Loading...
Logo TinLit
Read Story - KELANA [Kenzie - Elea - Naresh]
MENU
About Us  

Elea bercermin, lalu memoleskan beberapa riasan tipis di wajahnya. Dia tak bisa berhenti tersenyum sedari tadi. Dia masih merasa seperti berada dalam mimpi. 

Tapi ini memang kenyataan, Elea tak menyangka setelah dia terbaring tak sadarkan diri selama seminggu dia akhirnya mendapatkan Naresh. Elea tak ingat persis apa yang terjadi, dan dia juga tak tahu apa yang terjadi selama dia tak sadar. Yang dia tahu hanyalah fakta bahwa Naresh langsung memintanya menjadi pacarnya, dan tentu saja Elea menerima permintaan Naresh.

Lalu hari ini merupakan pertama kalinya Elea akan kencan bersama Naresh setelah resmi menjadi sepasang kekasih.

Elea terus merapikan dandanannya hingga
suara ketukan di pintu terdengar menyapa. Dia pikir itu adalah ibunya sehingga dia menyuruhnya masuk. 

"Masuk saja Ma, pintunya enggak dikunci."

Namun, ketika pintu terbuka tenyata dari balik pintu muncul Naresh. Dia begitu nampak keren mengenaskan setelan jeans denim yang dipadukan dengan kaos dalaman berwarna putih, dan yang semakin membuat Elea senang karena Naresh membawa setangkai mawar merah.

"Naresh ..." Elea mengembangkan senyum selebar mungkin.

"Boleh aku masuk?" tanyanya seraya tersenyum tak kalah lebar.

Sejak keduanya resmi menjadi sepasang kekasih Elea dan Naresh sepakat untuk mengubah cara panggilan mereka dari lo-gue menjadi aku, kamu, dan sayang.

"Tentu boleh Resh."

Naresh melangkah menghampiri Elea, lalu menyodorkan setangkai bunga di tangannya ke hadapan Elea. "Bunga spesial untuk orang tersayang."

Elea tertawa kecil. "Enggak usah lebay deh Resh."

"Ih, aku enggak lebay. Ini bunga aku siapin pakai hati. Kamu mau kan menerimanya?"

Elea mengangguk, lalu menerima bunga tersebut. Dia menghirup aroma bunga yang begitu wangi, lalu kembali tersenyum ke arah Naresh. "Thanks ya Resh. Gue-eh aku senang banget sama bunga ini."

Naresh ikut tertawa melihat Elea yang mendadak salah tingkah. Dia mencubit pipi Elea. "Kamu ternyata bisa bersikap manis juga ya El."

"Lah, memang selama ini aku enggak pernah terlihat manis di mata kamu?"

Naresh menggeleng seraya mengangkat sedikit tepi bibirnya. "Elea yang aku tahu itu tukang marah-marah, tukang ngatur, agak tomboy, ceplas ceplos. Enggak pernah aku lihat kamu senyum-senyum sampe pipi merah gitu."

Elea sontak menutupi pipinya yang memang terasa memanas. "Emang jelas banget ya merahnya."

Naresh mengangguk, dan itu semakin membuat Elea merasa malu. Bahkan saking malunya Elea jadi ingin melarikan diri ke Mars.

Naresh menurunkan tangan Elea dari pipi, lalu mencodongkan wajahnya, dia menatap wajah Elea dalam jarak dekat. Membuat Elea mematung dan detak jantungnya terdengar kembali tak normal. Elea merasa seperti akan ada yang meledak di dalam dadanya.

"Naresh ...."

Dalam hitungan detik tak disangka bibir Naresh yang tipis itu mendarat di kening Elea. Cup!

Lalu Naresh membelai rambut Elea, seraya mengisap aroma rambut Elea  yang begitu wangi dan menyegarkan Indra penciumannya. 

Naresh berbisik dengan lirih. "Terima kasih El, karena kamu mau berjuang untuk hidup."

"Aku enggak tahu akan sedalam apa rasa bersalahku jika kamu tak kembali bangun."

"Naresh ...."

Elea tak mampu berkata apa-apa lagi. Semua tindakan dan ucapan Naresh sungguh menggetarkan hatinya. Hingga dia tak bisa menahan dirinya untuk tak memeluk laki-laki di hadapannya.

Elea melingkarkan tangannya di pinggang Naresh dan membiarkan kepala Naresh tetap menempel dikeningnya.

Terima kasih Resh ... terima kasih karena sudah menjadi kekasihku.

.....

Studio Pemotretan Park Jimmy 

"Ok hari ini cukup pemotretannya. Makasih untuk kerjasamanya Kenzie," ucap Park Jimmy selaku fotografer yang menghandel projek pemotretan kali ini kepada Kenzie.

"Sama-sama Mas, selamat beristirahat," sahut Kenzie seraya mengangguk.

Dadan sang asisten pun menghampiri Kenzie guna memberitahu jadwal Kenzie untuk besok hari. "Besok lo ada wawancara talkshow Ken. Besok kalau mereka bertanya aneh-aneh jangan dijawab ya."

"Aneh bagaimana Mas?"

"Iya misalnya nih mereka nanyain soal Naresh. Nah lo mesti bilang aja yang bagus-bagus, atau no komen."

Kenzie mengacungkan jempolnya "Lo tenang aja Mas, lagian kan konteksnya besok tuh ngebahas lagu perdana gue."

"Iya jaga-jaga aja namanya juga media segala sesuatu pasti dikorek."

Kenzie mengangguk setuju. Awak media pasti ingin mengorek lebih jauh tentang Naresh yang kini menjadi sorotan. Namun, sayangnya Naresh tak menerima tawaran wawancara dari media manapun. Lalu sebagai gantinya para media pasti akan mencoba mencari informasi melalu dirinya.

Setelah dirasa cukup dengan penjelasannya, Dadan pun berpamitan kepada Kenzie untuk pulang terlebih dahulu. Sementara seperti biasa Kenzie pulang menaiki motor besarnya. Namun, saat tiba di parkiran tenyata ada sedikit masalah dengan motor kesayangannya. Tiba-tiba saja motor itu tak mau menyala.

"Apakah kamu minta diservis baby?" Kenzie mengelus motor kesayangannya seraya bertanya seperti kepada seorang kekasih.

"Baiklah aku akan menyuruh orang untuk menservismu hari ini."

Setelah menghubungi bengkel langganannya Kenzie pun mengamati sekitar dan nampaknya mobil sang asisten sudah tak ada di parkiran. Kenzie mencoba menghubungi sang asisten guna meminta tumpangan, tetapi panggilannya tak dijawab sama sekali.

"Huh, gue kayaknya harus pesan ojek online atau taksi online kalau begini."

Namun, saat dia hendak berniat memesan ojek online seseorang menghampirinya, dan memanggilnya dari belakang.

"Kenzie!"

Kenzie menoleh dan terlihat sosok Raisa sudah berdiri di belakangnya. Raisa adalah perempuan yang pernah menjalin hubungan dengan Naresh sebelum Ilonna.

Raisa menyapa Kenzie dengan ramah. "Halo Ken, udah lama ya enggak ketemu."

Kenzie mengangguk, lalu mencoba membalas dengan ramah. "Iya udah lama ya, terakhir ketemu pas lo kencan sama Naresh."

Raisa tertawa kecil. "Gue sih ngerasa itu bukan kencan, itu lebih kayak kita main bareng."

"Haha betul juga sih. Oh iya lo apa kabar? Gue dengar kemarin-kemarin lo sempat sakit."

"Gue sekarang udah sehat kok Ken. Kemarin gue sakit karena enggak jaga makan, dan kelelahan main sinetron stripping."

"Syukurlah kalau sekarang udah baikan," ucap Kenzie.

Raisa mengamati motor Kenzie. "Sorry tadi gue enggak sengaja dengar kalau motor lo mogok. Gimana kalau lo pulang bareng gue."

"Ah, enggak usah Raisa, gue bisa pulang pakai ojeg online." Kenzie langsung menolak karena dia tak ingin merepotkan orang lain.

Raisa mendekat lalu menepuk bahu Kenzie. "Ih, enggak usah sungkan gitu. Gue beneran enggak keberatan nganterin lo pulang."

Kenzie menimbang tawaran Raisa, dan dia sempat berpikir akan sesuatu. Apa dia pengen ketemu Naresh ya? Makanya dia mau nganterin gue pulang.

Seolah bisa mendengar isi hati Kenzie. Raisa pun berucap. "Lo tenang aja Ken, gue enggak ada niat buat ganggu hubungan Naresh sama Elea sekarang. Gue udah move on."

"Gue beneran mau nganterin lo tanpa iming-iming apa pun."

Kenzie kembali terdiam sejenak hingga akhirnya  dia mengangguk. "Oke lo boleh anterin gue pulang."

Raisa terlihat begitu senang, dan dia mengajak Kenzie naik ke mobilnya yang terparkir tak jauh dari motornya. Raisa melajukan mobilnya dan mengantar Kenzie hingga tiba di depan kediamannya. 

"Makasih ya Raisa udah mau nganterin gue," ucap Kenzie saat sudah tiba di depan kediamannya.

"Sama-sama Ken."

Kenzie melepas sabuk pengaman yang melingkar di badannya, dan hendak membuka pintu di sampingnya. Namun, tiba-tiba Raisa kembali memanggilnya.

"Kenzie ...."

"Iya kenapa Sa?"

"Gue mau bilang sesuatu sama lo."

"Sesuatu?" Kenzie mengangkat sebelah alisnya. Entah kenapa dari raut wajah Raisa dia bisa merasa bahwa Raisa akan mengungkapkan sesuatu yang dia yakini adalah sebuah pengakuan.

Raisa mengangguk. "Gue suka sama lo Ken. Lo mau kan jadi pacar gue?"

"Apa?"

"Gue suka sama lo sejak kita jalan waktu itu," ungkap Raisa.

Kenzie terdiam, dia tak tahu harus menjawab apa. Hingga tak sengaja kedua matanya tertuju kepada Naresh yang tengah merangkul Elea. Keduanya terlihat saling melempar senyum dan begitu bahagia.

Tak ingin terus merasa sakit Kenzie pun beralih menatap Raisa yang masih menunggu jawabannya.

Raisa menatap Kenzie dengan penuh harap, perempuan itu bertanya sekali lagi. "Apa jawaban lo Ken?"


 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Alpha
2195      965     0     
Romance
Winda hanya anak baru kelas dua belas biasa yang tidak menarik perhatian. Satu-satunya alasan mengapa semua orang bisa mengenalinya karena Reza--teman masa kecil dan juga tetangganya yang ternyata jadi cowok populer di sekolah. Meski begitu, Winda tidak pernah ambil pusing dengan status Reza di sekolah. Tapi pada akhirnya masalah demi masalah menghampiri Winda. Ia tidak menyangka harus terjebak d...
Langit Indah Sore Hari
155      129     0     
Inspirational
Masa lalu dan masa depan saling terhubung. Alka seorang remaja berusia 16 tahun, hubungannya dengan orang sekitar semakin merenggang. Suatu hari ia menemukan sebuah buku yang berisikan catatan harian dari seseorang yang pernah dekat dengannya. Karena penasaran Alka membacanya. Ia terkejut, tanpa sadar air mata perlahan mengalir melewati pipi. Seusai membaca buku itu sampai selesai, Alka ber...
Teman Hidup
6986      2513     1     
Romance
Dhisti harus bersaing dengan saudara tirinya, Laras, untuk mendapatkan hati Damian, si pemilik kafe A Latte. Dhisti tahu kesempatannya sangat kecil apalagi Damian sangat mencintai Laras. Dhisti tidak menyerah karena ia selalu bertemu Damian di kafe. Dhisti percaya kalau cinta yang menjadi miliknya tidak akan ke mana. Seiring waktu berjalan, rasa cinta Damian bertambah besar pada Laras walau wan...
Prakerin
8167      2147     14     
Romance
Siapa sih yang nggak kesel kalo gebetan yang udah nempel kaya ketombe —kayanya Anja lupa kalo ketombe bisa aja rontok— dan udah yakin seratus persen sebentar lagi jadi pacar, malah jadian sama orang lain? Kesel kan? Kesel lah! Nah, hal miris inilah yang terjadi sama Anja, si rajin —telat dan bolos— yang nggak mau berangkat prakerin. Alasannya klise, karena takut dapet pembimbing ya...
The Arcana : Ace of Wands
176      152     1     
Fantasy
Sejak hilang nya Tobiaz, kota West Montero diserang pasukan berzirah perak yang mengerikan. Zack dan Kay terjebak dalam dunia lain bernama Arcana. Terdiri dari empat Kerajaan, Wands, Swords, Pentacles, dan Cups. Zack harus bertahan dari Nefarion, Ksatria Wands yang ingin merebut pedang api dan membunuhnya. Zack dan Kay berhasil kabur, namun harus berhadapan dengan Pascal, pria aneh yang meminta Z...
Kembali Bersama Rintik
3822      1696     5     
Romance
Mendung tidak selamanya membawa duka, mendung ini tidak hanya membawa rintik hujan yang menyejukkan, namun juga kebahagiaan dan kisah yang mengejutkan. Seperti yang terjadi pada Yara Alenka, gadis SMA biasa dengan segala kekurangan dalam dirinya yang telah dipertemukan dengan seseorang yang akan mengisi hari-harinya. Al, pemuda misterius yang berhati dingin dengan segala kesempurnaan yang ada, ya...
Highschool Romance
2818      1194     8     
Romance
“Bagaikan ISO kamera, hari-hariku yang terasa biasa sekarang mulai dipenuhi cahaya sejak aku menaruh hati padamu.”
Edelweiss: The One That Stays
2413      962     1     
Mystery
Seperti mimpi buruk, Aura mendadak dihadapkan dengan kepala sekolah dan seorang detektif bodoh yang menginterogasinya sebagai saksi akan misteri kematian guru baru di sekolah mereka. Apa pasalnya? Gadis itu terekam berada di tempat kejadian perkara persis ketika guru itu tewas. Penyelidikan dimulai. Sesuai pernyataan Aura yang mengatakan adanya saksi baru, Reza Aldebra, mereka mencari keberada...
Ketos pilihan
813      558     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?
Kisah Kemarin
7549      1755     2     
Romance
Ini kisah tentang Alfred dan Zoe. Kemarin Alfred baru putus dengan pacarnya, kemarin juga Zoe tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Tidak butuh waktu lama untuk Alfred dan Zoe bersama. Sampai suatu waktu, karena impian, jarak membentang di antara keduanya. Di sana, ada lelaki yang lebih perhatian kepada Zoe. Di sini, ada perempuan yang selalu hadir untuk Alfred. Zoe berpikir, kemarin wak...