Loading...
Logo TinLit
Read Story - That Devil, I Love
MENU
About Us  

 

Terlihat sebuah mobil camry berwarna hitam melaju kencang membelah jalanan ibukota. Jika bisa kita lihat, laju mobil tersebut agak ugal-ugalan. Terlihat ia sesekali menerobos lampu merah dan mengakibatkan beberapa pengendara mobil lain membunyikan klakson mereka tanda protes pada camry yang melintas di depan mereka.

Adapun pengendara mobil camry yang berjenis kelamin laki-laki itu, ia seolah tak peduli dengan protesnya pengendara lain. Saat ini yang ada pikirannya adalah untuk segera menemukan 'dia'. Dia yang berhasil menjungkirbalikkan dunianya. Dia yang mampu membuatnya melakukan apa saja hanya untuk bersamanya.

"Sial (menggebrak setir mobil) Ara, di mana kamu ?", kata lelaki itu.

Nama lelaki itu adalah Raka, dan Ara adalah gadis yang sangat dicintainya. Ia tidak tahu kapan persisnya, namun setelah kakak laki-lakinya menitipkan Ara padanya yang pasti ia semakin dekat dengan Ara, dan kemudian jatuh cinta. Kakak laki-lakinya yang baru saja pulang dari London, pernah menitipkan Ara pada Raka. Meskipun begitu, bukan berarti hubungan kakak Raka dan Ara dulu adalah sepasang kekasih. Tidak, kakak Raka hanya memperhatikan Ara dari jauh. Berhubung saat itu, 2 tahun yang lalu kakak Raka hendak melanjutkan S2 di London, lantas kakaknya berpesan pada Raka untuk mengawasi Ara. Jangan sampai Ara menjalin hubungan dengan lelaki lain, karena 2 tahun setelah lulus S2 kakak Raka akan kembali dan melakukan pendekatan pada Ara.

Namun siapa sangka, takdir berkata lain. Semakin hari hubungan Raka dan Ara semakin dekat. Hingga puncaknya, tiga bulan yang lalu, mereka resmi menjadi sepasang kekasih. Namun kebahagiaan mereka tak bertahan lama karena dua minggu yang lalu kakak Raka sudah pulang, dan berniat mengambil Ara kembali.

Raka berpikir keras, dimana ia bisa menemukan Ara. Setelah cukup lama berpikir, akhirnya ia teringat sesuatu. Pantai, ya Ara sangat menyukai pantai. Langsung saja ia melajukan mobilnya ke pantai yang biasa dikunjungi Ara.

Setelah keluar dari mobilnya, lantas ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru pantai. Benar saja di sana dari jarak 20 meter ia melihat seorang gadis yang mengenakan dress hijau tosca panjang dengan cardigan krem, nampak tengah memandang hamparan laut. Langsung saja ia menghampiri gadis itu.

"Ara.."

Merasa ada yang memanggil namanya, lantas gadis itu menoleh ke arah sumber suara. Dan seketika itu mata gadis itu membelalak dengan mulut sedikit terbuka. Tak ingin bertatapan lebih lama dengan lelaki itu, Ara pun berniat untuk melangkah pergi. Namun belum sempat melangkah, lelaki itu menarik lengan Ara sehingga membuat Ara bertabrakan dengan dada lelaki itu. Lantas di peluknya Ara oleh lelaki itu.

"Raka lepas...", kata Ara meronta.

"Tidak sampai kamu berjanji, kita akan bicara dan kamu tidak boleh kabur lagi"

"Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, semua sudah selesai...", kata Ara dengan mata berkaca-kaca.

Ara sudah tidak meronta-ronta lagi dipelukan Raka. Lantas Raka melepas pelukannya pada Ara, kemudian menangkup wajah Ara dengan kedua tangannya. Kemudian ditatapnya Ara dengan tatapan penuh cinta.

"Aku mohon, jangan akhiri hubungan kita. Kita sudah melangkah sejauh ini, kita tidak boleh menyerah"

"Kamu sudah tahu apa jawabanku"

"Tidak bisakah sekali ini saja kita egois dan tak mempedulikan orang lain ? kamu menyakitiku, kamu menyakiti dirimu sendiri"

"Lalu bagaimana dengan orang-orang yang berada di sekitar kita ? Akan ada lebih banyak orang yang akan tersakiti jika kita bersama. Keluargaku, ayah ibumu, kakakmu, katakan bagaimana mungkin aku bisa menyakiti mereka.", kata Ara dengan nafas yang tersengal-sengal.

Mendengar itu lantas Raka melepaskan tangkupannya pada wajah Ara, kemudian mundur satu langkah. Raka benar-benar tidak menyangka ini benar-benar akan menjadi akhir dari kisah cintanya.

"Apa kamu yakin untuk membuang perasaan kita ?"

Mendengar itu lantas Ara menganggukkan kepala kemudian terisak. Ara sudah tidak mampu menahan air matanya untuk tidak jatuh. Melihat itu lalu Raka meremas rambutnya kesal. Pada akhirnya, Ara tidak mau diajak untuk memperjuangkan cinta mereka.

"Lepaskan aku...", kata Ara yang masih terisak.

"Baiklah kalau itu maumu", kata Raka dengan nada dingin.

Kemudian tiba-tiba Raka maju satu langkah untuk mendekati Ara, lalu tangan kanan Raka terulur menyentuh sisi kiri kepala Ara. Kemudian ia melanjutkan kata-katanya...

"Aku, Raka Pangestu Himawan demi langit, bumi dan laut yang menjadi saksi, akan melepaskan cintaku Clara Albertina atas nama kepentingan bersama. Tidak peduli seberapa sakitnya, cukup kamilah yang akan menanggungnya", Air mata telah lolos dari netra Raka.

Kemudian Ara pun menyahut dengan posisi semula. Tangan Raka pun masih setia bertengger di sisi kiri kepala Ara.

"Aku, Clara Albertina demi langit, bumi dan laut yang menjadi saksi, akan melepaskan cintaku Raka Pangestu Himawan atas nama kepentingan bersama. Tidak peduli seberapa sakitnya, cukup kamilah yang akan menanggungnya", kata Ara yang tak mampu menahan tangisnya.

Mendengar ikrar yang telah terucap dari mulut Ara, lantas Raka pun menurunkan tangannya, kemudian ia membalikkan badan dan melangkah pergi menjauhi Ara. Sedangkan Ara yang ditinggal pergi, memilih larut dalam tangisannya.

"Cuttt!!!! "

Ternyata adegan emosional barusan tidak nyata. Adegan yang telah dirangkai sangat apik itu ternyata hanya untuk keperluan shooting film belaka.

"Luar biasa, luar biasa (bertepuk tangan), ini adegan teremosional yang pernah aku lihat", kata sutradara yang berjenis kelamin laki-laki sambil menyeka air matanya.

Tepuk tangan dan tangisan tak hanya datang dari sutradara, namun para kru dan kameramen yang menyaksikan adegan itu juga melakukan hal yang sama. Mereka terkesan dengan akting aktris dan aktor yang berusan mereka lihat. Terlihat natural dan sangat emosional.

"Tidak salah aku mengambil Airin dan Rayn Wijaya sebagai pemeran utama di film ini. Akting dan chemistry kalian luar biasa", kata Sutradara menghampiri dua pemain adegan tadi.

Mendengarnya, Airin pun menundukkan kepalanya sambil tersenyum sembari mengucapkan terimakasih pada sutradara, sedangkan Rayn dia tampak biasa saja, tidak ada senyum bangga, hanya senyum tipis yang ia tampilkan. Kemudian Rayn pun berlalu meninggalkan Airin yang masih mendapat pujian dari para kru.

Seperti itulah kiranya dunia yang sudah tiga tahun ini Airin geluti. Dunia hiburan tanah air, dunia yang menuntut orang-orang di dalamnya untuk mampu berpura-pura di depan kamera.

Setelah menerima banyak pujian dari para kru, lantas Airin segera menuju runag transit. Tak lama sampailah Airin di suatu ruangan ber-AC, dimana terdapat 3 sofa besar di sana. Di sana ia menemukan Rayn dan manajernya di sofa paling kanan sedang duduk. Lelaki itu nampak sedang sibuk memainkan ponselnya dan manajernya terlihat sedang mencatat sesuatu di bukunya. Lalu kemana manajer Airin ? manajer Airin tengah sakit, sehingga ia tidak bsia menemani shooting Airin hari ini.

"Aktingmu luar biasa, kamu pasti akan panen penghargaan tahun ini", kata seorang laki-laki yang tiba-tiba menghampiri Airin.

"Laskar..", panggil Airin.

Laskar Pangestu adalah salah satu pemeran pendukung laki-laki yang ada dalam di dalam film yang sama dengan Airin. Laskar pun telah mendudukkan dirinya tepat disisi kiri Airin. Saat Laskar mendudukkan dirinya, tidak sengaja Airin bertemu pandang dengan Rayn. Seperti biasa, tatapan lelaki itu selalu saja sinis saat Airin menatapnya. Hal iu membuat Airin agak takut.

Airin tidak tahu sejak kapan, tapi hubungannya dengan Rayn tidak seharmonis di film. Jangankan untuk harmonis, mengobrol di luar adegan film saja tidak pernah. Tapi anehnya mereka selalu memiliki chemistry ketika berada di depan kamera. Ah, namanya juga aktris dan aktor ulung.

Tak berapa lama, akhirnya Airin dan Rayn dipanggil itu pengambilan adegan selanjutnya di film. Pengambilan adegan film diambil hingga pukul 11 malam.

Setelah melakukan pengambilan adegan di dua tempat, akhirnya shooting hari ini selesai juga. Airin terlihat semangat untuk kembali ke ruang transit. Ia harus segera mengecek ponselnya karena nanti ia akan dijemput oleh pacarnya, Brian Adhi Kesuma seorang dokter muda yang sedang viral.

Namun saat sampai di ruang transit, saat melihat Rayn dia jadi lupa tujuan awalnya ke sana. Ia malah mengambil minuman isotonik di tasnya. Kemudian Airin melangkah mendekati Rayn dan menyodorkan minuman itu kepada Rayn yang saat ini tengah terduduk. Melihat ada seseorang yang menyodorkan minuman, lantas Rayn menaikkan pandangannya untuk melihat siapa sosok yang menyodorkan minuman itu. Setelah tahu siapa yang menyodorkan minuman ia malah mendecih sebal.

"Tidak usah. Kenapa tidak kau berikan saja kepada para lelakimu itu.."

Setelah mengatakan itu, lantas Rayn berdiri lalu menepis tangan Airin, kemudian ia melangkah pergi menuju toilet.

Sedangkan Airin, ia masih berusaha memproses kejadian yang baru saja dialami. Seketika tatapannya mendadak kosong. Ia bergelut dengan pemikirannya. Para lekaki ? apa maksudnya ? Sebenci itukah Rayn Wijaya padanya ? Dia salah apa ? bukankah mereka dulu adalah teman satu sekolah ? Tapi kenapa ?

Ya, itu adalah beberapa kalimat yang saat ini tengah berputar di otak Airin. Untung saja saat ini tidak ada oranglain selain mereka, jadi Airin tidak perlu malu karena diperlakukan seperti itu oleh Rayn. Tak berapa lama kemudian ada seseorang yang tiba-tiba menepuk pelan bahu kanan Airin.

"Ai, sedang apa ? kamu ditunggu pacarmu di ruang make up tuh, ciyee", kata seorang perempuan. Perempuan itu adalah salah satu kru film.

"Eh Lita. Hmm, apa iya ? Tumben sekali di ruang make up"

"Ya kan tidak mungkin dia ke sini, ini kan khusus tempat transit artis"

"Oh iya, hehe terimakasih. Aku akan segera menemuinya"

Kemudian Airin pun segera menyusul kekasihnya di ruang make up, yang berada di samping kamar mandi lokasi shooting.

Bersamaan dengan itu Rayn yang sudah menyelesaikan ritualnya di kamar mandi, berniat untuk kembali ke ruang transit dan kemudian pulang. Namun saat hendak melewati ruang make up, tiba-tiba Rayn menghentikan langkah kakinya karena melihat adegan menarik di dalamnya. Ia masih bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di dalam ruangan itu karena pintunya terbuka hampir separuh.

Terlihat didalam ruangan dua sejoli sedang beradu mulut. Siapa lagi kalau bukan Airin dan Brian. Setelah Airin masuk ruangan, tiba-tiba Brian menarik tangan Airin dan menghimpit Airin diantara tubuhnya dan meja rias. Kemudian Brian mendekatkan wajahnya ke perpotongan leher Airin.

" Hentikan, apa yang kamu lakukan Brian ? ", Kata Airin yang masih menolak perlakuan Brian.

" Aku hanya melakukan apa yang sering dilakukan pasangan kekasih pada umumnya. " Kata Brian hendak meraih bibir Airin.

"Aku bilang hentikan!" dengan sekuat tenaga akhirnya Airin mampu mendorong Brian, ia pun terlepas dari himpitan Brian.

" Kenapa ? kenapa kau selalu menolakku !"

" Apa kau gila ? Apa kau sadar kita ada di mana ? bagaimana jika ada papparazi melihat kita ? kau mau menghancurkan karirku ? "

" Baik, kalau begitu ayo kita melakukannya setelah acara ini selesai. Bagaimana ?"

" Aku.. aku...", ujar Airin

"Kau tidak bisa menjawab kan ? sudah berapa lama kita pacaran ? tapi kau tidak pernah mengizinkanku untuk menyentuhmu."

Plakk!!! kesal, Airin pun mendaratkan tamparan di pipi Brian.

" Aku kira kau berbeda, ternyata sama saja. Mulai sekarang kita putus "

Setelah mengatakan itu Airin memutuskan untuk berlalu meninggalkan Brian. Dia harus keluar dari tempat ini, dia tidak ingin mennagis di depan Brian. Brian sendiri, ia terlalu terkejut dengan ucapan Airin. Setelah kembali dari keterkejutannya langsung saja ia raih lengan Airin dan membalik tubuh Airin hingga berhadapan lagi dengannya.

" Tidak, sampai kapanpun aku tidak mau putus denganmu." Kata Brian berusaha meraih tangan Airin.

"Lepas", Airin memberontak

"Tidak, aku tidak akan melepaskanmu. Aku tidak mau putus denganmu. Airin maaf, maaf aku khilaf...", Brian mengiba.

"Aku tidak bisa bersama dengan orang sepertimu. Hubungan tanpa kepercayaan itu lemah, dan kau tak pernah memercayaiku. Dengarkan aku Brian Adhi Kesuma, aku Airin detik ini juga bukan lagi pacarmu"

Airin pun berlari meninggalkan ruangan. Namun alangkah terkejutnya dia, di depan pintu berdiri seorang manusia yang saat ini tidak ingin ia temui.

"Rayn, kau... "

" Heh, drama picisan yang menggelikan", setelah mengucapkan itu Rayn pun meninggalkan Airin begitu saja. Dan itu sukses membuat Airin semakin sesak.

Di tengah perjalanan menuju ruang transit, tiba-tiba langkah Rayn terhenti. Ia jadi teringat dengan obrolan kru yang didengarnya saat hendak menuju kamar mandi beberapa menit yang lalu.

(Flashback on)

"Jadi benar ya, Airin itu aktris gagal move on"

"Iya, kabarnya dia itu memiliki seseorang yang sudah dia cintai sejak 9 tahun yang lalu"

"Wah lama sekali. Tapi kan dia sudah punya pacar."

"Punya pacar sekarang, bukan berarti bisa menghapus masa lalu kan ?"

"Pantas saja dia sering gonta-ganti pacar, ternyata dia gagal move on"

(Flashback off)

Tak mau terlalu memikirkan omongan kedua kru tersebut, lantas Rayn melanjutkan perjalanan menuju ruang transit.

Bersambung....

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sisi Lain Tentang Cinta
795      447     5     
Mystery
Jika, bagian terindah dari tidur adalah mimpi, maka bagian terindah dari hidup adalah mati.
Haruskah Ku Mati
53515      5939     65     
Romance
Ini adalah kisah nyata perjalanan cintaku. Sejak kecil aku mengenal lelaki itu. Nama lelaki itu Aim. Tubuhnya tinggi, kurus, kulitnya putih dan wajahnya tampan. Dia sudah menjadi temanku sejak kecil. Diam-diam ternyata dia menyukaiku. Berawal dari cinta masa kecil yang terbawa sampai kami dewasa. Lelaki yang awalnya terlihat pendiam, kaku, gak punya banyak teman, dan cuek. Ternyata seiring berjal...
NIAGARA
478      356     1     
Short Story
 \"Apa sih yang nggak gue tau tentang Gara? Gue tau semua tentang dia, bahkan gue hafal semua jadwal kegiatan dia. Tapi tetap aja tuh cowok gak pernah peka.\" ~Nia Angelica~
If Only
374      248     9     
Short Story
Radit dan Kyra sudah menjalin hubungan selama lima tahun. Hingga suatu hari mereka bertengkar hebat dan berpisah, hanya karena sebuah salah paham yang disebabkan oleh pihak ketiga, yang ingin menghancurkan hubungan mereka. Masih adakah waktu bagi mereka untuk memperbaiki semuanya? Atau semua sudah terlambat dan hanya bisa bermimpi, "seandainya waktu dapat diputar kembali".
Love You, Om Ganteng
17454      4269     5     
Romance
"Mau dua bulan atau dua tahun, saya tidak akan suka sama kamu." "Kalau suka, gimana?" "Ya berarti saya sudah gila." "Deal. Siap-siap gila berarti."
Nadine
5914      1580     4     
Romance
Saat suara tak mampu lagi didengar. Saat kata yang terucap tak lagi bermakna. Dan saat semuanya sudah tak lagi sama. Akankah kisah kita tetap berjalan seperti yang selalu diharapkan? Tentang Fauzan yang pernah kehilangan. Tentang Nadin yang pernah terluka. Tentang Abi yang berusaha menggapai. dan Tentang Kara yang berada di antara mereka. Masih adakah namaku di dalam hatimu? atau Mas...
HIRI
173      143     0     
Action
"Everybody was ready to let that child go, but not her" Sejak kecil, Yohan Vander Irodikromo selalu merasa bahagia jika ia dapat membuat orang lain tersenyum setiap berada bersamanya. Akan tetapi, bagaimana jika semua senyum, tawa, dan pujian itu hanya untuk menutupi kenyataan bahwa ia adalah orang yang membunuh ibu kandungnya sendiri?
My Perfect Stranger
9174      3394     2     
Romance
Eleanor dan Cedric terpaksa menjalin hubungan kontrak selama dua bulan dikarenakan skandal aneh mengenai hubungan satu malam mereka di hari Valentine. Mereka mencurigai pelaku yang menyebarkan gosip itu adalah penguntit yang mengincar mereka semenjak masih remaja, meski mereka tidak memiliki hubungan apa pun sejak dulu. Sebelum insiden itu terjadi, Eleanor mengunjungi sebuah toko buku misteri...
Sacred Sins
1573      685     8     
Fantasy
With fragmented dreams and a wounded faith, Aria Harper is enslaved. Living as a human mortal in the kingdom of Sevardoveth is no less than an indignation. All that is humane are tormented and exploited to their maximum capacities. This is especially the case for Aria, who is born one of the very few providers of a unique type of blood essential to sustain the immortality of the royal vampires of...
Belahan Jiwa
516      348     4     
Short Story
Sebelum kamu bertanya tentang cinta padaku, tanyakan pada hatimu \"Sejauh mana aku memahami cinta?\"