Loading...
Logo TinLit
Read Story - Buku Harian Ayyana
MENU
About Us  

Jurnal Ayyana.

Sore hari itu, aku sudah sibuk sendiri di dapur rumahku. Aku bersusah payah membuat kue buatanku sendiri karena besok Kak Radit ulang tahun. Iya, aku akan memberikan kue itu pada Kak Radit. Semoga saja Kak Radit bisa suka.

            “Lagi apa kamu, Ay?” tegur Ibu saat memasuki dapur. Mungkin Ibu penasaran karena mendengar terus bunyi barang jatuh di dapur. Takutnya tikus kali ya? Iya tikus gede macam Ayyana!

            “Eh, Ibu. Ini bu, aku lagi mau bikin kue.” Kataku.

            “Kue apa?”

            “Kue taar bu, buat ulang tahun.” Ibu tersenyum lalu mencuci tangannya ke belakang wastafel yang ada di belakang punggung-ku. Kemudian ikut mengolah bahan-bahan mentah itu menjadi sebuah adonan. Aku tersenyum kecil sekaligus lega. Ibu peka juga orangnya. Tak perlu aku pintai tolong, tapi sudah membantu. I love you, bu.

            “Pacar?” tiba-tiba Ibu mengatakan satu kata itu. Satu kata yang mampu membuatku langsung menoleh cepat ke arah Ibu yang kali ini sudah ada di samping kanan-ku. Kegiatannya bahkan lebih sibuk dari yang aku lakukan.

            “Hah? Bukan bu, cuma ... temen?” ucapku agak bingung. Iya aku bingung. Kak Radit adalah kakak kelasku di sekolah. Aku kenal Kak Radit sewaktu masa orientasi. Tapi apa kak Radit juga mengenalku? Apa Kak Radit tahu namaku? Ya, jadi aku bingung juga sih harus menganggapnya apa.

            “Eh ralat, bu. Kakak kelasku.” Kataku. Ibu tersenyum sambil geleng-geleng kepala.

            “Gebetan?” lagi-lagi Ibu mengatakan kata-kata yang... mematikan.

            “Iih Ibu. Apaan sih? Bukan Bu, Kak Radit cuma kakak kelasku.” Aku tak tahu lagi mukaku sudah semerah apa. Memalukan sekali kalau sampai ketahuan aku sedang mengicar lelaki untuk pertama kalinya dalam hidupku.

            “Oh jadi namanya Radit.” Ucap Ibu, bagaikan puas sekali mengatakan kata itu sambil agak menggodaku.

            “Ya... meskipun itu beneran gebetan kamu, ya gak apa-apa, Ay. Kamu kan udah gede. Ibu juga penasaran, siapa ya kira-kira yang bakalan jadi pacar pertamanya anak Ibu yang centil ini.”

            Lagi-lagi aku kembali tersimpu malu. Ah apa iya aku tak apa-apa kalau sudah mulai merasakan debaran tak biasa di dadaku? Apa iya aku sudah pantas untuk mendapatkan cinta pertamaku? Ah, bingung! Tadi apa kata ibu, gebetan? Apa mungkin aku berani buat nunjukkin ke Kak Radit kalau aku sedang berusaha untuk menarik perhatiannya?

***

            SMA Sagara Nusantara sedang dalam mode ramai sekali. Karena hari ini adalah hari di mana serah terima jabatan anggota OSIS periode lama ke periode baru. Iya itu artinya Kak Radit sudah resmi pensiun menjadi Ketua OSIS. Acara serah terima jabatan itu berlangsung tak terlalu lama setelah kemudian dilanjutkan dengan acara kesenian sekolah sebagai tanda perpisahan.

            Aku langsung berlari dari dalam kelasku menuju ke kelas sang pujaan hatiku. Kak Radit. Sambil menenteng dus kotak kue taar yang aku buat kemarin bersama Ibu. Bersama dengan teman sekelasku, Isyana, aku memberanikan diri untuk bisa menyerahkan langsung ini padanya, setelah dalam beberapa hari ke belakang aku selalu mengirim apapun ke Kak Radit melalui perantara.

            Kelas Kak Radit kosong melompong! Tak ada satu-pun murid di sana. Yang ada hanya tas-tas yang ditinggalkan di meja dan kursi oleh pemiliknya. Aku menghela napas berat, saking kecewanya.

            “Gimana kalau kita ke kantin? Kali aja Kak Radit ada di sana.” Saran Isyana padaku.

            Aku menggeleng. “Engga deh Sya, aku malu. Kantin kan tempat dengan spesies manusia paling banyak di semesta SMA Sagara Nusantara.”

            “Ya udah kita balik ke kelas nih?” aku mengangguk.

            Kami berbalik badan untuk segera meninggalkan depan pintu kelas dua belas IPA-1 itu. Tapi setelahnya, jantungku tiba-tiba saja bagai terlepas dari tempatnya kala melihat sosok itu. Kak Radit. Dia ada di depanku sekarang!

            “Ada yang bisa di bantu?” tanya Kak Radit bertanya kepada kami. Aku sungguh gugup! Sangat-sangat gugup! Apalagi melihat rambut-nya yang terlihat basah jelas dan acak-acakan! Tapi ini tak berbohong, tingkat ketampanannya malah bertambah berkali-kali lipat. Di sampingnya ada seorang temannya yang memiliki tinggi tubuh serupa. Melihat kami dengan tatapan keheranan yang sama seperti yang ditunjukkan oleh Kak Radit.

            “Eh, anu kak, aku...” ah sial! Ini benar-benar gugup parah!

            “Jangan bilang lo mau nyolong ya di sini?!” ucap teman Kak Radit dengan tampang ‘slengean’nya. Seenak jidat mencurigai kami.

            “Eh, kalau ngomong hati-hati ya! Jangan asal nuduh!” ucapku dengan nada kesal pada orang itu. Merasa tak terima dengan tuduhannya.

            “Ya terus lo mau apa kalau bukan mau nyolong?” katanya lagi. “Eh lo adik kelas kan? Kelas sepuluh?”

            “Apaan sih. Kepo!” ucapku sambil memutar bola mataku! Dan lelaki itu langsung terdiam sekaligus agak terkejut karena mendengarku mengucapkan kata itu.

Sabar Ayyana. Jangan sampai kepancing sama manusia gak jelas di depan kamu ini. Inget, di depanmu juga ada Kak Radit. Aku langsung mengelus-elus dadaku, menahan sabar.

“E buset! Galak banget sih, lo!” ucapnya sambil menepuk-nepuk dada, kaget! Sedangkan Kak Radit hanya menggeleng kecil sambil tersenyum. Indah!

“Ini Kak Radit,” ucapku dengan senyum jelas mengembang di bibirku. Menyerahkan kotak kue taar itu pada Kak Radit. Kak Radit langsung diam dan bingung sendiri.

“Buat saya?” ucap Kak Radit sambil menunjuk dirinya sendiri. Merasa ragu dengan pemberianku. Aku mengangguk penuh keyakinan. Lalu Kak Radit menerimanya dengan senyuman itu.

Thanks ya,” kata Kak Radit. “Tapi dalam rangka apa?”

Waduh, masa iya aku harus bilang kalau aku tahu ulang tahunnya? Apa gak akan terlihat memalukan ya kalau aku ketahuan sering mencari tahu soal dia? Ucapku bimbang.

“Hello ... di tanya Radit!” ucap temannya Kak Radit.

“Eh, itu... hmmm hadiah perpisahan karena Kak Radit sudah lepas jabatan ketua OSIS!” kataku mencoba mencari alibi. Kak Radit menggangguk tanda mengerti, kemudian membuka kotak kue yang aku berikan.

“Pppffttt.” Suara tawa yang ditahan terdengar dari mulut temannya Kak Radit. Dia menutupi mulutnya dengan satu tangan. Sedangkan kak Radit hanya tersenyum kecil.

“Lo kenapa sih ketawa?” ucapku yang mulai kesal dengan tingkah laku dari temannya Kak Radit. Aku tak mau kenal dia. Tak mau sampai tahu namanya. Gak Penting!

“Jadi ini kue buat perpisahan Radit sebagai ketua OSIS atau kue karena Radit ulang tahun nih?” katanya.

Apaan sih? Aku langsung melirik ke dalam kotak kue yang kali ini sedang di pegang Kak Radit. Oalah, aku lupa, di atas kuenya aku tulis ‘selamat ulang tahun Kak Radit’ kenapa aku bisa lupa? Jadi ketahuan dong kalau aku bohong tadi?

Aku langsung menelan saliva-ku sendiri. Merasa gugup tak karuan karena tak bisa lagi berkutik dengan kebohongan yang aku buat tadi.

“Kamu si inisial ‘A’ itu ya?” kata Kak Radit kemudian.

“Hah?”

“Kayanya aku pernah lihat temen kamu ini ngasihin pastry atas nama ‘A’ deh ke Kakak.”

“Aku?” Isyana mendadak gugup sambil menunjuk dirinya sendiri, kala Kak Radit mengarahkan kata padanya. Kak Radit mengangguk, masih, dengan senyuman lengkap lesung pipi-nya itu.

Thanks ya, de, buat semuanya. Kakak selalu simpen hadiah-hadiah-nya plus selalu menikmati makanan apapun yang kamu kasih. Dan makasih juga untuk yang ini.” Kata Kak Radit.

“Eh, i, iya kak, sama-sama.” Kataku dengan mata berbinar.

“Sebagai tanda terima kasih, gimana kalau besok kita jalan. Nonton mungkin? Biar kakak yang teraktir.”

OH MY GOD!

Aku langsung terkejut dengan ucapan itu. Dan tak ada hal yang bisa aku pikirkan lagi selain anggukan cepat dari kepala ini. Kentara sekali kan kalau aku suka Kak Radit? Huh harusnya sih aku pura-pura menolak dulu, supaya ada kesan gak gampangan. Tapi apalah daya, dan persetan dengan gengsi, yang penting aku jalan bareng Kak Radit. Itu sudah sangat bahagia tiada tara.

“Ka.. Kalau gitu, aku kembali ke kelas ya Kak. Jangan lupa kue-nya di makan.” Kataku. Dia mengangguk.

Thanks ya, de,”

“Ayyana. Namaku Ayyana Kak,”

“Ayyana? Eh!” temannya kak Radit berkata dan langsung melongo mengarah kepadaku. Seperti sedang memikirkan satu hal tentangku. Bodo amat dia mau mikirin apa tentang aku, yang penting besok aku jalan bareng sama Kak Radit! Aku langsung berlalu pergi dari hadapan kedua cowok tampan itu, tapi Kak Radit lebih tampan segalanya sih.  Dan segera bersiap menyongsong hari esok. Hari yang akan aku buat menjadi hari yang tak akan pernah terlupakan dalam hidupku.

Tunggu dulu, apa ini kencan? Kencan pertamaku? Hah! Aku semakin saja deg-deg-an!

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 1 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (12)
  • _hildnov

    seruuuuu, alur cerita di awal bikin penasaran. dengan gaya bahasa yang mengikuti jaman jadi asikk bangettt bacanya.

    Comment on chapter Bab 1 : Bagian 2
  • nararuma

    Hallo jangan lupa komen nya yaaa dan like juga . Terimakasih

    Comment on chapter Bab 1 : Bagian 1
Similar Tags
Story of April
2667      942     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
5331      2013     563     
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...
HIRAETH
521      359     0     
Fantasy
Antares tahu bahwa Nathalie tidak akan bisa menjadi rumahnya. Sebagai seorang nephilim─separuh manusia dan malaikat─kutukan dan ketakutan terus menghantuinya setiap hari. Antares mempertaruhkan seluruh dirinya meskipun musibah akan datang. Ketika saat itu tiba, Antares harap ia telah cukup kuat untuk melindungi Nathalie. Gadis yang Antares cintai secara sepihak, satu-satunya dalam kehidupa...
Dunia Alen
6270      1774     2     
Romance
Alena Marissa baru berusia 17 belas tahun, tapi otaknya mampu memproduksi cerita-cerita menarik yang sering membuatnya tenggelam dan berbicara sendiri. Semua orang yakin Alen gila, tapi gadis itu merasa sangat sehat secara mental. Suatu hari ia bertemu dengan Galen, pemuda misterius yang sedikit demi sedikit mengubah hidupnya. Banyak hal yang menjadi lebih baik bersama Galen, namun perlahan ba...
Our Different Way
5618      2126     0     
Romance
Novel ini mengisahkan tokoh utama bernama Haira, seorang siswa SMA berusia tujuh belas tahun yang baru saja rujuk kembali dengan pacarnya, Gian. Mereka berdua tentu senang karena bisa kembali merajut kasih setelah tidak pernah bertemu lebih dari setahun akibat putus. Namun, di tengah hubungan yang sedang hangat-hangatnya, mereka diterpa oleh permasalahan pelik yang tidak pernah mereka bayangk...
Jelita's Brownies
4430      1649     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...
Cinta Pertama Bikin Dilema
5380      1470     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...
AKSARA
6792      2253     3     
Romance
"Aksa, hidupmu masih panjang. Jangan terpaku pada duka yang menyakitkan. Tetaplah melangkah meski itu sulit. Tetaplah menjadi Aksa yang begitu aku cintai. Meski tempat kita nanti berbeda, aku tetap mencintai dan berdoa untukmu. Jangan bersedih, Aksa, ingatlah cintaku di atas sana tak akan pernah habis untukmu. Sebab, kamu adalah seseorang yang pertama dan terakhir yang menduduki singgasana hatiku...
Si 'Pemain' Basket
5344      1395     1     
Romance
Sejak pertama bertemu, Marvin sudah menyukai Dira yang ternyata adalah adik kelasnya. Perempuan mungil itu kemudian terus didekati oleh Marvin yang dia kenal sebagai 'playboy' di sekolahnya. Karena alasan itu, Dira mencoba untuk menjauhi Marvin. Namun sayang, kedua adik kembarnya malah membuat perempuan itu semakin dekat dengan Marvin. Apakah Marvin dapat memiliki Dira walau perempuan itu tau ...
Interaksi
552      378     0     
Romance
Ada manusia yang benar benar tidak hidup di bumi, sebagian dari mereka menciptakan dunia mereka sendiri. Seperti halnya Bulan dan Yolanda. Bulan, yang terlalu terobsesi dengan buku novel dan Yolanda yang terlalu fanatik pada Korea. Dua duanya saling sibuk hingga berteman panjang. Saat mereka mencapai umur 18 dan memutuskan untuk kuliah di kampus yang sama, perasaan takut melanda. Dan berencana u...