Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bumi yang Dihujani Rindu
MENU
About Us  

“Yakin nggak ada barang lagi yang dimasukkan ke koper?” tanya Fritz, “Nanti bongkar-bongkar lagi.”

“Yakinlah,” timpal Felix, “sebab barang paling penting yang ditunggu-tunggu sudah masuk ke dalam kopernya.”

“Apa?” Fritz penasaran.

“Apa lagi kalau bukan cinderamata dari pujaan hati.”

“Dari Kiara maksudnya?”

“Siapa lagi kalau bukan dia.”

“Tentunya cinderamata spesial,” ledek Fritz sambil melirik ke arahku.

Beberapa saat sebelum aku dan Fritz hendak menjalankan salat zuhur, Kiara datang ke apartemenku bersama Eva. Ia memberiku sebuah cinderamata. Sebagai kenang-kenangan katanya. Sebagaimana yang dilakukan oleh teman-temanku yang lain. Termasuk Eva yang sudah memberikannya lebih dulu. Entah, cinderamata apa yang diberikan Kiara. Kotak kecil pemberiannya itu belum sempat kubuka. Masih terbungkus rapi dengan kertas kado warna biru muda.

Seperti yang sudah-sudah, setiap kali Kiara datang ke tempatku, selalu saja menjadi bahan candaan. Felix kerap menggoda Kiara agar segera menghalalkan cintanya. Pada siapa lagi kalau bukan denganku sebagai korbannya? Aku pun tak lepas dari korban candaan Felix yang saat itu tengah mengemasi barang-barangnya. Aku tak menggubris. Sementara Kiara hanya tersenyum malu-malu.

Namun mendadak semuanya berubah. Perbincangan yang bermula santai penuh canda berubah murka.

“Memangnya kau siap untuk dipoligami?” tanya Felix pada Kiara.

Kiara yang semula duduk menghadapku segera memalingkan wajahnya ke arah Felix.

“Menikah dengan lelaki muslim itu sama saja kau harus siap untuk dimadu. Harus siap berbagi hati dengan wanita lain,” lanjut Felix.

Entah apa sebabnya hingga Felix berbicara seperti itu. Dahiku mengerut sambil menerka-nerka apa sebenarnya maksud Felix menanyakan hal itu pada Kiara. Eva dan Fritz melihat Felix dengan tatapan sinis. Sementara Kiara hanya tersenyum dingin menjawab pertanyaan Felix.

“Memangnya kau ada rencana berpoligami, Fyan?” tanya Eva.

Aku tersenyum mendengar pertanyaan Eva.

“Pertanyaan macam apa ini, hahaha,” jawabku sambil tertawa kecil.

“Yaah barangkali,” lanjut Eva.

“Satu ini aja dulu dihalalin, ya nggak, Fyan?” ucap Fritz melirik ke arahku, lalu memalingkan wajahnya ke arah Kiara.

Kiara tersenyum malu. Ia salah tingkah. Wajahnya berubah menjadi merah.

“Poligami itu diperbolehkan dalam Islam. Tentunya dengan syarat dan ketentuan yang sangat ketat sesuai syariat. Tapi ingat, islam itu memperbolehkan umatnya melakukan praktik poligami bukan mewajibkannya.”

***

“Sebenarnya ada yang ingin kutanyakan, Fyan. Mumpung kau masih di sini, belum kembali ke Indonesia. Tapi, nanti sajalah. Kau pasti lelah.”

“Ah ... tidak ....”

“Hmmm ... tapi kau jangan tersinggung.”

Aku mulai curiga. Aku yakin Felix akan menanyakan hal-hal yang tak biasa. Pertanyaan-pertanyaan yang tak jauh dari persoalan agama. Aku hafal betul caranya. Jika ia sudah menggunakan kata “jangan tersinggung” sebelum bertanya, tentu ada hal yang akan dikritisi dari kitab suciku, seperti diskusi-diskusi kami sebelumnya.

“Sejak kapan aku tersinggung, Fel?” ucapku, “bukankah di setiap diskusi kita tempo hari aku selalu menyambutnya dengan hati lapang? Padahal pertanyaanmu itu kadang sangat menyudutkan Islam.”

“Memangnya kau mau tanya tentang apa?” tanya Kiara.

Felix diam sejenak seolah berpikir untuk merangkai kata agar aku tak tersinggung dengan pertanyaannya.

“Aku bingung, mengapa kalian mengikuti ajaran Muhammad dan kalian anggap beliau sebagai nabi?”

Aku menegakkan posisi dudukku di atas kasur, lalu menyimak dalam-dalam pertanyaan Felix.

“Mengapa kalian mau mengikuti orang yang senang berpoligami?” lanjut Felix.

Aku melihat ekspresi wajah Fritz berubah. Kata-kata yang terlontar dari mulut Felix nyatanya membuat Fritz terbakar amarah.

“Bagaimana bisa kau mengatakan bahwa nabi kami senang berpoligami?” marah Fritz.

“Jangan asal bicara, Fel,” timpal Eva.

“Bukankah istri Muhammad itu ada 21 orang?” ucap Felix.

Aku terbengang mendengarnya. Entah, ide dari mana ia bisa mengatakan hal seperti itu. Menyebutkan begitu banyak untuk jumlah istri Sang Nabi.

“Apa orang seperti ini pantas untuk dijadikan sebagai teladan?” lanjut Felix.

Kiara tersenyum mendengar kekonyolan Felix. Felix terlihat bingung. Tak sedikit pun terlihat amarah pada Kiara. Tak sedikit pun ia tersulut Felix dengan segala tuduhannya. Malah diselingi dengan tawa kecilnya. Berbeda dengan Eva dan Fritz yang memasang wajah perang.

“Hehehe … Felix … Felix ….”

“Loh kenapa tertawa? Begitu yang aku tahu.”

“Sepertinya kau mendapatkan sumber yang salah,” ucap Kiara melanjutkan.

 “Sejarah mencatat ada sebelas nama para wanita yang menjadi istri nabi,” ucapku menjelaskan, “dan ada dua orang hamba sahayanya.”

“Enam istri dari Suku Quraisy. Empat dari kalangan Arab. Dan satu istri dari kalangan Bani Israil,” tambah Kiara.

“Kau hafal, Kiara?” Eva bertanya takjub, “Ah, jadi malu. Aku saja tidak hafal sepertimu.”

Kiara mengangguk pelan. Sementara Fritz pun takjub sambil menggeleng-geleng kepala. Lalu Kiara menyebutkan semuanya, nama dari sebelas istri dan dua hamba sahaya.

***

“O ... oke ... tapi poligami kan?” ucap Felix

“Benar ... lalu di mana letak masalahnya?” tanya Kiara.

“Yaa … menurutku tak layak saja seorang pemimpin beristri banyak. Hal itu seperti mengidentikan seorang yang haus akan sex.”

Aku tersenyum mendengar pernyataan Felix.

“Aku heran, mengapa setiap pembahasan poligami selalu menyudutkan nabi kami?” protes Eva.

“Poligami selalu saja jadi momok untuk menyerang Islam,” tambah Fritz.

“Mau bagaimana lagi. Faktanya memang demikian kan?” ucap Felix.

Mendengar ucapan Fellix itu, Eva dan Fritz kompak menengok ke arahku. Dari tatapannya mereka seolah memintaku untuk memberikan sebuah jawaban yang membuat Felix tak lagi sembarang berbicara.

“Mengapa tak kau protes juga Abraham yang Tuhan telah menjadikannya bapak segala bangsa? ucapku balik bertanya.

Kulihat Fritz dan Eva mengembangkan senyumnya. Sementara Felix tampak mengerutkan dahi saat aku mencoba menjawab pertanyaan.

“Mengapa tak kau protes juga praktik poligami yang dilakukan Daud dan Sulaiman? Bukankah menurut catatan Matius dan Lukas dalam Injilnya, mereka adalah leluhur dari Yesus?” lanjutku.

Felix memegang dagu menggunakan tangan kanan dengan dahi mengerut. Entah, apa yang ada dalam pikirannya hingga mimik wajah Felix mendadak berubah. Mungkin saja ia heran kenapa aku malah menyerang balik cerita poligami yang ada dalam kitab sucinya. Aku berusaha sebisa mungkin menjawab pertanyaan Felix. Aku harus meluruskan pemikirannya yang salah tentang pernikahan Nabi Muhammad dengan beberapa wanita. Aku yang sebelumnya duduk di tepi tempat tidur pun bangkit. Lalu beranjak berjalan perlahan menuju kursi belajar.

“Jika kau berpendapat Rasululllah sebagai pecinta poligami dan haus sex, maka itu salah besar, Fel. Kau perlu tahu, sejarah telah mengabarkan kepada kita, bahwa beliau monogami bersama Siti Khadijah selama dua puluh lima tahun,” ucapku menjelaskan, “dan beliau baru melakukan poligami setelah Siti Khadijah meninggal, itu pun tidak langsung menikah.”

Felix terlihat serius menyimak penjelasanku begitu pun dengan yang lainnya.

“Butuh empat tahun lamanya, barulah beliau menikah lagi. Kau tahu berapa usia beliau saat itu?” tanyaku balik.

Felix terdiam. Ia hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu.

“Usia beliau saat itu 53 tahun saat menikah untuk kali yang kedua.”

Felix mengangguk. Ia merubah posisi duduknya menjadi lebih santai.

“Menurutmu dalam usia yang makin bertambah, apakah membuat nafsu sex semakin meningkat?”

Felix terlihat ragu menjawab. Ia memilih diam. Aku melanjutkan kembali pertanyaan selanjutnya.

“Dengan padatnya aktivitas dakwah dan ibadah beliau, bagaimana mungkin beliau masih terpikir tentang sex? Salat tahajud yang panjang hingga kaki beliau bengkak. Belum lagi beliau juga maju berjihad memerangi musuh-musuh Allah dan masih banyak aktivitas lainnya. Bagaimana komentarmu? Apa kau masih berprasangka buruk bahwa beliau sebagai pemuja sex?”

Suasana hening. Tak ada siapa pun yang berusaha menyangkalku. Termasuk Felix yang hanya bisa terdiam. Meski pun aku tak tahu, entah apa yang saat ini ada di benaknya.

“Harusnya jika memang tuduhanmu itu benar, bahwa Rasulullah berpoligami karena haus akan sex, mengapa tak ia lakukan saat di usia mudanya? Mengapa ia menikahi wanita-wanita lanjut usia dengan status janda seperti Siti Khadijah, Siti Saudah, dan Siti Zainab binti Khuzaimah?”

Kiara mengangguk pelan.

“Yang perlu kalian garis bawahi dari praktik poligami yang dilakukan Rasulullah itu adalah bahwa beliau melakuannya semata atas perintah Allah. Atas bimbingan-Nya. Semuanya berdasarkan sebab-sebab tertentu. Terlalu panjang jika harus kujabarkan sebab-sebabnya itu. Kau bisa membacanya sendiri nanti. Tentunya harus berasal dari sumber yang valid,” lanjutku.

Kiara kembali mengangguk. Felix terus menyimak. Lalu aku menjelaskan kembali pada mereka.

“Poligami itu sudah ada sejak dahulu kala. Jika kau baca sejarah poligami di jazirah Arab sebelum kedatangan Islam, pasti kau akan kaget. Sebab sebelum Islam datang di jazirah Arab, seorang laki-laki bebas memiliki istri beberapa orang. Tidak dibatasi jumlahnya. Justru dengan kedatang Islam akhirnya praktik poligami ini menjadi dibatasi. Islam datang untuk mengatur itu dan salah satunya dengan pembatasan jumlah istri yang boleh dinikahi,” ucapku menjelaskan.

“Menurut info yang pernah kudengar, Islam membatasi jumlah istri hanya empat orang saja, tapi mengapa Muhammad beristri lebih dari empat?” tanya Felix.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
KataKu Dalam Hati Season 1
6078      1597     0     
Romance
Terkadang dalam hidup memang tidak dapat di prediksi, bahkan perasaan yang begitu nyata. Bagaikan permainan yang hanya dilakukan untuk kesenangan sesaat dan berakhir dengan tidak bisa melupakan semua itu pada satu pihak. Namun entah mengapa dalam hal permainan ini aku merasa benar-benar kalah telak dengan keadaan, bahkan aku menyimpannya secara diam-diam dan berakhir dengan aku sendirian, berjuan...
Are We Friends?
4280      1276     0     
Inspirational
Dinda hidup dengan tenang tanpa gangguan. Dia berjalan mengikuti ke mana pun arus menyeretnya. Tidak! Lebih tepatnya, dia mengikuti ke mana pun Ryo, sahabat karibnya, membawanya. Namun, ketenangan itu terusik ketika Levi, seseorang yang tidak dia kenal sama sekali hadir dan berkata akan membuat Dinda mengingat Levi sampai ke titik paling kecil. Bukan hanya Levi membuat Dinda bingung, cowok it...
Our Different Way
5618      2126     0     
Romance
Novel ini mengisahkan tokoh utama bernama Haira, seorang siswa SMA berusia tujuh belas tahun yang baru saja rujuk kembali dengan pacarnya, Gian. Mereka berdua tentu senang karena bisa kembali merajut kasih setelah tidak pernah bertemu lebih dari setahun akibat putus. Namun, di tengah hubungan yang sedang hangat-hangatnya, mereka diterpa oleh permasalahan pelik yang tidak pernah mereka bayangk...
Hyeong!
210      183     1     
Fan Fiction
Seok Matthew X Sung Han Bin | Bromance/Brothership | Zerobaseone "Hyeong!" "Aku bukan hyeongmu!" "Tapi—" "Seok Matthew, bisakah kau bersikap seolah tak mengenalku di sekolah? Satu lagi, berhentilah terus berada di sekitarku!" ____ Matthew tak mengerti, mengapa Hanbin bersikap seolah tak mengenalnya di sekolah, padahal mereka tinggal satu rumah. Matthew mulai berpikir, apakah H...
Titip Salam
4091      1542     15     
Romance
Apa kamu pernah mendapat ucapan titip salam dari temanmu untuk teman lainnya? Kalau pernah, nasibmu hampir sama seperti Javitri. Mahasiswi Jurusan Teknik Elektro yang merasa salah jurusan karena sebenarnya jurusan itu adalah pilihan sang papa. Javitri yang mudah bergaul dengan orang di sekelilingnya, membuat dia sering kerepotan karena mendapat banyak titipan untuk teman kosnya. Masalahnya, m...
ETHEREAL
1894      823     1     
Fantasy
Hal yang sangat mengejutkan saat mengetahui ternyata Azaella adalah 'bagian' dari dongeng fantasi yang selama ini menemani masa kecil mereka. Karena hal itu, Azaella pun incar oleh seorang pria bermata merah yang entah dia itu manusia atau bukan. Dengan bantuan kedua sahabatnya--Jim dan Jung--Vi kabur dari istananya demi melindungi adik kesayangannya dan mencari sebuah kebenaran dibalik semua ini...
Segitiga Bermuda
6944      1877     1     
Romance
Orang-orang bilang tahta tertinggi sakit hati dalam sebuah hubungan adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Jika mengalaminya dengan teman sendiri maka dikenal dengan istilah Friendzone. Namun, Kinan tidak relate dengan hal itu. Karena yang dia alami saat ini adalah hubungan Kakak-Adik Zone. Kinan mencintai Sultan, Kakak angkatnya sendiri. Parah sekali bukan? Awalnya semua berjalan norm...
Manuskrip Tanda Tanya
5851      1741     1     
Romance
Setelah berhasil menerbitkan karya terbaru dari Bara Adiguna yang melejit di pasaran, Katya merasa dirinya berada di atas angin; kebanggaan tersendiri yang mampu membawa kesuksesan seorang pengarang melalui karya yang diasuh sedemikian rupa agar menjadi sempurna. Sayangnya, rasa gembira itu mendadak berubah menjadi serba salah ketika Bu Maya menugaskan Katya untuk mengurus tulisan pengarang t...
Take It Or Leave It
6461      2042     2     
Romance
"Saya sadar...." Reyhan menarik napasnya sejenak, sungguh ia tidak menginginkan ini terjadi. "Untuk saat ini, saya memang belum bisa membuktikan keseriusan saya, Sya. Tapi, apa boleh saya meminta satu hal?" Reyhan diam, sengaja menggantungkan ucapannya, ia ingin mendengar suara gadis yang saat ini akhirnya bersedia bicara dengannya. Namun tak ada jawaban dari seberang sana, Aisyah sepertinya masi...
Aku Biru dan Kamu Abu
845      491     2     
Romance
Pertemuanku dengan Abu seperti takdir. Kehadiran lelaki bersifat hangat itu benar-benar memberikan pengaruh yang besar dalam hidupku. Dia adalah teman curhat yang baik. Dia juga suka sekali membuat pipiku bersemu merah. Namun, kenapa aku tidak boleh mencintainya? Bukannya Abu juga mencintai Biru?