Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Day After We Meet
MENU
About Us  

Ia menarik napas pelan. Sebuah pintu besar berwarna cokelat gelap dengan ukiran-ukiran menawan berdiri dengan angkuh di depan mata. Menjadi pintu gerbang untuk masuk ke dalam rumah yang begitu megah dan terkesan hangat.

Ia mendesah. Mengguyar rambut panjangnya ke belakang. Kembali berpikir, haruskah ia melewati pintu itu? namun, ia tak mendapat jawaban lain selain kata iya. Kalau dirinya terlahir sebagai seorang penyihir, ia mungkin akan membuat pintu ini menjadi sebuah batu besar yang tidak bisa digerakkan. Tentu agar dia punya alasan untuk tak masuk.

Jemari lentiknya baru saja menyentuh permukaan kenop pintu. Namun, telinganya sudah cukup peka untuk mendengar keributan di dalam sana. Seketika, ia melihat jam yang melingkar di lengan kirinya. Pukul lima sore. Pantas.

Kembali ia menarik napas. Kini, beberapa kali. Meyakinkan diri kembali sekaligus mencari cara agar tak terseret masuk ke dalam masalah yang begitu membingungkan baginya. Tak masuk akal sekaligus menyebalkan.

Pintu ia dorong hingga terbuka. Menampakkan ruangan yang kosong dan didominasi oleh warna putih gading dan cokelat lembut. Ia kembali menutup pintu dengan begitu pelan. Berharap taka da suara yang timbul dari pergerakannya. Setelahnya, ia berusaha secepat mungkin menyeberangi ruang tamu. Mencoba menaiki tangga tanpa bersuara.

Namun, saat ia mencapai tiga anak tangga teratas, ia merasa semua usahanya sangat sia-sia. Mendengar ocehan itu sangat memuakkan. Kalau ia tak takut dikutuk, sudah ia lempar sneakers bersol terbal miliknya.

“Tuh, liat anakmu! Jam segini baru pulang. Ngapain lagi coba?”

Ia hanya bisa memutar bola mata. Mendengus lalu tak lama memilih beranjak diiringi balasan yang tak kalah keras. “Ini baru jam enam, Mas. Apanya yang salah sih? Mungkin dia ada ekstrakulikuler atau ada tugas kelompok.”

“Alah! Ibu sama anak enggak ada bedanya. Sama-sama enggak tau diri. Murahan!”

Mendengar perkataan itu, ia langsung membanting pintu kamar dengan begitu keras. Mungkin kalau engselnya sudah rapuh dan pintu itu tidak dibuat dari kayu kualitas tinggi, pintu itu akan rontok seketika. Tak lama, rumah itu kembali hening. Seolah sudah menyadari kesalahannya.

Tas telah ia buang. Entah ke sudut mana. Ia langsung melempar tubuhnya yang masih berbalut seragam putih abu beserta kaus kaki yang membungkus kakinya rapat. Kalau seandainya bisa, ia akan memasukkan kepalanya dalam-dalam ke dalam tempat tidur. Ia ingin menghilang secepat yang ia bisa.

Sambil mendesah panjang, ia membalik tubuh. Kini matanya memandang langit-langit. Seolah tengah menelusuri tiap inchi di sana. Seperti tengah mencari sesautu yang tersembunyi. Namun, akhirnya ia kembali memejamkan mata.

Tak lama, telinganya menangkap suara ketukan pintu yang begitu lembut. Dengan suara parau, ia membalas ketukan itu. “Masuk.”

Sepersekian detik kemudian, seorang wanita paruh baya tampak di ambang pintu. Mengangguk hormat kemudia melangkah masuk perlahan. Gadis itu langsung bangkit dan duduk di tepi tempat tidur. Menatap wanita itu penuh telisik. “Kenapa, Bi?” tanyanya.

“Tadi Bibi diminta sama Ibu ke sini. Apa Non laper? Kalo iya, nanti Bibi buatin makanan. Spesial deh,” ujar wanita itu. Kini, ia terdengar lebih luwes.

Gadis itu membawa matanya ke atas. Menatap langit-langit sembari berpikir. “Boleh deh. Tapi, Bi. Tolong masakin yang banyak, ya. Aku enggak mau ikut makan malam,” putusnya tanpa ragu.

Wanita itu menatap penuh telisik. Ada beribu tanda tanya muncul di matanya. “Lagi enggak pengen aja, Bi. Capek juga. Jadinya pengen di kamar dulu,” jelas gadis itu dengan cepat setelah memahami arti tatapan asisten rumah tangganya.

Wanita itu hanya menganggk paham tanpa niat untuk kembali bertanya lebih jauh. Baginya, itu bukan urusannya. Tidak seharusnya ia bertanya hal-hal dengan detail. Setelahnya ia keluar dari kamar dan menutup pintu perlahan.

Gadis itu kembali membaringkan tubuh. Menutup wajah dengan kedua tangan, lalu mengusapnya kasar. Ia selalu ingin merutuk. Kenapa juga hidupnya begini? Kenapa ia harus terlahir dalam keluarga seperti ini? Kenapa ia tak pernah punya kuasa untuk berlari menjauh? Ia hanya ingin lari.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • yurriansan

    Aku baca cerita ini, cukup mnarik. Cuma kalau bokeh saran, ini prolog, kan?
    Agak kepanjangan. Baiknya dibuat singkat aja, bagian yg buat pnasaran. Supaya pmbca lbih tergoda.

    Mampir2 juga k critaku, untuk krisan, judulnya."Story About three boys and a man"

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Behind the Three Face
728      399     4     
Short Story
"Pepatah tua jepang mengatakan setiap orang punya tiga wajah. Wajah pertama adalah yang kau tunjukan pada dunia, wajah kedua hanya kau tunjukan pada keluarga dan teman dekat saja, dan wajah ketiga adalah yang tidak ingin kau tunjukan pada siapapun, inilah yang mereflesikan dirimu yang sebenarnya."
One-room Couples
1192      592     1     
Romance
"Aku tidak suka dengan kehadiranmu disini. Enyahlah!" Kata cowok itu dalam tatapan dingin ke arah Eri. Eri mengerjap sebentar. Pasalnya asrama kuliahnya tinggal dekat sama universitas favorit Eri. Pak satpam tadi memberikan kuncinya dan berakhir disini. "Cih, aku biarkan kamu dengan syaratku" Eri membalikkan badan lalu mematung di tempat. Tangan besar menggapai tubuh Eri lay...
Interaksi
532      398     1     
Romance
Aku adalah paradoks. Tak kumengerti dengan benar. Tak dapat kujelaskan dengan singkat. Tak dapat kujabarkan perasaan benci dalam diri sendiri. Tak dapat kukatakan bahwa aku sungguh menyukai diri sendiri dengan perasaan jujur didalamnya. Kesepian tak memiliki seorang teman menggerogoti hatiku hingga menciptakan lubang menganga di dada. Sekalipun ada seorang yang bersedia menyebutnya sebagai ...
The Eternal Witch
23913      3693     6     
Fantasy
[Dunia Alternative] Perjalanan seorang pengembara dan petualang melawan dan memburu entitas Penyihir Abadi. Erno Orkney awalnya hanyalah pemuda biasa: tak berbakat sihir namun memiliki otak yang cerdas. Setelah menyaksikan sendiri bagaimana tragedi yang menimpa keluarganya, ia memiliki banyak pertanyaan-pertanyaan di benaknya. Dimulai dari mengapa ia menerima tragedi demi tragedi, identitasnya...
MANTRA KACA SENIN PAGI
3793      1361     1     
Romance
Waktu adalah waktu Lebih berharga dari permata Tak terlihat oleh mata Akan pergi dan tak pernah kembali Waktu adalah waktu Penyembuh luka bagi yang sakit Pengingat usia untuk berbuat baik Juga untuk mengisi kekosongan hati Waktu adalah waktu
Ankle Breaker: Origin
8618      1637     2     
Romance
BLURB ANKLE BREAKER ORIGIN —prekuel dari "BATAM HAIL BASKETBALL" temukan di genre: Action Alter kabur dari sebuah keluarga yang selama ini menempatkan dirinya seperti bukan siapa-siapa. Ia memulai kehidupan barunya sendiri di Batam City. Seni basket jalanan telah mempertemukan Alter dengan Trea, pengurus sebuah tim bernama Antologia. Ketika Alter telah sampai pada Final Elevation...
When Magenta Write Their Destiny
6441      1732     0     
Romance
Magenta=Marina, Aini, Gabriella, Erika, dan Benita. 5 gadis cantik dengan kisah cintanya masing-masing. Mereka adalah lima sahabat yang memiliki kisah cinta tak biasa. Marina mencintai ayah angkatnya sendiri. Gabriella, anak sultan yang angkuh itu, nyatanya jatuh ke pelukan sopir bus yang juga kehilangan ketampanannya. Aini dengan sifat dingin dan tomboynya malah jatuh hati pada pria penyintas d...
Po(Fyuh)Ler
953      512     2     
Romance
Janita dan Omar selalu berangan-angan untuk jadi populer. Segala hal telah mereka lakukan untuk bisa mencapainya. Lalu mereka bertemu dengan Anthony, si populer yang biasa saja. Bertiga mereka membuat grup detektif yang justru berujung kemalangan. Populer sudah lagi tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, apakah persahabatan mereka akan tetap bertahan?
Sekilas Masa Untuk Rasa
4019      1298     5     
Romance
Mysha mengawali masa SMAnya dengan memutuskan untuk berteman dengan Damar, senior kelas dua, dan menghabiskan sepanjang hari di tribun sekolah sambil bersenda gurau dengan siapapun yang sedang menongkrong di sekolah. Meskipun begitu, Ia dan Damar menjadi berguna bagi OSIS karena beberapa kali melaporkan kegiatan sekolah yang menyimpang dan membantu kegiatan teknis OSIS. Setelah Damar lulus, My...
Melihat Tanpamu
190      147     1     
Fantasy
Ashley Gizella lahir tanpa penglihatan dan tumbuh dalam dunia yang tak pernah memberinya cahaya, bahkan dalam bentuk cinta. Setelah ibunya meninggal saat ia masih kecil, hidupnya perlahan runtuh. Ayahnya dulu sosok yang hangat tapi kini berubah menjadi pria keras yang memperlakukannya seperti beban, bahkan budak. Di sekolah, ia duduk sendiri. Anak-anak lain takut padanya. Katanya, kebutaannya...