Loading...
Logo TinLit
Read Story - REGAN
MENU
About Us  

Ninda turun dari motor besarnya Regan. Seperti hari biasa Regan mengecup punggung tangan Ninda sebagai salam perpisahan. Begitu kentara ekspresi kasihan dari wajah Ninda saat matanya kembali menatap noda jus di seragam Regan.

“Dah.” Baru saja ia hendak menarik gas, Ninda menyeru namanya, membuat laki-laki itu kembali menoleh.

“Biar aku aja yang nyuci baju kamu.” Sontak Regan menaikkan kedua alis matanya, bingung. Setelah mematikan motornya, Regan turun dan menghadap ke pacarnya itu.

“Serius?” tanya Regan.

“Aish, kamu pikir aku ini pemalas? Udah sini,” balas Ninda agak kesal sembari memalingkan tubuhnya dengan menyimpan kedua tangan di dadanya.

“Terus, nanti aku pulang pake baju apa?” Regan menahan senyum, melihat wajah Ninda yang mungkin sangat kesal dengannya.

Ninda memutar kembali tubuhnya menghadap pacarnya itu. “Kamu, kan, bawa sweter.”

“Bukain dong,” celetuk Regan membuat Ninda terbelalak, dan berhasil membuatnya salah tingkah.

“Kenapa? Ini tubuh yang selalu kamu abaikan waktu itu, yang selalu kamu banding-bandingkan waktu itu, untuk membalasnya kamu harus buka baju ini,” ujar Regan seraya memainkan kedua alisnya.

Ninda memalingkan wajahnya dari Regan. Apa yang diucapkannya baru saja adalah benar, meskipun pada dasarnya ia juga sangat menggilai tubuh berisi Regan. Ayolah, Ninda hanya gengsi waktu itu. Takut disebut cewek murahan, yang hanya di kasih fisik langsung tertarik.

“Buka aja sendiri,” ujar Ninda dengan memalingkan wajahnya.

Regan malah berjalan ke arahnya dan menatapnya dengan sorot mata yang indah. Namun, Ninda berusaha tidak acuh dengan memalingkan kembali wajahnya. Lagi-lagi Regan berjalan dan berhenti di depannya, dan sepertinya akan seperti itu sampai Ninda mengiyakan perintahnya.

“Plis, kamu bukan anak kecil lagi, Gan. Nanti kalo ada orang yang lihat aku bukain baju kamu, gimana? Nanti dituduh yang enggak-enggak.” Akhirnya Ninda menatap Regan yang masih mengukir senyum di bibirnya.

Regan terkekeh. Akhirnya ia membuka kancing pertama seragam sekolahnya. “Ya, udah.”

“Yaelah, Gan. Plis, buka bajunya jangan di sini, tuh di balik tiang, kalo gini ya nanti tetangga lihat dan nuduh yang aneh-aneh gimana?” Ninda kembali berceloteh dan menarik Regan ke balik semak-semak halaman rumahnya.

“Di sini?” Saat Ninda menganggukkan kepalanya, cekatan Regan membuka satu persatu kancing bajunya.

Ninda membeku saat melihat tubuh berisi Regan dengan jarak yang lumayan dekat ini, parfum yang membombardir tubuhnya perlahan menyeruak membuat Ninda tersenyum yang perlahan ia samarkan. Melihat hal itu, Regan terkekeh pelan dan menyodorkan seragamnya ke arah Ninda. Tanpa Regan sadari, akibat ulahnya itu Ninda sedikit tersentak.

“Kalian?!”

Sontak Ninda dan Regan terbelalak saat ibunya Ninda tiba-tiba muncul dari balik gerbang rumah. Keduanya menjadi salah tingkah, dan Regan cepat-cepat meraih tasnya dan segera membalut tubuhnya dengan sweter. Ibunya Ninda menatap geram, dan memberikan isyarat untuk masuk ke dalam rumah.

“Kalian habis ngapain di balik sana? Pakai acara buka baju segala lagi, ngapain? Jangan buat ibumu malu, Nin. Dan kamu, udah janji sama ibu akan jagain Ninda, faktanya kamu malah mengajak ke arah yang salah. Apa yang kalian lakukan tadi?” celoteh ibunya panjang lebar, berhasil membuat sejoli itu terbelalak di tengah celoteh ibunya Ninda.

Regan berdeham beberapa kali. “Enggak Bu, aku hanya ganti seragam aja, kata Ninda dia mau cuci seragamku yang kena tumpahan jus.” Jawab Regan jujur.

Ibunya Ninda menghela napas lega, sembari menyandarkan tubuhnya ke sofa. “Kamu sok-sokan mau nyuci, tiap hari yang nyuci bi Ika juga.”

Sontak Ninda terbelalak, tidak percaya apa yang diucapkan oleh ibunya baru saja. Sementara itu, dalam tunduknya Regan menahan tawa. Melihat hal itu, Ninda segera menyangkal ucapan ibunya, meskipun pada kenyataan emang begitu.

“Ibu! Ish!”

Dasar orang tua! Gerutunya. Ia sangat malu dengan ucapan ibunya, pasalnya ketika di luar tadi, Ninda mengecap dirinya bukan seorang pemalas. Akan tetapi, ibunya malah membongkarnya.

O0O

Beberapa menit setelah Regan pamit pulang, Prasetya pulang dari kantornya, tepatnya ketika Ninda tengah berlalu menuju ruangan sebelah yang dikhususkan untuk dapur dan WC. Prasetya melempar tubuhnya ke atas sofa. Tubuhnya sangat lelah, apalagi akhir-akhir ini dirinya selalu dihantui oleh masa lalu yang terus menuntut dirinya untuk melangkah mencari jawaban akan berkas-berkas pemberian dokter delapan belas tahun lalu, yang dulu dia anggap sampah setelah menikah dengan Tira—ibunya Ninda.

Namun, kenapa baru sekarang menyadari bahwa apa yang dilakukannya salah. Tira pun sudah menyilakan dirinya untuk mencari jawaban atas masa lalunya yang singkat. Tira sudah siap kalau masa lalu Prasetya akan memberikan kenyataan luar biasa untuknya. Karena, Tira juga perlu tahu siapa Prasetya sebenarnya.

Masa lalu Prasetya memang singkat untuk saat ini, apa yang diingatnya hanya kejadian di mana dirinya keluar dari rumah sakit tanpa identitas yang jelas. Hanya name tag yang terpapar di baju lusuhnya, bertuliskan “PRASETYA”. Hanya itu. Dan berkas dari dokter adalah penguat apa yang terjadi kepadanya. Dia hilang ingatan.

“Sekarang sudah saatnya Ninda mengetahui yang sebenarnya, bahwa anak kandung kita hanya Bagas.” Prasetya melirik istrinya yang menyandarkan tubuhnya ke bahu.

Pertemuannya bersama Tira adalah anugerah baginya. Setelah resmi menjadi sepasang suami istri, Prasetya menjadi penerus dari perusahaan ayahnya Tira. Maka dari itu, ia selalu menganggap sampah berkas itu.

“Meskipun begitu, aku sudah menganggap bahwa Ninda itu adalah anakku. Aku menyayanginya, aku mencintainya. Aku takut, bagaimana kalau masa laluku bisa menyakitinya,” ujar Prasetya.

“Semuanya akan baik-baik saja, Yah. Ayah, enggak perlu takut. Jika kalian telah menanam rasa kasih sayang untukku, kini sudah saatnya kasih sayang yang kalian tanam tumbuh dan berbunga dihidupku.” Keduanya terlonjak kaget, tiba-tiba saja Ninda hadir di antara mereka. Dengan mata yang berkaca-kaca Ninda memeluk kedua orang tuanya. “Aku sayang kalian.”

“Terima kasih, sayang.” Prasetya mencium dahi Ninda dengan penuh kasih sayang.

“Yah, apa pun yang terjadi nanti, aku siap menghadapinya.”

“Ayah janji, setelah ayah mendapatkan jawaban akan masa lalu ayah. Ayah akan selalu ada buat kamu.” Lagi-lagi Prasetya mencium dahi Ninda, “kalau begitu, ayah ke kamar dulu,” pungkas Prasetya.

Ninda menatap ibunya. Detik berikutnya, beliau memeluknya dengan begitu erat. “Maafkan ibu, Nin. Ibu tidak pernah cerita tentang ini—“

“Enggak apa-apa, aku paham, Bu.” Ninda memajangkan senyumnya, meskipun pada dasarnya si balik kalimat “enggak apa-apa” ada dusta yang menimbulkan sesak di dada.

“Sekarang, kamu tunggu di sini. Ibu ingin menunjukkan sesuatu ke kamu.” Tira berlalu dari hadapan Ninda menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Ia harus menceritakan semuanya, siapa ayahnya, kemana beliau, dan kenapa di rumah yang begitu besar ini tidak ada foto pria lain selain ayah Prasetya dan Bagas adiknya.

Sambil menunggu ibunya kembali, Ninda memindahkan tayangan televisi ke channel di mana para aktor negeri ginseng tayang. Di tatapnya dengan fokus sambil mengemil snack, sampai ibunya datang dan duduk di sampingnya. Tatapan Ninda beralih terhadap buku album berwarna hitam yang di bawa oleh ibunya.

“Album?” Ninda mengerutkan dahinya, heran.

Tira tersenyum samar, lalu membuka album tersebut. Dua insan berbalut pakaian adat, menyambut dua pasang mata yang menyoroti penuh makna. “Ini ayah kandung kamu, namanya Tomi Irawan. Ayah kamu seorang nahkoda. Saat ibu mengandung kamu dengan usia kandungan lima bulan, kapal yang dinahkodai ayah kamu tenggelam di laut lepas. Ibu sangat stress, tapi setelah satu bulan lebih dari kejadian itu, ibu bertemu Prasetya. Meskipun baru kenal, dan karena kakek kamu juga enggak mau lihat kamu terlahir tanpa seorang ayah, akhirnya kami menikah. Dan kakek mengatasnamakan Prasetya untuk memimpin perusahaannya saat usia kamu satu tahun, tak lama dari itu kakek kamu meninggal.”

Ninda merangkul ibunya yang telah berlinang air mata. “Aku menyayangimu, I love you mom!

O0O

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Begitulah Cinta?
17945      2715     5     
Romance
Majid Syahputra adalah seorang pelajar SMA yang baru berkenalan dengan sebuah kata, yakni CINTA. Dia baru akan menjabat betapa hangatnya, betapa merdu suaranya dan betapa panasnya api cemburu. Namun, waktu yang singkat itu mengenalkan pula betapa rapuhnya CINTA ketika PATAH HATI menderu. Seakan-akan dunia hanya tanah gersang tanpa ada pohon yang meneduhkan. Bagaimana dia menempuh hari-harinya dar...
Orange Haze
552      383     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
Jelita's Brownies
4430      1649     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...
Kasih yang Tak Sampai
690      454     0     
Short Story
Terkadang cinta itu tak harus memiliki. Karena cinta sejati adalah ketika kita melihat orang kita cintai bahagia. Walaupun dia bahagia bukan bersama kita.
PENYESALAN YANG DATANG TERLAMBAT
764      472     7     
Short Story
Penyesalan selalu datang di akhir, kalau diawal namanya pendaftaran.
A Perfect Clues
6415      1744     6     
Mystery
Dalam petualangan mencari ibu kandung mereka, si kembar Chester-Cheryl menemukan sebuah rumah tua beserta sosok unik penghuninya. Dialah Christevan, yang menceritakan utuh kisah ini dari sudut pandangnya sendiri, kecuali part Prelude. Siapa sangka, berbagai kejutan tak terduga menyambut si kembar Cherlone, dan menunggu untuk diungkap Christevan. Termasuk keberadaan dan aksi pasangan kembar yang ...
Aranka
4502      1494     6     
Inspirational
Aranka lebih dari sebuah nama. Nama yang membuat iri siapa pun yang mendengarnya. Aland Aranka terlahir dengan nama tersebut, nama dari keluarga konglomerat yang sangat berkuasa. Namun siapa sangka, di balik kemasyhuran nama tersebut, tersimpan berbagai rahasia gelap...
Mengejar Cinta Amanda
2305      1211     0     
Romance
Amanda, gadis yang masih bersekolah di SMA Garuda yang merupakan anak dari seorang ayah yang berprofesi sebagai karyawan pabrik dan mempunyai ibu yang merupakan seorang penjual asinan buah. Semasa bersekolah memang kerap dibully oleh teman-teman yang tidak menyukai dirinya. Namun, Amanda mempunyai sahabat yang selalu membela dirinya yang bernama Lina. Selang beberapa lama, lalu kedatangan seora...
Why Joe
1348      690     0     
Romance
Joe menghela nafas dalam-dalam Dia orang yang selama ini mencintaiku dalam diam, dia yang selama ini memberi hadiah-hadiah kecil di dalam tasku tanpa ku ketahui, dia bahkan mendoakanku ketika Aku hendak bertanding dalam kejuaraan basket antar kampus, dia tahu segala sesuatu yang Aku butuhkan, padahal dia tahu Aku memang sudah punya kekasih, dia tak mengungkapkan apapun, bahkan Aku pun tak bisa me...
Silver Dream
9204      2174     4     
Romance
Mimpi. Salah satu tujuan utama dalam hidup. Pencapaian terbesar dalam hidup. Kebahagiaan tiada tara apabila mimpi tercapai. Namun mimpi tak dapat tergapai dengan mudah. Awal dari mimpi adalah harapan. Harapan mendorong perbuatan. Dan suksesnya perbuatan membutuhkan dukungan. Tapi apa jadinya jika keluarga kita tak mendukung mimpi kita? Jooliet Maharani mengalaminya. Keluarga kecil gadis...