Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cinta Dalam Diam
MENU
About Us  

Di sudut café ini aku selalu mengamatimu. Memperhatiakan tiap gerak-gerikmu, memesan segelas caffe latte, membuka buku sketsa mu, dan mendengarkan music lewat earphone. Semua itu sudah kuhafal diluar kepala, hanya satu yang belum kutahu yaitu namamu. Aku tak sebegitu berani untuk memulai perkenalan denganmu, tidak seperti beberapa gadis yang terang-terangan mengajakmu berkenalan. Aku hanya bisa melihatmu dan mengagumimu dari jauh, itu sudah cukup buatku.

Tiap hari, di jam 4 sore kamu selalu datang ke café ini tidak pernah absen satu hari pun. Dan aku selalu mengikuti jadwalmu disini, menanti detik-detik kamu tersenyum puas melihat hasil coretanmu. Dan tanpa kamu sadar, senyumanmu menular kepadaku. Tiap gerak yang kamu keluarkan, aku rekam dalam goresan tinta diatas buku coklat kesayanganku. Dari pertama kamu datang kesini hingga detik ini, semua terekam jelas di dalam buku ini. Kamu, laki-laki pemilik senyum menawan.

Pernah suatu waktu aku berdoa kepada Tuhan agar aku bisa berkenalan dengan mu dan hal itu terwujud keesokan harinya. Waktu itu hujan turun dengan derasnya, kamu berdiri di depan café mendongak menatap langit kelabu. Tetesan air membasahi rambut mu, dan itu membuatmu tersenyum. Aku berdiri dari tempat persembunyianku, berjalan keluar café berniat menyudahi acara mengagumimu hari ini.

“Kamu bawa payung ??” tanyamu tiba-tiba ketika aku baru saja melangkah keluar dari pintu café.

“Ehh, eg..ngak…” jawabku cukup terkejut.

“Kamu pake ini aja, kasihan kalau kamu kehujanan.” katamu menyerahkan payung bewarna biru muda kepada ku.

“Terus kamu pake apa ??” tanyaku ragu.

“Aku?? Gampang aku mah, cukup pake ini.” jawabmu mengenakan hoddie jaket putihmu. Dan setelah kalimat itu, kamu pergi berlari menembus rintik hujan. Aku melihat payung di tanganku, dan tanpa sadar senyumku terbit.

“Terimakasih.” gumamku membuka payung pemberian mu, berjalan perlahan menyusuri jalanan ditemani rintik hujan.

Keesokan harinya kamu tidak datang ke café, aku menunggumu dan berharap memiliki kesempatan untuk mengucapkan terimakasih. Tapi, sayangnya kamu tidak datang hari ini, bahkan beberapa hari kedepan. Lalu di hari kesekian kamu tidak muncul, sebuah surat datang kepadaku.

“Titipan dari cowok yang suka duduk di meja situ.” Kata pelayan menunjuk meja yang biasanya kamu tempati. Aku berlalu dan duduk di tempat favoritku, membuka perlahan surat darimu.

Hai,

Mungkin ini terdengar aneh, tapi dari awal aku dateng ke café ini sampai hari dimana aku memberikanmu payung, aku tertarik sama kamu. Kamu gadis manis yang selalu duduk di meja sudut, terlalu sibuk dengan bukumu hingga tak pernah sadar jika aku selalu memperhatikanmu.

Bersama surat ini aku menyertakan hadiah untukmu. Bisa dibilang hadiah perpisahan dari ku yang belum sempat memulai apapun denganmu. Saat kamu baca surat ini, mungkin aku sudah tenang diatas. Dan aku harap kamu tidak bersedih mengetahuinya. Selamat tinggal, semoga kamu selalu bahagis gadis manis di meja sudut.

 

Salam, penggemar rahasiamu.

Setetes air mataku jatuh membasahi kertas bertuliskan kalimat perpisahan darimu. Jika tahu waktu itu adalah saat terakhir berjumpa denganmu, aku akan bilang jika aku pun tertarik denganmu.

Hujan turun dengan sangat deras kali ini, menemani hujan di wajahku. Andai saja waktu bisa diputar ulang, mungkin aku tidak akan menyesal seperti ini.

Andai saja…

Tags: ffwc2 galau

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Definisi Kebohongan
673      409     4     
Short Story
Apa kalian tau pemicu paling fatal yang mengakibatkan kehancuran terbesar dalam suatu hubungan?
P O T E K
453      295     1     
Short Story
Aku memang menyukainya, tapi bukan berarti aku rela menyakiti hatiku sendiri.
Dia yang Bukan Aku
430      306     0     
Short Story
“Berhentilah menganggap aku tak bisa menafsirkan aksara yang kau rangkai untuk dia.”
Penyesalan Seorang Mantan
563      399     0     
Short Story
Sejatinya, penyesalan seorang mantan itu bukanlah karena setelah putus si dia jadi lebih menarik. Melainkan karena saat masih bersama, kita tidak menyadari betapa manis senyumnya, betapa hangat pelukannya, dan betapa indah dirinya.
Before You Go
441      296     2     
Short Story
Kisah seorang Gadis yang mencoba memperjuangkan sebelum akhirnya merelakan
desire and waiting
374      252     2     
Short Story
Semilir angin menerpa wajah dan helaian rambutku ,,, Ku ukir senyuman yang amat sangat indah dan tulus,, Sambil membawa kotak berwarnag merah dan di hiasi pita berwarna merah muda,,,
Hematidrosis
406      273     3     
Short Story
Obat yang telah lama aku temukan kini harus aku jauhi, setidaknya aku pernah merasakan jika ada obat lain selain resep dari pihak medis--Igo. Kini aku merasakan bahwa dunia dan segala isinya tak pernah berpihak pada alur hidupku.
STATUE, I Love You...
395      263     0     
Short Story
Berawal tatap hadirkan rasa, Diam-diam aku menyukaimu. Kamu... orang yang selalu aku ceritakan kepada Sahabatku, Perihal rasa cinta yang ku pendam. Perasaanku ke kamu masih ambigu, entah ini cinta ataukah hanya perasaan suka sesaat? Apakah ini hanya aku yang rasa? Aku hanya mampu memendam rasa, bibir serasa kaku untuk mengutarakan! Akankah kamu juga merasakan ini? Berhentilah me- MAT...
Sebuah Jawaban
415      298     2     
Short Story
Aku hanya seorang gadis yang terjebak dalam sebuah luka yang kuciptakan sendiri. Sayangnya perasaan ini terlalu menyenangkan sekaligus menyesakkan. "Jika kau hanya main-main, sebaiknya sudahi saja." Aku perlu jawaban untuk semua perlakuannya padaku.
Bukan Romeo Dan Juliet
393      287     2     
Short Story
Kita bukan Romeo dan Juliet yang rela mati hanya demi cinta. sebab hidup dan mati itu kehendak Allaah.