Loading...
Logo TinLit
Read Story - Throwback Thursday - The Novel
MENU
About Us  

Manik mata Katarina menatap nanar pada remaja lelaki di depannya dengan kemarahan yang membuncah. Belum genap tiga bulan dia menyandang status pacar Billy, namun perasaan apapun yang dimilikinya dulu terhadap Billy sudah luntur dan digantikan dengan kepahitan luar biasa sekarang.

Bukannya ia tidak memberikan kesempatan pada perasaannya terhadap Billy untuk berkembang, namun kelakuan Billy membuatnya mati rasa. Ya, Billy mengajaknya berkencan, nonton, makan – hal lumrah yang dilakukan remaja ketika mereka berpacaran – namun itu hanya terjadi di bulan pertama mereka pacaran.

Pada saat itu Katarina jatuh cinta setengah mati pada Billy, apapun yang diminta lelaki itu diturutinya, termasuk untuk menjauhi sahabat-sahabatnya. Kata Billy, mereka berusaha mempengaruhi Katarina untuk putus darinya. Saat ini – setelah kesadarannya kembali – Katarina mendapati bahwa sahabat-sahabatnya tidak pernah melakukan usaha seperti apa yang dituduhkan Billy terhadap mereka.

Memasuki bulan kedua, tangan billy mulai dengan nakal menggerayangi tubuhnya dengan dalih tidak sengaja. Awalnya hanya pinggang, kemudian tangannya jatuh ke bokong Katarina. Dengan refleks Katarina mendorongnya, Billy meminta maaf dan mengaku tidak sengaja. Lain waktu sikunya dengan sengaja menggesek dada Katarina dan lagi-lagi dia minta maaf dan memberikan alasan yang sama, "Sorry, Kat. gak sengaja."

Sabtu sore, di penghujung akhir bulan kedua mereka berpacaran, Billy mengajaknya bertemu di sekolah. Suasana ketika itu sepi dan ekstrakulikuler sudah lama selesai. Kata Billy ada hal penting yang ingin dibicarakannya. Mereka berjanji temu di lantai dua, dalam sebuah kelas yang terletak di ujung koridor.

"Ada yang penting, Bill, yang mau kamu bicarakan?"

"Sini dong, deketan. Takut amat sama pacar sendiri."

Katarina berjalan mendekat ke ujung kelas tempat Billy berada. Surai cahaya matahari sore yang menyilaukan masuk dari jendela di sisi kanannya dan menerangi ruang kelas dengan warna kuning jagung.

"Kat, maaf ya aku kemarin agak kurang ajar. Memang tangan ini kalau ketemu kamu gak bisa diatur." Billy terkekeh, raut wajahnya tidak dapat dibaca Katarina.

"Ya, gak papa. Sudah aku maaf kan koq, tapi jangan begitu lagi. Aku gak suka."

"Iya. Aku tau kamu anak alim, aku cuma anak brengsek. Aku gak pantes dapetin kamu," mata Billy berkaca-kaca ketika mengatakan itu, membuat Katarina prihatin. Tangannya terulur mengamit tangan Billy dan meremasnya lembut.

"Bukan begitu, Bill. Kamu tau kan kita pacaran aja bikin satu sekolah geger, justru aku mau kamu tunjukin kalau kamu bukan anak brengsek. Aku gak mau hubungan kita jadi gosip."

"Kat, Kamu baik banget sih." Billy melepaskan pegangannya dan memeluk Katarina sambil terisak. Gadis itu hanya diam, kemudian tangannya dengan ragu mengelus punggungnya untuk menenangkan.

Billy melepas pelukannya dan memandang Katarina lekat-lekat. Katarina dapat melihat wajahnya mendekat dan ia tidak bergeming waktu bibir Billy menyentuh bibirnya. Ia membiarkannya. Itu adalah ciuman pertama Katarina dan ia ingin dapat menikmatinya seperti dalam film-film romantis yang ditontonnya.

Seingin dirinya untuk dapat menikmati ciuman pertamanya, ia mendapatinya tidak nikmat sama sekali dan memutuskan untuk menyudahi ciuman itu, namun Billy tidak membiarkannya. Katarina terkejut ketika Billy mendorong tubuh Katarina ke sudut ruangan dan menahannya di tempat. Tubuh kurus dengan postur bungkuk itu tanpa segan mempreteli kancing baju dan branya, kemudian tangannya menggerayangi kulit mulus di bawahnya sementara bibirnya mencium dengan kasar.

"Jangan, Bill! Aku tidak mau! Bill, please ...." Bibir basah dan lengket itu tidak menjawab. Billy meneruskan ciumannya, mencari leher dan bibir Katarina. Katarina terus merengek namun Billy tidak meresponnya. Kemudian cengkramannya memindahkan Katarina dari dinding dan merebahkan setengah tubuhnya dengan kasar ke atas meja. Lelaki itu menghimpitnya, tangannya masih menjelajahi kulit di bawah pakaiannya, meninggalkan bekas jijik di kulitnya.

Katarina mulai takut ketika sakit akibat cengkraman di bahunya menembus sampai tulangnya. Ia meronta-ronta di bawahnya, berusaha melepaskan diri dari Billy yang menggesek-gesekkan bagian tubuhnya ke Katarina. Air matanya merebak, ia terisak sambil memohon. Ia sama sekali tidak nyaman dan tidak menikmati apapun yang sedang dilakukan lelaki ini padanya.

"Diam disitu, Kat!" Bentak Billy dengan suara yang terengah-engah. Merasakan nafsunya sudah tinggi, satu tangannya membuka resleting celananya sementara tangan lain menahan Katarina yang berusaha bangun. Setelah selesai dengan dirinya, tangan itu menyusul menyingkap rok Katarina.

Katarina terkesiap, kesadaran tiba-tiba menghantamnya. Entah apakah itu ketakutan yang teramat sangat ataukah keberanian yang luar biasa untuk mempertahankan keperawanannya, yang membuat Katarina mengerahkan seluruh tenaganya menolak pelecehan seksual yang saat ini terjadi dan mengarah pada tindakan pemerkosaan.

"Berhenti, Bill! Aku bilang berhenti! Aku tidak bisa!!!"

Sekuat tenaga Katarina mencubit dan memelintir dada Billy. Lelaki itu melolong kesakitan dan terhuyung kebelakang. Tubuhnya hampir terjungkal karena celananya yang melorot sampai betis. Segera gadis itu bangun dan berlari menjauh ke ujung kelas. Dengan rambut acak-acakan, ia berusaha membetulkan kembali bra dan pakaiannya ke tempatnya semula.

Nafasnya memburu penuh amarah pada manusia setengah telanjang yang berdiri di depannya. "Aku gak bisa pacaran kayak begini Bill! Ngerti kamu?!" Suaranya bergetar ketika ia memperingatkan Billy. 

Billy menatapnya, tidak ada rasa bersalah disana. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya, tidak bahkan permintaan maaf. Katarina tidak menunggu lagi, ia segera melesat pergi membawa sisa harga dirinya.

Tangisnya pecah ketika ia berlari menuruni koridor tangga. Berdoa – benar-benar berdoa – semoga tidak ada siapapun yang melihat. Setelah itu dengan geram ia mengutuk, bahkan dinding sekalipun tidak boleh mengungkap kejadian ini.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Phi
2153      865     6     
Science Fiction
Wii kabur dari rumah dengan alasan ingin melanjutkan kuliah di kota. Padahal dia memutus segala identitas dan kontak yang berhubungan dengan rumah. Wii ingin mencari panggung baru yang bisa menerima dia apa adanya. Tapi di kota, dia bertemu dengan sekumpulan orang aneh. Bergaul dengan masalah orang lain, hingga membuatnya menemukan dirinya sendiri.
Rindu
411      302     2     
Romance
Ketika rindu mengetuk hatimu, tapi yang dirindukan membuat bingung dirimu.
Aria's Faraway Neverland
3851      1268     4     
Fantasy
"Manusia adalah Tuhan bagi dunia mereka sendiri." Aria adalah gadis penyendiri berumur 7 tahun. Dia selalu percaya bahwa dia telah dikutuk dengan kutukan ketidakbahagiaan, karena dia merasa tidak bahagia sama sekali selama 7 tahun ini. Dia tinggal bersama kedua orangtua tirinya dan kakak kandungnya. Namun, dia hanya menyayangi kakak kandungnya saja. Aria selalu menjaga kakaknya karen...
Kutunggu Kau di Umur 27
5238      2083     2     
Romance
"Nanti kalau kamu udah umur 27 dan nggak tahu mau nikah sama siapa. Hubungi aku, ya.” Pesan Irish ketika berumur dua puluh dua tahun. “Udah siap buat nikah? Sekarang aku udah 27 tahun nih!” Notifikasi DM instagram Irish dari Aksara ketika berumur dua puluh tujuh tahun. Irish harus menepati janjinya, bukan? Tapi bagaimana jika sebenarnya Irish tidak pernah berharap menikah dengan Aks...
Yang Terukir
772      499     6     
Short Story
mengagumi seorang cowok bukan lah hal mudah ,ia selalu mencurahkan isi hatinya melalui sebuah pena,hingga suatu hari buku yang selama ini berisi tentang kekagumannya di temukan oleh si cowok itu sendiri ,betapa terkejutnya ia! ,kira kira bagaimana reaksi cowok tersebut ketika membaca buku itu dan mengetahui bahwa ternyata ada yang mengaguminya selama ini? Yuk baca:)
Monologue
866      583     1     
Romance
Anka dibuat kesal, hingga nyaris menyesal. Editor genre misteri-thriller dengan pengalaman lebih dari tiga tahun itu, tiba-tiba dipaksa menyunting genre yang paling ia hindari: romance remaja. Bukan hanya genre yang menjijikkan baginya, tapi juga kabar hilangnya editor sebelumnya. Tanpa alasan. Tanpa jejak. Lalu datanglah naskah dari genre menjijikkan itu, dengan nama penulis yang bahkan...
THE HISTORY OF PIPERALES
2128      828     2     
Fantasy
Kinan, seorang gadis tujuh belas tahun, terkejut ketika ia melihat gambar aneh pada pergelangan tangan kirinya. Mirip sebuah tato namun lebih menakutkan daripada tato. Ia mencoba menyembunyikan tato itu dari penglihatan kakaknya selama ia mencari tahu asal usul tato itu lewat sahabatnya, Brandon. Penelusurannya itu membuat Kinan bertemu dengan manusia bermuka datar bernama Pradipta. Walaupun begi...
Melodi Sendu di Malam Kelabu
523      349     4     
Inspirational
Malam pernah merebutmu dariku Ketika aku tak hentinya menunggumu Dengan kekhawatiranku yang mengganggu Kamu tetap saja pergi berlalu Hujan pernah menghadirkanmu kepadaku Melindungiku dengan nada yang tak sendu Menari-nari diiringi tarian syahdu Dipenuhi sejuta rindu yang beradu
injured
1522      795     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
Kenzo Arashi
1988      743     6     
Inspirational
Sesuai kesepakatannya dengan kedua orang tua, Tania Bowie diizinkan melakukan apa saja untuk menguji keseriusan dan ketulusan lelaki yang hendak dijodohkan dengannya. Mengikuti saran salah satu temannya, Tania memilih bersandiwara dengan berpura-pura lumpuh. Namun alih-alih dapat membatalkan perjodohannya dan menyingkirkan Kenzo Arashi yang dianggapnya sebagai penghalang hubungannya dengan Ma...