Loading...
Logo TinLit
Read Story - Beauty Girl VS Smart Girl
MENU
About Us  

Tiba-tiba saja ponselnya berdering yang membuatnya pun mengurungkan niatnya untuk melakukan hal tersebut.

"Guys, urus nih anak. Jangan sampai dia kabur, gue mau angkat telepon dulu." Ucap pria yang berkata kepada dua temannya tersebut.

"Siap." Ucap kedua sisi itu dengan serentak dan langsung mendekati Aqila di samping kanan kirinya.

"Ngapain kalian berdua ngapit gue?" Tanya Aqila dengan nada ketus.

"Biar lu nggak kabur lagi, lo sama sepupu Lo aja bisa kabur, makanya kita buat pertahanan benteng supaya lo gak kabur." Sahut Alya.

'Sial.' batin Aqila yang memperhatikan Alin dan juga Alya yang berada di posisi kanan kirinya Seraya terus menatap dirinya dengan tatapan yang tajam.

Sementara itu saya langsung mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Hallo ..."

"..."

"Ouh, iya. Jadi mobil saya udah selesai ya pak. Hari ini bisa diambil?"

"...."

"Ow ... Iya. Saya tadi udah bilang sama Papah saya untuk bayar seperti biasa."

" ... "

"Iya Pak. Yaudah kalau gitu nanti saya ambil mobilnya tapi nggak langsung sekarang ya pak soalnya sekarang saya masih di sekolah, nanti saya pulang dulu untuk bilang sama mama saya untuk nganterin ke bengkel bapak untuk ambil mobilnya."

"...."

"Oke Pak. siap Terima kasih banyak ya Pak Sekali lagi maaf udah ngerepotin soalnya memang dadakan Pak mobilnya tiba-tiba mogok."

"... "

"Iya. pak. Oke Pak Sekali lagi terima kasih ya."

Selesai menjawab panggilan telepon tersebut, Freya langsung masukkan kembali ponsel ke dalam tasnya.

"Manja. kayak gitu aja dibayarin sama bokap lo. Katanya, Lo punya duit sendiri dari endorse. Kenapa untuk benerin mobil masih minta duit dari bokap lo." Ucap Aqila yang menyindir, dan jelas di dengar oleh Freya dan juga kedua temannya.

"Wah ..  nih anak memang sukanya nyalain sumbu kompor." Ucap Alya.

"Nah. apa langsung gua gulung sekarang aja, mumpung di sekolah udah agak sepian." Sahut Alin.

"Nggak usah. Lepasin aja dia." Ucap Freya.

"Hah?!" 

Jelas perkataan yang baru saja dilontarkan oleh Freya benar-benar membuat kedua temannya pun melongo, mereka saling melihat satu sama lain dan menganga atas ucapan tersebut. 

"Heh Freya, tadi Lo bilang suruh jagain, sekarang lu malah suruh lepasin. Gimana sih kita jadi Bingung." Sahut Alin yang sedikit emosi.

"Biarin aja dia bebas dulu, besok-besok dia nggak akan bisa bebas lagi kalau berani macam-macam sama gue." Ujarnya dengan tatapan yang menjurus ke arah bola mata Aqila.

Alin pun hanya bisa menghela nafasnya lalu berbicara kepada Alya dengan menganggukkan kepalanya yang disambut dengan anggukan kepala juga oleh gadis dengan rambut sepinggang itu.

"Ok deh. Lepasin aja tuh anak." Ucap Alya.

"Udah sana Lo pergi. Tapi gue peringatin sekali lagi. Lo berani ngomong yang macem-macem tentang Freya. Lo nggak cuma gue jadiin kue dadar gulung aja, tapi gua jadiin risol, gua jadiin semua kue yang harus digulung-gulung. Ngerti Lo!?" Bentak Alin tepat di depan wajah Aqila.

Hal itu membuat Aqilah pun langsung memalingkan wajahnya sejenak dan mengerjapkan kedua matanya beberapa kali. "Dasar. Tong kosong nyaring bunyinya. Sama seperti kalian, yang otaknya kosong jadi suaranya aja yang nyaring."

Setelah mengatakan kalimat itu, gadis berkacamata itu pun langsung melanjutkan langkah kakinya pergi dari tempat itu dan sontak membuat mereka bertiga yang mendengarnya langsung membelalakkan kedua bola matanya.

"T*i banget sih tuh anak. Berani banget dia ngatain kita tong kosong nyaring bunyinya." Ucap Alin.

"Udahlah, nggak usah dibahas itu bakalan jadi urusan gue nanti, kalau dia berani macam-macam sama gue lagi, bakal habis dia. Sekarang mendingan kita cabut aja." Ucap Freya yang langsung dianggukan oleh kedua temannya.

"Eh, tapi. Taksi online lu udah datang apa belum, lu udah pesan kan?" Tanya Alya.

Freya mengangguk. "Iya. Ini bentar lagi sampai kok."

"Serius? Lo nggak papa kita tinggal sendirian? Atau kalau perlu kita panggilin Danesh untuk nemenin Lo kayaknya tuh anak belum pulang soalnya moge nya masih ada tuh." Ledek Alin Seraya melirik ke arah motor milik Danesh yang masih berada di parkiran tersebut.

Jelad6 saja Freya  langsung memunculkan wajah juteknya dan kesal dengan perkataan yang dilontarkan oleh temanmu tersebut.

"Apaan sih. Lo dari tadi ngeledekin gue sama Danesh mulu, kalau lu mau ambil aja tuh. Gue udah jadiin dia mantan dan mantan itu seharusnya dibuang pada tempatnya."

"Tapikan, kalau mantan terindah ah nggak mungkin dong dibuang, yang ada tersimpan di dalam hati." Ucap Alya yang ikut meledek Freya.

"Nah, Lo juga. kenapa malah jadi ikut-ikutan Alin. Jadi ngeledekin gue." Sahut Freya yang kesal.

Alya terkekeh kecil melihat ekspresi Freya yang benar-benar lucu ketika dirinya di  ledek pasal Danesh.

"Iya-iya sorry. Yaudah ya. Kalau gitu gue sama Alin duluan." Pamitnya.

"Iya. Kalian hati-hati ya." Ucapnya.

"Okeh. Bye Freya ...." Pamit Alya Seraya melambaikan tangannya yang dibalas lambaian tangan juga oleh Freya.

Setelah itu Alin pun langsung menghentikan motornya di dekat Alya begitupun juga Alya langsung naik ke atas motor Alin dan Alin pun meng klakson motornya lalu langsung dianggukan oleh Freya.

Kedua temannya itu pun bergegas pergi dari sekolah tersebut menggunakan sepeda motor Alin secara berboncengan. Sedangkan, Freya yang masih berada di tempat itu ia pun menghela nafasnya sejenak lalu melihat ke arah ponselnya kembali.

"Nah, bentar lagi udah nyampe nih,  mendingan gue langsung ke depan gerbang aja biar nunggunya nggak terlalu lama." Monolognya.

Gadis cantik dengan rambut bergelombang  itu pun langsung melanjutkan langkahnya menuju gerbang sekolah.

Tiba-tiba, dan entah dari mana motor sport berwarna hitam metalik hampir nyerempet dirinya. Sontak saja hal itu membuat Freya pun langsung terkejut hingga ponsel yang ia pegang pun terjatuh.

Brak!

Jantungnya berdegup tak beraturan, pandangan matanya pun langsung tertuju ke arah motor sport berwarna hitam tersebut.

Sang pengendara motor langsung turun dari motor tersebut dan melepaskan helm yang dikenakannya dan bergerak menuju ke arah Freya seraya mengambil ponselnya.

"Sorry, gue tadi nggak sengaja, ini HP lo. Barusan gue cek masih hidup kok." Ucap lelaki tersebut saya memberikan ponselnya ke arah Freya.

Jantungnya masih berdegup kencang akibat kejadian tadi, ia hanya bisa terdiam Seraya memandangi lelaki itu yang masih menggunakan masker di wajahnya,

Perlahan, Freya mengambil ponsel tersebut dan mengecek bahwa memang tidak terjadi apa-apa pada layar ponselnya.

"Sekali lagi gue minta maaf ya. Gue bener-bener nggak sengaja tadi." Ucapnya lagi.

Freya yang masih merasa syok, ia mencoba untuk mengatur nafasnya dan mengerjapkan kedua matanya lalu mencoba untuk berbicara kepada laki-laki itu dengan nada yang tegas.

"Lo punya mata kan? Kaki lu juga punya mata kaki kan dan motornya juga punya mata kan. Bahkan lu bisa lihat sendiri kalau jalanan lapangan Ini tuh luas, bahkan gerbang  ini masih terbuka lebar. Tapi kenapa lo hampir nyerempet gue tadi. Hah?!"

"Sorry. Kan gue udah minta maaf kalau gue nggak sengaja. Gue udah buka hp Lo juga nggak rusak. Kalau terjadi sesuatu gue bakal tanggung jawab." Ucap lelaki itu.

Freya, terdiam Ia memperhatikan tatap mata Lelaki itu dan juga postur tubuhnya sepertinya ia mengenalinya. "Siapa sih Lo?" Tanyanya.

Secara perlahan lelaki itu pun langsung melepaskan masker yang dikenakannya lalu ia menyugarkan rambutnya dan langsung menatap ke arah Freya. 

Gadis berambut gelombang itu pun langsung terdiam, ketika melihat bahwa ternyata yang secara tak sengaja hampir menabrak dirinya tadi adalah Felix, sepupu dari Aqila.

Ia langsung mengolah nafasnya dengan gusar. "Lo ternyata. Nggak lo nggak sepupu Lo ternyata sama aja ya. Sama-sama buat gue kesel." Ketus Freya dan langsung melanjutkan langkah kakinya menuju ke arah pintu luar gerbang sekolah.

Sedangkan Felix hanya bisa menghela nafasnya Seraya memerhatikan Gadis itu sudah berjalan menjauh darinya. Ia menggelengkan kapalanya lalu memakai maskernya kembali dan segera naik ke atas motornya lalu memakai helm full face miliknya.

Sementara itu Freya yang sedang menunggu taksi online-nya tepat di halte bis yang tak jauh dari luar sekolahnya.

Ia pun duduk sambil memperhatikan jalan di sekitarnya sambil melihat ke arah layar ponselnya beberapa kali.

"Disini katanya bentar lagi, tapi kok masih lama sih dari tadi gue tungguin nggak dateng-dateng." Gumamnya.

Tiba-tiba saja sebuah motor sport berwarna merah berhenti tepat di hadapannya, dan sontak saja Ia pun langsung memalingkan pandangannya dari arah motor tersebut, karena ia sudah tahu bahwa motor itu adalah milik mantan kekasihnya yaitu Danesh.  

"Ngapain dia berhentiin motornya di depan gue. Apa jangan-jangan dia mau deketin gue?" Gumamnya.

Dengan cepat, ia pun langsung membenarkan posisi duduknya ketika tahu bahwa Danesh sudah turun dari motor tersebut. Seraya melepas helmnya dan juga masker yang dikenakannya.

Lelaki itu pun berjalan menuju ke arah dirinya. Hingga membuat Freya pun membantin. 'Tuh kan bener. Dia deketin gue. Kenapa sih?'

Semakin Danesh mendekati dirinya, Freya pun semakin gelisah. Maka dengan cepat sebelum Danesh sampai tepat di hadapannya, maka gadis berambut gelombang itu pun langsung saja bangkit dari posisinya dan berdiri tepat di depannya.

"Lo ngapain sih berhentiin motor lu di depan gue, dan tahu-tahu nyamperin Gue?" Tanya Freya langsung sebelum Danesh menghentikan langkahnya dan jelas saja hal itu membuat lelaki tampan tersebut berkerut alis.

"Hah? Gue nyamperin lo? Nggak. Gue nyamperin Siska." Ujarnya.

Deg.

Jelas perkataan tersebut membuat Freya  malu, dengan cepat Ia pun melirik ke arah wanita di sebelahnya yang tak lain adalah Siska, sang sekretaris OSIS di SMA Cakrawala.

Gadis itu pun langsung tersenyum, sedangkan Freya pun hanya bisa membalasnya dengan senyuman tipis sebelah namun dengan cepat ia langsung mengalihkan wajahnya.

'Aduh ... Malu banget gue. Mana tadi ngomongnya kenceng banget lagi dan didengar sama orang yang ada di halte ini. Duh ... mau taruh di mana muka gue nanti, yang ada Danesh itu ngerasa kegeeran kalau gue ngomongin dia.' batinnya.

"Ayo sis. Balik. sekalian kita ngomongin soal perlombaan tadi yang akan dibahas juga sama bendahara." Ajak Danesh.

"Okeh. Em, Freya gue duluan ya." Pamit sisca yang berbicara kepada Freya yang langsung ditanggapi oleh senyuman tipis dan juga anggukan kecil oleh gadis berambut gelombang tersebut.

Sontak saja mereka berdua pun langsung menuju ke arah motor Danesh.  Siska pun naik ke  atas motor tersebut dan sempat tersenyum kembali ke arah Freya yang masih berdiri tepat di halte itu yang langsung dibalas anggukan kecil oleh Freya.

Jelas aja Freya pun memandangi mereka yang telah berjalan menjauh darinya.

'Kenapa hati gue kayak gini ya ngeliat Danesh sama cewek lain? Ah, nggak bener nih, dia kan udah jadi mantan gue harusnya sah-sah aja kalau Danesh  sama yang lain.' batinnya.

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • annisaangg

    Seru di chapter ini

    Comment on chapter Kesombongan Aqila
Similar Tags
Salendrina
2605      1001     7     
Horror
Salendrina adalah boneka milik seorang siswa bernama Gisella Areta. Dia selalu membawa Boneka Salendrina kemanapun ia pergi, termasuk ke sekolahnya. Sesuatu terjadi kepada Gisella ketika menginjakan kaki di kelas dua SMA. Perempuan itu mati dengan keadaan tanpa kepala di ruang guru. Amat mengenaskan. Tak ada yang tahu pasti penyebab kematian Gisella. Satu tahu berlalu, rumor kematian Gisella mu...
Phased
6496      1947     8     
Romance
Belva adalah gadis lugu yang mudah jatuh cinta, bukan, bukan karena ia gadis yang bodoh dan baperan. Dia adalah gadis yang menyimpan banyak luka, rahasia, dan tangisan. Dia jatuh cinta bukan juga karena perasaan, tetapi karena ia rindu terhadap sosok Arga, abangnya yang sudah meninggal, hingga berusaha mencari-cari sosok Arga pada laki-laki lain. Obsesi dan trauma telah menutup hatinya, dan mengu...
Kamu, Histeria, & Logika
67320      9460     58     
Romance
Isabel adalah gadis paling sinis, unik, misterius sekaligus memesona yang pernah ditemui Abriel, remaja idealis yang bercita-cita jadi seorang komikus. Kadang, Isabel bisa berpenampilan layaknya seorang balerina, model nan modis hingga pelayat yang paling berduka. Adakalanya, ia tampak begitu sensitif, tapi di lain waktu ia bisa begitu kejam. Berkat perkenalannya dengan gadis itu, hidup Abriel...
Si 'Pemain' Basket
5958      1687     1     
Romance
Sejak pertama bertemu, Marvin sudah menyukai Dira yang ternyata adalah adik kelasnya. Perempuan mungil itu kemudian terus didekati oleh Marvin yang dia kenal sebagai 'playboy' di sekolahnya. Karena alasan itu, Dira mencoba untuk menjauhi Marvin. Namun sayang, kedua adik kembarnya malah membuat perempuan itu semakin dekat dengan Marvin. Apakah Marvin dapat memiliki Dira walau perempuan itu tau ...
Kesempatan Kedua
957      594     7     
Short Story
Call Me if U Dare
6185      1841     2     
Mystery
Delta Rawindra: 1. Gue dituduh mencuri ponsel. 2. Gue gak bisa mengatakan alibi saat kejadian berlangsung karena itu bisa membuat kehidupan SMA gue hancur. 3. Gue harus menemukan pelaku sebenarnya. Anulika Kusumaputri: 1. Gue kehilangan ponsel. 2. Gue tahu siapa si pelaku tapi tidak bisa mengungkapkannya karena kehidupan SMA gue bisa hancur. 3. Gue harus menuduh orang lain. D...
Help Me
6408      1934     6     
Inspirational
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jika manusia berfikir bahwa dunia adalah kehidupan yang mampu memberi kebahagiaan terbesar hingga mereka bangun pagi di fikirannya hanya memikirkan dunia yang bersifat fana. Padahal nyatanya kehidupan yang sesungguhnya yang menentukan kebahagiaan serta kepedihan yakni di akhirat. Semua di adili seadil adilnya oleh sang maha pencipta. Allah swt. Pe...
Secangkir Kopi dan Seteguk Kepahitan
618      356     4     
Romance
Tugas, satu kata yang membuatku dekat dengan kopi. Mau tak mau aku harus bergadang semalaman demi menyelesaikan tugas yang bejibun itu. Demi hasil yang maksimal tak tanggung-tanggung Pak Suharjo memberikan ratusan soal dengan puluhan point yang membuatku keriting. Tapi tugas ini tak selamanya buatku bosan, karenanya aku bisa bertemu si dia di perpustakaan. Namanya Raihan, yang membuatku selalu...
Moment
354      306     0     
Romance
Rachel Maureen Jovita cewek bar bar nan ramah,cantik dan apa adanya.Bersahabat dengan cowok famous di sekolahnya adalah keberuntungan tersendiri bagi gadis bar bar sepertinya Dean Edward Devine cowok famous dan pintar.Siapa yang tidak mengenal cowok ramah ini,Bersahabat dengan cewek seperti Rachel merupakan ketidak sengajaan yang membuatnya merasa beruntung dan juga menyesal [Maaf jika ...
SEMPENA
4876      1572     0     
Fantasy
Menceritakan tentang seorang anak bernama Sempena yang harus meraih harapan dengan sihir-sihir serta keajaiban. Pada akhir cerita kalian akan dikejutkan atas semua perjalanan Sempena ini