Loading...
Logo TinLit
Read Story - IW-baee
MENU
About Us  

Aku jadi teringat satu hal, jika selama ini sering memanggil dia dengan nama depannya yaitu Bunga berbeda dengan semuanya, kurasa itu seperti caraku membedakan diriku dengan yang lain, bisa disebut juga ciri khas sebagai orang yang mencintainya dan menceraikannya hari ini.

Tak ada yang lebih kuinginkan selain mencintainya dan hanya itu saja.

Mobil yang kukendarai saat ini terasa begitu sulit untuk kukendalikan, dia seolah memberontak untuk menjauh dari Bunga, wanita yang biasanya duduk di jok mobil sebelah sopir.

Telpon berdering dan kuhentikan mobil sialan ini di pinggir jalan sedikit jauh dari tikungan.

“Kasihlah aku nomor adik sepupumu, Ndra, kita kan kawan.” Kata si penelpon yang akhirnya kuketahui dia adalah Edo teman kampusku dulu, kami sudah diwisuda beberapa bulan yang lalu dan saat wisuda itulah aku mengenalkan Bunga ke teman-temanku sebagai adik sepupu.

 “Jangan ganggu dia, nanti kukadu Tania, pacarmu”

“Aelah”

“Do?”

“Ha?”

“Entahlah”

Kumatikan sambungan telpon dan meletakkannya ke saku celana. Kurasa menceritakan masalahku ke orang lain bukanlah jawaban yang tepat.

Apa aku jahat ketika mengenalkan Bunga sebagai adik sepupu? Hey? aku dan Airin satu kampus, bagaimana jika dia tahu kami menikah dulu? dia bisa mengganggu Bunga. Apalagi pernikahanku dan Bunga hanya digelar di KUA saja, belum resepsi karena keinginnya Bunga, dengan alasan tahun depan saja saat Lusi pulang dari asrama!. Padahal aku tahu Bunga pasti malu menikah denganku.

Kunyalakan lagi mesin mobil dan kembali melaju, perlahan, dengan sorak sorai penghinaan untukku yang memenuhi isi otak.

Aku berkeliling tak tentu arah, yang bisa menghentikanku saat ini hanya jika bahan bakar mobil ini habis. Dan seorang wanita yang sedang menangis di trotoar sebelah kiri jalan yang sepi, Bunga.

Motor yang tadi dipakainya sudah terjatuh dan dia hanya terduduk di pinggir jalan. Apa dia kecelakaan? Di tempat sepi begini?

“Hey?” kataku mengambil posisi duduk di sebelahnya, jujur aku tak tahu kenapa berhenti dan meyapanya sedang tadi kami juga sudah saling bertemu. Seperti tubuhku sudah terbiasa untuk mendekat padanya ketika melihat dia di depanku.

 Dia masih menangis, tak lama telponku berdering lagi.

“Airin?” kata Bunga

“Ha?” mengetahui tebakan Bunga benar, aku kembali memasukkan telpon ke saku celana “I-iya”

“Dia bilang dulu kalian sangat dekat” Bunga menatapku lembut dengan air mata di pipinya yang tertahan di sana “Dia bilang mau nembak kau”

“Kamu jatuh?”

“Sesudah dia bilang gitu, kau jadi jauhin aku, Indra” Bunga melanjutkan pembicaraannya yang kuabaikan

Aku diam menunduk dan mengusap kepala bagian belakangku “Kamu terluka” kataku menunjuk lututnya

“Aku juga lihat kalian pelukkan di kantor kejaksaan, tempat kerja Airin”

“Kapan?” Aku menyerah dan mengikuti arah pembicaraan ini

“Pas kau bilang Om Airin meninggal,”

“Dia sedang berduka saat itu,”

“Kau janji hanya akan menyukaiku, Kau bohong, Indraisak Bunga kian menjadi “Aku selalu nunggu kau pulang ke rumah, aku dipukulin sampai hampir mati karena megang janji sama kau”

“Bunga,” kutelan ludah supaya suaraku tak berubah jadi lirih “Kamu terluka” mata kami bertemu

“Kau lihat mataku sembab tapi dak bakal pernah tahu berapa lama aku nangis, kau bisa melihat tubuhku yang terluka tapi tidak tahu betapa besar luka lain di dalamnya” Bunga beralih pandang ke telponku yang berdering lagi.

Airiiin!

“Aku mau pulang sekarang,”  aku bangkit dan menuju ke mobil tanpa menoleh lagi. Seperti benar sedang kehabisan kata-kata yang boleh didengarnya.  

Bunga aku menyayangimu, jangan menangis, aku dan Airin hanya teman, Bunga...

“AKU BENCI SAMA KAU, INDRAA!” teriak Bunga,

Kuhela napas seolah tak merasa apa-apa. Tanpa menoleh padanya, masuk ke mobil dan melaju menjauh.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Lantas?
53      51     0     
Romance
"Lah sejak kapan lo hilang ingatan?" "Kemarin." "Kok lo inget cara bernapas, berak, kencing, makan, minum, bicara?! Tipu kan lo?! Hayo ngaku." "Gue amnesia bukan mati, Kunyuk!" Karandoman mereka, Amanda dan Rendi berakhir seiring ingatan Rendi yang memudar tentang cewek itu dikarenakan sebuah kecelakaan. Amanda tetap bersikeras mendapatkan ingatan Rendi meski harus mengorbankan nyawan...
Simplicity
10644      2477     0     
Fan Fiction
Hwang Sinb adalah siswi pindahan dan harus bertahanan di sekolah barunya yang dipenuhi dengan herarki dan tingkatan sesuai kedudukan keluarga mereka. Menghadapi begitu banyak orang asing yang membuatnya nampak tak sederhana seperti hidupnya dulu.
Pencuri Labu
523      355     1     
Short Story
Ini cerita tentang pencuri yang akhir-akhir ini menjarah kebun labu mereka.
Voice Note Sebuah Jawaban
361      229     3     
Humor
Bangunan berjejer rapih dan seragam, menjadi tempat penuh tawa dan duka. Bangunan bertingkat dua yang terdiri dari beberapa ruang kelas membuatnya nampak indah ketika mengelilingi taman, serta membelakangi sebuah lapang upacara. ukiran unik dibuat di setiap dinding untuk terus memperindahnyameski akan menghapus jejak namun kenangannya tak akan terhapus. Kembali lagi ke sekolah tempat yang paling ...
ANAGAPESIS #ffwc2
475      322     1     
Short Story
Ini berawal dari harapan yang dipupuk kebiasaan. Oh, sebuah rutinitas yang mengesankan. Harapanku tumbuh, menjulang menantang akanan. . Hingga suatu ketika kenyataan menamparku agar putar halu. Ini tentang kamu.
Kebaikan Hati Naura
647      366     9     
Romance
Naura benar-benar tidak bisa terima ini. Ini benar-benar keterlaluan, pikirnya. Tapi, walaupun mengeluh, mengadu panjang lebar. Paman dan Bibi Jhon tidak akan mempercayai perkataan Naura. Hampir delapan belas tahun ia tinggal di rumah yang membuat ia tidak betah. Lantaran memang sudah sejak dilahirikan tinggal di situ.
Huru-Hara Covid di Keluargaku dan Sejumput Kisah yang Sangat (Tak) Lucu
419      303     0     
True Story
Lika-liku Covid di keluargaku dan keluarga besarku. Tak hanya menyakitkan, tetapi juga menyusahkan dan menyebalkan. Sumber gambar: Kompas.com
Coklat untuk Amel
240      202     1     
Short Story
Amel sedang uring-uringan karena sang kekasih tidak ada kabar. HIngga sebuah surat datang dan membuat mereka bertemu
Lalu, Bagaimana Caraku Percaya?
148      115     0     
Inspirational
Luluk, si paling alpha women mengalami syndrome trust issue semenjak kecil, kini harus di hadapkan pada kenyataan sistem kehidupaan. Usia dan celaan tentangga dan saudara makin memaksanya untuk segera percaya bahwa kehidupannya segera dimulai. "Lalu, bagaiamana caraku percaya masa depanku kepada manusia baru ini, andai saja jika pilihan untuk tak berkomitmen itu hal wajar?" kata luluk Masal...
Anak-Anak Musim
825      497     59     
True Story
Hai! Kenalkan aku Autumn, (sok) cool cool gitu anaknya. Dan ini kisah tentang Autumn serta ketiga musim lainnya.