Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mencari Cinta Suamiku
MENU
About Us  

“Sheila aku mau cerita.”

Tanpa perlu disuruh aku langsung duduk manis di sofa, tepat disebelah mas Arsha. Seperti biasa, panggilan tadi adalah penanda jika mas Arsha ingin bermanja-manja sambil bercerita. Mas Arsha membaringkan tubuhnya dan memposisikan kepalanya di pahaku. Aku mengelus rambut mas Arsha dengan lembut, sembari mempersiapkan diri dan juga hatiku untuk mendengar kisahnya dengan mantannya.

“Iya mas, aku dengarkan.” Ucapku, pasrah.

Mas Arsha menatapku dengan berbinar “Aku tadi ketemu seseorang yang mirip banget sama Angelina, namanya Dera. Dia muridku, sama sepertimu dia semester 4. Dan begitu melihatnya aku seolah bernostalgia, terus bisa-bisanya aku langsung jatuh cinta ke dia.”

Deg!

Belum selesai aku menyembuhkanmu dari luka masalalumu, kini aku harus bersaing dengan penyembuh yang ternyata bukan aku. Aku harus apa mas?

“Terus, gimana kesan Dera terhadap mas?.” Aku menanggapi sekenanya, sebab hatiku yang masih tak rela.

Mendengar pertanyaanku, wajah mas Arsha seketika murung “Sepertinya dia membenciku.”

Aku mengelus wajah tampan mas Arsha “Kenapa ngga mencoba yang pasti hasilnya aja?.”

Mas Arsha menatapku nanar “Maksud kamu, mencintai kamu?.”

Aku mengangguk, lidahku kelu untuk sekedar menjawab iya atau tidak.

“Udah berapa kali aku bilang kalau kamu adalah kemungkinan terakhir, kamu ngga paham-paham yah.” Sambungnya, dengan suara yang terkesan merendahkan.

Aku hanya bisa tersenyum, mendengar perkataan itu. Aku yang jelas-jelas adalah kekasih halalnya, ternyata hanya dijadikan pilihan terakhirnya kalau tidak ada lagi wanita lain dimuka bumi.

“Mas, sebelum aku berdosa karena menolak, aku mohon jangan meminta hakmu sebelum kamu mencintaiku.”

Mas Arsha bangkit dari tidurnya “Emang kamu fikir aku menikahimu untuk itu?.”

Aku sedikit terkejut mendengar jawabannya, lantas apa alasan dia menikahiku?

“Oh, terus mas menikahiku buat apa?.”

“Buat main rumah-rumahan sama masak-masakan.” Ketusnya, sembari pergi menuju ke kamar mandi.

Kami memang sudah 4 bulan menikah. Dan yah sampai detik ini jangankan hatinya, bahkan tubuh mas Arsha pun belum bisa aku akui sebagai milikku. Karena kami hanyalah dua orang asing yang tiba-tiba dipersatukan oleh buku nikah.

~

Entah kerasukan apa, tapi mas Arsha menghampiriku yang sedang makan di kantin bersama teman-temanku.

“Nanti saya mau ajak Dera ke rumah.”

Aku menghentikan kegiatanku, sesuap nasi terakhir beserta lauknya gagal masuk ke dalam mulutku. Aku cukup terkejut melihat keberanian mas Arsha yang menghampiriku disaat kantin sedang ramai, sebab selama ini kami merahasiakan hubungan kami.

Tanpa menatap mas Arsha, aku beranikan diri untuk menanggapi “Kenapa bapak minta ijin, kalau ujung-ujungnya tanggapan saya tidak ada artinya.”

Mas Arsha mendudukkan diri di sampingku “Kan yang saya lontarkan pernyataan, bukan pertanyaan. Sejak kapan saya harus ijin ke kamu.”

“Mau apa disana? Ngga bisa ditempat lain?.” Tanyaku ketus.

“Bimbingan belajar. Ngga bisa di tempat lain, nanti ketauan mama.”

Cih!

“Sheila!!” seseorang memanggilku, yang membuatku dan mas Arsha menoleh ke arah sumber suara. Orang itu adalah Rifan, kating sekaligus ketua BEM dikampusku.

“Eh kak ada apa?.”

Rifan menghampiri meja kami “Nanti mau ada kunjungan ke Galeri seni, kamu mau ikut?.”

Aku menoleh ke mas Arsha dan bergumam cukup pelan “Pak saya pulangnya malam, mau ke galeri seni.”

“Ngga boleh!” Jawab mas Arsha secepat kilat.

Aku tersenyum “Mohon maaf pak, tapi ini pernyataan, bukan pertanyaan.”

Aku beranjak pergi hendak menaruh piring kotor ke mba kantin “Kamu mau kan Shei?.”

Aku mengangguk pasti.

“Namanya Sheila Anggara, bukan Shei.” Protes mas Arsha.

“Kan nama panggilan, masa harus panggil nama lengkap pak.”

Mas Arsha berdiri, mensejajarkan diri dengan Rifan “Hey...di Korea juga kalo ngga punya status apa-apa, panggilnya nama lengkap.”

“Oh begitu pak, oke deh siap bapak Arshaka Vierendra Safwan yang terhormat.” Ucap Rifan yang diakhiri dengan gerakan hormat tiang bendera.

Tanggapan Rifan ini tentu saja berhasil membuat seisi kantin tertawa karenanya. Dia memang menjabat sebagai ketua BEM, namun dia memang tipe orang yang santai dan tidak takut dengan para dosen. Baginya sikap tidak menentukan kelulusan seseorang.

~

Aku sudah menunggu sekitar 20 menit, tapi tidak ada satu pun orang yang muncul di kelas yang katanya akan dijadikan tempat pertemuan untuk kunjungan ke galeri seni.

“Udah lama Shei?.” Rifan menyapaku sembari menepuk pundakku.

“ Eh, yang lain kemana kak?.”

Rifan meraih tanganku “Ikut saya dulu yuk.”

“Kemana kak?.”

“ikut aja dulu.”

Aku mengikuti langkah Rifan yang masih menuntunku menuju ke suatu tempat.

“Kalian mau kemana bergandengan tangan seperti itu?.” Ah, suara bariton itu...

“Urusan anak muda pak, permisi.”

Benar saja, itu suara mas Arsha. Dan...ada Dera disebelahnya. Aneh, Rifan seolah mengerti dengan situasi aku dan mas Arsha. Rifan langsung menarikku pergi dan memperkukuh genggamannya, mengabaikan mas Arsha yang masih memanggil-manggil nama kami berdua. Setelah sampai di warung belakang kampus, Rifan melepaskan tangannya. Dia mempersilahkan aku duduk, dan memesankan secangkir coklat hangat tanpa perlu bertanya.

“Sejauh apa yang kak Rifan tahu?.”

“Tentang apa?.”

“Sheila dan pak Arsha.”

Rifan enggan menatap mataku “Saya tahu hubungan kamu sama pak Arsha, dan saya juga tahu bagaimana kondisi hubungan kalian yang sebenernya. Saya juga tahu tentang pak Arsha yang kepingin ajak Dera ke rumah kalian.”

Aku ber-oh ria “Jadi sebenernya kunjungan ke galeri seni itu bohong?.” Tebakku.

“Iya.”

 Rifan menyuguhkan secangkir coklat hangat didepanku “Nih di minum dulu. Katanya coklat bisa memperbaiki mood yang ancur.”

“Mood Sheila ngga ancur kok kak. Katanya kak Rifan tahu hubungan Sheila dan pak Arsha kayak gimana. Kami kan tanpa cinta.”

Rifan tersenyum miring “Meskipun tanpa cinta, tapi cemburu itu tetap ada.”

Aku tertawa “Studi dari mana tuh kak?.”

“Insting betina.” Jawabnya santai.

“Gimana kak Rifan bisa tahu? Kan kakak bukan betina?.”

“Ibu dan kakak saya salah satu betina terkuat dimuka bumi pada masanya, jadi pelajaran tentang insting betina udah melekat di kepala hehe.”

Aku tertawa, Rifan ternyata orang yang cukup humoris. Humornya tidak receh, malah membuat dia semakin terlihat pintar dimataku. Di samping Rifan juga aku merasa nyaman dan melupakan fakta bahwa dirumahku suamiku sedang berduaan dengan calon kekasihnya.

~

Rifan mengantarku pulang tepat jam 10 malam. Seperti yang diucapkannya, dia tahu banyak tentang aku dan mas Arsha, sampai dimana rumah kami pun dia mengetahuinya. Begitu aku masuk ke dalam rumah, mas Arsha sudah menunggu didepan anak tangga, masih dengan kemeja yang sama.

“Ayo ke kamar.”

Tidak seperti biasanya, suara mas Arsha kali ini terasa dingin. Apa kencannya dan Dera tidak berjalan seperti yang dia harapkan?. Dengan fikiran yang semerawut aku mengikuti langkah kaki mas Arsha yang menuntun kami menuju ke kamar kami di lantai dua.

“Duduk.”

Bahkan tatapan mas Arsha pun begitu tajam, seolah aku akan terluka hanya dengan menatap matanya.

“Ada apa mas?.”

Mas Arsha melonggarkan dasinya, melepasnya, lalu melemparkannya ke sembarang arah. Aku turun dari ranjang kami, bermaksud mengambil dasi yang tadi dilempar mas Arsha.

“Duduk!.” Sentak mas Arsha.

Hari ini aku benar-benar melihat sisi lain dari mas Arsha. Selama ini, meskipun kami menikah tanpa cinta, namun mas Arsha tidak pernah sekalipun bersikap dingin kepadaku. Dia tetap seperti seorang suami pada umumnya, namun bedanya hanyalah dia tidak pernah memberiku nafkah batin. Kalau aku boleh memilih, aku lebih memilih dia bersikap dingin kepadaku sejak awal, agar aku tidak terluka karena jatuh cinta pada sikap manisnya yang ternyata tujuannya bukan aku.

Sentakan mas Arsha tadi membuatku mau tidak mau kembali duduk di ranjang kami, dengan dasi yang masih aku genggam. Kali ini aku yakin sekali jika ada yang salah dengan mas Arsha.

“Udah sejauh apa yang kamu lakuin sama Rifan?.”

Aku mengernyitkan dahiku, bingung “Apa maksud kamu sih mas?.”

Mas Arsha tidak menjawab. Aku mulai gemetar ketakutan, mas Arsha terus menatapku tajam sambil membuka kancing kemejanya satu persatu.

“Kita omongin baik-baik mas, tapi pakai dulu pakaianmu.” Ucapku sembari menutup mataku, saat melihat mas Arsha melemparkan kemejanya ke sembarang arah.

Mas Arsha menghampiriku, mendorongku hingga aku dalam posisi berbaring, mas Arsha bahkan tidak berusaha membuka mataku yang masih kututupi dengan kedua tanganku.

Saat tangan mas Arsha mulai membuka kancing kemeja yang kukenakan, aku mulai memberanikan diri untuk membuka mataku dan menahan tangan mas Arsha.

“Stop mas!! kamu kan udah janji.”

Mas Arsha mengikat tanganku ke sandaran kasur dengan dasi yang tadi sempat kuambil “Persetan dengan janji itu. Kamu tahu kan kalau menolak permintaan suami itu dosa?.”

Air mataku mulai menetes “Aku tahu, tapi ngga begini caranya mas! Aku takut sama kamu yang begini.”

Mas Arsha menyeringai “Daripada aku dapat sisa dari Rifan, lebih baik aku ambil hakku duluan.”

 

>>>TO BE CONTINUE<<<

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sweet Like Bubble Gum
1792      1135     2     
Romance
Selama ini Sora tahu Rai bermain kucing-kucingan dengannya. Dengan Sora sebagai si pengejar dan Rai yang bersembunyi. Alasan Rai yang menjauh dan bersembunyi darinya adalah teka-teki yang harus segera dia pecahkan. Mendekati Rai adalah misinya agar Rai membuka mulut dan memberikan alasan mengapa bersembunyi dan menjauhinya. Rai begitu percaya diri bahwa dirinya tak akan pernah tertangkap oleh ...
The Eternal Love
21549      3284     18     
Romance
Hazel Star, perempuan pilihan yang pergi ke masa depan lewat perantara novel fiksi "The Eternal Love". Dia terkejut setelah tiba-tiba bangun disebuat tempat asing dan juga mendapatkan suprise anniversary dari tokoh novel yang dibacanya didunia nyata, Zaidan Abriana. Hazel juga terkejut setelah tahu bahwa saat itu dia tengah berada ditahun 2022. Tak hanya itu, disana juga Hazel memili...
Caraphernelia
1067      553     0     
Romance
Ada banyak hal yang dirasakan ketika menjadi mahasiswa populer di kampus, salah satunya memiliki relasi yang banyak. Namun, dibalik semua benefit tersebut ada juga efek negatif yaitu seluruh pandangan mahasiswa terfokus kepadanya. Barra, mahasiswa sastra Indonesia yang berhasil menyematkan gelar tersebut di kehidupan kampusnya. Sebenarnya, ada rasa menyesal di hidupnya k...
Yang Terukir
772      499     6     
Short Story
mengagumi seorang cowok bukan lah hal mudah ,ia selalu mencurahkan isi hatinya melalui sebuah pena,hingga suatu hari buku yang selama ini berisi tentang kekagumannya di temukan oleh si cowok itu sendiri ,betapa terkejutnya ia! ,kira kira bagaimana reaksi cowok tersebut ketika membaca buku itu dan mengetahui bahwa ternyata ada yang mengaguminya selama ini? Yuk baca:)
Pelukan Ibu Guru
607      457     0     
Short Story
Kisah seorang anak yang mencari kehangatan dan kasih sayang, dan hanya menemukannya di pelukan ibu gurunya. Saat semua berpikir keduanya telah terpisah, mereka kembali bertemu di tempat yang tak terduga.
Qodrat Merancang Tuhan Karyawala
1990      1109     0     
Inspirational
"Doa kami ingin terus bahagia" *** Kasih sayang dari Ibu, Ayah, Saudara, Sahabat dan Pacar adalah sesuatu yang kita inginkan, tapi bagaimana kalau 5 orang ini tidak mendapatkan kasih sayang dari mereka berlima, ditambah hidup mereka yang harus terus berjuang mencapai mimpi. Mereka juga harus berjuang mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang yang mereka sayangi. Apakah Zayn akan men...
Untitled
507      290     0     
Romance
This story has deleted.
Beach love story telling
3050      1494     5     
Romance
"Kau harus tau hatiku sama seperti batu karang. Tak peduli seberapa keras ombak menerjang batu karang, ia tetap berdiri kokoh. Aku tidak akan pernah mencintaimu. Aku akan tetap pada prinsipku." -............ "Jika kau batu karang maka aku akan menjadi ombak. Tak peduli seberapa keras batu karang, ombak akan terus menerjang sampai batu karang terkikis. Aku yakin bisa melulu...
Di Balik Jeruji Penjara Suci
10096      2134     5     
Inspirational
Sebuah konfrontasi antara hati dan kenyataan sangat berbeda. Sepenggal jalan hidup yang dipijak Lufita Safira membawanya ke lubang pemikiran panjang. Sisi kehidupan lain yang ia temui di perantauan membuatnya semakin mengerti arti kehidupan. Akankah ia menemukan titik puncak perjalanannya itu?
Because Love Un Expected
21      18     0     
Romance
Terkadang perpisahan datang bukan sebagai bentuk ujian dari Tuhan. Tetapi, perpisahan bisa jadi datang sebagai bentuk hadiah agar kamu lebih menghargai dirimu sendiri.