Loading...
Logo TinLit
Read Story - Luka Dan Perkara Cinta Diam-Diam
MENU
About Us  

“Dasar bajingan!”

Setelah Aksa mengatakan itu, satu pukulan mendarat di tulang pipi sebelah kananku. Tidak sampai di situ saja, tangan kekar Aksa langsung meraih kerah kemejaku, kemudian menonjok perutku dengan lututnya hingga membuat aku meringis kesakitan.

Ethan dan Hilmy—yang entah datang dari mana—menahan tubuh Aksa agar tidak menyerangku membabi buta. Mereka terus mengatakan bahwa Aksa harus bisa menahan emosinya dan tak luput menydarkan bahwa aku adalah sahabatnya.

"Sabar, Sa. Itu Daniel, sahabat kita. Lo bisa obrolin ini baik-baik. Lo kenal Daniel nggak kemarin. Gue yakin dia punya alasan. Lebih baik kita dengerin penjelasanya dulu. Please ... jangan gegabah."

"Persetan! Gak ada yang bisa menghalangi gue buat menghancurkan orang ini!" Amarah Aksa bergitu bergelora. Suasana belakang gedung fakultas yang sejuk berubah menjadi panas tanpa api. Tensi yang makin naik membuat darah berdesir hebat, seolah-olah siap menelanku dalam kekalahan meski kami tidak sedang berperang.

Gosip menyebar begitu cepat bahkan sebelum jam makan siang dimulai. Tidak semuanya salah, tetapi terlalu dilebih-lebihkan. Aku belum sempat menjelaskan segalanya pada Mara karena apa pun alasannya, selingkuh bukan perbuatan yang dibenarkan. Aku merasa tak berhak membela diriku sendiri. Jadi ketika Mara benar-benar menumpahkan segala emosinya padaku, aku pun menerima. Tidak ada yang salah yang ia katakan. Semuanya yang ia katakan adalah benar.

Aku memang tidak tahu diri.

“Lo jangan diem aja dong, Niel. Lo jelasin, sebenarnya apa yang terjadi? Gosip yang dibilang Mara itu nggak benar, kan? Itu cuma salah paham aja, kan? Lo nggak mungkin sama Mentari, kan?” Ethan terus mendesakku agar bicara. Mungkin ia juga sudah tak tahan lagi dengan keadaan ini. Apalagi sebelumnya antara aku dan Aksa sudah saling menghindar dan mendiami. Padahal persahabatan kami bertiga yaris tak pernah ada pertengkaran. Kalau pun pernah, hanya hal sepele khas anak remaja ingusan.

"Gue bingung mau jelasin dari mana, Than. Bahkan Aksa juga nggak pernah kasih gue kesempatan. Kalau lo tanya tentang gosip yang beredar ... itu benar. Gue dan Mentari memang ada hubungan."

BUGH. Satu pukulan dari Aksa lolos lagi mengenai pipiku hingga meninggalkan bekas kebiruan di sana.

"Ini kenapa jadi begini sih, Anjing!" Ethan mengumpat kasar. Terlalu pusing bercampur bingung sampai-sampai menjambak rambut bagian depannya sendiri. Kemudian memandangiku dan Aksa bergantian. Aku yang masih tergeletak di bawah tanah tak mau bangun, serta Aksa yang masih menatapku dengan napas yang terengah-engah.

“Semua terjadi begitu aja. Ada hari di mana gue nggak sengaja melihat perundungan itu pake mata kepala gue sendiri. Gue pengen banget bilang ke lo meskipun harus ingkar janji pada Mentari yang memohon agar gue merahasiakannya dari semua orang. Karena gue paham ... ada hal di mana seseorang memang tak ingin membaginya dengan siapa pun, termasuk Mentari. Dan gue hargai itu. Tapi percaya sama gue, Mentari melakukan itu biar lo dan keluarga nggak sedih.”

"Pada akhirnya gue tahu. Dan kenyataan itu makin bikin gue sedih. Gue merasa jadi kakak yang nggak berguna karena nggak bisa jaga adek gue sendiri. Gue juga merasa kecewa karena dikhianati sama orang yang udah gue anggap saudara sendiri. Orang yang gue anggap bisa jaga Mentari malah bikin lubang yang jauh lebih dalam lagi. Setelah ini, Mentari akan jadi bulan-bulanan seluruh warga kampus karena di cap PHO."

“Gue berani bersumpah gak pernah punya niat untuk menghkhianati lo atau pun buat Mentari sedih. Tapi—"

"Stop!" potong Aksa cepat. "Udah cukup. Setelah ini  gue harap lo nggak pernah muncul lagi di kehidupan gue atau pun Mentari. Gue rasa cukup sampai di sini aja pertemanan kita, Niel."

Aksa putar badan untuk meninggalkan tempat ini, diikuti oleh Hilmy di belakangnya. Aku tak boleh tinggal diam, kemudian berlari mencegah pergerakannya. Namun, lagi-lagi Aksa memukul wajahku hingga tersungkur lagi ke bawah tanah.

"Harusnya lo tahu batasan, Niel. Pantas saja dibuang  orang tua lo," ucap Aksa dengan wajah datar.

Seketika aku seperti terkena petir di siang bolong. Bergeming cukup lama sebab tak pernah mendengar ucapan sebegitu menyakitkannya. Sakit sekali hingga rasanya ingin mati.

**

Aku berjalan tertatih ke area parkiran kampus. Ethan tetap setia mendampingiku dan berbaik hati menawarkan diri untuk mengantarkan aku pulang ke kosan. Akan tetapi, aku menolak dengan alasan ingin punya waktu sendiri. Untuk hal seperti ini, Ethan yang paling mengerti. Ia menghargai keputusanku meski kulihat di matanya banyak sekali macam pertanyaan yang ingin ia tanyakan.

Tanganku gemetar mamasang kunci motor hingga terjatuh ke bawah tanah. Namun, ketika ingin mengambilnya, seseorang dengan sepatu pantofel hitam lebih dulu mengambilnya. Bibirku refleks bilang ‘terima kasih’, tetapi ketika tahu siapa sosok yang menolongku, aku sangat menyesal mengatakannya.

Ayah, kenapa dia menemuiku. Sudah jelas bahwa aku memang sedang menghindarinya.

“Tidak mungkin ada orang tua yang tak mengenali anak kandungnya sendiri meskipun anak itu telah tumbuh dewasa dan terlihat jauh berbeda ketika terakhir bertemu.” Ayah menjulurkan tangan memberikan kunci itu, dengan kasar aku menerimanya.

“Tapi saya nggak kenal bapak.”

“Dan mustahil kamu melupakan seseorang yang paling kau benci di dunia ini. Dari matamu, ayah tahu kalau kamu mengingatnya. Bahkan mungkin mengingat segalanya dengan baik.”

“Otak Daniel tidak mati, Yah. Jelas masih mengingat segalanya. Aku masih mengingat semua perlakukan kejam ayah terhadap ibu dan aku. Dan apa aku salah memilih kabur dan menganggap kita nggak pernah ketemu lagi? Karena rasanya sakit sekali.”

Napas ayah sempat tertahan sebentar, kemudian menghembuskannya pelan-pelan. Ia tidak terlihat sama sekali terkejut dengan apa yang aku ucapkan, karena mungkin sudah bisa menebak bagaimana aku meresponsnya.

Kehadiran ayah begitu tiba-tiba. Aku bahkan tak pernah membayangkan hari ini akhirnya datang juga. Tetapi perasaanku sudah jauh berbeda. Aku tak lagi mendambakan sesuatu yang sudah hilang dan usang. Sekian lama berharap membuatku jengah dan lelah. Sesuatu yang aku harapkan membaik nyatanya tak akan pernah kembali ke tempat semula. Benar kata Aksa, aku merasa dibuang dan tak diharapkan lagi.

“Setidaknya beri Ayah kesempatan untuk meminta maaf.”

“Minta maaf?” ulangku lagi dengan tawa yang terkesan dibuat-buat. “Selama ini ayah ke mana saja?”

Ayah diam cukup lama, membuatku tersenyum kecut. Kenapa aku masih di sini, menunggunya menjelaskan sesuatu. Buang-buang waktu saja!

“Waktu Daniel sedang tidak senggang, Yah. Kalau sudah selesai dengan apa yang ingin ayah katakan, Daniel pamit pergi.”

“Perlu bertahun-tahun untuk bisa bertemu denganmu setelah keluar dari penjara, Niel. Dan setelah ayah punya kesempatan itu … Oma dan Om Hari tak pernah mengizinkannya. Ayah juga menderita, Niel. Ayah tak mungkin bisa meninggal dengan tenang jika belum dapat maaf dari kau dan ibumu,” jelas ayah dengan suara bergetar. Ia tak mampu lagi menutupi kesedihannya. Bahkan tak peduli jika banyak orang lalu-lalang di parkiran yang melihatnya.

“Oma? Om Hari?” Kepalaku menggeleng tak percaya. Selama ini mereka tak pernah membicarakan tentang ayah. Karena yang berkaitan dengannya merupakan aib yang harus ditutup rapat-rapat. Teapi aku tak menyangka bahwa mereka benar-benar merahasiakannya dariku. 

“Jadi tolong … beri ayah waktu dan kesempatan. Setidaknya kasih ayah kesempatan untuk meminta maaf dengan tulus,” ujar Ayah setengah memohon.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Pacarku Arwah Gentayangan
6240      1818     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...
Girl Power
2517      938     0     
Fan Fiction
Han Sunmi, seorang anggota girlgrup ternama, Girls Power, yang berada di bawah naungan KSJ Entertainment. Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tawaran sebagai pemeran utama pada sebuah film. Tiba-tiba, muncul sebuah berita tentang dirinya yang bertemu dengan seorang Produser di sebuah hotel dan melakukan 'transaksi'. Akibatnya, Kim Seokjin, sang Direktur Utama mendepaknya. Gadis itu pun memutuskan u...
START
323      217     2     
Romance
Meskipun ini mengambil tema jodoh-jodohan atau pernikahan (Bohong, belum tentu nikah karena masih wacana. Hahahaha) Tapi tenang saja ini bukan 18+ πŸ˜‚ apalagi 21+πŸ˜† semuanya bisa baca kok...πŸ₯° Sudah seperti agenda rutin sang Ayah setiap kali jam dinding menunjukan pukul 22.00 Wib malam. Begitupun juga Ananda yang masuk mengendap-ngendap masuk kedalam rumah. Namun kali berbeda ketika An...
My Doctor My Soulmate
126      112     1     
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...
Under a Falling Star
1107      641     7     
Romance
William dan Marianne. Dua sahabat baik yang selalu bersama setiap waktu. Anne mengenal William sejak ia menduduki bangku sekolah dasar. William satu tahun lebih tua dari Anne. Bagi Anne, William sudah ia anggap seperti kakak kandung nya sendiri, begitupun sebaliknya. Dimana ada Anne, pasti akan ada William yang selalu berdiri di sampingnya. William selalu ada untuk Anne. Baik senang maupun duka, ...
I'm not the main character afterall!
1432      738     0     
Fantasy
Setelah terlahir kembali ke kota Feurst, Anna sama sekali tidak memiliki ingatan kehidupannya yang lama. Dia selama ini hanya didampingi Yinni, asisten dewa. Setelah Yinni berkata Anna bukanlah tokoh utama dalam cerita novel "Fanatizing you", Anna mencoba bersenang-senang dengan hidupnya tanpa memikirkan masalah apa-apa. Masalah muncul ketika kedua tokoh utama sering sekali terlibat dengan diri...
A Poem For Blue Day
337      256     5     
Romance
Pada hari pertama MOS, Klaudia dan Ren kembali bertemu di satu sekolah yang sama setelah berpisah bertahun-tahun. Mulai hari itu juga, rivalitas mereka yang sudah terputus lama terjalin lagi - kali ini jauh lebih ambisius - karena mereka ditakdirkan menjadi teman satu kelas. Hubungan mencolok mereka membuat hampir seantero sekolah tahu siapa mereka; sama-sama juara kelas, sang ketua klub, kebang...
Seutas Benang Merah Pada Rajut Putih
1712      831     1     
Mystery
Kakak beradik Anna dan Andi akhirnya hidup bebas setelah lepas dari harapan semu pada Ayah mereka Namun kehidupan yang damai itu tidak berlangsung lama Seseorang dari masa lalu datang menculik Anna dan berniat memisahkan mereka Siapa dalang dibalik penculikan Anna Dapatkah Anna membebaskan diri dan kembali menjalani kehidupannya yang semula dengan adiknya Dalam usahanya Anna akan menghadap...
Aku Istri Rahasia Suamiku
13767      2619     1     
Romance
Syifa seorang gadis yang ceria dan baik hati, kini harus kehilangan masa mudanya karena kesalahan yang dia lakukan bersama Rudi. Hanya karena perasaan cinta dia rela melakukan hubungan terlarang dengan Rudi, yang membuat dirinya hamil di luar nikah. Hanya karena ingin menutupi kehamilannya, Syifa mulai menutup diri dari keluarga dan lingkungannya. Setiap wanita yang telah menikah pasti akan ...
Gi
1206      698     16     
Romance
Namina Hazeera seorang gadis SMA yang harus mengalami peliknya kehidupan setelah ibunya meninggal. Namina harus bekerja paruh waktu di sebuah toko roti milik sahabatnya. Gadis yang duduk di bangku kelas X itu terlibat dalam kisah cinta gila bersama Gi Kilian Hanafi, seorang putra pemilik yayasan tempat sekolah keduanya berada. Ini kisah cinta mereka yang ingin sembuh dari luka dan mereka yang...