Loading...
Logo TinLit
Read Story - Lenna in Chaos
MENU
About Us  

Hana: Halo???

Hana: Halooo? Gue tahu lo sebenarnya baca pesan gue ini di pop-up DM, ya, Njing!

Hana: Woy! Bales, dong!

Lenna: Berisik banget, sih. Mau ngomong apa lo?

Hana: Lenna, Lenna. Omong-omong, makasih banget ya lo udah hancurin hidup gue. Followers gue turun drastis. Endorse sepi. Semua DM gue isinya teror dan hujatan atas perlakuan nyokap gue. Oke, Kali ini lo menang. Lo pasti ketawa puas kan ngeliat posisi gue dan nyokap gue yang terpuruk? Mungkin lo pikir apa yang terjadi pada kita ini adalah karma karena nyokap gue selingkuh sama bokap lo. Tapi, lo salah. Lo tetap salah memaknai perselingkungan nyokap gue dan bokap lo. Lo harus tahu bahwa yang menyebabkan perselingkungan ini adalah bokap lo sendiri. Bokap lo selama ini ngerasa nggak dihargai sama nyokap lo yang katanya gila itu.

Hana: *typing…”

Lenna: Woy! Anjing!

Lenna: Siapa yang gila??? Nyokap gue nggak gila! Jaga mulut lo ya, Hana!

Hana: Akhirnya, kepancing juga lo.

Hana: Gue tau karena nyokap gue cerita kalau itu bokap lo yang ngomong ke dia. Jadi, bukan salah gue kalau gue ngomong kayak gitu.

Lenna: Oke, kali ini terserah lo mau bertingkah kayak gimana. Lo juga lagi memetik karma dari apa yang nyokap lo lakuin yaitu korupsi. Ya kalau misalnya lo nggak terima atas ditahannya nyokap lo ya itu urusan lo. Gue bener-bener nggak ada urusan sama lo karena bukan gue yang nulis berita tentang nyokap lo di media gue. Jadi, semua ini terjadi gitu aja dan nggak ada sangkut pautnya sama gue. Mendingan lo cari PR aja yang bisa handle pencitraan lo.

Hana: Lo ga punya otak ya jadi orang. Siap-siap aja hidup lo ancur habis ini.

 

Aku tidak tahan lagi. Aku segera mem-block Instagram Hana.

 

*

 

Teman-teman kantorku segera mengetahui apa yang terjadi di malam penghujung pameran itu. Ternyata Aslan adalah calon kakak tiri Nirvana, ternyata ayahnya berniat menikahi Ezme, dan ternyata ayahnya mengenal Aksara dengan baik. Raut wajahku tidak pernah bisa menyembunyikan kegalauan itu. Apalagi dengan Maia.

“Kayaknya saya memang salah deh, Mbak,” ucapku pada Maia setelah jam kantor usai.

Dari sudut mataku, aku segera tau ia sedang memandangiku yang tengah memandangi jalanan. Perempuan itu masih terdiam dan tidak berhenti memandangiku. Aku tidak tahu dia sedang apa atau apa yang dia hendak cari dariku. Dia tidak akan menemukan apa pun kecuali penyesalan. Kurasa, saat ini dialah yang paling memahami perasaanku. Terlalu banyak informasi membuatku merasa penuh. Belum lagi aku lebih banyak berdiam di kantor daripada liputan ke tempat-tempat strategis. Selama ini aku mencoba untuk memperkecil kemungkinanku untuk berjumpa dengan Aslan.

Sadar atau tidak sadar, aku sudah bergantung kepada Maia sejak kami bekerja di kantor yang sama. Maia empat tahun lebih tua dariku, tidak berniat menikah, dan kalaupun dia menikah, syaratnya ia harus tinggal di Solo, di rumah almarhum neneknya dan menjalani slow living seperti yang ia idam-idamkan selama ini. Dia tidak berniat memiliki anak. Dia hanya ingin berkebun, kembali ke masa lalu tanpa hiruk-pikuk informasi yang kebablasan, dan menjalani akhir hayat dengan tenang dengan menulis kumpulan puisi.

Butuh waktu lama untuk kami agar bisa saling beradaptasi dengan satu sama lain. Sewaktu awal-awal kami bekerja, Maia lebih senang berbicara, keras kepala, gesit, dan senang berlari mengejar sesuatu. Sementara waktu itu, aku masih menjadi kaum mager yang harus diseret-seret dulu agar mau mencari berita, malas verifikasi, dan senang mengikuti arus. Kemudian Maia menularkan virus FOMO-nya padaku. Dia juga berperan besar dalam proses pendewasaanku sebagai seorang wartawan. Dia yang menjadikanku lebih berani, sangar, dan menyukai tantangan. Dia banyak membantuku selama menghadapi perasaan ataupun siklus hidup yang begitu asing. Entahlah.  Dia seperti telah hidup di beragam masa dan memetik pengalaman begitu banyak dari apa saja yang telah berhasil dilaluinya.

“Kamu nggak salah,” sahutnya dengan sabar.

“Ucapan Mbak itu nggak membuktikan apa-apa,” kilahku dengan emosi yang kembali meradang.

“Kenapa kamu repot-repot harus mencari pembenaran orang lain atas pemikiranmu yang annoying itu?” balasnya penuh kesadisan. Tapi, aku tidak mampu membalasnya karena itu memang benar.

“Jika saya bisa maka saya akan melakukannya.”

So? Kamu ingin melakukan apa selanjutnya? Mohon-mohon sama Aslan kalau dia pantasnya bersamamu? Nggak bisa gitu, Lenna.”

“Yang penting saya bahagia.”

 “Egois, dong?”

“Orang-orang juga egois.”

“Kamu nggak bisa menyalahkan orang lain atas kisah cintamu yang menyedihkan itu,” ujarnya ketus. Kalimat itu terdengar menyedihkan, menyakitkan, sekaligus penuh kejujuran. Aku seperti tertampar.

“Berarti Nirvana memang lebih baik dari saya, ya?” tanyaku gemas. “Dua puluh tahun lalu dia mencelakakan orang lain, Mbak Mai. Dia memang masih kecil saat melakukan kesalahan itu tapi kelakukannya kayak setan. Dia merenggut sahabat saya. Terus sekarang saya harus mengalah lagi sama dia?”

“Kamu itu hanya kesepian,” tebaknya. “Itu sudah lama berlalu.”

No!”

“Terus apa? Kamu kan yang suka sama Aslan? Memangnya Aslan pantas buat kamu?” sergahnya yang segera kutepis dengan satu helaan nafas berat. “Coba deh, pikirkan hal lain yang benar-benar kamu ingin lakukan.”

“Bunuh diri?” cetusku asal.

Dia mengerutkan dahinya. “Ngaco.”

“Bukan hanya gara-gara Aslan saja sekarang saya ngadat ya, Mbak. Saya hanya capai dengan semuanya. Too much happening.”

“Setiap orang juga capek, Len,” Maia sepertinya sudah lelah menanggapiku.

Wajah Aslan yang manis dan penuh petualangan itu kembali hadir di benakku dan sedikit memberi warna di antara kelamnya hari ini dan kemarin-kemarin. Wajahnya yang ramah sekaligus tegas dan dipenuhi oleh pengharapan itu sedikit memberikanku rasa bebas yang selama ini dimilikinya. “Saya nggak ngerti apa itu cinta. Persetan. Tapi, apa saya salah Mbak, jika saya berharap Aslan bersama saya? Tanpa Nirvana?”

“Aduuuh, Lenna! Percaya, deh. Kamu itu cantik. Banyak cowok yang diam-diam melirikmu. Jika kamu tahu pria itu bukan yang terbaik buatmu dan dia terlalu rumit buatmu, ya sudah! Berhentilah memikirkannya. Kecuali kamu ingin memastikan sendiri, maka kamu tanya langsung saja pada orangnya. Jangan bertanya pada orang lain. Oke?” Maia memegang punggung tanganku.

“Nirvana juga cantik.”

“Dasar bodoh,” celanya padaku dengan gelagat ingin menamparku.

Aku masih bergeming menatap guguran tabebuya itu. Mereka terlihat seperti bintang yang berjatuhan dari langit di sore hari.

 

***

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
TO DO LIST CALON MANTU
1625      730     2     
Romance
Hubungan Seno dan Diadjeng hampir diujung tanduk. Ketika Seno mengajak Diadjeng memasuki jenjang yang lebih serius, Ibu Diadjeng berusaha meminta Seno menuruti prasyarat sebagai calon mantunya. Dengan segala usaha yang Seno miliki, ia berusaha menenuhi prasyarat dari Ibu Diadjeng. Kecuali satu prasyarat yang tidak ia penuhi, melepaskan Diadjeng bersama pria lain.
Manuskrip Tanda Tanya
5851      1741     1     
Romance
Setelah berhasil menerbitkan karya terbaru dari Bara Adiguna yang melejit di pasaran, Katya merasa dirinya berada di atas angin; kebanggaan tersendiri yang mampu membawa kesuksesan seorang pengarang melalui karya yang diasuh sedemikian rupa agar menjadi sempurna. Sayangnya, rasa gembira itu mendadak berubah menjadi serba salah ketika Bu Maya menugaskan Katya untuk mengurus tulisan pengarang t...
Take It Or Leave It
6461      2042     2     
Romance
"Saya sadar...." Reyhan menarik napasnya sejenak, sungguh ia tidak menginginkan ini terjadi. "Untuk saat ini, saya memang belum bisa membuktikan keseriusan saya, Sya. Tapi, apa boleh saya meminta satu hal?" Reyhan diam, sengaja menggantungkan ucapannya, ia ingin mendengar suara gadis yang saat ini akhirnya bersedia bicara dengannya. Namun tak ada jawaban dari seberang sana, Aisyah sepertinya masi...
ARMY or ENEMY?
15242      4236     142     
Fan Fiction
Menyukai idol sudah biasa bagi kita sebagai fans. Lantas bagaimana jika idol yang menyukai kita sebagai fansnya? Itulah yang saat ini terjadi di posisi Azel, anak tunggal kaya raya berdarah Melayu dan Aceh, memiliki kecantikan dan keberuntungan yang membawa dunia iri kepadanya. Khususnya para ARMY di seluruh dunia yang merupakan fandom terbesar dari grup boyband Korea yaitu BTS. Azel merupakan s...
Heliofili
2850      1227     2     
Romance
Hidup yang sedang kami jalani ini hanyalah kumpulan berkas yang pernah kami tandatangani di kehidupan sebelumnya— dari Sastra Purnama
Metamorf
157      130     0     
Romance
Menjadi anak tunggal dari seorang chef terkenal, tidak lantas membuat Indra hidup bahagia. Hal tersebut justru membuat orang-orang membandingkan kemampuannya dengan sang ayah. Apalagi dengan adanya seorang sepupu yang kemampuan memasaknya di atas Indra, pemuda berusia 18 tahun itu dituntut harus sempurna. Pada kesempatan terakhir sebelum lulus sekolah, Indra dan kelompoknya mengikuti lomba mas...
Dandelion
516      333     1     
Inspirational
Masa lalu yang begitu menyakitkan, membuatnya terpuruk. Sampai pada titik balik, di mana Yunda harus berjuang sendirian demi sebuah kesuksesan. Rasa malas dan trauma dari masa lalu ditepis demi sebuah ambisi yang begitu berat. Memang, tidak ada yang bisa mengelak dari masa lalu. Namun, bisa jadi masa lalu itu merupakan cambukan telak untuk diri sendiri. Tidak masalah pernah terpuruk dan tertin...
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
7615      1687     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
Selepas patah
213      173     1     
True Story
Tentang Gya si gadis introver yang dunianya tiba-tiba berubah menjadi seperti warna pelangi saat sosok cowok tiba-tiba mejadi lebih perhatian padanya. Cowok itu adalah teman sebangkunya yang selalu tidur pada jam pelajaran berlangsung. "Ketika orang lain menggapmu tidak mampu tetapi, kamu harus tetap yakin bahwa dirimu mampu. Jika tidak apa bedanya kamu dengan orang-orang yang mengatakan kamu...
Cinta Pertama Bikin Dilema
5380      1470     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...