Loading...
Logo TinLit
Read Story - LEAD TO YOU
MENU
About Us  

LEAD TO YOU – PART 23

******

Gundukan tanah yang masih basah itu  membuatku teringat ibuku. Perangai ayah mulai berubah saat ibu pergi meninggalkan kami delapan tahun yang lalu. Ibu beruntung tidak tahu apa yang dilakukan ayah selama ini. Ibu hanya tahu, ayah adalah suami yang baik. Air mataku kembali menggenang, Dinar akan sakit hati mengetahui perbuatan ayahnya, itu pasti. Dia sama sepertiku.

..

Akhirnya aku kembali ke rumah Alghaz, yang menurut Omar adalah rumahku juga, karena aku adalah istrinya. Alghaz sudah tiga hari juga tidak pulang ke rumah, menurut Omar, ia tidak akan pulang sebelum aku ditemukan atau pulang. Aku tersenyum dalam hati.

Betapa terkejutnya aku ketika membuka pintu dan mendapati Bu Ami menghambur memelukku, dan di belakang Bu Ami ada sosok yang selama ini diam-diam kurindukan. Alghaz berdiri dengan ekspresi sendu, wajah tampannya yang berlesung pipi terlihat layu dan lelah, lingkar matanya  cekung dan gelap. Ia benar-benar kelihatan kurang istirahat dan tidur.

Rahangnya mengeras dan mata coklatnya menatapku intens, ia berjalan menghampiriku dengan gerakan lambat, Sedangkan aku bergeming di tempatku, menelan ludah dengan jantung berdebaran. Mataku mulai panas melihatnya bergerak menghampiriku, penampilannya benar-benar kacau, tapi ia masih terlihat sangat tampan, tentu saja. Mata coklatnya nampak berkilauan, apa itu karenamatanya juga berkaca-kaca?

“Gadis...” ia meraih tanganku, “Gadis, maafkan aku...” lirihnya, dan kilauan di sudut matanya menetes begitu saja. Alghaz menangis? Ia buru-buru menyeka matanya.

Aku menggeleng, “Tidak Al, aku yang minta maaf...” sahutku sambil menghambur ke pelukannya. Aku tidak tahan lagi menahan rinduku untuk berada dalam pelukan hangatnya. Alghaz balas memelukku dengan erat dan mencium puncak kepalaku, lama. Aku terisak di dadanya, menumpahkan kerinduan yang tertahan selama ini. “Maafkan aku, Al. Seharusnya aku tidak lari meninggalkanmu”

Alghaz menggeleng, kedua tangannya menangkup wajahku, “Aku bersikap tidak adil padamu, maafkan aku, Gadis” ulangnya.

Kali ini aku mengangguk, “Ya, tapi aku mengerti sekarang.”

Alghaz ikut mengangguk sambil tersenyum, kemudian ia merogoh kantong celananya dan mengeluarkan sebuah benda yang pernah kutinggalkan di meja kerjanya. Cincin pernikahanku. Alghaz meraih tanganku dan menyematkan cincinnya di jari manisku lagi. “Ini milikmu, selamanya akan jadi milikmu” ujarnya membuat air mataku berjatuhan lagi karena terharu. Alghaz menarik tanganku ke bibirnya dan menciumnya.

..

Alghaz masih menggenggam tanganku ketika Omar bercerita bahwa aku bertemu dengan Max hari ini. Genggaman tangannya semakin erat ketika ia tahu Max sempat tahu bahwa hubunganku dengannya buruk saat itu. Max sangat senang tentu saja. Ia juga terus menerus menatapku, seolah-olah aku akan menghilang begitu saja kalau ia memalingkan pandangannya dariku. Aku tidak percaya mendapati cinta Alghaz sedemikian besar padaku, ia berusaha menghilangkan bayangan buruknya dengan terus menerus melihatku, berusaha tidak mengingat masa lalunya ketika ia melihatku. Alghaz sedang berusaha untuk berdamai dengan masa lalunya dan aku berjanji akan membantunya.

Satu hal yang masih belum kuceritakan pada Alghaz adalah dugaanku tentang Amber, yang ternyata adalah keponakan dari Max. Karena ini baru dugaanku saja, bisa saja hanya namanya yang sama.

Omar dan Lidya sudah pulang, dan Alghaz mengajakku ke kamar. “Kau tahu aku juga sudah tiga hari tidak masuk kamar ini, kamar kita” ujarnya seraya memelukku dari belakang dan berjalan maju masuk dalam kamar.

Aku mengangguk, “Ya, Omar tadi mengatakannya padaku” aku menyentuh tangannya di pinggangku.

“Aku seperti ikan yang dikeluarkan dari air, ketika sadar kau pergi meninggalkanku, Dis” katanya dengan menyandarkan dagunya di pundakku, “aku tidak tahu caranya bernapas.”.

“Maafkan aku...” lirihku.

“Tidak, aku mungkin melakukan hal yang sama kalau diperlakukan seperti aku memperlakukanmu kemarin. Maafkan aku, aku tidak tahu bagaimana menyampaikan padamu perasaanku waktu itu”

Aku memutar tubuhku, menatap matanya, menyentuh pipinya yang bolong dengan kedua tanganku, meraba celung matanya yang menghitam, “Aku tahu, seharusnya aku tahu...” sahutku dan mendekatkan wajahku padanya, merindukan hangat dan kelembutan bibirnya. Alghaz menyambutku dengan meraih jilbabku dan membukanya.

“Aku tidak akan menyakitimu lagi, Dis, aku berjanji...” ujarnya.

Aku mengangguk pelan dan menerima sentuhan Alghaz yang penuh dengan kerinduan.

..

“Aku turut berduka atas meninggalnya ayahmu” ujarnya, aku menoleh ke arahnya dan dia memiringkan tubuhnya menghadapku. Aku tidak mengharapkan simpatinya pada ayahku, sungguh, tapi ia mengucapkannya dengan tulus, aku menghargainya.

“Terima kasih, Al. Allah tahu yang terbaik untuk ayahku dan kita” sahutku.

“Aku tidak pernah mengharapkan kematiannya, sungguh” balasnya, “aku sempat menemuinya, saat aku putus asa mencarimu, aku datang padanya, sebelum ia meninggal...”

Mataku melebar dan menatapnya, “Benarkah? Apakah dia meminta maaf langsung padamu?”

Alghaz mengangguk, dan aku menghela napas lega, sudut mataku kembali menjatuhkan hujan kecil, “Alhamdulillah...” gumamku sambil menyeka air mataku.

“Ya, ayahmu meminta maaf padaku, dan sekaligus menitipkanmu padaku, memintaku menjagamu dari Max. Ironis bukan?” katanya, tapi ia buru-buru meralat ketika melihatku menghela napas, “bukan itu maksudku, aku tidak bermaksud buruk, Dis” lanjutnya.

Aku menoleh lagi padanya, “Aku tahu, Al” cetusku sambil menyentuh pipinya. “Sepertinya kau harus banyak tidur, lingkar hitam di matamu terlalu jelas,” kataku.

Ia menyentuh tanganku di pipinya, “Karena kamu...” lirihnya. “Aku hanya bisa tidur nyenyak dipelukanmu.”

Aku tersenyum dan menarik kepalanya ke dadaku, mendekapnya erat dan membelai lembut rambutnya. “Kalau begitu aku akan memelukmu terus” jawabku dan Alghaz mengangguk sambil menyampirkan tangannya di pinggangku.

How do you feel about this chapter?

1 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • dreamon31

    @yurriansan terima kasih ya, oke aku mampir

    Comment on chapter Lead To You - Part 2
  • yurriansan

    Aku baru baca chapter 1, seru ceritanya. suka juga dengan gayamu bercrta.

    oh ya mmpir jg ya f crtaku. aku tggu kritik dan sarannya.
    judulnya : When He Gone
    trims

    Comment on chapter Lead To You - Part 1
Similar Tags
Janjiku
632      454     3     
Short Story
Tentang cinta dan benci. Aku terus maju, tak akan mundur, apalagi berbalik. Terima kasih telah membenciku. Hari ini terbayarkan, janjiku.
MANGKU BUMI
171      160     2     
Horror
Setelah kehilangan Ibu nya, Aruna dan Gayatri pergi menemui ayahnya di kampung halaman. Namun sayangnya, sang ayah bersikap tidak baik saat mereka datang ke kampung halamannya. Aruna dan adiknya juga mengalami kejadian-kejadian horor dan sampai Aruna tahu kenapa ayahnya bersikap begitu kasar padanya. Ada sebuah rahasia di keluarga besar ayahnya. Rahasia yang membawa Aruna sebagai korban...
LOVEphobia
443      295     4     
Short Story
"Aku takut jatuh cinta karena takut ditinggalkan” Mengidap Lovephobia? Itu bukan kemauanku. Aku hanya takut gagal, takut kehilangan untuk beberapa kalinya. Cukup mereka yang meninggalkanku dalam luka dan sarang penyesalan.
Vampire Chain
2125      889     4     
Fantasy
Duniaku, Arianne Vryl Berthold adalah suatu berkah yang penuhi cahaya. Namun, takdir berkata lain kepadaku. Cahaya yang kulihat berubah menjadi gelap tanpa akhir. Tragedi yang tanpa ampun itu menelan semua orang-orang yang kusayangi lima belas tahun yang lalu. Tragedi dalam kerajaan tempat keluargaku mengabdi ini telah mengubah kehidupanku menjadi mimpi buruk tanpa akhir. Setelah lima bel...
Is it Your Diary?
321      269     0     
Romance
Kehidupan terus berjalan meski perpisahan datang yang entah untuk saling menemukan atau justru saling menghilang. Selalu ada alasan mengapa dua insan dipertemukan. Begitulah Khandra pikir, ia selalu jalan ke depan tanpa melihat betapa luas masa lalu nya yang belum selesai. Sampai akhirnya, Khandra balik ke sekolah lamanya sebagai mahasiswa PPL. Seketika ingatan lama itu mampir di kepala. Tanpa s...
Heaven's Song
355      239     0     
Short Story
Kisah ini dideikasikan untuk : Orang-orang yang tanpa pamrih mendoakan dan mengharapkan yang terbaik. Memberi dukungan dengan ikhlas dan tulus. Terimakasih. Terimakasih karena kalian bersedia menunjukkan bahwa kasih tidak mengenal rentang waktu dan dimensi, Terimakasih juga karena kalian menunjukkan doa yang penuh kerendahan hati dan keikhlasan adalah hal yang terindah bagiNya.
My Andrean
11642      2176     2     
Romance
Andita si perempuan jutek harus berpacaran dengan Andrean, si lelaki dingin yang cuek. Mereka berdua terjebak dalam cinta yang bermula karena persahabatan. Sifat mereka berdua yang unik mengantarkan pada jalan percintaan yang tidak mudah. Banyak sekali rintangan dalam perjalanan cinta keduanya, hingga Andita harus dihadapkan oleh permasalahan antara memilih untuk putus atau tidak. Bagaimana kisah...
Daniel : A Ruineed Soul
592      351     11     
Romance
Ini kisah tentang Alsha Maura si gadis tomboy dan Daniel Azkara Vernanda si Raja ceroboh yang manja. Tapi ini bukan kisah biasa. Ini kisah Daniel dengan rasa frustrasinya terhadap hidup, tentang rasa bersalahnya pada sang sahabat juga 'dia' yang pernah hadir di hidupnya, tentang perasaannya yang terpendam, tentang ketakutannya untuk mencintai. Hingga Alsha si gadis tomboy yang selalu dibuat...
ADIKKU YANG BERNAMA EVE, JADIKAN AKU SEBAGAI MATA KE DUAMU
592      429     2     
Fantasy
Anne dan Eve terlahir prematur, dia dikutuk oleh sepupu nya. sepupu Anne tidak suka Anne dan Eve menjadi putri dan penerus Kerajaan. Begitu juga paman dan bibinya. akankah Anne dan Eve bisa mengalahkan pengkhianat kerajaan? Siapa yang menikahi Anne dan Eve?
Langit Biru Istanbul
507      295     2     
Romance
Ameera, seorang mahasiswi asal Indonesia, mendapat kesempatan mengikuti program pertukaran pelajar di Istanbul selama satu semester. Ia menyewa kamar di sebuah rumah tua milik keluarga Turki yang hidup sederhana. Di rumah itu, Ameera berkenalan dengan Emir, cucu pemilik rumah, seorang fotografer jalanan yang berhenti kuliah karena trauma masa lalu. Emir dikenal dingin, sinis, dan menghindari s...