Loading...
Logo TinLit
Read Story - Burn In Tears
MENU
About Us  

Hari ini, tepat 1 tahun lalu kau memberiku sebuah pena dalam balutan rasa yang mengakukan diri sebagai cinta. Pena yang terlalu rajin menghambur-hamburkan isi, belagak akan abadi. 
Seminggu lalu, dengan pena itu kupakai menulis sebagaimana biasa, pada sebuah surat dengan alamat penerima istimewa. Di pojok atas kertas terpatri namamu dengan garis tulis yang tak biasa, ada getar yang membuatnya buyar. Namun, surat itu tak pernah sampai, karena aku hanya ingin berdiskusi dengan diri sendiri, mengadu pada hampa yang menyesakkan. Tintaku mengering, penaku terhenti, yang tertoreh hanya kosong dan sepi.

Sudut mataku menangkap segaris cahaya diantara tirai tirai jendela, membelah remang dalam lelah. Sama sekali tidak membatuku keluar dari napas kesedihan yang gelap pekat menutupi kesadaran. Lalu, berandai andai-andai pun menemui titik mulai.

Andai hari itu masih ada, aku akan kirim potongan tiket teater, sketsa wajahmu dari mulai yang paling sempurna sampai hanya garis dasar penyok, dari selarik kata hingga berbait doa … semua tentang kita akan kukirim sampai tidak ada sedikit pun tempat di kamarmu yang tidak tertutupi kenangan. Aku juga akan mengirim diriku!

Embun terbentuk di tepi mata saat ratusan kertas tanda kita pernah saling tergila-gila nyaris tandas dilalap api. Aku paham betul, ingatan itu tidak hanya terpenjara dalam kata atau benda yang dapat dilapuk energi kimia maupun fisika. Ingatanku hidup di atas tubuhmu yang tak mungkin kuseret ke sini dan kuringkus dengan selimut untuk turut dibakar. Lagi pula, masih ada kelabilan yang memberangusku dalam ketakutan dan kekhawatiran tentang seberapa lama warasku dapat bertahan. Sebagian dariku ingin kamu pergi, berbalik menjalani kehidupan sendiri sendiri. hidupku, hidupmu, tapi sebagian lain dari aku berdemokrasi, “Raditya! Raditya! Raditya!” Bersorak mengidupkan dan berdoa agar panjang umur.

Surat itu tak pernah sampai. Tintaku surut sedangkan cinta ini tetap pasang. Bagai terserap dalam satu titik kosmik, tubuhku enggan berbalik ke arah yang berlainan, kuhadapi bumbungan asap yang mulai menghitamkan jendela. Kabut imajinari mengepul di atas kepala, turut serta memenuhi udara. Andai hujan dapat turun di kamar, membasuh luka, membuat setiap air mataku terhitung pasti tanpa terasa sia-sia. Aku hanya berandai-andai di muka cerita yang bubuk dalam abu bisu.

Surat undangan pernikahan kamu dengan wanita yang bukan aku datang lebih dulu sebelum aku mengirim surat tentang betapa rasaku masih tumbuh dan terawat. Aku marah! Kenapa tintanya habis ketika aku akan menulis kata terakhir : “Kamu akan jadi ayah.”Aku lagi-lagi menangis, merasa sesak bukan main. Pintu digedor terlalu keras, mereka berteriak tentang apa yang aku lakukan sampai asap keluar dari kamar.

Ayolah, aku hanya ingin membakar semua hal yang memiliki nilai kenangan dan jejaknya. Aku? Ya, aku juga punya nilai dan jejak itu.

Tags: FFWC2

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kata, Kita, Derita
442      306     1     
Short Story
Aku hanyalah sepotong kenangan. Mengiba pada waktu untuk mencipta temu, meski aku tak sanggup memilikimu.
Search My Couple
566      324     5     
Short Story
Gadis itu menangis dibawah karangan bunga dengan gaun putih panjangnya yang menjuntai ke tanah. Dimana pengantin lelakinya? Nyatanya pengantin lelakinya pergi ke pesta pernikahan orang lain sebagai pengantin. Aku akan pergi untuk kembali dan membuat hidupmu tidak akan tenang Daniel, ingat itu dalam benakmu---Siska Filyasa Handini.
The Second Lady?
460      333     6     
Short Story
Tentang seorang gadis bernama Melani yang sangat bingung memilih mempertahankan persahabatannya dengan Jillian, ataukah mempertahankan hubungan terlarangnya dengan Lucas, tunangan Jillian?
Perayaan Patah Hati
519      355     2     
Short Story
Satu, dua, hingga 730. Aku terus menghitung hari yang terlewati setelah kaupatahkan hati. Di bawah langit sore ini, bibirku memulas senyuman. Bukankah luka yang menemani manusia mendewasa?
Di Tengah Hujan
585      357     4     
Short Story
Kisah lama itu masih terukir di pikiranku. Dia hadir di tengah kegalauanku, kemudian kembali menghilang. Apa maksudnya? Tidak perlu datang jika hanya untuk pergi, aku benci rasa ini ternyata menyiksaku. Tolonglah, enyah saja dariku.
TEMAN tapi NAKSIR
465      309     3     
Short Story
Josh, seorang kapten basket yang digandrungi gadis-gadis, baru bergabung dengan genk Katarina terdiri dari 5 orang–Katarina, Hadi, Cyanne, Hendra dan Sylvia–anak-anak pintar dan tidak populer. Bukan tanpa maksud, Josh bergabung dengan mereka. Hatinya terpikat pada Katarina sejak SMA 1. Akankah cintanya bertepuk sebelah tangan?
Candamu Sakitku
553      315     2     
Short Story
Meski bercanda, mengejek, mencela, itu bagian dari hari-hariku bersama Mas Alif, hatiku berkata lain. Setiap candanya membuat aku tersipu dan berbunga. Namun, begitu cepat pula berubah menjadi sakit dan luka.
Hematidrosis
406      273     3     
Short Story
Obat yang telah lama aku temukan kini harus aku jauhi, setidaknya aku pernah merasakan jika ada obat lain selain resep dari pihak medis--Igo. Kini aku merasakan bahwa dunia dan segala isinya tak pernah berpihak pada alur hidupku.
Sadness in the rain
443      284     3     
Short Story
Mengiklaskan orang yang telah pergi bukan hal yang mudah.
Semut dan Coklatnya
742      434     4     
Short Story
Aku prajurit dan ia ratunya. Apakah aku harus melawan takdir untuk bisa memilikinya?