Loading...
Logo TinLit
Read Story - Lenna in Chaos
MENU
About Us  

Semalaman penuh aku tidak tidur dan sibuk menyalahkan Luna. Sesekali aku membanting kembali pigura berisi fotonya yang pecah. Serpihan kaca itu semakin hancur menjadi kepingan yang terkecil, seperti debu.

“Luna brengsek! Luna brengsek! Luna brengsek!”

           

*

 

Saat usiaku menginjak sepuluh tahun, aku tak keberatan sewaktu Mama mengirimku tiap sore ke rumah Bu Annisa, ustadzah yang terkenal di daerah rumahku, untuk belajar mengaji. Papa tidak tahu jika hampir setiap sore aku pergi mengaji karena Papa akan pulang malam untuk membedah pasien. Tadinya Mama ingin mengirim Luna juga pada Bu Annisa, tapi Luna menolak mentah-mentah dan memilih untuk bermain bersama Nath dan kucing-kucingnya yang lucu.

Bu Annisa berusia hampir paruh baya. Wajahnya teduh, memakai jilbab berwarna lembut, dan gamis panjang bercorak. Matanya minus empat dan silindris dua – aku bahkan masih ingat – membuatnya harus mengenakan kacamata dengan bingkai persegi. Bu Annisa tak pernah memarahiku kalau aku salah membaca panjang dan pendek huruf Quran. Ketika itu, Murottal Quran yang dikumandangkan Bu Annisa selalu membuat hatiku tentram. Perlahan-lahan setelah aku mulai lancar mengaji, beliau akan mengajariku bagaimana caranya mengaji dengan nada.

“Pelan-pelan, Lenna. Tak usah buru-buru membacanya,” tegur Bu Annisa dengan lembut.

Bu Annisa memiliki anak semata wayang perempuan yang bernama Tessa. Tessa berusia enam tahun lebih tua dariku. Wajahnya bulat, pipinya cabi, matanya berbinar, dan telapak tangannya lembut sekaligus selalu mengeluarkan keringat. Awalnya gadis itu akan mengamatiku mengaji dari ruang tengah. Kadang aku risih diperhatikan terus olehnya. Tapi, setelah beberapa kali datang ke rumahnya, aku mulai terbiasa dan bahkan kami berbincang tentang apa saja. Tentang lukisan. Tentang sulaman benang di atas permukaan kain blacu. Tak hanya itu, biasanya setelah selesai belajar mengaji kami akan bermain scrabble magnet, meskipun kosakata yang digunakan bahasa Indonesia bukan bahasa Inggris. Selain itu, gadis itu juga akan mengajariku bagaimana caranya membuat ketupat dari pita, membuat bintang-bintang dari kertas majalah bekas yang dipotong memanjang, dan merangkai bunga dari kertas krep. Di sela-sela itu, Tessa akan mendongengiku kisah nabi dan rosul. Nabi Yusuf yang tampan, Nabi Ibrahim yang tak hangus ketika dibakar, juga Nabi Isa yang lahir tanpa ayah.

Saat itu aku berpikir, pasti dunia ini terlampau rumit sekaligus terlalu ajaib. 

Jika aku kembali mengingat itu semua, aku merasa Bu Annisa dan Tessa adalah bagian terbaik dari masa kecilku. Semakin dewasa, aku merasa seperti botol kaca yang diisi setengah pasir. Setengah pasir itu sudah lebih dahulu dituangkan oleh mereka berdua ke dalamnya. Tapi, aku hanyalah botol. Aku tetap harus mencari pasir yang lain untuk memenuhinya.

Bagian terburuk dari mengaji di rumah Bu Annisa adalah saat aku pertama kali merasa harus menangis karena memang sesuatu yang gawat menimpaku. Saat itu, toa masjid di sekitar komplek rumah kami beriringan menggaungkan puji-pujian menjelang magrib. Tepatnya, aku baru saja tiba di rumah setelah mengaji di rumah Bu Annisa. Aku berjalan menuju kamarku untuk rebahan, tapi tiba-tiba Luna muncul di dekat tangga dan menghadangku. Aku menoleh padanya dan melenggang pergi naik tangga. Sebelum aku naik, Luna tiba-tiba mengulurkan kakinya di hadapanku dan itu membuatku tersandung jatuh. Kepalaku menghantam ujung tangga dan seketika banyak darah.

“Lenna?! Ya ampun, Luna! Lenna kenapa, Sayang?!” Mama tergopoh-gopoh meraih badanku untuk melihat keningku.

“Ya ampun!” samar-samar aku bisa melihat Mama berkaca-kaca. Tapi semuanya semakin buram. Semakin berwarna abu-abu. “Lenna! Sabar ya, Sayang? Kita ke rumah sakit ya, Nak!”

“Tadi Lenna pulang ke rumah terus lari-lari, Ma. Taunya dia jatuh kesandung tangga,” suara Luna terdengar begitu polos.

Sampai saat ini, suaranya masih menjadi gema di ruang yang sepi di dalam hatiku.

Tak hanya sampai di situ saja. Setelah itu, Mama membawaku ke rumah sakit tempat Papa bekerja yang terletak di pusat kota. Papa tergopoh-gopoh mendatangiku saat luka menganga di keningku hendak dijahit dokter IGD. Mama masih shock dan tak bisa berkata banyak. Tapi, Luna dapat menceritakan semua kejadiannya dengan sangat lancar dengan matanya yang berbinar-binar. Ceritanya dimulai dari ajakan Mama untuk mengaji di rumah Bu Annisa, lalu ia bilang bahwa aku bersedia dengan berat hati (padahal itu tidaklah benar) sementara itu Luna menolaknya, dan juga peristiwa jatuhnya diriku di tangga itu terjadi sepulang aku dari rumah Bu Annisa. Mama masih melipat kedua tangannya dan bersandar, enggan berkata sepatah kata pun.

Di antara rintihanku yang terasa menyakitkan jika diingat kembali, aku dapat mendengar Papa berbicara kecil pada Mama, “Jangan kau paksa anakmu untuk melakukan hal-hal yang tak dia inginkan.”

Setelah luka di keningku sembuh, Papa lebih suka pulang cepat dan mengalihkan perhatianku dengan hal-hal yang menyenangkan. Bahkan, aku sampai lupa jika seharusnya aku pergi ke rumah Bu Annisa dan mendengar dongeng tentang Nabi Muhammad dari Tessa. Karena kata Tessa, itu adalah bagian cerita yang terbaik dari semua para nabi.

Tapi aku tak pernah kembali datang. Aku melewatkan saat-saat terbaik.

 

*

 

“Seharusnya aku membalasnya,” gumamku sambil membayangkan wajah kakakku, Luna.

 

***

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Girl Power
2517      938     0     
Fan Fiction
Han Sunmi, seorang anggota girlgrup ternama, Girls Power, yang berada di bawah naungan KSJ Entertainment. Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tawaran sebagai pemeran utama pada sebuah film. Tiba-tiba, muncul sebuah berita tentang dirinya yang bertemu dengan seorang Produser di sebuah hotel dan melakukan 'transaksi'. Akibatnya, Kim Seokjin, sang Direktur Utama mendepaknya. Gadis itu pun memutuskan u...
Buku Harian Ayyana
27790      5200     6     
Romance
Di hari pertama masuk sekolah, Ayyana udah di buat kesel sama cowok ketus di angkatannya. Bawaannya, suka pengen murang-maring terus sama cowok itu! Tapi untung aja, kehadiran si kakak ketua OSIS bikin Ayyana betah dan adem tiap kali dibuat kesel. Setelah masa orientasi selesai, kekesalan Ayyana bertambah lagi, saat mengetahui satu rahasia perihal cowok nyebelin itu. Apalagi cowok itu ngintilin...
Hyeong!
210      183     1     
Fan Fiction
Seok Matthew X Sung Han Bin | Bromance/Brothership | Zerobaseone "Hyeong!" "Aku bukan hyeongmu!" "Tapi—" "Seok Matthew, bisakah kau bersikap seolah tak mengenalku di sekolah? Satu lagi, berhentilah terus berada di sekitarku!" ____ Matthew tak mengerti, mengapa Hanbin bersikap seolah tak mengenalnya di sekolah, padahal mereka tinggal satu rumah. Matthew mulai berpikir, apakah H...
Dandelion
516      333     1     
Inspirational
Masa lalu yang begitu menyakitkan, membuatnya terpuruk. Sampai pada titik balik, di mana Yunda harus berjuang sendirian demi sebuah kesuksesan. Rasa malas dan trauma dari masa lalu ditepis demi sebuah ambisi yang begitu berat. Memang, tidak ada yang bisa mengelak dari masa lalu. Namun, bisa jadi masa lalu itu merupakan cambukan telak untuk diri sendiri. Tidak masalah pernah terpuruk dan tertin...
Hujan Paling Jujur di Matamu
9400      2100     1     
Romance
Rumah tangga Yudis dan Ratri diguncang prahara. Ternyata Ratri sudah hamil tiga bulan lebih. Padahal usia pernikahan mereka baru satu bulan. Yudis tak mampu berbuat apa-apa, dia takut jika ibunya tahu, penyakit jantungnya kambuh dan akan menjadi masalah. Meski pernikahan itu sebuah perjodohan, Ratri berusaha menjalankan tugasnya sebagai istri dengan baik dan tulus mencintai Yudis. Namun, Yudis...
Negeri Tanpa Ayah
16482      2558     1     
Inspirational
Negeri Tanpa Ayah merupakan novel inspirasi karya Hadis Mevlana. Konflik novel ini dimulai dari sebuah keluarga di Sengkang dengan sosok ayah yang memiliki watak keras dan kerap melakukan kekerasan secara fisik dan verbal terutama kepada anak lelakinya bernama Wellang. Sebuah momentum kelulusan sekolah membuat Wellang memutuskan untuk meninggalkan rumah. Dia memilih kuliah di luar kota untuk meng...
Luka atau bahagia?
5163      1479     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
Blue Island
154      129     1     
Fantasy
Sebuah pulau yang menyimpan banyak rahasia hanya diketahui oleh beberapa kalangan, termasuk ras langka yang bersembunyi sejak ratusan tahun yang lalu. Pulau itu disebut Blue Island, pulau yang sangat asri karena lautan dan tumbuhan yang hidup di sana. Rahasia pulau itu akan bisa diungkapkan oleh dua manusia Bumi yang sudah diramalkan sejak 200 tahun silam dengan cara mengumpulkan tujuh stoples...
When Magenta Write Their Destiny
6439      1731     0     
Romance
Magenta=Marina, Aini, Gabriella, Erika, dan Benita. 5 gadis cantik dengan kisah cintanya masing-masing. Mereka adalah lima sahabat yang memiliki kisah cinta tak biasa. Marina mencintai ayah angkatnya sendiri. Gabriella, anak sultan yang angkuh itu, nyatanya jatuh ke pelukan sopir bus yang juga kehilangan ketampanannya. Aini dengan sifat dingin dan tomboynya malah jatuh hati pada pria penyintas d...
Under a Falling Star
1107      641     7     
Romance
William dan Marianne. Dua sahabat baik yang selalu bersama setiap waktu. Anne mengenal William sejak ia menduduki bangku sekolah dasar. William satu tahun lebih tua dari Anne. Bagi Anne, William sudah ia anggap seperti kakak kandung nya sendiri, begitupun sebaliknya. Dimana ada Anne, pasti akan ada William yang selalu berdiri di sampingnya. William selalu ada untuk Anne. Baik senang maupun duka, ...