Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cerita Si Jomlo
MENU
About Us  

​​​​​

Aku berlari dengan cepat saat memasuki tempat resepsi pernikahan teman SMA. Walau mengenakan gaun dan sepatu hak tinggi, kecepatanku dalam berlari tidak usah diragukan lagi. Maklum, seringnya lari-lari cantik di lapangan yang sebenarnya usahaku untuk mengejar jodoh. Kenapa aku jadi cuhat? Maaf, kelamaan jomlo jadi gini. Hehehe.


Sesampainya di tempat resepsi pernikahan, aku dicegat oleh dua pria bertubuh kekar dengan seragam safari hitam.


Aku segera menyerahkan undangan kepada salah satu diantara mereka.


“Kenapa, Pak?” tanyaku. Ketika melihat dua security celingukan.


Security itu menunjukkan sebuah kotak yang tertulis nama tamu undangan. “Ini kan undangannya untuk berdua, kalau teman satunya lagi—”


“Saya jomlo,” potongku.


“Maaf, Mbak Adis. Silakan masuk....”


Memang paling sebal jika ditanya mengenai hal yang satu itu, tapi tidak apa untuk saat ini. Aku selalu percaya, akan ada waktu aku bertemu jodoh, mungkin di tempat ini, misalnya? Tetap ya, niatnya orang jomlo ke mana pun dan di mana pun hanya untuk dapat bertemu dengan jodoh. Harap maklum.


Belum juga beberapa detik, sepertinya Tuhan akan mengabulkan niatku. Sebab, kulihat ada seorang pria tampan yang memperhatikanku dari kejauhan. Pria tampan berwajah oriental super bersih, yang sangat memesona dengan balutan stelan jas berwarna cokelat muda yang sangat cocok di tubuhnya.


“Kayanya dia terpesona, mancing ah,” bisikku sembari berkeliling mengambil makanan.


***


Aku mengambil buah untuk pencuci mulut, sudah tiga puluh menit berlalu tetapi pria itu tetap sama—memperhatikanku dari kejauhan. Membuatku berpikir, Tuhan pasti mendengar doa dan niatku hari ini. Datang ke acara penikahan untuk bisa kecipratan jodoh. Kalau benar, seharusnya aku cepat mengambil tindakan, sebelum orang lain yang membungkusnya. Supaya status jomlo yang melekat padaku cepat terlepas.


Ketika aku baru berniat menghampiri untuk berkenalan, dia tiba-tiba bergerak—melangkah mendekatiku sembari tersenyum ramah. Aku terkejut, hingga buah melon yang masih tersisa di mulut keluar tanpa permisi.


“Kamu tidak apa-apa?” dia menepuk pelan bahuku, lalu menyodorkan tissue kering.


“Terima kasih,” balasku, sedikit malu.


“Kamu sebaiknya gunakan tissue itu juga untuk membersihkan sedikit noda lipstik pada gigi depanmu. Dan ini....” Pria itu memberikanku tissue basah dan kering, membuatku mengerutkan dahi.


“Gunakan untuk menghapus make up yang kamu gunakan, karena tidak cocok untuk acara siang ini. Terlalu tebal. Aku jadi tidak tahan, ingin sekali aku mengubahnya,” ujarnya.


Kerutan dahiku semakin jelas, hingga alisku tersambung sempurna. “Apa?”


“Maaf ya, aku itu memperhatikanmu terus karena tidak tahan dengan make up yang digunakan. Sebagai seorang make up artist profesional, kuterdorong untuk selalu membuat semuanya terlihat sempurna. Jadi kalau ada yang mengganggu pandanganku, harus kurapikan agar tampil sempurna dan maksimal,” jelasnya.


“Tidak usah, terima kasih. Kalau begitu, permisi....” Aku langsung menutup wajah dengan tas tangan, ternyata intuisiku salah. Aku pikir dia memperhatikan karena tertarik, ternyata dia hanya tidak tahan dengan make up di wajahku.


Aku langsung keluar dari tempat resepsi pernikahan menuju parkiran.


Di dalam mobil, aku mengambil kaca dan memperhatikan make up di wajahku. “Kelaam jomlo sih, baru diperhatikan sedikit langsung baper. Kan malu...,” gerutuku.


Lagi-lagi ceritaku berakhir sama, tetap jomlo. Bukannya ketemu jodoh, malah baper terus berakhir ngenes. Hadeuh....


***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
100 Juta
257      193     1     
Short Story
Hari di Mana Temanku Memupuk Dendam pada Teknologi
468      315     4     
Short Story
Belum juga setengah jam mendekam dalam kelas, temanku telah dijamin gagal ujian. Dan meskipun aku secara tak langsung turut andil dalam kemalangan nasibnya tersebut, kuberi tahu padamu, itu bukan salahku.
My Teenager’s Diary
418      271     2     
Short Story
Kata orang, masa muda itu masa yang indah. Masa muda juga menempati masa terindah di benak orang, contohnya ketika kita berani memimpikan sesuatu yang belum tentu terjadi atau mungkin tidak terjadi. Ini adalah sedikit kisah masa mudaku, kisah yang akan terkenang sebagai bagian perjalanan hidupku.
TEKA-TEKI SILANG
484      321     3     
Short Story
Teka-teki silang atau TTS merupakan sebuah teka-teki dengan kotak-kotak vertikal dan horizontal, dimana orang dapat menerka-nerka jawabannya.
Over panik
368      232     1     
Short Story
Kalian semua pasti pernah merasakan yang namanya panik. Gara gara kepanikan yang tidak terkontrol menciptakan perilaku yang kurang wajar.
Salah Doa
475      309     4     
Short Story
Siang itu, aku mengikuti sebuah kajian agama tentang keutamaan bulan Rajab, Sya'ban dan Ramadhan. Selama kajian itu, aku selalu menyimak, mendengarkan setiap perkataan ibu nyai. Beberapa menit sebelum kajian berakhir, bu nyai memberitahu kami tentang doa untuk menyambut bulan Rajab, Sya'ban dan Ramadhan. Bu Nyai meminta kami mengulang setiap kata (doa) yang dia ucapkan. Saat bu nyai mengucapka...
Sandal Bersama
364      232     2     
Short Story
"Jangan Beli Sandal Yang Sama! "
Penumpang Di Sebelahku
394      255     4     
Short Story
Sore itu, aku keluar kantor agak malam. Karenanya, beberapa angkot yang lewat selalu penuh. Saat satu angkot berhenti dan pask sopir menawarkan duduk bertiga di depan, bersamanya dan satu penumpang lain, aku langsung mengangguk. Namun penumpang di depan menghalangi aku masuk dan duduk. Walau aku sudah memberitahunya, lebih dari satu kali, dia tetap saja menghalangi, bersikeras angkot ini tidak ...
PENCURI
617      336     1     
Short Story
Cerita saat pencuri datang ke rumahmu..
Lagi tersesat! : Gajelas
401      250     1     
Short Story
Aduh! Adekku sama temen deketku yang entahlan udah balik ke rumah. Dan yang paling ngagetin, mereka udah bikin aliran BAMBANGISME, official banget di gazebo kebun. Pantesan pagi segarku hawa hawanya jadi sesak. NB: Nama masing masing karakter samaran ya wkwk