Loading...
Logo TinLit
Read Story - Buku Harian Ayyana
MENU
About Us  

Setelah jalan-jalan itu aku jadi tahu kalau Reyhan punya sakit magh kronis. Katanya dia punya magh sejak SMP. Sedih juga sih, saat dia bilang bahkan kedua orang tuanya tak pernah tahu kalau dia punya sakit separah itu 

 Eh, kenapa aku sedih ya? Kenapa aku harus ngerasain kesedihan dia?

 Setelah itu, Reyhan juga banyak berbagi hal-hal baru padaku. Katanya, kalau menghadapi orang yang sedang sakit magh itu jangan panik. Cukup bawa dia duduk sebentar, kasih minum (kalau bisa minum air anget) dan kalau sempet ajak dia makan. He he he, setidaknya itu sih yang Reyhan bilang.

 Kirana terkekeh membaca tulisan itu. Sebelum kembali membaca kelanjutannya, dia bangkit dari tempat tidurnya lalu menyerbu ke arah meja belajarnya untuk mengambil air minum. Diteguknya setengah air minum dalam gelas kaca itu. Tak lama, ponsel Kirana berbunyi. Ada pesan masuk ke nomornya. Dia segera kembali ke tempat tidur lalu meraih ponselnya.

Kirana, you’re okay?

 Kirana tersenyum kecil lalu membalas pesan singkat itu.

No, I’m not ok 

Why?

Aku rindu dia, Al :”)

Aku akan selalu sama kamu, Ra 

 Kirana tersenyum kecil. Matanya berkaca-kaca. Dadanya agak berdebar. Tiap kali sahabatnya itu mengatakan kata itu. ‘Aku akan selalu sama kamu,’. Kadang Kirana tak mengerti, kenapa kata-kata itu selalu mampu membuat dirinya tenang? Kenapa kata-kata itu selalu mampu memulihkan perasaan Kirana tiap kali dia sedang merasakan rindunya yang berat?

 Kirana kembali dengan buku harian Ayyana tanpa membalas lagi pesan singkat itu untuk Aldi. Bagaikan segala fokus utamanya sekarang sudah tertuju untuk menuntaskan cerita tentang masa muda Ayyana. Bagaikan Kirana menjelajahi dunia Sang mama dengan cerita cintanya yang berwarna. Berbeda dengannya yang harus dihadapkan dengan cinta yang abu-abu, bahkan untuk cintanya yang pertama.

***

Jurnal Ayyana.

 Tak seperti biasanya, aku terlambat bangun tidur. Ku dengar dari luar sana ada rintikan air hujan yang menghujami atap-atap rumah. Sialan! Pantas saja aku kebablasan, cuaca hari ini ternyata begitu mendukung sekali untuk tidur dengan nyenyak!

 Aku bergegas ke kamar mandi. Membasahi tubuhku sekenanya. Yang penting sikat gigi dan cuci muka sudah cukup kayaknya. Aku langsung memakai seragamku, menyisir rambutku asal. Lalu bergegas keluar kamar. Di atas meja makan, aku melihat sudah ada roti yang di bungkus di dalam wadah bekal. Di sana ada secarik kertas kecil dari Ibu.

 Sayang, maaf Ibu sama Papa gak ada di rumah. Subuh tadi, kami dapat telepon dari Om Dave, katanya tante Rani sudah lahiran. Selamat bersekolah sayangnya Ibu-Papa.

 Aku hanya bisa menghela napas berat. Jadi, setelah hari ini aku bangun mepet, sekarang aku harus naik bus ke sekolah? Apalagi di luar hujan! Siaallllllllll!

 Aku keluar rumah dengan tergesa. Ku ambil payung dari tempat penyimpanan di belakang pintu. Tak lupa aku mengunci pintu rumah terlebih dahulu.

 Aku segera berlari menuju halte. Ku tengok arlojiku. Sudah pukul setengah tujuh. Apa aku bisa sampai ke sekolah dalam setengah jam?

 Kesialanku untungnya tak berlanjut. Saat bus tujuan ke sekolahku ternyata masih ada di sana. Walau dengan berdesakan, aku langsung tancap gas menerobos masuk ke dalam bus kota. Suara protes dari penumpang yang sudah di dalam terdengar nyaring menggerutu.

 “Udah sempit, Mbak!”

 “Buset mbak, masih aja nerobos masuk!”

 Ah, bodo amat! Begitu pikirku tak begitu menggubris ocehan-ocehan mereka. Gak tahu apa kalau gue lagi ngejar waktu?

 Untunglah, jalanan juga cukup bersahabat hari ini. Tak ada macet. Tak ada ban kempes. Pokoknya tak ada yang namanya drama di jalan deh! Lalu aku turun di halte yang memang dekat sekali dengan sekolahku. Hanya tinggal berjalan sekitar beberapa langkah saja. Sudah sampai!

 Aku menengok kembali arlojiku. Yes, masih tersisa sepuluh menit lagi sebelum pintu gerbang sekolah di tutup rapat-rapat oleh Pak Amat. Satpam sekolah SMA Sagara Nusantara. Yang pelitnya minta ampun deh, gak pernah dia ngizinin satu pun murid yang telat sebelum jam pelajaran pertama selesai.

 Aku hendak melangkah. Tapi aku kelupaan sesuatu! Payungku! Payungku tertinggal di bus tadi. Aiiisshhh, mana hujan masih deras lagi! Aku hanya bisa menggerutu pasrah. Oke sepertinya aku harus menembus hujan ini untuk bisa masuk ke sekolah. Dengan berlari secepat kilat, aku akhirnya sampai juga di gerbang sekolah.

 “Si eneng, hujan-hujanan.” Ucap Pak Amat meledek aku yang seragamnya basah kuyup sekarang.

 “Berisik banget Pak!” aku segera berlari menuju ke koridor sekolah. Dan kehadiranku langsung menjadi pusat perhatian dari anak-anak sekolah! Mungkin karena mereka melihatku seperti baru habis mandi. Ah, abaikan saja lah! Kebetulan juga kan hari ini aku tidak mandi.

 Aku berdiri di depan lift sekolah. Badanku mulai merasakan dingin tak karuan. Mungkin juga karena seragamku yang basah. Rambutku juga jadi kelihatan lepek! Nasib, nasib. Aku hanya bisa menghela napas panjang.

 Pintu lift terbuka, aku masuk ke dalam sana. Dan tak begitu memperhatikan siapa saja orang-orang yang berada di dalam lift. Itu pun kalau dia tak menyapa, mungkin aku tak akan tahu kalau dia juga ada di sana.

 “Habis kecipratan air apa kamu, Ayy?” ya, sangat jelas sekali kalau itu Reyhan. Aku tak menengok ke dia yang sedang berdiri tepat di samping kanan ku.

 “Berisik!”

 Aku bisa mendengar Reyhan terkekeh. “Kenapa pake hujan-hujanan dah? Kan tahu di luar hujan, Ayy?”

 “Payung gue ketinggalan, Rey! Bisa gak sih, lo gak usah banyak tanya? Pusing gue!” jawabku ketus.

 “Kamu juga gak pake jaket, Ayyana.”

 Seketika itu juga, ragaku langsung menegang! Itu jelas bukan suara Reyhan. Itu adalah suara Radit. Aku menengok ke sebelah kiriku. Oh my god, sejak kapan Radit juga ada di sana?

 “Kak Radit?”

 “Hallo, Ayyana.” Kata Radit. Lengkap dengan senyuman ekstra double sweet. Ya ampun. Udara dingin yang sedari tadi menusuk pori-pori kulit tubuhku seakan menghangat kala melihat senyuman Kak Radit dengan lesung pipitnya itu.

 Aku mengangguk kikuk.

 “Nanti keringin dulu rambut kamu, biar gak terlalu kelihatan basah gitu. Biar dinginnya gak terlalu kerasa.” Ucap Kak Radit. Gila! Gak salah nih aku jadiin dia sebagai cinta pertamaku.

 Pintu lift terbuka di lantai dua. Kak Radit pamit keluar lebih dulu, tak lupa dia juga mengelus lembut rambutku. Tak sadar, lengkungan senyuman ini terlukis jelas di bibirku. Kak Radit melambaikan tangan ke arahku, dan aku balas lambaian tangan itu dengan senang hati.

 “Senyum aja teruuussss, kaya orang gila!” suara itu tiba-tiba menyambar jelas ke arahku. Aku menengok ke sumber suara.

 “Lo ngapain masih di sini? Kelas lo kan di lantai dua?” tanyaku dengan kesal dan baru menyadari kalau ternyata Reyhan tak ikut keluar lift bersama dengan Kak Radit tadi.

 “Terusin aja, Ayy, terusin! Da aku mah apa atuh, gak pernah dianggap sama kamu.” Ucap Reyhan dengan tampang memelasnya. Memasang muka sedih ala drama korea. Iyuuuhhhh!

 “NAON SIH?!” aku langsung melangkah keluar lift saat pintu itu sudah sampai di lantai tiga. Lantai kelasku berada.

 “Ayy!” suara Reyhan masih saja terus mengikuti aku. Sial, mau apa sih dia? Aku sudah sangat kesal sekali!

 “Buru-buru amat, non!”

 “Lo mau ngapain lagi Rey, gue mau ke kamar mandi. Lo mau ikut gue? Hah?!”

 “Boleh?” ucap Reyhan, nyengir. Aku menepuk jidatku sendiri.

“NGACO!” Ya tuhan, mimpi apa aku semalem, pagi-pagi udah dibuat kesal sama Reyhan? Aku langsung berbelok ke kamar mandi, untuk merapikan ragaku yang sudah bisa di pastikan sudah kacau balau tak karuan. Huft benar saja. Aku bercermin di depan cermin besar yang ada di kamar mandi. Aku lusuh sekali!

Aku mencuci mukaku segera. Sampai ponsel yang aku simpan di tasku terdengar berbunyi. Aku segera mengambilnya. Ternyata ada pesan dari Isyana.

Lo di mana?

WC

Nyantai aja, Pak Imam gak masuk

Ok thanks ya

Aku bisa bernapas dengan lega. Setidaknya aku masih ada waktu untuk mengeringkan seragamku yang masih lumayan basah. Setelah beberapa menit berdiam diri di depan cermin kamar mandi. Aku keluar dan segera melangkahkan kakiku ke kelas. Semua mata teman-teman sekelasku refleks melihat ke arahku semua. Ada apa?

“Nih!” Isyana menyerahkan sebuah seragam padaku yang dia letakan di atas meja. Aku dibuat bingung dengan pemberian itu. “Cieee,” tiba-tiba Isyana mengeluarkan nada menggoda ke arahku. Teman-teman yang lain juga tak kalah ikut memanaskan situasi yang jujur, aku tak mengerti apa.

“Jadi lo beneran pacaran sama kakak kelas itu, Ayy.” Sahut salah satu temanku yang duduk di sebrang bangkuku.

“PJ-nya dong. PJ!” sorak temanku yang duduk di bangku pojok ruangan kelas.

“Gue kira lo masih ngarep Radit, Ayy. Gak tahunya. Uhuuuyy!”

“Bentar deh, gue gak ngerti kalian lagi ngomongin apa?” kataku. “Sya?” aku melirik ke arah Isyana. Tapi Isyana malah terkekeh kecil melihat aku yang sedang kebingungan.

Aku memandang seragam yang ada di atas mejaku. Saat aku lihat, ada name tag dengan nama Reyhan di sana. Ya ampun, jadi ini punya Reyhan?

“Sya, ini beneran punya Reyhan?” tanyaku sambil berbisik supaya pertanyaanku tidak mengundang perhatian teman-teman lain yang sudah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Isyana mengangguk dengan semangat tinggi.

“Dia tiba-tiba datang ke kelas, terus datangin gue. Dia minta parfum, dia semprot-semprotin parfum gue ke seragamnya. Eh, terus dia buka seragam, dia lipet. Terus dia bilang, ‘kasiin ini ke Ayyana. Tenang aja, gak bau kok’,” ucap Isyana sambil agak menirukan ucapan Reyhan yang di dengarnya tadi.

“Jadi, bisa jelasin kalian ada apa?” kata Isyana lagi sambil menaik-turunkan alisnya bagai ulat bulu. Tingkahnya yang kepo abis, membuat aku terkekeh geli. Aku menyeka wajah Isyana yang masih memperlihatkan rasa keingin-tahuannya.

“Gue sama Reyhan gak ada apa-apa, Sya.” Pikiranku langsung terlintas nama Reyhan. Menyebalkan! Aku juga tak mengerti, kalau dia menyerahkan seragamnya padaku, terus dia pakai apa di kelasnya?

“Lo gak ganti seragam, Ayy? Nanti masuk angin loh!” tanya Isyana.

“Engga, Sya, gue males ke kamar mandi lagi. Ini juga udah lumayan kering kok,”

 

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (12)
  • _hildnov

    seruuuuu, alur cerita di awal bikin penasaran. dengan gaya bahasa yang mengikuti jaman jadi asikk bangettt bacanya.

    Comment on chapter Bab 1 : Bagian 2
  • nararuma

    Hallo jangan lupa komen nya yaaa dan like juga . Terimakasih

    Comment on chapter Bab 1 : Bagian 1
Similar Tags
Luka atau bahagia?
5198      1479     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
KEPINGAN KATA
552      348     0     
Inspirational
Ternyata jenjang SMA tuh nggak seseram apa yang dibayangkan Hanum. Dia pasti bisa melalui masa-masa SMA. Apalagi, katanya, masa-masa SMA adalah masa yang indah. Jadi, Hanum pasti bisa melaluinya. Iya, kan? Siapapun, tolong yakinkan Hanum!
Jelita's Brownies
4430      1649     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...
Between the Flowers
774      429     1     
Romance
Mentari memilih untuk berhenti dari pekerjaanya sebagai sekretaris saat seniornya, Jingga, begitu menekannya dalam setiap pekerjaan. Mentari menyukai bunga maka ia membuka toko bersama sepupunya, Indri. Dengan menjalani hal yang ia suka, hidup Mentari menjadi lebih berwarna. Namun, semua berubah seperti bunga layu saat Bintang datang. Pria yang membuka toko roti di sebelah toko Mentari sangat me...
Project Pemeran Pembantu
6418      1937     1     
Humor
Project Pemeran Pembantu adalah kumpulan kisah nyata yang menimpa penulis, ntah kenapa ada saja kejadian aneh nan ajaib yang terjadi kepadanya dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dalam kumpulan cerita ini, penulis menyadari sesuatu hal yang hilang di hidupnya, apakah itu?
Hello, Kapten!
1562      764     1     
Romance
Desa Yambe adalah desa terpencil di lereng Gunung Yambe yang merupakan zona merah di daerah perbatasan negara. Di Desa Yambe, Edel pada akhirnya bertemu dengan pria yang sejak lama ia incar, yang tidak lain adalah Komandan Pos Yambe, Kapten Adit. Perjuangan Edel dalam penugasan ini tidak hanya soal melindungi masyarakat dari kelompok separatis bersenjata, tetapi juga menarik hati Kapten Adit yan...
Zona Elegi
563      369     0     
Inspirational
Tertimpa rumor tak sedap soal pekerjaannya, Hans terpaksa berhenti mengabadikan momen-momen pernikahan dan banting setir jadi fotografer di rumah duka. Hans kemudian berjumpa dengan Ellie, gadis yang menurutnya menyebalkan dan super idealis. Janji pada sang nenek mengantar Ellie menekuni pekerjaan sebagai perias jenazah, profesi yang ditakuti banyak orang. Sama-sama bekerja di rumah duka, Hans...
Seutas Benang Merah Pada Rajut Putih
1712      831     1     
Mystery
Kakak beradik Anna dan Andi akhirnya hidup bebas setelah lepas dari harapan semu pada Ayah mereka Namun kehidupan yang damai itu tidak berlangsung lama Seseorang dari masa lalu datang menculik Anna dan berniat memisahkan mereka Siapa dalang dibalik penculikan Anna Dapatkah Anna membebaskan diri dan kembali menjalani kehidupannya yang semula dengan adiknya Dalam usahanya Anna akan menghadap...
Lalu, Bagaimana Caraku Percaya?
148      115     0     
Inspirational
Luluk, si paling alpha women mengalami syndrome trust issue semenjak kecil, kini harus di hadapkan pada kenyataan sistem kehidupaan. Usia dan celaan tentangga dan saudara makin memaksanya untuk segera percaya bahwa kehidupannya segera dimulai. "Lalu, bagaiamana caraku percaya masa depanku kepada manusia baru ini, andai saja jika pilihan untuk tak berkomitmen itu hal wajar?" kata luluk Masal...
The Last tears
982      544     0     
Romance
Berita kematian Rama di group whatsap alumni SMP 3 membuka semua masa lalu dari Tania. Laki- laki yang pernah di cintainya, namun laki- laki yang juga membawa derai air mata di sepanjang hidupnya.. Tania dan Rama adalah sepasang kekasih yang tidak pernah terpisahkan sejak mereka di bangku SMP. Namun kehidupan mengubahkan mereka, ketika Tania di nyatakan hamil dan Rama pindah sekolah bahkan...