Loading...
Logo TinLit
Read Story - CREED AND PREJUDICE
MENU
About Us  

Hana dan Yoga berhasil mencegat Acher. Cowok bertubuh tinggi semampai itu berteriak meminta tolong. Tetapi para siswa hanya melihatnya dengan ekspresi heran. Hana dan Yoga langsung memegang kedua lengan Acher dengan kuat. Sedangkan aku berusaha mengatur nafas akibat berlari kencang mengejar mereka bertiga. Seragamku pun basah karena peluh keringat. Setelah itu aku berjalan mendekati mereka.

“Hana, kita harus melepaskan Acher. Kasihan dia. Tangannya pasti akan terasa sakit,” ujarku. Hana menggelengkan kepala.

“Tidak bisa! Kita sudah berhasil menangkap pencuri kelasmu. Kita tidak boleh menyia-nyiakan hal ini!” katanya tegas.

Yoga juga menambahi, “Kita harus segera membawanya ke ruang BK.”

“Tapi..,” aku merasa kasihan pada Acher yang sedari tadi tubuhnya bergejolak meminta untuk dilepaskan. Akan tetapi Hana dan Yoga tetap memegangnya dengan erat. Aku tahu jika Acher bersalah. Namun lebih baik jika kita menanyakan alasan Acher mencuri dengan baik-baik tanpa paksaan seperti ini. Aku terkejut saat Acher mulai menangis dengan keras. Aku maupun Hana dan Yoga kebingungan melihat tingkah lakunya.

“Amar, apa yang kalian lakukan disini? Kenapa Acher menangis?” bu Nurma berjalan mendatangi kami. Bagus! Aku baru sadar jika kita berada di depan ruang guru. Beberapa guru juga sesekali melihat ke arah luar. Aku menjadi malu karena kami telah membuat Acher menangis.

“Bu Nurma, selama ini orang yang mencuri barang-barang di kelas tujuh-A itu Acher,” ucap Hana yakin. Acher masih menangis sesenggukkan. Bu Nurma berusaha menghentikan tangisnya. Tidak lama kemudian tangis Acher mulai mereda.

“Saya tidak mencuri, bu,”

“Bohong!” seru Hana.

“Aku tidak mencuri,” ulang Acher lagi.

Bu Nurma memutuskan untuk membawa kami bertiga ke ruang BK. Entah kenapa aku merasa gelisah ketika bu Nurma menyuruh kami untuk menyelesaikan permasalahan di ruang BK. Aku hampir tidak yakin dengan dugaan Hana. Berbeda dengan sikap yang ditunjukkan Hana dan Yoga. Mereka tersenyum kemenangan seakan-akan dugaan mereka benar 100 persen. Aku tidak ingin melakukan kesalahan lagi yakni menuduh orang tanpa alasan yang kuat.

Setelah sampai disana, kami menyalami bu Rika dan duduk di kursi sofa. Bu Nurma menyuruh Acher untuk duduk bersama kami. Rasa ketakutan terlihat jelas di wajahnya. Aku langsung menarik tangannya dan memberikan ruang untuk duduk disebelahku. Bu Nurma menanyakan permasalahan kami.

“Tadi saya melihat Acher hampir membawa album perangko Abid tanpa seijin pemiliknya, bu,” jelas Hana.

“Tidak salah lagi. Dia hendak mencuri album perangko itu, bu,” imbuh Yoga. Sementara aku hanya diam. Aku tidak ingin ikut terlibat terlalu jauh. Di dasar hati yang paling dalam, aku masih mempercayai Acher yang ramah dan baik hati.

“Saya menduga bahwa orang yang selama ini mencuri barang-barang di kelas Amar adalah Acher, bu,” Hana melanjutkan kata-katanya dengan nyaring. “Iya kan, Mar?” aku terkejut ketika Hana menyebut namaku untuk meminta dukungan. Aku tidak tahu harus menjawab apa selain ber –ooh dan –eeh.

“Apa kalian memiliki bukti yang jelas bahwa Acher mencurinya?” tanya bu Rika kalem. Hening. Tidak ada yang menjawab. Aku menjadi teringat kalimat yang tadi Acher ucapkan. ‘Aku jadi ingin memilikinya juga.’ Aku merasa curiga dengan apa yang dikatakan Acher sebelumnya. Namun aku ragu untuk membicarakan hal itu pada bu Rika. Maka aku hanya terdiam, mengunci mulutku rapat-rapat. Aku merasa takut jika dugaanku salah lagi dan bu Rika akan memberi peringatan padaku untuk kedua kalinya.

“Abid meninggalkan album perangkonya di atas meja dan Acher langsung mengambilnya begitu saja. Dia hendak keluar kelas dengan membawa album perangko si Abid. Aku dan Hana adalah saksi mata dari kejadian itu, bu,” kata Yoga pelan. Bu Rika melihat ke arah Acher yang sedari tadi terdiam sambil menundukkan kepala.

“Acher,” panggil bu Rika. Acher mengangkat wajahnya. Matanya kelihatan agak sembab dan sisa-sisa air matanya masih terlihat di sudut matanya. “Apa benar kalau kamu mencuri album perangko milik Abid?” Dengan cepat Acher menggeleng-gelengkan kepala.

“Acher, kamu jangan bohong. Kita lihat sendiri loh kalau kamu yang mengambil album perangko si Abid,” seruan Hana membuat Acher sedikit tergagap. Acher kembali menundukkan kepalanya. Bu Nurma memegang kedua tangan Acher dengan lembut. Beliau mencoba melihat kedua bola mata Acher dalam-dalam.

“Acher, apakah kamu yang mengambil buku Abid di atas meja?” ucap beliau dengan nada hati-hati. Acher tidak langsung menjawab. Dia masih menatap bu Nurma. Tak lama kemudian dia mengangguk.

“Tuh kan, bu!” seru Hana cepat. Bu Rika memberi isyarat pada Hana untuk diam. Hana langsung mengunci mulutnya. Setelah itu Hana malah berbisik dengan Yoga. Yang diajak bicara, hanya menganggukkan kepala.

“Saya hendak mengembalikan buku itu padanya, bu,” kami terkejut ketika Acher mulai berbicara. “Saya tidak berniat untuk mencurinya,” ucapnya dengan kepala tertunduk. Mendengar pernyataannya dan melihat wajahnya yang polos membuatku semakin yakin jika Acher tidak mencuri album perangko itu.

“Acher bohong, bu,” kata Hana lagi. Acher hanya terdiam tidak menjawab.

“Hana, kamu harus berlaku adil pada Acher. Tolong belajar untuk menghargai apa yang dikatakan oleh orang lain, terutama teman-temanmu. Kita tidak bisa langsung menuduhnya hanya karena dia hendak membawa pergi album itu,” perkataan bu Rika membuat Hana langsung bungkam. Bu Rika kembali melihat Acher yang masih menundukkan kepalanya. “Acher harus jujur, kenapa Acher membawa buku yang bukan milik Acher?” Acher mengangkat wajahnya kembali. Dia memandang bu Rika agak lama.

Dia mulai membuka mulutnya lagi, “Saya hendak mengejar Abid untuk mengembalikan album perangko itu padanya. Karena saya tahu jika kelas Abid rawan pencuri. Makanya saya ingin melindungi barang berharga milik Abid.”

Mendengar pernyataannya itu membuat hatiku merasa lega. Setidaknya aku dapat mempercayai Acher. Ya, Acher yang lugu, suka memeluk, ramah, dan jujur.

“Saya mempercayai Acher, bu,” ucapku dengan penuh keberanian. Hana dan Yoga sedikit terkejut mendengar perkataanku. “Aku rasa Acher benar-benar jujur, bu. Dia selalu bersikap ramah pada semua orang, terutama di kelasku. Jadi tidak mungkin kalau dia yang mencuri album Abid maupun barang-barang yang hilang lainnya.”

Bu Rika tersenyum mendengar penjelasanku, “Jadi kamu mempercayainya?”

“Sangat, bu. Saya sangat mempercayai Acher,” bu Nurma menepuk kedua pundakku.

“Ibu bangga kepadamu, Mar. Kamu memiliki keberanian untuk membela temanmu yang tidak bersalah. Bahkan kamu juga sangat mempercayainya,” aku hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Lalu aku melihat Hana dan Yoga yang sedari tadi masih terdiam. Aku rasa mereka merasa malu karena telah salah menuduh orang.

“Terima kasih, Mar,” Acher memelukku dengan erat. Aku langsung gelagapan, hampir tidak dapat bernafas. Hana menepuk pundak Acher. Acher melepaskan pelukannya dan berbalik.

“Maafkan aku ya, Cher. Aku telah salah menilai orang,” ucapnya dengan wajah sedih. Hana dan Acher bersalaman. Lalu Yoga juga ikut bersalaman.

“Maafkan aku juga ya, Cher. Seharusnya aku mendengar alasanmu membawa album perangko itu. Aku terlalu tergesa-gesa dalam menyimpulkannya,” Acher menganggukkan kepalanya sambil tetap tersenyum. Terdengar bel berbunyi, pertanda jam istirahat telah usai. Namun terdengar seseorang mengetuk pintu dari luar. Bu Rika menyuruhnya untuk masuk. Kehadiran orang itu sungguh mengejutkanku. Dia bersalaman dengan bu Rika dan bu Nurma. Lalu dia duduk di sofa yang kosong.

“Maaf, bu. Saya ingin melapor bahwa saya kehilangan album perangko di ruangan kelas tujuh-A.”

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bifurkasi Rasa
169      144     0     
Romance
Bifurkasi Rasa Tentang rasa yang terbagi dua Tentang luka yang pilu Tentang senyum penyembuh Dan Tentang rasa sesal yang tak akan pernah bisa mengembalikan waktu seperti sedia kala Aku tahu, menyesal tak akan pernah mengubah waktu. Namun biarlah rasa sesal ini tetap ada, agar aku bisa merasakan kehadiranmu yang telah pergi. --Nara "Kalau suatu saat ada yang bisa mencintai kamu sedal...
SAMIRA
351      228     3     
Short Story
Pernikahan Samira tidak berjalan harmonis. Dia selalu disiksa dan disakiti oleh suaminya. Namun, dia berusaha sabar menjalaninya. Setiap hari, dia bertemu dengan Fahri. Saat dia sakit dan berada di klinik, Fahri yang selalu menemaninya. Bahkan, Fahri juga yang membawanya pergi dari suaminya. Samira dan Fahri menikah dua bulan kemudian dan tinggal bersama. Namun, kebahagiaan yang mereka rasakan...
Half Moon
1200      660     1     
Mystery
Pada saat mata kita terpejam Pada saat cahaya mulai padam Apakah kita masih bisa melihat? Apakah kita masih bisa mengungkapkan misteri-misteri yang terus menghantui? Hantu itu terus mengusikku. Bahkan saat aku tidak mendengar apapun. Aku kambuh dan darah mengucur dari telingaku. Tapi hantu itu tidak mau berhenti menggangguku. Dalam buku paranormal dan film-film horor mereka akan mengatakan ...
Kisah Kemarin
8605      2005     2     
Romance
Ini kisah tentang Alfred dan Zoe. Kemarin Alfred baru putus dengan pacarnya, kemarin juga Zoe tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Tidak butuh waktu lama untuk Alfred dan Zoe bersama. Sampai suatu waktu, karena impian, jarak membentang di antara keduanya. Di sana, ada lelaki yang lebih perhatian kepada Zoe. Di sini, ada perempuan yang selalu hadir untuk Alfred. Zoe berpikir, kemarin wak...
Ghea
490      327     1     
Action
Ini tentang Ghea, Ghea dengan segala kerapuhannya, Ghea dengan harapan hidupnya, dengan dendam yang masih berkobar di dalam dadanya. Ghea memantapkan niatnya untuk mencari tahu, siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan ibunya. Penyamaran pun di lakukan, sikap dan nama palsu di gunakan, demi keamanan dia dan beserta rekan nya. Saat misi mereka hampir berhasil, siapa sangka musuh lamany...
Danger
353      246     1     
Short Story
Pencuri bank akan mencuri uang dengan berbagai cara. Semua cara yang mereka lakukan, tentunya bertujuan untuk mendapatkan uang dengan jumlah yang besar dan instan. Tidak hanya itu rencana juga dilakukan yang bertujuan agar aksi mereka tidak di ketahui oleh siapa pun. Banyak pencuri yang berusaha menghilangkan jejaknya atau pun beraksi tanpa jejak. Lalu bagaimana jika seorang pencuri bank ...
Yang Terlupa
472      274     4     
Short Story
Saat terbangun dari lelap, yang aku tahu selanjutnya adalah aku telah mati.
Rumah Laut Chronicles
2787      1193     7     
Horror
Sebuah rumah bisa menyimpan misteri. Dan kematian. Banyak kematian. Sebuah penjara bagi jiwa-jiwa yang tak bersalah, juga gudang cerita yang memberi mimpi buruk.
A Poem In A Blue Day
514      380     5     
Romance
Pada hari pertama MOS, Klaudia dan Ren kembali bertemu di satu sekolah yang sama setelah berpisah bertahun-tahun. Mulai hari itu juga, rivalitas mereka yang sudah terputus lama terjalin lagi - kali ini jauh lebih ambisius - karena mereka ditakdirkan menjadi teman satu kelas. Hubungan mencolok mereka membuat hampir seantero sekolah tahu siapa mereka; sama-sama juara kelas, sang ketua klub, kebang...
Akhir SMA ( Cerita, Cinta, Cita-Cita )
2019      1043     1     
Romance
Akhir SMA yang tidak pernah terbayangkan dalam pikiran seorang cewek bernama Shevia Andriana. Di saat masa-masa terakhirnya, dia baru mendapatkan peristiwa yang dapat mengubah hidupnya. Ada banyak cerita terukir indah di ingatan. Ada satu cinta yang memenuhi hatinya. Dan tidak luput jika, cita-cita yang selama ini menjadi tujuannya..