Loading...
Logo TinLit
Read Story - Lenna in Chaos
MENU
About Us  

Keesokan paginya, aku tidak menemukan jejak Mama. Dia kembali menghilang. Rumah kami yang besar terasa begitu hampa, kembali ke semula.

Di meja makan, secangkir kopi yang tersisa setengah masih terasa hangat. Kopi susu dan gula. Lidahku langsung merasakan derita Mama setelah pertengkaran semalam. Saat aku berjalan ke ruang tamu, di jendela depan aku hanya mendapati pagar yang terbuka dan halaman yang sudah lama gersang.

“Pertengkaran semalam lumayan keras,” Papa tau-tau sudah berdiri di belakangku. “Maaf karena membuatmu repot dengan semua pecahan kaca di lantai. Dia memang nggak pantas jadi Mamamu. Terlalu emosional.”

Aku menghela nafas dengan malas dan bergegas untuk mandi. “Setidaknya dia memintaku untuk nggak membenci Papa.”

 

*

 

Entah kenapa akhir-akhir ini jantungku berdegup kencang. Aku juga sulit untuk tertidur. Aku terus memerhatikan setiap berita yang naik ke media dengan jeli satu per satu. Entah mengapa, aku sangat takut jika sewaktu-waktu berita kasus korupsi Kamila naik ke permukaan. Di sisi lain, aku dapat membayangkan sosok Pak Handoko yang kharismatik tapi juga lebih pandai membaca situasi sedang duduk di kursi kerja empuknya sambil terkekeh-kekeh.

Diam-diam aku juga membuka email kantor. Aku takut salah satu kontributor dari cabang lain mengirimi informasi tentang hal itu. Karena aku merasa selalu tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, maka aku selalu gentar. Detik demi detik. Menit demi menit. Jam demi jam. Hari demi hari.

Aku adalah saksi hidup beberapa orang hancur karena naiknya sebuah berita. Seorang karyawan swasta yang menjadi korban salah tangkap dan akhirnya dipecat, seorang nenek tua yang dituntut anak-anaknya sendiri, dan seorang artis yang terseret temannya gara-gara terciduk BNN padahal dia bersih. Kita semua membutuhkan informasi, tetapi terkadang informasi membuatmu terjun bebas di antah berantah.

Dan benar saja. Di hari Jumat, berita KJ yang menjadi saksi kasus dugaan korupsi vaksin naik ke permukaan oleh media T. Keesokan harinya, KJ ditetapkan sebagai tersangka baru dalam kasus tersebut. Judul-judul berita mulai bertebaran. Inisial KJ dengan cepat berubah menjadi Kamila Jayanti. Matilah! 

Maia menulis laporan berita itu. Berita itu naik ke portal media daring kami dengan cepat. Lututku lemas.

“Gila, nih. Korupsi laku banget,” celutuk Ian dari balik mejanya.

“Capek banget hampir tiap minggu nulis berita macem ginian,” balas Maia. “Paling nanti tersangkanya bebas cepat.”

Badanku menggigil. Pikiranku terus melayang kepada Mama dan sesekali kepada Hana. Rasa ingin selalu melindungi Mama pun semakin meningkat. Aku tidak ingin Mama terluka lagi untuk yang kesekian kalinya.

 

*

 

Dan ya, aku kemudian tersadar bahwa semakin aku memikirkan Mama maka semakin aku berpikir jika selama ini Mama mendoktrinku bagaimana cara mencintai seseorang versinya.

Bagaimana kabar Papa?” tanyanya di ujung panggilan telepon. Nadanya terdengar khawatir, seperti biasa.

“Jangan tanya tentang dia. Aku nggak tahu,” jawabku asal. Sementara itu aku ketakutan setengah mati. Jangan sampai dia bertanya tentang Kamila.

“….,”

“Mama nggak lihat televisi, kan?”

“Belum.”

“Media online?”

“Nggak juga. Memangnya ada yang viral? Ibu-ibu di sini bilang kalau ada narkoba diselundupkan dari Tiongkok sebanyak dua ton.”

“Ya, itu benar.”

“Terus ada apa lagi yang viral?”

Aku menggigit bibir. “Hmm, ada anjing yang tembak pakai senapan angin. Videonya nyebar.”

“Hiii, ngeri banget! Terus pelakunya tertangkap nggak?”

Berita Kamila Jayanti semakin mengganas dan viral. Semakin aku ingin melindungi Mama, maka semakin aku merasa terluka.

Mama seolah buta dan tuli terhadap pemberitaan Kamila. Dia malah terus menanyakanmu atau Aslan, membandingkan kalian berdua, dan beropini seenaknya tentang kisah cintaku yang memang kelewat sial itu. Sepertinya Mama masih sangat ingin kelak aku dapat berjumpa kembali denganmu dan menikah denganmu.

Sejak dulu, Mama memang selalu merasa aku telah terpaut denganmu dan tidak berhak ada yang menggantikanmu. Meski seandainya kamu sudah mati pun. Hal itu seperti mengingatkanku pada Aldric, laki-laki asing yang mirip almarhum Sanusi Pane semasa muda dan bagaimana cara Mama mencintainya sampai diambang batas kesadaran jiwanya.

You have to move on, Kak Lenna,” gumam Wulan memperingatiku seraya menghela nafas berat. “Kita nggak boleh berlama-lama berada di dalam sebuah hubungan yang amat terpuruk.”

Aku bahkan tidak tau harus berpaling dari hubungan paling terpurukku yang mana: bersama kamu yang sudah bosan kubahas ataukah bersama Aslan yang ternyata (mantan) kekasih Nirvana. Atau barangkali, hubunganku dengan Mama yang beracun.

 

*

 

Esoknya, seperti biasa aku berangkat sebelum matahari beranjak sepenuhnya. Bunga tabebuya yang kemarin-kemarin berguguran kini hanya tersisa sedikit di sepanjang rantingnya. Aku menyantap bekalku di kursi pinggir jalan sembari mewanti-wanti seorang pria duduk di seberang sana. Barangkali Aldric kembali duduk di sana dan mengamatiku dalam lamunannya. Barangkali dia memikirkan Mama juga. Jika dia muncul akan berjanji tidak akan kabur darinya dan akan kutanyakan, mengapa dulu ia meninggalkan Mama dan mengapa ia senang sekali meninggalkan ingatan di benak Mama.

Tapi, sampai rekan-rekanku mulai berdatangan satu per satu, aku tidak mendapatkan satu pun pertanda kehadirannya. Seketika aku menyesal karena telah mendorongnya pergi jauh waktu itu. Entah kapan, aku sendiri bahkan telah lupa.

 

*

 

Kami kembali lagi turun ke jalanan, penuh debu dan keringat. Matahari sudah menukik di sejauh mata memandang dan birunya langit seperti mengingatkanku pada banyak hal-hal baik yang telah hilang. Ibuku. Ayahku. Kakakku. Sahabat masa kecilku. Serta kenangan-kenangan lain yang sudah nyaris kulupakan dan mereka kini menjelma menjadi hantu yang menampakkan dirinya di banyak tempat: kaca jendela restoran shabu, taman kota, halte yang usang, kap-kap angkot yang melaju dan kesepian, serta wajah-wajah manusia yang sembarang lewat.

Kamis sore adalah waktu-waktu yang tepat untuk berkontemplasi. Banyak orang hilang tanpa berita. Banyak orang menderita karena merasa ditinggalkan dan tak dibela. Banyak orang yang diam-diam masih menyimpan harap. Barisan berpayung hitam itu hadir kembali dan membisu di depan saja. Beberapa orang mengacung-acungkan karton yang ditulisi berbagai macam slogan seperti “dikhianati oleh pemegang kekuasaan lebih sakit daripada dikhianati oleh cintamu” dan “gapapa wajahku hitam dibakar terik matahari, meskipun beli skincare mahal”.

Jika berjuang adalah satu-satunya jalan untuk melibas ketidakadilan, aku jadi teringat Mamaku yang malang. Wanita itu harus berjuang melawan ketidakadilan yang terjadi di antara status suami-istri dan kebingungan bagaimana menentukan hak-haknya karena dia pun merasa berkhianat dengan pria lain. Andai Mama tahu betapa brengseknya Papa di luaran sana dan termakan gaya hidup borjuisnya. Andai Mama tahu. Andai aku tidak tahu. 

“Len,” Yuka menggeser duduknya ke dekatku. “Saya punya sesuatu buat kamu. Tapi kamu maafin saya, ya, karena memberitahumu soal hubungan Aslan sama Nirvana.”

Aku mengerutkan kening. “Hadiah apa, Yuk? Nggak apa-apa. Udah nggak mikirin juga, kok.”

“Serius? Saya nggak mengerti ada hubungan apa antara kamu sama Nirvana atau sama Aslan. Tapi semenjak di PTUN itu kamu jadi lebih pendiam, Len. Saya jadi nggak enak,” akunya. Dia merogoh tas selempangnya dan menyerahkan empat lembar undangan. Maia dan Ian segera mendekat ke arah kami.

 

***

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Call Kinna
7394      2328     1     
Romance
Bagi Sakalla Hanggra Tanubradja (Kalla), sahabatnya yang bernama Kinnanthi Anggun Prameswari (Kinna) tidak lebih dari cewek jadi-jadian, si tomboy yang galak nan sangar. Punya badan macem triplek yang nggak ada seksinya sama sekali walau umur sudah 26. Hobi ngiler. Bakat memasak nol besar. Jauh sekali dari kriteria istri idaman. Ibarat langit dan bumi: Kalla si cowok handsome, rich, most wante...
Salon & Me
4450      1348     11     
Humor
Salon adalah rumah kedua bagi gue. Ya bukan berarti gue biasa ngemper depan salon yah. Tapi karena dari kecil jaman ingus naek turun kaya harga saham sampe sekarang ketika tau bedanya ngutang pinjol sama paylater, nyalon tuh udah kaya rutinitas dan mirip rukun iman buat gue. Yang mana kalo gue gak nyalon tiap minggu rasanya mirip kaya gue gak ikut salat jumat eh salat ied. Dalam buku ini, udah...
Antic Girl
149      124     1     
Romance
-Semua yang melekat di dirinya, antic- "Sial!" Gadis itu berlalu begitu saja, tanpa peduli dengan pria di hadapannya yang tampak kesal. "Lo lebih milih benda berkarat ini, daripada kencan dengan gue?" tanya pria itu sekali lagi, membuat langkah kaki perempuan dihadapannya terhenti. "Benda antik, bukan benda berkarat. Satu lagi, benda ini jauh lebih bernilai daripada dirimu!" Wa...
I'm not the main character afterall!
1433      739     0     
Fantasy
Setelah terlahir kembali ke kota Feurst, Anna sama sekali tidak memiliki ingatan kehidupannya yang lama. Dia selama ini hanya didampingi Yinni, asisten dewa. Setelah Yinni berkata Anna bukanlah tokoh utama dalam cerita novel "Fanatizing you", Anna mencoba bersenang-senang dengan hidupnya tanpa memikirkan masalah apa-apa. Masalah muncul ketika kedua tokoh utama sering sekali terlibat dengan diri...
Memento Merapi
21723      2316     1     
Mystery
Siapa bilang kawanan remaja alim itu nggak seru? Jangan salah, Pandu dan gengnya pecinta jejepangan punya agenda asyik buat liburan pasca Ujian Nasional 2013: uji nyali di lereng Merapi, salah satu gunung terangker se-Jawa Tengah! Misteri akan dikuak ala detektif oleh geng remaja alim-rajin-kuper-koplak, AGRIPA: Angga, Gita, Reni, dan Pandu, yang tanpa sadar mengulik sejarah kelam Indonesia denga...
Seiko
651      480     1     
Romance
Jika tiba-tiba di dunia ini hanya tersisa Kak Tyas sebagai teman manusiaku yang menghuni bumi, aku akan lebih memilih untuk mati saat itu juga. Punya senior di kantor, harusnya bisa jadi teman sepekerjaan yang menyenangkan. Bisa berbagi keluh kesah, berbagi pengalaman, memberi wejangan, juga sekadar jadi teman yang asyik untuk bergosip ria—jika dia perempuan. Ya, harusnya memang begitu. ...
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
7615      1687     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
Kau Tutup Mataku, Kuketuk Pintu Hatimu
5830      1911     0     
Romance
Selama delapan tahun Yashinta Sadina mengidolakan Danendra Pramudya. Laki-laki yang mampu membuat Yashinta lupa pada segudah masalah hidupnya. Sosok yang ia sukai sejak debut sebagai atlet di usia muda dan beralih menekuni dunia tarik suara sejak beberapa bulan belakangan. "Ayah sama Ibu tenang saja, Yas akan bawa dia jadi menantu di rumah ini," ucap Yashinta sambil menunjuk layar televisi ke...
Denganmu Berbeda
11617      2912     1     
Romance
Harapan Varen saat ini dan selamanya adalah mendapatkan Lana—gadis dingin berperingai unik nan amat spesial baginya. Hanya saja, mendapatkan Lana tak semudah mengatakan cinta; terlebih gadis itu memiliki ‘pendamping setia’ yang tak lain tak bukan merupakan Candra. Namun meski harus menciptakan tiga ratus ribu candi, ataupun membuat perahu dan sepuluh telaga dengan jaminan akan mendapat hati...
Jelita's Brownies
4430      1649     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...