Loading...
Logo TinLit
Read Story - Buku Harian Ayyana
MENU
About Us  

Sepulang sekolah, aku langsung masuk menyerbu kamarku. Aku merebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Melemaskan seluruh otot-ototku yang tegang setelah seharian penuh berkutat dengan pelajaran yang luar biasa menguras pikiran. Ibu datang ke kamar sambil membawa segelas jus apel kesukaanku.

            Aku tersenyum kala melihat sosok indah itu berdiri di sana. Di balik pintu yang sebenarnya pintunya terbuka lebar karena tak sempat aku tutup dengan rapat.

            “Boleh Ibu masuk?” tanya beliau masih dari tempat yang tidak melewati pintu. Aku mengangguk sambil menganggkat tubuhku untuk memposisikan ke posisi duduk di atas tempat tidur. Ibu masuk lalu menyerahkan jus segar yang sudah sengaja dia buat untukku. Aku lantas mengambilnya lalu meneguk dengan cepat jus itu.

            “Enak, Bu!” kataku. “Seperti biasa.”

            Ibu tersenyum. Aku juga.

            “Kamu kenapa? Kok kayanya kusut banget?” tanya Ibu. Aku menghela napas panjang. Lalu segera ku ceritakan apa yang baru saja aku alami di sekolah hari ini. Ibu mendengarkan setiap ceritaku dengan seksama tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Memberiku kesempatan untuk menuntaskan ceritaku tanpa harus terpotong.

            “... dan Ibu tahu siapa nama cowok rese itu?” tanyaku pada Ibu. Dan tentu saja Ibu tak tahu karena aku belum menceritakannya. Ibu menggeleng pelan.

            “Daalex Reyhan Megantara!” Ibu terdiam kala aku mengatakan satu nama itu. Bagaikan mengingat sesuatu hal yang terlupakan.

            “Sebentar deh. Bukannya dia itu orang yang pernah kamu ceritakan ya? Cowok rese yang ikut juga pas jaman kamu ospek itu, iya kan?” Ibu sepertinya mengingat nama cowok itu. Aku mengangguk cepat.

            “Loh, loh, bukannya dia seangkatan sama kamu? Dia juga kan murid ajaran baru sama kaya kamu?” Ibu nampak tak mengerti dengan situasi yang terjadi.

            “Iya, Bu! Cowok rese yang waktu itu ikutan ospek bareng angkatan Ayyana itu tuh, ternyata kakak kelas Ayyana yang sengaja nyamar buat ngerjain anak kelas sepuluh! Dan sialnya, Ayyana yang jadi korban kejailan mereka! Huh aku keseeeellllll banget sama cowok itu!”

            Ibu hanya terkekeh mendengar aku mencercau tak jelas.

            “Kamu itu jangan terlalu benci sama orang. Nanti bisa jadi cinta loh!” Ucap Ibu mencoba menggodaku. Aku hanya bisa terkejut mendengar Ibu mengucapkan kata itu dan hanya bisa terkekeh geli setelahnya.

            Mana mungkin aku bisa jatuh cinta sama cowok rese itu? Lagian kan aku ini udah terlanjur jatuh cinta sama kak Radit. Cinta pertamaku yang luar biasa. Ya, walaupun aku harus menerima kenyataan pahit kalau, dia sudah punya pacar.

            Jangan salahkan aku yang jatuh cinta sama cowok yang sudah punya pacar. Kita kan hanya sama-sama manusia biasa yang bisa jatuh cinta pada orang yang sama! Iya kan?

            Dan setelah hari itu, setelah aku tahu kalau Reyhan yang dulu aku kenal sebagai siswa seangkatan, tapi sekarang aku tahu dia adalah kakak kelasku. Hari-hari ku terasa menjadi sangat buruk! Buruk sekali! Tiap kali aku pergi ke kantin, dia selalu ada dengan pandangannya yang seperti sengaja terus teralih padaku. Membuatku menjadi sangat risih sendiri. Membuat aku kadang selalu menjadi malas untuk pergi ke kantin. Kalau saja bukan Isyana yang keukeuh mengajakku, aku akan lebih memilih untuk berdiam saja di kelas sambil mendengarkan lagu-lagu kesukaanku dari Payung Teduh.

            Dan hari ini, dia semakin parah saja. Aku sedang berdiri di dekat salah satu stand warung yang selalu penuh setiap hari. Itu adalah warung mie ayam Bi-San. Antriannya yang bejibun membuat aku hanya diam di belakang para murid-murid yang sangat antusias berebut makanan favorit di SMA Sagara Nusantara. Menunggui Isyana yang memang sangat menggilai makanan ini. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala. Ku kaitkan earphone di kedua telingaku lalu aku melihat keantusiasan mereka dalam berebut makanan sambil mendengarkan musik.

            Namun tiba-tiba saja, tanpa permisi dia datang meraih kaitan earphone di sebelah kananku, lalu memasangkannya di telinganya sendiri. Dia kemudian ikut berdiri di sampingku. Aku melirik jengkel ke arahnya.

            Huft! Aku menghela napas panjang. Sambil dadaku, ku elus-elus. Aku harus menahan amarah melihat dia yang sangat aku tidak sukai itu.

            “Lo seneng sama Payung Teduh?” tanyanya. Aku tahu dia sedang bertanya padaku, dan aku sangat jelas bisa mendengar itu. Tapi bodo amat lah, aku memilih untuk mengabaikan saja dia dan berpura-pura tidak mendengar.

            Dia mencolek-colek lenganku dengan ‘bringas’. Membuatku semakin kesal saja!

            “Ih kenapa sih lo?” kataku geram. Tapi yang terlihat dia hanya terkekeh melihatku bereaksi demikian.

            “Nah, gitu dong, nge-gas!” katanya.

            Sial ini anak, gue lagi kesel masih sempet-sempetnya ketawa gak jelas! Batinku protes.

            “Lo gak ada kerjaan sampe ngintilin gue di sini?” kali ini aku melihat ke arahnya. Aku lepaskan earphoneku yang mengait di kupingnya. Dan aku lepaskan pula earphone sebelahnya lagi yang mengait di kupingku. “Ada perlu apa lo ke sini?” aku berkata dengan kesal. Tanganku berkacak pinggang dengan pongah. Membuat dia agak terheran-heran melihatku yang sepertinya berada diambang batas normal.

            “E buset, lo galak amat deh, kamu! Kaya singa tahu!” dia mengucapkan itu sambil mengacak-acak rambutku yang kali ini aku biarkan terurai tanpa aku ikat. Membuat rambut yang sudah terlihat tak rapi ini semakin tak karuan. “Eh gak apa deh, singa cantik!” katanya lagi.

            “Ih, apaan sih lo! Norak tahu!” kataku yang tak suka mendengar dia mengatakan kata itu. Aku langsung merapikan rambutku seadanya. Dan segera berlalu dari hadapannya. Sebelum pada akhirnya suara Isyana berhasil menghentikan langkah kakiku untuk berlalu pergi.

            Aku menoleh ke arah Isyana yang sedang kerepotan membawa makanan-makanannya. Dalam urusan makan, Isyana memang jagonya. Aku kadang heran, badannya saja kecil tapi makannya, uh, super banyak! Aku bergegas menghampirnya lalu berniat membantu dia membawakan beberapa jajanannya.

            “Sya, lo gak salah, jajan segini banyaknya? Perut lo gak bakalan meledak? Emangnya lo sanggup makannya?”

            “Tenang aja, Ay, setelah jam istirahat ini kan pelajaran kosong, jadi buat aku ngemil nanti di kelas. He he,” kata Isyana menjawab omelanku. Dan seperti biasa aku hanya bisa menghela napas panjang.

            “Ya udah, sini gue bantu bawain jajanan lo!” aku lantas membawa mangkok mie ayam dan kantong keresek hitam yang isinya makanan-makanan ringan di sana. Sedangkan sahabatku itu, membawa jus alpukat, botol air mineral, plastik batagor dan plastik isi seblak juga basreng, itu adalah makanan khas dari kalangan orang Bandung.

            Aku melirik ke arah Reyhan, dia nampak tersenyum melihatku berbincang dengan Isyana. Aku melangkah beriringan dengan Isyana, hendak menuju ke ruang kelas kami. Tapi baru beberapa langkah kami berjalan, tiba-tiba seseorang menubrukku dari belakang. Mangkok mie ayam yang sedang aku pegang jatuh ke lantai. Pecah! Aku tersungkur ke depan. Dan tanganku, terkena pecahan mangkok itu.

            Aliran darah segar seketika itu berceceran keluar dari lengan kananku. Membuatku meringis kesakitan tak tertahankan. Membuat Isyana langsung terhentak kaget, melongo tak berdaya melihat kejadian yang baru saja menimpaku beberapa detik yang lalu. Membuat semua orang mengalihkan segala perhatiannya ke arahku yang sedang menahan rasa sakit sendirian.

            Aku berusaha menahan aliran darah dari lenganku agar tak begitu keluar dengan banyak. Sembari menahan rasa sakit itu, aku berusaha bangkit untuk segera mencari pertolongan ke ruang UKS. Isyana membantuku berdiri. Sweater pink yang sedang dia gunakan, dia lepas dan dia baluti ke lukaku. Kami berdua segera bergegas pergi menuju ke UKS dengan kepanikan yang luar biasa.

            “Sya, maafin gue ya!” kataku dengan sangat menyesal kala kami sedang berada di ruang UKS dan Isyana berusaha mengobati lukaku dengan obat merah dan perban-perban yang ada di sampingnya. Isyana memang terdaftar menjadi murid PMR di sekolah ini. Urusan mengobati luka, bagaikan sudah menjadi hal yang biasa dia lakukan.

            “Lo minta maaf buat apa sih, Ay? Gue yang harusnya minta maaf sama lo, gara-gara lo bawain mangkok mie ayam gue, lo jadi kena sial kan!” kata Isyana. Wajahnya benar-benar memperlihatkan kegelisahan dan rasa menyesal melihat aku yang terluka seperti ini. Aku jadi semakin tak enak hati melihat mukanya itu.

            “Gue baik-baik aja kok, Sya. Gue gak enak sama lo, gara-gara gue, lo jadi gak jadi kan makan mie ayam favorit lo yang udah ngantri lama itu.” kataku. Tapi tiba-tiba dia langsung mencubit lengan kiriku dengan gemas tanpa perasaan.

            “Aww, sakit, Sya! Gila!” aku meringis kesakitan merasakan cubitan maut dari Isyana.

            “Gue benci sama lo! Gue itu khawatir sama lo, lo malah sibuk khawatirin gue yang gak jadi makan mie ayam nya Bi-San. Kesel gue! huh!” dia cemberut kesal. Tapi aku terkekeh melihatnya seperti itu.

            “Tuh kan, malah ketawa. Mau gue cubit lagi?” katanya. Dan aku hanya bisa meminta ampun pada Isyana. Tak mau merasakan cubitan mautnya lagi.

            “Ay, lo istirahat dulu aja di sini. Lengan lo jangan banyak kegerakin dulu.”

            “Ih engga ah, gue ke kelas aja.”

            “Jangan ngebandel deh, Ay. Lo tenang aja, guru-guru kan lagi ada rapat setelah bel istirahat ini. Dan gue prediksi rapatnya bakalan lama, bisa sampe jam pelajaran sekolah selesai. Jadi lo mending istirahat aja di sini, tiduran kan lebih enak.”

            “Tapi...”

            “Udah gak usah ngebantah, Ay. Atau mending lo gue mintain izin aja buat pulang lebih awal?”

            “Apaan sih, Sya, jangan lebay ah! Lengan gue yang luka, bukan badan gue!”

            “Ya udah lo istirahat di sini aja ya kalau gitu! Eitsss jangan ngebantah!”

            Oke aku tak bisa lagi menyaingi keinginan dari sahabatku itu. Dan yang bisa aku lakukan hanyalah menurutinya. Malam hari sebelum hari ini, aku memang sempat begadang sampai jam dua pagi. Gara-gara nonton drama korea terbaru yang judulnya ‘While you were sleeping’. Jadinya bisa dibilang aku agak sedikit pusing juga karena kurang tidur. Aku pikir gak ada salahnya juga untuk beristirahat sejenak di ruang UKS. Mumpung para guru sedang ada rapat.

            “Gue ke kelas ya, Ay. Lima menit lagi masuk,”

            “Ya udah kalau gitu, gue di sini bentaran ya, Sya.”

            “Iya, tenang aja. Nanti kalau ada guru yang nanyain lo, gue kasih tahu kalau lo lagi gak enak badan. Oke?” aku mengangguk. Dan Isyana pun melangkah pergi meninggalkan ruangan UKS.

            Aku di ruang UKS sendirian. Tirai yang ada untuk menutupi ranjang, aku tarik agar ranjangku tak terlihat. Di sebelahku ada dua ranjang yang lain. Yang kosong tentu saja. Aku merebahkan badan dan melemaskan otot-otot tubuhku yang tegang. Dan bila dirasakan, ternyata luka bekas terkena serpihan kaca tadi terasa lebih ngilu. Membuatku berkali-kali harus meringis sendirian menahan rasa sakit.

            Aku meniup-niup luka yang kini sudah terbalut rapi dengan perban. Sambil memperhatikan langit-langit ruang UKS tiba-tiba pikiranku melayang tak karuan. Dan hal gila yang terbesit secara tiba-tiba itu adalah,

            “Ebuset, lo galak amat deh, dek! Kaya singa tahu!”

            “Eh gak apa deh, singa cantik!” katanya lagi.

            ... kata-kata usil yang keluar dari mulut Reyhan. Kakak kelasku. Gila! Aku sudah benar-benar gila! Untuk apa juga aku mengingat kata-kata norak dia?

            Aku menggeleng-gelengkan kepalaku sendiri. Sambil ribuan tanya terus-terusan terngiang di kepalaku, “Untuk apa juga gue kepikiran sama cowok usil itu?”

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (12)
  • sendirimenjadi

    Wow spechless

    Comment on chapter Bab 6 : Bagian 1
  • sendirimenjadi

    Ibu nya bikin iri

    Comment on chapter Bab 2 : Bagian 2
  • sendirimenjadi

    Ngakak part ini

    Comment on chapter Bab 1 : Bagian 3
  • sendirimenjadi

    Seru juga lumayan

    Comment on chapter Bab 1 : Bagian 2
  • nafraj

    Ayyana 🤣

    Comment on chapter Bab 6 : Bagian 2
  • nafraj

    Plot twisttt makin seruuuu

    Comment on chapter Bab 6 : Bagian 1
  • nafraj

    Sad :'

    Comment on chapter Bab 5 : Bagian 2
  • nafraj

    Rada males sama radit cuy. Kesannya kaya manfaatin ayyana

    Comment on chapter Bab 3 : Bagian 2
  • nafraj

    Agak mundeng. Jadi di cerita ini ada dua pov ya thor. Pov kirana . Sama ayyana. Baru ngeh eyke 🤣 lanjutttt

    Comment on chapter Bab 2 : Bagian 1
  • nafraj

    Ayyana rada sengklek ya seru

    Comment on chapter Bab 1 : Bagian 2
Similar Tags
Titip Salam
4091      1542     15     
Romance
Apa kamu pernah mendapat ucapan titip salam dari temanmu untuk teman lainnya? Kalau pernah, nasibmu hampir sama seperti Javitri. Mahasiswi Jurusan Teknik Elektro yang merasa salah jurusan karena sebenarnya jurusan itu adalah pilihan sang papa. Javitri yang mudah bergaul dengan orang di sekelilingnya, membuat dia sering kerepotan karena mendapat banyak titipan untuk teman kosnya. Masalahnya, m...
A CHANCE
2035      899     1     
Romance
Nikah, yuk!" "Uhuk...Uhuk!" Leon tersedak minumannya sendiri. Retina hitamnya menatap tak percaya ke arah Caca. Nikah? Apa semudah itu dia mengajak orang untuk menikah? Leon melirik arlojinya, belum satu jam semenjak takdir mempertemukan mereka, tapi gadis di depannya ini sudah mengajaknya untuk menikah. "Benar-benar gila!" 📌📌📌 Menikah adalah bukti dari suatu kata cinta, men...
My Doctor My Soulmate
126      112     1     
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...
Matchmaker's Scenario
1394      738     0     
Romance
Bagi Naraya, sekarang sudah bukan zamannya menjodohkan idola lewat cerita fiksi penggemar. Gadis itu ingin sepasang idolanya benar-benar jatuh cinta dan pacaran di dunia nyata. Ia berniat mewujudkan keinginan itu dengan cara ... menjadi penulis skenario drama. Tatkala ia terpilih menjadi penulis skenario drama musim panas, ia bekerja dengan membawa misi terselubungnya. Selanjutnya, berhasilkah...
Interaksi
552      378     0     
Romance
Ada manusia yang benar benar tidak hidup di bumi, sebagian dari mereka menciptakan dunia mereka sendiri. Seperti halnya Bulan dan Yolanda. Bulan, yang terlalu terobsesi dengan buku novel dan Yolanda yang terlalu fanatik pada Korea. Dua duanya saling sibuk hingga berteman panjang. Saat mereka mencapai umur 18 dan memutuskan untuk kuliah di kampus yang sama, perasaan takut melanda. Dan berencana u...
RUMIT
6969      1975     53     
Romance
Sebuah Novel yang menceritakan perjalanan seorang remaja bernama Azfar. Kisahnya dimulai saat bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang menimpa kota Palu, Sigi, dan Donggala pada 28 September 2018. Dari bencana itu, Azfar berkenalan dengan seorang relawan berparas cantik bernama Aya Sofia, yang kemudian akan menjadi sahabat baiknya. Namun, persahabatan mereka justru menimbulkan rasa baru d...
Manuskrip Tanda Tanya
5851      1741     1     
Romance
Setelah berhasil menerbitkan karya terbaru dari Bara Adiguna yang melejit di pasaran, Katya merasa dirinya berada di atas angin; kebanggaan tersendiri yang mampu membawa kesuksesan seorang pengarang melalui karya yang diasuh sedemikian rupa agar menjadi sempurna. Sayangnya, rasa gembira itu mendadak berubah menjadi serba salah ketika Bu Maya menugaskan Katya untuk mengurus tulisan pengarang t...
Kani's World
1918      833     0     
Inspirational
Perjalanan cinta dan impian seorang perempuan dari desa yang bernama Kani. Seperti halnya kebanyakan orang alami, jatuh bangun dihadapinya. Saat kisah asmaranya harus teredam, Kani dituntut melanjutkan mimpi yang sempat diabaikannya. Akankah takdir baik menghampirinya? Entah cita-cita atau cinta.
Our Different Way
5618      2126     0     
Romance
Novel ini mengisahkan tokoh utama bernama Haira, seorang siswa SMA berusia tujuh belas tahun yang baru saja rujuk kembali dengan pacarnya, Gian. Mereka berdua tentu senang karena bisa kembali merajut kasih setelah tidak pernah bertemu lebih dari setahun akibat putus. Namun, di tengah hubungan yang sedang hangat-hangatnya, mereka diterpa oleh permasalahan pelik yang tidak pernah mereka bayangk...
Lily
2037      912     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.