Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Xiumin membuka kelopak matanya dan yang pertama kali dilihatnya adalah pemandangan yang begitu menyeramkan. Xiumin berdiri dan menggerayangi kepalanya yang begitu berat.

"Dimana ini?" Xiumin melangkah membuka pintu.

Dan ingatan saat ia diculik kemarin sepulang sekolah berputar kembali. Xiumin meringis berharap bisa keluar dari tempat itu. Tapi ia bingung kemana jalan keluarnya. Karena yang ia temukan selalu pintu,pintu dan pintu.

"Arrgh..."
Suara teriakan-teriakan memasuki gendang telinga Xiumin. Dan ia seperti mengenali suara itu. Dengan mengandalkan pendengaran nya, Xiumin mencoba mencari asal suara itu.

Dia membuka pintu lain didepannya. Namun yang selalu ia temui pasti pintu baru.

"Kenapa tempat ini penuh dengan pintu?"

Xiumin geram dan hampir menyerah. Mengingat kepalanya yang pusing membuat Xiumin mendudukan dirinya. Ia sedang mengatur nafas seraya berfikir ini akan baik-baik saja.

"Yakh!..."
Suara-suara aneh itu terus hinggap membuat Xiumin kembali menemukan kekuatannya untuk mencari.

***

"Yakh!..."

"Sunbae kau tidak apa-apa?"

Chanyeol mengambil posisi duduk dan diikuti Han Mel disebelahnya.

"Apa yang sebenarnya diinginkan penculik itu?" tanya Han Mel lebih tepat ditujukan pada udara saja. Tapi Chanyeol yang mendengar merasa bersalah. Bagaimanapun Han Mel ikut terjebak disana itu karena dirinya.

"Mian. ini semua karena kau menyelamatkan ku"

"Jangan bilang begitu"

Han Mel mengerucutkan bibirnya karena salah bicara tadi. Tapi tiba-tiba ia memegangi perutnya yang lapar. Sudah sejak kemarin ia tidak makan dan minum.

Keadaan Chanyeol bahkan lebih parah. Kalau saja ia tidak kuat pasti Chanyeol lemas dan rapuh. Bekas pukulannya masih terlihat.Tapi Chanyeol berusaha tegar untuk melindungi gadis yang bersamanya.

"Kau sangat berani meneriaki para penjahat itu" ucap Chanyeol.

"Mau bagaimana lagi. Aku ketakutan dan tidak bisa melawannya"

Chanyeol menatap kedua mata Han Mel. Seolah ia menemukan energinya dengan hanya melihatnya.

"Kalau itu Sehun apa kau juga akan melakukan hal yang sama? rela terjebak seperti sekarang"

"Entah. Mungkin aku akan membiarkan nya saja"

Mata Chanyeol membulat seketika.
"Ah Jinjja? wah...aku menang"

"Yakh! apa maksudmu?"

"Kalau aku mencobanya apa kau akan menolak ku?"

"Mencoba apa?"

"Setelah keluar dari tempat menyebalkan ini. Aku akan menyatakannya padamu"

Pipi Han Mel merah merona. Ternyata kalimat Chanyeol berhasil juga. Han Mel mengulum bibirnya seraya mencoba menetralkan degup jantungnya.

Apa Han Mel pernah merasakan hal seperti ini saat bersama Sehun?

"Kalau kita terjebak disini selam--"

Cup!

Chanyeol membekap mulut Han Mel dengan mencium bibirnya. Hanya sekilas tapi mampu membuat Han Mel terdiam saat sesuatu yang lembab menempel dibibirnya. Apa baru saja seseorang mencuri sesuatu dari Han Mel?

"Kita pasti akan keluar. Jangan berkata begitu"

Han Mel mengalihkan pandangannya menjadi membelakangi Chanyeol.Ia sungguh kesal beraninya Chanyeol mengambil ciuman pertamanya.

"Kau...marah?" tanya Chanyeol.

Han Mel tidak membalikkan badannya.
"Kenapa kau mencuri ciuman pertamaku?"

Hati Chanyeol mencelos. Jadi yang menjadi ciuman pertama Han Mel adalah Chanyeol. Bukan Sehun, meski selama ini Chanyeol tahu bahwa gadis itu pernah berpacaran dengan Sehun.

Chanyeol tersenyum dan membalik badan Han Mel.
"Heii...itu bahkan bukan ciuman"

"Apa? Jadi kau sering melakukan hal itu pada gadis lain?"

Chanyeol menggeleng.
"Enak saja, itu juga yang pertama bagiku"

Han Mel memilih memandang sekelilingnya. Ia tidak bisa berlama-lama menatap Chanyeol kalau mau jantungnya sehat.

"Ayo kita cari jalan keluar, kita beri tanda untuk pintu-pintu yang sudah kita lewati" ujar Han Mel.

"Ayo lakukan" Chanyeol berdiri dan menggenggam Han Mel melewati pintu demi pintu serta menandainya. Chanyeol bahkan memberi tanda bagi pintu yang ternyata jalan buntu. Semakin ia menemukan banyak pintu, Han Mel semakin bisa menemukan ciri-cirinya antara mana pintu yang berisi jalan atau ruangan.

***

"Baekhyun...Baekhyun sadarlah"

"Baekhyun buka matamu"

Rye Hyun menangis menumpahkan kekesalannya bersamaan dengan tangannya yang mengguncang tubuh Baekhyun supaya sadar. Ia sangat takut berada ditempat gelap seperti itu.

Ini persis seperti didalam mimpinya, tapi bedanya ada Baekhyun disana. Meski masih belum sadarkan diri.

Rye Hyun beranjak dari tempatnya dan membuka sebuah pintu. Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri mengamati tempat apa sebenarnya dia berada.

"Tempat apa ini?" Rye Hyun berjongkok seraya menutupi wajahnya karena takut.Ia berharap Baekhyun sadar dan membantunya.

"Rye Hyun-ah..."

Rye Hyun mendongak dan mendapati Baekhyun ada dihadapannya. Sedetik kemudian gadis itu mendekap tubuh namja didepannya. Rye Hyun senang akhirnya Baekhyun sadar.

"Kau baik-baik saja kan, Baekhyun?" tanya Rye Hyun masih dengan posisinya. Baekhyun menaruh dagunya diatas bahu Rye Hyun. Terdapat kenyamanan disana. Baekhyun bisa merasakan kehangatan.

"Aku takut sendirian. Jangan tinggalkan aku"

"Tidak akan. Aku tidak akan meninggalkanmu"

Sadar dengan apa yang dilakukannya, Rye Hyun melerai pelukan itu. Ia merasa tiba-tiba saja pipinya menghangat. Gadis itu malu sendiri.

"Apa ini sakit?" tanya Rye Hyun sembari menyentuh pipi Baekhyun yang lecet dan membiru akibat dipukuli.

Seriangaian Baekhyun pun muncul kepermukaan.
"Ne, Nomu appo"

Wajah Rye Hyun berubah sedih melihat Baekhyun kesakitan. Ini semua salahnya, andaikan Baekhyun tidak mencoba menyelamatkan dia.

"Mian Baekhyun. Tadi seharusnya kau tidak usah menyelamatkan aku" ujar Rye Hyun.

"Tidak-tidak ini bukan salahmu. Aku memang mencoba membongkar pelakunya. Tapi, karena kekuatanku lebih lemah dari para orang jahat itu, aku jadi babak belur begini deh. Hehe..." kekeh Baekhyun.

"Kenapa kau malah tertawa?"

"Lucu saja. Aku ingin menyelamatkan gadis yang aku suka tapi aku malah kalah.ck.ck.ck"

Apa baru saja Baekhyun mengatakan ia menyukai Rye Hyun? tolong sadarkan gadis itu bahwa ia tidak salah dengar.

"Kau...sudah tau kalau aku akan diculik?" tanya Rye Hyun tiba-tiba.

"Iya. Kai yang mengatakan kalau korban terakhir adalah dirimu. Makanya aku buru-buru mencarimu disekolah. Waktu itu kenapa kau bisa ada diluar?"

"Aku mendapat pesan ada yang ingin menemui ku. Dia menungguku diluar sekolah. Bodoh, seharusnya aku curiga karena satpam penjaga sekolah tertidur. Sepertinya mereka sengaja membuat penjaga sekolah kita tidak sadar"

Baekhyun mengeraskan rahangnya. Emosinya naik ketika mendengar rencana mulus Kyungsoo. Sebenarnya manusia macam apa dia yang tega melakukan hal itu pada teman-temannya sendiri.

"Memangnya siapa saja yang diculik?"

"Chanyeol, Chen, Xiumin, bahkan teman Sis Kae. Hari ini kau dan aku"

"Huh?"

"Kau kenapa?" melihat ekspresi terkejut dari Rye Hyun, Baekhyun semakin khawatir.

"Kenapa yang dibawa kesini teman-teman terdekat kita, Baekhyun"

Baekhyun bergeming ditempatnya. Apa sekarang saja Baekhyun jujur kalau sebenarnya Kyungsoo memiliki dendam dimasa lalu. Tentang pembunuhan Na Ri.

"oh...astaga Bagaimana keadaan Xiumin?"

Baekhyun meringis mendengar kalimat Rye Hyun. Bahkan setelah mendengar nama Xiumin, gadis itu langsung merasa khawatir.

***

Layaknya bangun dari tidur, namja itu menguap dan merentangkan tangannya ke udara. Bahkan dengan mata yang masih terpejam ia sesekali melakukan peregangan. Karena badanya terasa sakit semua.

Tapi saat kedua kelopak matanya terbuka hal pertama yang dilakukan adalah berteriak.
Dia berteriak histeris karena ketakutan. Bayangkan ia pingsan dan terbangun sendirian ditempat yang begitu menyeramkan.

"Arrrgh....."
Chen berlari membuka pintu ruangan tempatnya pingsan tadi. Namun ia masih tidak sanggup melangkah sendirian.

Waktu melangkahkan kaki menuju jalan didepannya, Chen teringat bahwa ia tidak sendirian disini. Ada gadis bernama Go Han Mel. Iya, dan Chen harus menemukan gadis itu.Sumpah demi EXO, Chen ingin menghilang saja seperti butiran debu.

"Han Mel...."

"Go Han Mel...."

"Dimana Kau..."

Chen terus berusaha mencari jalan keluar meski dengan rasa gugup sekalipun. Sesekali Chen juga terjatuh karena tidak fokus memperhatikan langkahnya dan juga minimnya pencahayaan.

"Pintu lagi...pintu lagi"
Bulu kuduk Chen sudah berdiri semua. Ia mengeratkan jas sekolahnya karena gelisah. Bagaimana ia bisa bertahan.

Tangan Chen terulur untuk menyentuh hendel pintu, namun tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya.Ia pun semakin ketakutan dan segera sembunyi disebuah ruangan.

Duk...duk...duk...
Semakin mendengarkan suara itu, Chen semakin meringis dan memejamkan mata seraya merapal doa apapun yang dikeluarkan dari mulutnya.

"Eomma...Chen takut"

"Eh...? bagaimana kalau itu si Go Han Mel"

Dengan mengumpulkan segala kekuatannya, Chen memberanikan diri keluar dari persembunyian dan mencari sumber suara itu.

***

Chanyeol dan Han Mel berhasil menemukan sebuah tangga. Bahkan tempat itu belum pernah mereka lewati. Tapi masih ada kendala lain yang menghadang. Mereka harus berhasil membuka sebuah pintu.

Duk...duk...duk
Chanyeol mencoba memukul-mukul pintunya namun nihil pintu itu terkunci.

"Aku menemukan kuncinya" Han Mel segera melemparnya kepada Chanyeol. Mereka pun berhasil keluar dari sana namun kembali bertemu dengan pintu-pintu.

Chanyeol menghela nafas lelah. Sementara Han Mel menepuk-nepuk bahu seniornya itu supaya kembali semangat.

"Biar ku tandai yang ini dulu" Han Mel beranjak dari sana dan mencoret pintunya agar mereka tidak perlu melewati jalan yang sama. Han Mel menggunakan sebuah besi kecil untuk menandainya.

"Ayo kita lanjutkan, Sunbae"

"Kau semangat sekali sih" Chanyeol salut pada Han Mel. Sejak satu jam yang lalu semangatnya tidak pernah luntur. Apalagi ide-ide gadis itu selalu membuat Chanyeol bangga.

Duk!
Kepala Chanyeol membentur sesuatu didepannya karena sibuk melihat Han Mel.

"Hahaha....kau kasihan sekali, Sunbae. Haha..."

Chanyeol meringis memegangi kepalanya. Tapi melihat Han Mel tertawa begitu renyah membuat rasa sakitnya hilang begitu saja.

"Yakh! Go Han Mel"

"Go Han Mel kemari kau"
Chanyeol menggelitiki Han Mel hingga gadis itu menggeliat kesana-kemari dengan tawanya yang mengisi gedung itu.

"Hahaha.....Yakh! Park Chanyeol hentikan"

Keduanya berhenti bermain-main karena kehabisan tenaga. Mereka duduk disebuah anak tangga dan saling menghela nafas.

Chanyeol menyentuh kepala Han Mel dan menaruhnya di bahu kirinya. Han Mel tidak menolaknya karena ia juga merasa nyaman?

"Aku lapar..." lirih Chanyeol.

"Iyaa aku juga"

Saat ini jika mengingat makanan mereka akan langsung merasa lemas. Perut Han Mel melilit sedari tadi pagi. Sekarang diluar sana pasti sudah siang.

"Oh...bagaimana dengan sekolah?"

"Kita sudah bolos tiga hari. Kenapa kau khawatir pada sekolah?" pekik Chanyeol.

"Aku ketua kelas"

"Ohh...eh? Kau? Wah...gadis ku hebat sekali"

Han Mel memalingkan wajahnya lagi. Kini ia tidak bersandar lagi pada Chanyeol.

"Bagaimana dengan Eomma?oh...pasti Eomma khawatir padaku" Han Mel sedih kalau ternyata pemikiran buruknya terjadi.

Chanyeol juga memikirkan tentang Orangtuanya. Apa mereka tahu kalau anaknya diculik. Bagaimana kalau ternyata tidak tahu?

"Chanyeol!!"

"Akhirnya aku menemukan kalian. Kyaaa...!!!"

Chanyeol kewalahan menerima pelukan keras Chen. Orang lagi lemas dan kelaparan didekap tanpa aba-aba membuat Chanyeol limbung dan hampir saja jatuh.

"Kenapa kau ada disini Chen?"
Tanya Chanyeol.

Mereka duduk kembali di anak tangga dan mendengar cerita Chen tentang penculikan itu. Bahkan Han Mel juga mendengar bahwa Sis Kae diluar sana sedang khawatir padanya. Ada perasaan menghangat dari Han Mel. Mereka tahu kalau penculiknya mengirim surat palsu.Itu juga yang membuat orangtua mereka tidak khawatir.
Mereka sedikit lega setidaknya tidak membuat orangtua sedih.

.
.
.
.
.
.
.

TBC

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Premium
Cheossarang (Complete)
22202      2019     3     
Romance
Cinta pertama... Saat kau merasakannya kau tak kan mampu mempercayai degupan jantungmu yang berdegup keras di atas suara peluit kereta api yang memekikkan telinga Kau tak akan mempercayai desiran aliran darahmu yang tiba-tiba berpacu melebihi kecepatan cahaya Kau tak akan mempercayai duniamu yang penuh dengan sesak orang, karena yang terlihat dalam pandanganmu di sana hanyalah dirinya ...
Behind Friendship
4700      1361     9     
Romance
Lo harus siap kalau rasa sahabat ini bermetamorfosis jadi cinta. "Kalau gue cinta sama lo? Gue salah? Mencintai seseorang itu kan hak masing masing orang. Termasuk gue yang sekarang cinta sama lo," Tiga cowok most wanted dan dua cewek receh yang tergabung dalam sebuah squad bernama Squad Delight. Sudah menjadi hal biasa jika kakak kelas atau teman seangkatannya meminta nomor pon...
Aku dan Saya
406      245     1     
Inspirational
Aku dan Saya dalam mencari jati diri,dalam kelabilan Aku yang mengidolakan Saya yang sudah dewasa.
Meteor Lyrid
572      401     1     
Romance
Hujan turun begitu derasnya malam itu. Dengan sisa debu angkasa malam, orang mungkin merasa takjub melihat indahnya meteor yang menari diatas sana. Terang namun samar karna jaraknya. Tapi bagiku, menemukanmu, seperti mencari meteor dalam konstelasi yang tak nyata.
Good Art of Playing Feeling
413      306     1     
Short Story
Perkenalan York, seorang ahli farmasi Universitas Johns Hopskins, dengan Darren, seorang calon pewaris perusahaan internasional berbasis di Hongkong, membuka sebuah kisah cinta baru. Tanpa sepengetahuan Darren, York mempunyai sebuah ikrar setia yang diucapkan di depan mendiang ayahnya ketika masih hidup, yang akan menyeret Darren ke dalam nasib buruk. Bagaimana seharusnya mereka menjalin cinta...
The Call(er)
2614      1461     11     
Fantasy
Ketika cinta bukan sekadar perasaan, tapi menjadi sumber kekuatan yang bisa menyelamatkan atau bahkan menghancurkan segalanya. Freya Amethys, seorang Match Breaker, hidup untuk menghancurkan ikatan yang dianggap salah. Raka Aditama, seorang siswa SMA, yang selama ini merahasiakan kekuatan sebagai Match Maker, diciptakan untuk menyatukan pasangan yang ditakdirkan. Mereka seharusnya saling bert...
Black Roses
33591      4795     3     
Fan Fiction
Jika kau berani untuk mencintai seseorang, maka kau juga harus siap untuk membencinya. Cinta yang terlalu berlebihan, akan berujung pada kebencian. Karena bagaimanapun, cinta dan benci memang hanya dipisahkan oleh selembar tabir tipis.
Janji
502      349     0     
Short Story
Dia sesalu ada, dan akan tetap ada.
The Emergency Marriage Secret
925      421     0     
Romance
Raina tidak pernah berpikir bahwa hidupnya akan berubah drastis hanya karena satu permintaan terakhir dari sang Ayah. Permintaan yang sederhana namun berat, menikah. Calon suaminya adalah seorang dokter muda, anak dari sahabat lama Ayahnya. Raina tidak mencintai pria itu, bahkan nyaris tak mengenalnya. Tapi demi Ayah yang terbaring sakit dengan riwayat jantung melemah, Raina mengiyakan. ...
Just For You
6473      2076     1     
Romance
Terima kasih karena kamu sudah membuat hidupku menjadi lebih berarti. (Revaldo) *** Mendapatkan hal yang kita inginkan memang tidak semudah membalik telapak tangan, mungkin itu yang dirasakan Valdo saat ingin mendapatkan hati seorang gadis cantik bernama Vero. Namun karena sesuatu membuatnya harus merelakan apa yang selama ini dia usahakan dan berhasil dia dapatkan dengan tidak mudah. karen...