Loading...
Logo TinLit
Read Story - Teilzeit
MENU
About Us  

Pagi ini adalah pagi terburuk yang pernah Ale alami. Dia terbangun dengan mata bengkak dan sembab serta adanya lingkaran hitam di sekitarnya. Wajah Ale kusut. Penampilannya berantakan dengan rambut yang terlihat habis disambar petir. Dia terlihat seperti zombi yang baru saja dibangkitkan.

Jangan ditanya kenapa Ale terbangun dengan kondisi seperti itu, semuanya disebabkan oleh CINTA.

Iya, Cinta. Cowok paling mengesalkan yang telah membuat Ale menguras sebagian uang tabungannya yang telah dia kumpulkan dengan susah payah sejak SMP hanya untuk membelikannya sepasang pakaian di sebuah mal besar di Jakarta kemarin. Tak tanggung-tanggung, dia meminta paksa alias mencuri barang-barang bermerek yang cukup menguras dompetnya itu dari toko dan membuat Ale harus membayar sambil menahan dongkol di dalam hati. Mentang-mentang dia makhluk astral. Ale jadi kena getahnya karena tindakan usil hantu gila itu.

Memang cukup mengherankan sih. Yang benar saja, masa hantu minta dibelikan baju. Awalnya Ale juga bingung. Mana bisa hantu berganti pakaian, makan atau minum? Tapi kata Cinta, hantu juga bisa makan dan berganti pakaian asalkan benda-benda itu memang dipersembahkan untuknya. Ale percaya tidak percaya, tapi begitu melihat baju di tangannya sama persis dengan baju yang telah dikenakan hantu itu, juga Cinta memakan makanan yang Ale berikan, akhirnya Ale terpaksa menyetujui teori tersebut.

Ale beranjak dari kasur  dengan malas sambil memeluk sebuah stoples kaca yang sejak semalam menemani tidurnya. Ale menaruh benda dengan tinggi 20 centimeter yang berbentuk segi enam itu di atas rak meja belajar, tempat stoples itu berada seharusnya. Dia lalu pergi keluar menuju kamar mandi.

Hanya dalam 15 menit, penampilan Ale berubah total, dia terlihat rapi dengan pakaian seragamnya dan rambut yang diikat satu di belakang, kecuali mata zombi Ale yang masih kentara sekali terlihat. Ale tidak bergegas ke luar kamar. Dia masih duduk terpaku di depan meja belajar. Menatap sendu ke arah lembaran-lembaran uang tabungannya yang jadi menipis lalu mendesah pelan sambil meraih ponsel yang tergeletak di atas meja. Ale membuka aplikasi WhatsApp.

“Ck! Masa udah hampir dua bulan tapi gak ada satu pun pesan yang masuk buat gue?” keluhnya jengkel. 

Yang Ale maksud adalah pesan khusus yang meminta Ale untuk melakukan pekerjaan apa saja dengan bayaran sukarela yang biasa dilakukannya dengan anggota tim Teilzeit. Kalau pesan biasa yang berisi chatingan tidak jelas sih Ale sudah sering menerimanya. Bahkan obrolan di grup kelasnya saja tidak ada satu pun yang dia baca. Maka tak jarang Ale ketinggalan informasi. Beruntung dia punya sahabat yang sabarnya luar biasa untuk sering mengingatkan dan memberitahunya seperti Olin.

  Ale menatap ponselnya dengan nanar. Uh! Dia benar-benar dalam masa krisis sekarang. Kalau dibiarkan begini terus, bisa-bisa dia kehilangan sumber penghasilan uang terbesarnya, maka dia harus mencari cara agar bisa mengganti uang tabungannya yang telah hilang.

Lebih tepatnya, uang yang telah dipakai CINTA!

Ale meletakkan kembali ponselnya, lalu mulai mendengarkan dengan saksama. Kesunyian pagi ini membuat Ale bisa mendengar suara-suara di luar kamarnya dengan sangat jelas, termasuk panggilan dari orang bersuara berat yang Ale yakini berasal dari dapur, yang meminta Ale untuk segera memakan sarapannya. Ale membalas dengan sebuah dehaman. Begitu pun saat orang itu berpamitan untuk berangkat kerja, hanya kata ‘ya’ yang keluar dari mulut Ale tanpa berusaha menampakkan diri sedikit pun. 

Ale memang sengaja. Dia tidak mau ayahnya melihat mata zombi miliknya. Bisa-bisa pagi ini menjadi semakin buruk dengan ceramah panjang dari ayahnya yang membuat telinga Ale berdengung setiap kali mendengarnya. Ale tidak mau itu terjadi. Maka, dia keluar kamar begitu suara ayahnya tidak terdengar lagi.

“Eh ada minuman kemasan Ale-Ale,” seruan Cinta yang pertama kali menyambut Ale begitu telah sampai di dapur. “Kenapa tuh muka? Mau saingan sama temen-temen gue? Masih kurang total. Lo tambahin dulu deh saus tomat di bawah mata biar kelihatan berdarah-darah gitu. Gue yakin lo lebih cantik dari si kunti penunggu toilet cewek di sekolah lo. Mau gue bantu sini!” Cinta tergelak puas.

Dasar hantu gak tahu diri emang, sungut Ale. “Berisik lo! Minggir sana! Jauh-jauh dari gue.”

“Bisa aja lo Alang-alang. Pake minta jauh-jauh segala. Gue tahu kok kalau gue gak ada, lo kangen setengah mati sama gue.”

Ale berpantomim pura-pura ingin muntah sambil menatap jijik pada Cinta. Kok bisa ada hantu se-tidak tahu malu seperti dia. Kenapa juga, dari semua jenis hantu, hanya Cinta yang dapat dilihat oleh Ale? Dapat berkomunikasi pula dengannya, kecuali kontak fisik sih memang. Kalau bukan karena pertemuan paling aneh waktu itu terjadi, mungkin saat ini Ale yang memang bukan anak indigo dapat tetap hidup aman, tenteram, dan sejahtera tanpa gangguan dari setan sinting semacam Cinta. Ale benar-benar menyesal pernah mendatangi ‘area kosong’ yang dikenal tempat paling terlarang untuk dikunjungi di sekolahnya. Mungkin ini yang dinamakan karma karena dirinya bandel saat itu. Ah sudahlah.

Bunyi dering bernada pelan membuat  Ale buru-buru kembali ke kamarnya. Dilihatnya ada sebuah notifikasi pesan pada benda persegi panjang itu. Ale bergegas mengecek. Barangkali ini harapan yang dinantikannya sejak tadi. Tapi, hati Ale langsung merosot begitu melihat isinya.

 

Olin Unika

Le

Jangan lupa bawa buku tugas kimia gue

Lo gak lupa kan kalo hari ini dikumpulin?

 

Kalea_Nirbita

Udah gue bakar kemarin Lin

 

Ale sengaja menjawab asal. Kalau digambarkan dalam bentuk komik, mungkin saat ini kepalanya telah dipenuhi kepulan asap saking kerasnya dia menahan dongkol. Dia lalu melirik sinis ke arah Cinta yang entah sejak kapan telah berjongkok di atas meja belajarnya sambil bertopang dagu dan menunjukkan gigi-giginya yang masih tetap terlihat putih walau Ale tak pernah tahu kapan terakhir kali Cinta menyikatnya. 

“Gue ganteng yah?” tanya Cinta tiba-tiba sambil terkekeh. “Habisnya lo lihatin gue kayak yang terpesona gitu. Tenang, gue emang ganteng.”

“Neraka di mana neraka?” tanya Ale frustrasi sambil mengusap mukanya. “Lo—Cebol sialan, tanggung jawab!” tunjuk Ale tepat di depan muka Cinta. “Gue gak mau tau yah, besok kita harus udah dapat kerjaan lagi.”

“Besok? Gila lo. Gak sekalian aja sekarang?” sindir Cinta sambil turun dari meja lalu mengekor Ale yang telah keluar kamar menuju ruang tamu.

“Sekarang? Bagus dong. Gue tunggu nanti sore,” tantang Ale sambil memakai sepatu.

Cinta merengut. “Lo itu udah melanggar aturan Undang-Undang Perhantuan tahu! Seenaknya aja lo memperkerjakan hantu tanpa ampun. Kena sangsi baru tahu rasa lo.”

“Eh lo tuh yang udah melanggar. Memeras manusia seenak jidat. Lo harus tanggung jawab udah ngehabisin duit tabungan gue. Lo kira yang lo pake sekarang itu gratis? Sorry yah, gak ada yang gratis di dunia ini. Dan lo udah janji bakal gantiin uang gue semalem waktu gue mau bakar baju lo itu, jadi gak usah protes.”

Cinta sekakmat. Dia lalu mengumpat sambil mengacak rambutnya. Ale sendiri tersenyum puas menikmati raut kekalahan di wajah Cinta. Hantu itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil memasang wajah resah. “Besok deh Le, maksimal. Gila lo! Gue harus cari ke mana orang yang butuh jasa dari Teilzeit?”

“No protes! Lo kan yang nantangin sekarang tadi. Lagian jadi setan jangan manja deh. Lo ‘kan bisa pindah-pindah tempat sesuka hati lo. Cari orang yang butuh bantuan itu gampang buat lo. Kalo perlu lo kelilingin tuh seluruh pelosok kota Jakarta. Masa seluas ini masih aja gak ada satu pun. Ya ‘kan?”

Cinta mengerang kesal saat mendapati Ale telah selesai mengenakan sepatunya dan bersiap meninggalkan rumah tanpa memakan sarapannya. Eh sarapan?

“Le, duduk-duduk manis dulu sambil sarapan. Kita diskusi ulang soal tugas gue. Yah, yah?”

“Gak ah. Gue mendadak kenyang lihat muka abstrak lo. Kalau mau, buat lo aja. Bye,” seru Ale sambil melambaikan tangan setelah meraih ranselnya yang tadi diletakkan di samping lalu melemparkan senyuman termanis untuk Cinta. “Selamat menjalankan tugas, Abang Cinta yang ganteng kayak kingkong.”

“Sialan lo Alay!”

 

👻👻👻

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Catatan 19 September
27212      3559     6     
Romance
Apa kamu tahu bagaimana definisi siapa mencintai siapa yang sebenarnya? Aku mencintai kamu dan kamu mencintai dia. Kira-kira seperti itulah singkatnya. Aku ingin bercerita sedikit kepadamu tentang bagaimana kita dulu, baiklah, ku harap kamu tetap mau mendengarkan cerita ini sampai akhir tanpa ada bagian yang tertinggal sedikit pun. Teruntuk kamu sosok 19 September ketahuilah bahwa dir...
DanuSA
32628      4975     13     
Romance
Sabina, tidak ingin jatuh cinta. Apa itu cinta? Baginya cinta itu hanya omong kosong belaka. Emang sih awalnya manis, tapi ujung-ujungnya nyakitin. Cowok? Mahkluk yang paling dia benci tentu saja. Mereka akar dari semua masalah. Masalalu kelam yang ditinggalkan sang papa kepada mama dan dirinya membuat Sabina enggan membuka diri. Dia memilih menjadi dingin dan tidak pernah bicara. Semua orang ...
Reandra
2618      1362     67     
Inspirational
Rendra Rangga Wirabhumi Terbuang. Tertolak. Terluka. Reandra tak pernah merasa benar-benar dimiliki oleh siapa pun. Tidak oleh sang Ayah, tidak juga oleh ibunya. Ketika keluarga mereka terpecah Cakka dan Cikka dibagi, namun Reandra dibiarkan seolah keberadaanya hanya membawa repot. Dipaksa dewasa terlalu cepat, Reandra menjalani hidup yang keras. Dari memikul beras demi biaya sekolah, hi...
Tumpuan Tanpa Tepi
11840      3205     0     
Romance
Ergantha bercita-cita menjadi wanita 'nakal'. Mencicipi segala bentuk jenis alkohol, menghabiskan malam bersama pria asing, serta akan mengobral kehormatannya untuk setiap laki-laki yang datang. Sialnya, seorang lelaki dewasa bermodal tampan, mengusik cita-cita Ergantha, memberikan harapan dan menarik ulur jiwa pubertas anak remaja yang sedang berapi-api. Ia diminta berperilaku layaknya s...
Help Me to Run Away
2664      1191     12     
Romance
Tisya lelah dengan kehidupan ini. Dia merasa sangat tertekan. Usianya masih muda, tapi dia sudah dihadapi dengan caci maki yang menggelitik psikologisnya. Bila saat ini ditanya, siapakah orang yang sangat dibencinya? Tisya pasti akan menjawab dengan lantang, Mama. Kalau ditanya lagi, profesi apa yang paling tidak ingin dilakukannya? Tisya akan berteriak dengan keras, Jadi artis. Dan bila diberi k...
love is poem
1772      996     4     
Romance
Di semesta ini yang membuat bahagia itu hanya bunda, dan Artala launa, sama kaki ini bisa memijak di atas gunung. ~ ketika kamu mencintai seseorang dengan perasaan yang sungguh Cintamu akan abadi.
Kisah Kemarin
7607      1766     2     
Romance
Ini kisah tentang Alfred dan Zoe. Kemarin Alfred baru putus dengan pacarnya, kemarin juga Zoe tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Tidak butuh waktu lama untuk Alfred dan Zoe bersama. Sampai suatu waktu, karena impian, jarak membentang di antara keduanya. Di sana, ada lelaki yang lebih perhatian kepada Zoe. Di sini, ada perempuan yang selalu hadir untuk Alfred. Zoe berpikir, kemarin wak...
Love and Pain
623      382     0     
Short Story
Ketika hanya sebuah perasaan percaya diri yang terlalu berlebih, Kirana hampir saja membuat dirinya tersakiti. Namun nasib baik masih berpihak padanya ketika dirinya masih dapat menahan dirinya untuk tidak berharap lebih.
Havana
906      459     2     
Romance
Christine Reine hidup bersama Ayah kandung dan Ibu tirinya di New York. Hari-hari yang dilalui gadis itu sangat sulit. Dia merasa hidupnya tidak berguna. Sampai suatu ketika ia menyelinap kamar kakaknya dan menemukan foto kota Havana. Chris ingin tinggal di sana. New York dan Indonesia mengecewakan dirinya.
REMEMBER
4719      1407     3     
Inspirational
Perjuangan seorang gadis SMA bernama Gita, demi mempertahankan sebuah organisasi kepemudaan bentukan kakaknya yang menghilang. Tempat tersebut dulunya sangat berjasa dalam membangun potensi-potensi para pemuda dan pernah membanggakan nama desa. Singkat cerita, seorang remaja lelaki bernama Ferdy, yang dulunya pernah menjadi anak didik tempat tersebut tengah pulang ke kampung halaman untuk cuti...