Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kani's World
MENU
About Us  

     Saat jam istirahat tiba, gadis dengan rambut diikat rendah itu tak beranjak dari tempatnya. Ia memilih melanjutkan hobinya karena memang tidak membawa uang saku untuk membeli makanan. Tidak seperti teman-temannya yang setiap hari bisa jajan, Kani lebih sering tidak mendapatkannya. Namun, dirinya tak berkecil hati karena ia masih bisa menikmati sisa jajanan milik ibunya yang tak kalah enak daripada yang lain. Pun ketika diberi uang saku, Kani lebih memilih untuk menyimpannya. 

     Sara dan dua temannya terlihat kembali menghampirinya. "Kani, ayo ke kantin sama kami."

     Dia menyampaikan jawaban apa adanya dan setelah mendengar alasan penolakan darinya, Tara berujar lirih, "Wis ketebak."

     "Yo wis lah kalau dia ndak mau. Kita bertiga aja," sahut Wita yang langsung disetujui oleh Tara. 

     Sementara Sara masih bergeming seperti memikirkan sesuatu. "Gimana kalau aku traktir? Kan enak itu." Entah kenapa dirinya masih keukeuh untuk mengajak Kani, bukannya mendengarkan dua temannya. 

     "Maaf ya Sar, aku benar-benar lagi ndak mau keluar. Aku mau nerusin gambarku. Kalian aja." Kani berujar dengan hati-hati. 

     Sara yang berubah kesal, berdecak pelan. "Ditawarin traktiran kok ndak mau. Sudah sombong, sok rajin pula. Gambar kayak gitu aja semua juga bisa. Emangnya mau diapain itu? Dijual? Iya?! Hahhahha."

     Tara dan Wita ikut tertawa mendengar penuturan temannya itu.

     "Mana laku gambar kayak gitu."

     "Palingan yang beli itu orang yang gak punya kerjaan."

     Mereka lanjut menertawai Kani, padahal sebelumnya sudah sempat bersikap baik mengajaknya membeli makan. Namun, karena merasa tersinggung dan memang sudah tabiat mereka yang suka mengganggu orang lain, jadilah menghina lagi. 

     Tanpa disadari, sesosok laki-laki datang menghampiri mereka. 

     "Daripada kalian gangguin Kani, mending kalian pergi aja," Suara lelaki itu menginterupsi ledekan Sara dan dua temannya. 

     Sontak mereka semua menoleh, tak terkecuali Kani. Raut terkejut pun tak luput terlihat. 

     "Had-Hadrian!"

     Setelah berhasil menguasai rasa terkejutnya, Sara bersiap membalas perkataan Hadrian. "Enak aja bilang kami gangguin Kani, lah wong kami itu mau ngajak dia makan. Iya kan, Kani?" Kalimat terakhir diucapkannya sambil menghadap Kani dengan menampilkan senyum yang sarat akan ancaman. Posisinya yang memunggungi Hadrian membuat lelaki itu tidak bisa melihat ekspresinya saat ini. 

     Sebelum sempat Kani bicara, Hadrian menyahut lagi. "Tapi setelah itu kalian ngejek Kani, kan? Aku sudah tahu dari awal. Kalau orang itu ndak mau ya jangan dipaksa. Hargai keputusan orang lain."

     "Kita pergi aja, yuk!" bisik Wita pada Sara yang berada di sampingnya. Sepertinya dia sudah tidak betah apalagi jika harus mendengar lagi nasihat laki-laki yang juga termasuk pintar di kelasnya ini. 

     "Dasar kalian berdua tuh sama aja." Telunjuknya mengarah pada Hadrian dan Kani secara bergantian. Kemudian mereka bertiga melenggang pergi dengan wajah menekuk. 

     "Makasih, Hadrian," ucap Kani sembari tersenyum pada seseorang yang sudah membantunya ini. 

     Hadrian mengangguk. "Sama-sama." Setelah itu dirinya berbalik badan untuk keluar kelas. 

     Senyum gadis itu tak kunjung menyurut walau sosok Hadrian sudah tak tampak di penglihatannya. Bahkan justru semakin merekah karena mengingat lagi bahwa sosok yang telah menolongnya itu adalah seseorang yang juga disukainya. Ya, Kani menyukai Hadrian. Lelaki berkulit sawo matang dan mempunyai tahilalat kecil di pelipisnya.

     Kani menyadari perasaannya sejak kali pertama lelaki itu membantunya. Memang bukan hanya sekali ini Hadrian mengulurkan bantuan untuknya.

     Waktu itu ada tugas kelompok yang beranggotakan empat orang. Para murid dipersilakan untuk membentuk kelompok sesuai kehendaknya. Kani yang sudah akan mencari kelompok, tiba-tiba diajak oleh Sara untuk bergabung dengan kelompoknya yang masih tiga orang, yaitu Sara sendiri, Tara dan juga Wita. Akhirnya mau tak mau Kani mengiyakan setelah melihat teman-teman kelasnya sudah mendapat kelompok semua.

     Tugas kelompok seyogyanya dikerjakan oleh semua anggota, tapi berbeda dengan kelompoknya. Kani mengerjakan tugas itu seorang diri, sementara yang lain melihat saja dan tidak mau ikut mengerjakan dengan alasan tidak bisa. Dia sudah bilang akan memberi tahu dan mengajari cara menyelesaikan tugas tersebut, tapi mereka tetap tidak mau. Ternyata alasan mereka mengajak Kani dalam kelompok yang sama adalah untuk memanfaatkannya, karena Kani anak yang pintar. 

     Tenggat mengumpulkan tugas tersebut adalah satu minggu setelah diberikannya soal dari guru. Selama itu banyak dari kelompok lain mengerjakan di sekolah, tentu bersama dengan anggota lengkap kelompoknya. Tak seperti Kani yang lagi-lagi sendirian. Sementara ketiga lainnya malah asyik keluyuran. 

     Waktu pengumpulan tugas tiba. Kani memberanikan diri untuk melaporkan perbuatan Sara, Tara dan Wita yang tidak berpartisipasi dalam tugas kelompok ini. Mereka yang sudah terlanjur basah, masih sempat-sempatnya mengelak dan balik menyalahkan Kani. Kani yang merasa dituduh tidak-tidak menjadi geram pada mereka bertiga, tapi dia menahannya dengan tetap berusaha untuk tenang. 

     Gurunya yang hampir terprovokasi oleh kata-kata Sara dan gengnya akhirnya memberikan hukuman untuk ketiga gadis itu. Lantaran Hadrian yang sudah bersaksi bahwa dia melihat sendiri kelakuan Sara dan kawan-kawannya itu pada Kani. 

     Ketika itu, ia yang tengah kesal jadi merasa hangat karena perlakuan Hadrian, sama seperti yang ia rasakan sekarang. Lalu saat mengetahui Hadrian juga seorang yang pandai dan aktif di kelas, membuatnya semakin mengagumi sosok itu. 


     

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Seutas Benang Merah Pada Rajut Putih
1712      831     1     
Mystery
Kakak beradik Anna dan Andi akhirnya hidup bebas setelah lepas dari harapan semu pada Ayah mereka Namun kehidupan yang damai itu tidak berlangsung lama Seseorang dari masa lalu datang menculik Anna dan berniat memisahkan mereka Siapa dalang dibalik penculikan Anna Dapatkah Anna membebaskan diri dan kembali menjalani kehidupannya yang semula dengan adiknya Dalam usahanya Anna akan menghadap...
Luka atau bahagia?
5194      1479     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
Allura dan Dua Mantan
4819      1373     1     
Romance
Kinari Allura, penulis serta pengusaha kafe. Di balik kesuksesan kariernya, dia selalu apes di dunia percintaan. Dua gagal. Namun, semua berubah sejak kehadiran Ayden Renaldy. Dia jatuh cinta lagi. Kali ini dia yakin akan menemukan kebahagiaan bersama Ayden. Sayangnya, Ayden ternyata banyak utang di pinjol. Hubungan Allura dan Ayden ditentang abis-abisan oleh Adrish Alamar serta Taqi Alfarezi -du...
Are We Friends?
4280      1276     0     
Inspirational
Dinda hidup dengan tenang tanpa gangguan. Dia berjalan mengikuti ke mana pun arus menyeretnya. Tidak! Lebih tepatnya, dia mengikuti ke mana pun Ryo, sahabat karibnya, membawanya. Namun, ketenangan itu terusik ketika Levi, seseorang yang tidak dia kenal sama sekali hadir dan berkata akan membuat Dinda mengingat Levi sampai ke titik paling kecil. Bukan hanya Levi membuat Dinda bingung, cowok it...
Bee And Friends 2
3229      1071     0     
Fantasy
Kehidupan Bee masih saja seperti sebelumnya dan masih cupu seperti dulu. Melakukan aktivitas sehari-harinya dengan monoton yang membosankan namun hatinya masih dilanda berkabung. Dalam kesehariannya, masalah yang muncul, ketiga teman imajinasinya selalu menemani dan menghiburnya.
Cinta Semi
2539      1053     2     
Romance
Ketika sahabat baik Deon menyarankannya berpacaran, Deon menolak mentah-mentah. Ada hal yang lebih penting daripada pacaran. Karena itulah dia belajar terus-menerus tanpa kenal lelah mengejar impiannya untuk menjadi seorang dokter. Sebuah ambisi yang tidak banyak orang tahu. Namun takdir berkata lain. Seorang gadis yang selalu tidur di perpustakaan menarik perhatiannya. Gadis misterius serta peny...
Lenna in Chaos
7516      2152     1     
Romance
Papa yang selingkuh dengan anggota dewan, Mama yang depresi dan memilih tinggal di desa terpencil, seorang kakak perempuan yang kabur entah ke mana, serta kekasih yang hilang di Kalimantan. Selepas kerusuhan demonstrasi May Day di depan Gedung Sate, hidup Lenna tidak akan pernah sama lagi. Sewaktu Lenna celaka di kerusuhan itu, tidak sengaja ia ditolong oleh Aslan, wartawan media sebelah yang...
Cinta untuk Yasmine
2453      1043     17     
Romance
Yasmine sama sekali tidak menyangka kehidupannya akan jungkir balik dalam waktu setengah jam. Ia yang seharusnya menjadi saksi pernikahan sang kakak justru berakhir menjadi mempelai perempuan. Itu semua terjadi karena Elea memilih untuk kabur di hari bahagianya bersama Adam. Impian membangun rumah tangga penuh cinta pun harus kandas. Laki-laki yang seharusnya menjadi kakak ipar, kini telah sah...
Seiko
651      480     1     
Romance
Jika tiba-tiba di dunia ini hanya tersisa Kak Tyas sebagai teman manusiaku yang menghuni bumi, aku akan lebih memilih untuk mati saat itu juga. Punya senior di kantor, harusnya bisa jadi teman sepekerjaan yang menyenangkan. Bisa berbagi keluh kesah, berbagi pengalaman, memberi wejangan, juga sekadar jadi teman yang asyik untuk bergosip ria—jika dia perempuan. Ya, harusnya memang begitu. ...
Into The Sky
531      341     0     
Romance
Thalia Adiswara Soeharisman (Thalia) tidak mempercayai cinta. Namun, demi mempertahankan rumah di Pantai Indah, Thalia harus menerima syarat menikahi Cakrawala Langit Candra (Langit). Meski selamanya dia tidak akan pernah siap mengulang luka yang sama. Langit, yang merasa hidup sebatang kara di dunia. Bertemu Thalia, membawanya pada harapan baru. Langit menginginkan keluarga yang sesungguhnya....