang akan sulit disembuhkan apabila semua kejadian yang melekat pada dirinya ditutup-tutupi.

“Baiklah akan aku tutup semua kenangan Bunga, biar dia terlahir sebagai manusia baru” Anita merekatkan jaket tipisnya, tubuhnya yang semakin kecil, kelopak mata yang menonjol dan bibir yang pucat membuatnya semakin berat. Ia berdiri dari kursi yang berjajar di lorong rumah sakit, berjalan menuju kamar Bunga.

Pagi itu semua keluarga sudah sepakat dengan keputusan Anita mengganti nama Bunga, ia memberi komando untuk tidak ada yang mengingatkan tentang kejadian buruk yang menimpa Bunga, dan jangan ada yang mengatakan semua kejadian ini bahkan ketika ia  kecelakaan. Anita mengizinkan Bunga hidup dalam ingatan barunya. “Helen kamu jangan coba-coba mengingatkan Tétéhmu tentang apapun itu, jalani saja kehidupan baru ini, Mama minta sama kamu”

Helena mengangguk setuju. Ayah terus saja menggerutkan dahinya, tangannya dilipat sambil terus menimbang-nimbang perkataan istrinya. Meskipun tidak setuju pada akhirnya Ayah setuju dengan maksud tujuan baik, semoga ini jalan terbaik.

“Mama gak mau sampai tiba-tiba Bunga mengingat kejadian masa lalunya dan membuatnya kesakitan lebih dari yang dia rasakan saat koma. Mama mohon sekali lagi jangan ingatkan. Semoga kita bisa bekerja sama” Anita tersenyum pipinya semakin terlihat tirus, tulang rahangnya terlihat jelas juga. Ia semakin kecil dengan beban pikiran barunya.

“Kalian panggil saja Bunga dengan nama Elian Safira Bela, oh iya satu lagi semua hal yang ada kaitannya dengan nama lamanya segera buang, Mama akan berusaha untuk membuangnya dan mohon dari semua untuk ikut merahasiakan” Anita memandang keduanya yakin.

“Tapi Ma, kenapa harus diganti? Bunga lebih bagus seperti apa yang pernah diartikan” Ayah masih tidak setuju meskipun dipaksakan.

“Ayah tolong mengertilah. Bukankah nama yang bagus? Ganti semuanya lagian Elian juga bagus apalagi sekarang dia sekolah di tempat yang menarik segalanya harus menarik. Secepatnya ganti nama Bunga di SMA jadi Elian ini tugas ayah. Kamu Helen buang apapun itu yang menyangkut Bunga di kamarnya, semua harus baru termasuk namanya” Ia menjelaskan dengan panjang lebar tanpa sedikit pun ingin dikomentar. Apalagi ditentang oleh siapaun itu.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Renata Keyla
6863      1590     3     
Romance
[ON GOING] "Lo gak percaya sama gue?" "Kenapa gue harus percaya sama lo kalo lo cuma bisa omong kosong kaya gini! Gue benci sama lo, Vin!" "Lo benci gue?" "Iya, kenapa? Marah?!" "Lo bakalan nyesel udah ngomong kaya gitu ke gue, Natt." "Haruskah gue nyesel? Setelah lihat kelakuan asli lo yang kaya gini? Yang bisanya cuma ng...
For Cello
3175      1066     3     
Romance
Adiba jatuh cinta pada seseorang yang hanya mampu ia gapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang ia sanggup menikmati bayangan dan tidak pernah bisa ia miliki. Seseorang yang hadir bagai bintang jatuh, sekelebat kemudian menghilang, sebelum tangannya sanggup untuk menggapainya. "Cello, nggak usah bimbang. Cukup kamu terus bersama dia, dan biarkan aku tetap seperti ini. Di sampingmu!&qu...
TERSESAT (DILEMA)
17453      3444     27     
Mystery
Cerita TERSESAT ( DILEMA ) ini ada juga di situs Storial.co, lho. Sedang diikutkan dalam kompetisistorialmei19, nulissukasuka, ceritainaja. Isi Sinopsis dan beberapa Episode di dalamnya sudah direvisi ulang agar lebih berbeda dengan isi sebelumnya. Bagi yang penasaran, yuk ikuti di link ini: https://www.storial.co/book/tersesat-dilema/ Ditunggu ulasan, saran, masukan, dan kritik kalian di s...
Pillars of Heaven
3020      968     2     
Fantasy
There were five Pillars, built upon five sealed demons. The demons enticed the guardians of the Pillars by granting them Otherworldly gifts. One was bestowed ethereal beauty. One incomparable wit. One matchless strength. One infinite wealth. And one the sight to the future. Those gifts were the door that unleashed Evil into the World. And now, Fate is upon the guardians' descendants, whose gifts ...
Tepian Rasa
1419      702     3     
Fan Fiction
Mencintai seseorang yang salah itu sakit!! Namun, bisa apa aku yang sudah tenggelam oleh dunia dan perhatiannya? Jika engkau menyukai dia, mengapa engkau memberikan perhatian lebih padaku? Bisakah aku berhenti merasakan sakit yang begitu dalam? Jika mencintaimu sesakit ini. Ingin aku memutar waktu agar aku tak pernah memulainya bahkan mengenalmu pun tak perlu..
Angkara
1170      684     1     
Inspirational
Semua orang memanggilnya Angka. Kalkulator berjalan yang benci matematika. Angka. Dibanding berkutat dengan kembaran namanya, dia lebih menyukai frasa. Kahlil Gibran adalah idolanya.
Monday
316      247     0     
Romance
Apa salah Refaya sehingga dia harus berada dalam satu kelas yang sama dengan mantan pacar satu-satunya, bahkan duduk bersebelahan? Apakah memang Tuhan memberikan jalan untuk memperbaiki hubungan? Ah, sepertinya malah memperparah keadaan. Hari Senin selalu menjadi awal dari cerita Refaya.
100%-80%
9671      1585     4     
Romance
Naura merasa dirinya sebagai seorang gadis biasa -biasa saja dan tidak memiliki kelebihan tertentu bertemu dengan Tsubastian yang bisa dibilang mendekati sempurna sebagai seorang manusia. kesempurnaan Tsubastian hancur karena Naura, bagaimana Naura dan Tsubastian menghadapinya
IMAGINATIVE GIRL
2815      1383     2     
Romance
Rose Sri Ningsih, perempuan keturunan Indonesia Jerman ini merupakan perempuan yang memiliki kebiasaan ber-imajinasi setiap saat. Ia selalu ber-imajinasi jika ia akan menikahi seorang pangeran tampan yang selalu ada di imajinasinya itu. Tapi apa mungkin ia akan menikah dengan pangeran imajinasinya itu? Atau dia akan menemukan pangeran di kehidupan nyatanya?
I'M
9195      1835     4     
Romance
"Namanya aja anak semata wayang, pasti gampanglah dapat sesuatu." "Enak banget ya jadi anak satu-satunya, nggak perlu mikirin apa-apa. Tinggal terima beres." "Emang lo bisa? Kan lo biasa manja." "Siapa bilang jadi anak semata wayang selamanya manja?! Nggak, bakal gue buktiin kalau anak semata wayang itu nggak manja!" Adhisti berkeyakinan kuat untuk m...