Loading...
Logo TinLit
Read Story - ARMY or ENEMY?
MENU
About Us  

“Kamu?” ucap Azel dengan mata yang membulat lebar.

Ye! Mianhae, kalau aku mengejutkan mu. Aku ke sini karena khawatir kamu akan tersesat,” ujar Park Jimin perhatian.

Mendapat perhatian itu, bukannya merasa senang, Azel seketika menampakkan tatapan julidnya. Matanya mendelik tajam dengan satu alis yang sudah naik ke atas.

Meski demikian, Park Jimin sama sekali tak merasa tersinggung dengan tatapan yang diberikan oleh Azel. 

Gaja! Kita pergi dari sini,” ajak Park Jimin memegang tangan Azel dan langsung menariknya pergi.

Azel tersentak kaget dan ingin menolaknya, tapi sayang, kakinya seolah terhipnotis untuk ikut pergi karena tarikan itu.

Park Jimin membawa Azel tepat di sebuah gedung yang tidak lain itu adalah tempat asrama putri yang akan ditempati oleh Azel.

Azel menampik tangannya kasar hingga terlepas dari genggaman Park Jimin.

Park Jimin menoleh dan menghela napasnya pelan melihat sikap Azel yang ternyata tetap sama kasarnya.

“Ini asrama mu, semoga kamu betah tinggal di sini.”

Azel mendongakkan wajahnya menatap gedung yang cukup besar itu. Hatinya bertanya-tanya, apakah gedung yang besar itu hanya untuk ditinggali dirinya seorang?

Azel melirik ke wajah Park Jimin seolah ingin menanyakan rasa penasarannya itu. Tetapi, butuh dua kali berpikir hanya untuk menanyakan hal itu pada Park Jimin. Azel menggelengkan kepalanya cepat mengurungkan niatnya untuk menanyakan hal itu. Rasa gengsi yang besar membuat Azel lebih baik diam meski keingintahuannya pun sama begitu besar.

Mendapati Azel yang menggelengkan kepalanya cepat, membuat Park Jimin mengernyitkan matanya heran.

Waeyo?” tanyanya sontak membuat Azel kikuk.

Aniyo,” jawab Azel singkat.

“Baiklah. Apa ada yang ditanyakan?” ucap Park Jimin menawarkan.

Sebenarnya, itu adalah kesempatan Azel untuk bisa bertanya pada Park Jimin. 

‘Tapi, tidak-tidak! Lebih baik aku langsung masuk saja supaya aku tahu, apakah di dalam ada orang selain aku?’ ucap Azel membatin.

“Tidak ada. Kau bisa pergi sekarang,” tandas Azel mengusir.

Park Jimin mendesis pelan seraya memiringkan senyumnya. Melihat sikap Azel yang demikian, Park Jimin menyikapinya dengan cara pandang yang berbeda. Bagi Jimin, sikap Azel yang demikian adalah yang sikap yang manis untuk perempuan seusianya.

“Ye! Aku akan pergi sekarang,” tukas Park Jimin beranjak pergi meninggalkan Azel yang masih berdiri di depan gedung asrama itu.

“Hemm, aku rasa aku sendirian di sini. Kan, tidak ada army yang beruntung kecuali aku!” ucap Azel sombong pada dirinya sendiri.

Perlahan Azel mulai melangkahkan kakinya maju untuk masuk ke dalam gedung itu. Tepat berdiri di depan pintu gedung asrama, perlahan Azel mulai membukanya.

Azel memegang dua ganggang pintu besar dan tinggi itu, lalu ditariknya hingga perlahan pintu itu mulai terbuka.

Sebuah bangunan dengan desain dan arsitektur klasik membuat ruangan itu menjadi seperti ruangan kuno yang ada di sepanjang sejarah negara Korea.

Netra Azel mulai bermuara menatap ke setiap sudut ruangan yang cukup besar itu.

Dua meja panjang terbuat dari kaca berdiri tepat di hadapannya. Guci-guci antik pun duduk manis di setiap sudut ruangan itu.

Rak buku raksasa, bisa dibilang lebih dari satu terpajang di sana. Bahkan, kursinya pun masih bersifat tradisional karena terbuat dari anyaman rotan.

Azel tak berhenti menatap semua sisi bangunan klasik yang ada di dalam ruangan itu.

‘Ruangan apa ini? Kenapa seperti museum dan perpustakaan buku begini?’ gumam Azel membatin.

Tiba-tiba, terdengar suara pintu membuka dari arah kirinya hingga membuat Azel tersentak kaget.

Tampak beberapa laki-laki dan wanita mengenakan pakaian seragam seraya mendorong meja panjang yang terdapat roda di setiap kakinya, keluar dari ruangan tersembunyi yang ada di sana.

Mereka mengehentikan mejanya tepat di hadapan Azel. Tampak beberapa menu makanan sudah tersaji di atasnya. 

‘Apa ini? Sebuah sambutan kah?’ ucap Azel masih terus berbicara dengan dirinya sendiri.

Tak lama kemudian, tampak sebuah cable car dari atas berjalan ke bawah dimana di dalamnya terdapat para member BTS.

Azel membelalakkan matanya kaget melihat alat canggih yang tiba-tiba muncul membawa para member itu datang ke ruangan asrama.

“Mereka? Bagaimana bisa?” desah Azel masih tak percaya dengan apa yang ia lihat. Bagaimana bisa keunikan ada di gedung asrama itu?

Perlahan para member BTS keluar dan berjalan menghampiri Azel. Dengan jarak 5 meter dari Azel, member BTS menghentikan langkahnya.

Tatapan dari para member tampak tajam dengan sebagian member ada yang melipat kedua tangannya di dada, dan ada yang memasukkannya ke dalam saku celana.

Mendapati tatapan itu, Azel memutarkan bola matanya ke samping kanan dan kirinya sedikit gugup.

“Hyung, ayo katakan sesuatu!” bisik Park Jimin ke telinga Kim Seok Jin.

“Ck! Males banget rasanya mau ngomong sama dia,” jawab Kim Seok Jin bergumam.

“Ayolah, Hyung. Ini kan juga tugas kita buat arahin dia,” timpal Jeon Jungkook menambahkan.

“Apa Hyung butuh bantuan?” sahut Kim Taehyung menawarkan.

Kim Seok Jin hanya melirik sekilas ke arah Kim Taehyung, lalu mengalihkan lagi pandangannya menatap tajam ke depan.

Azel mengernyitkan keningnya samar melihat para member yang tampak saling berbisik.

Melihat itu, seketika muncul ide licik Azel untuk membuat dirinya hilang dari rasa gugupnya itu.

“Woahh! Apa makanan ini disediakan untukku?” tukas Azel seraya melangkahkan kakinya maju untuk mendekati meja panjang yang sudah tersedia banyak menu makanan.

Meomchuda!” seru Kim Seok Jin membuat Azel menghentikan langkahnya.

“Siapa yang menyuruhmu untuk mendekati makanannya?” lanjut Kim Seok Jin membuat Azel memoncongkan bibirnya ke depan dengan kedua tangan yang sudah melipat di dada.

Semua member tampak mengerutkan keningnya bingung mendengar ucapan Hyung tertuanya itu.

“Kau bisa makan makanan ini, kalau kau sudah menyelesaikan tugasmu,” titah Kim Seok Jin melanjutkan.

Muoes?” sontak Azel terkejut.

Azel mendesis pelan seraya tersenyum getir. “Tugas? Tugas apaan?!” tukas Azel tampak dengan wajah tengilnya.

Ajhumma!” panggil Kim Seok Jin yang tak lama kemudian datang seorang perempuan paruh baya seraya membawakan sebuah tumpukan kertas yang menyatu menjadi satu dengan ukuran yang sangat tebal.

Perempuan paruh baya itu membawa tumpukan kertas itu dan menghampiri Kim Seok Jin.

“Kasih ke dia. Biarkan dia membaca apa tugasnya di hari pertama dia masuk,” pinta Kim Seok Jin dibawa anggukan perempuan paruh baya itu. Ia beralih menghampiri Azel dan memberikan tumpukan kertas itu hingga membuat Azel merasa keberatan dan akhirnya terjatuh.

Seketika tumpukan kertas itu terbang berhamburan akibat Azel yang terjatuh dan sontak melemparkan tumpukan kertas itu ke atas.

Semua member melebarkan matanya kaget melihat tumpukan kertas itu terbang berhamburan. Terutama Kim Seok Jin, yang sudah bersusah payah membuat tugas itu dalam waktu singkat, seketika harus terbang berhamburan akibat ulah Azel.

Tak hanya para member, Azel pun membulatkan matanya lebar melihat tumpukan kertas itu terbang berhamburan.

“Mampus!”

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 3 10 0 3 0
Submit A Comment
Comments (16)
  • fiat76

    Seru! Lnjut thor

    Comment on chapter Kekhawatiran Azel
  • dea00

    Waduh!!

    Comment on chapter Dipulangkan?
  • sgdhi

    Sabar ya jin ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

    Comment on chapter Azel Semakin Berulah?
  • dila33

    Seruuuu.... Lanjut thor

    Comment on chapter Azel Semakin Berulah?
  • jeni7

    Lanjut thor mereka lucu ๐Ÿ˜

    Comment on chapter Tanggung Jawab!
  • nisa22

    Jin ngamuk mulu wkwk

    Comment on chapter Park Jimin Peduli?
  • istritae1

    Azel yg gitu, aku yg ketat ketir๐Ÿ˜ฌ

    Comment on chapter Kekesalan Member BTS
  • dwi90

    Jiminnn๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    Comment on chapter Park Jimin Peduli?
  • dini12

    Lanjut thor

    Comment on chapter Tanggung Jawab!
  • hari19

    Baru kali ini baca novel tapi tokoh utama nya dibenci๐Ÿ˜‚ bisa ya, azel gk tremor dan malah cool gitu. Kalau aku didepan bangtan palingan udh pingsan! ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜

    Comment on chapter Tiba di Sekolah Bangtan
Similar Tags
KataKu Dalam Hati Season 1
6107      1599     0     
Romance
Terkadang dalam hidup memang tidak dapat di prediksi, bahkan perasaan yang begitu nyata. Bagaikan permainan yang hanya dilakukan untuk kesenangan sesaat dan berakhir dengan tidak bisa melupakan semua itu pada satu pihak. Namun entah mengapa dalam hal permainan ini aku merasa benar-benar kalah telak dengan keadaan, bahkan aku menyimpannya secara diam-diam dan berakhir dengan aku sendirian, berjuan...
Rewrite
9770      2798     1     
Romance
Siapa yang menduga, Azkadina yang tomboy bisa bertekuk lutut pada pria sederhana macam Shafwan? Berawal dari pertemuan mereka yang penuh drama di rumah Sonya. Shafwan adalah guru dari keponakannya. Cinta yang bersemi, membuat Azkadina mengubah penampilan. Dia rela menutup kepalanya dengan selembar hijab, demi mendapatkan cinta dari Shafwan. Perempuan yang bukan tipe-nya itu membuat hidup Shafwa...
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
5331      2013     563     
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...
Let's See!!
2385      1000     1     
Romance
"Kalau sepuluh tahun kedepan kita masih jomblo, kita nikah aja!" kata Oji. "Hah?" Ara menatap sahabat kentalnya itu sedikit kaget. Cowok yang baru putus cinta ini kenapa sih? "Nikah? lo sama gue?" tanya Ara kemudian. Oji mengangguk mantap. "Yap. Lo sama gue menikah."
Luka atau bahagia?
5205      1479     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
Pacarku Arwah Gentayangan
6242      1819     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...
Diary Ingin Cerita
3526      1691     558     
Fantasy
Nilam mengalami amnesia saat menjalani diklat pencinta alam. Begitu kondisi fisiknya pulih, memorinya pun kembali membaik. Namun, saat menemukan buku harian, Nilam menyadari masih ada sebagian ingatannya yang belum kembali. Tentang seorang lelaki spesial yang dia tidak ketahui siapa. Nilam pun mulai menelusuri petunjuk dari dalam buku harian, dan bertanya pada teman-teman terdekat untuk mendap...
I'm not the main character afterall!
1433      739     0     
Fantasy
Setelah terlahir kembali ke kota Feurst, Anna sama sekali tidak memiliki ingatan kehidupannya yang lama. Dia selama ini hanya didampingi Yinni, asisten dewa. Setelah Yinni berkata Anna bukanlah tokoh utama dalam cerita novel "Fanatizing you", Anna mencoba bersenang-senang dengan hidupnya tanpa memikirkan masalah apa-apa. Masalah muncul ketika kedua tokoh utama sering sekali terlibat dengan diri...
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
10069      2262     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
Konspirasi Asa
2900      1013     3     
Romance
"Ketika aku ingin mengubah dunia." Abaya Elaksi Lakhsya. Seorang gadis yang memiliki sorot mata tajam ini memiliki tujuan untuk mengubah dunia, yang diawali dengan mengubah orang terdekat. Ia selalu melakukan analisa terhadap orang-orang yang di ada sekitarnya. Mencoba untuk membuat peradaban baru dan menegakkan keadilan dengan sahabatnya, Minara Rajita. Tetapi, dalam mencapai ambisinya itu...