Loading...
Logo TinLit
Read Story - IW-baee
MENU
About Us  

Aku tidak percaya jika seseorang akan jahat selamanya. Tiap waktu berlalu, tiap kisah bisa saja berubah. Airin memang pernah salah arah, tapi aku mengenalnya, dia jauh lebih baik dariku.

Mungkin Airin pernah menjadi menyebalkan karena mengalami gangguan mental, apa sejak kuliah? Aku tidak tahu tapi sejak menjalani perawatan aku bisa merasakannya, dia kembali, Airin yang dari kecil kukenal, wanita polos dan ceroboh.

Seandainya Bunga tau, mungkin kami tidak akan berhenti saling menghubungi dua minggu ini tapi aku tidak bisa memberi tahu Bunga. Meski tidak tampak, Bunga menaruh kecemburuan pada airin. Aku tidak mau Bunga salah paham.

Karena tidak bisa memberi tahunya, akupun tidak punya keberanian untuk menghubungi.

Airin sangat membutuhkanku sekarang, aku merasa ingin berjalan bersamanya melewati ujian ini. Bukan karena latar belakangnya, tapi aku ingin menjadi seperti dia disaat aku susah. Sebagai teman.

Selama aku mengenalnya, dia tidak pernah tumbang, dia seakan selalu dipenuhi solusi. Tapi kini untuk pertama kalinya temanku itu benar-benar kehilangan arah.

***

Sangking suntuknya, aku malah menghubungi Bobby. Satu-satunya orang yang tahu kondisiku dan Bunga. Kami janjian untuk ngopi di salah satu mall.

Aku minum latte dan dia cappucino.

“Sibuk banget bang?” cercaku yang kesal karena dia telat sejaman

“Banget lah, sekarang tahun mode banget, mau tahu nggak apa yang bakalan buming abis?”

“Ah.. nggak penting buat aku,”

“Eh.. trus buat apa kamu ngajak ketemu? Yang aku paham kan Cuma itu”

“Bunga?  abang ada ketemu dia dua minggu terakhir?”

“Lusa kemarin ketemu di depan rumah, aku kira dia lagi nungguin kamu”

“Ck.. aku sibuk bang, nggak sempat pulang kerumah seminggu terakhir”

“Kalian ada masalah ya? Rawan-rawannya nih jangan libatin aku, meski kita minum kopi berdua sekarang, aku tetap sahabatnya Dea” Bobby memundurkan kursinya seolah akan pindah ke meja lain.

“Kondisinya gimana? Baik nggak?”

“Kayak biasalah, kamu tahu sendiri Dea tampangnya gitu-gitu aja” balas Bobby datar, sambil memainkan handphonenya

Pasti Bunga tidak baik-baik saja, aku tahu itu, Bobby tidak akan tahu karena hanya melihat luarnya saja.

Selesai ngopi, aku bergegas pulang. Bobby ingin belanja dulu katanya. Di parkiran aku malah lupa dimana letak mobilku. Kurasa sekarang sangat kacau, Bunga berjalan kearahku, mukanya tampak khawatir.

“Ndra? Bobby bilang kau disini” suara Bunga parau, dia banyak berkeringat,

apa dia baru dari tempat kerjanya?

“Aku sangat merindukanmu Ndra, HP-ku hilang, aku tidak bisa menghubungimu, aku baru beli yang baru semalam, maaf ya Ndra, maaf marah-marah waktu itu, aku Cuma capek dan jadi kebawa emosi”

Kenapa Bunga terlihat begitu hancur sekarang? kenapa dia minta maaf padahal tidak melakukan kesalahan apapun?

“Kenapa kau diam saja? aku..”

“Ayo kita putus, kamu benar, mungkin aku memang sudah tidak menyukaimu lagi” kataku sebelum Bunga melanjutkan bicaranya yang kedengaran tidak jelas.

Air mata Bunga menetes bahkan tanpa matanya berkedip, aku hanya melewatinya dan menuju ke mobil yang tiba-tiba kusadari letaknya.

Perasaan kesal karena tidak bisa jujur, lebih kesal lagi karena dia malah mengkhawatirkanku, terutama Bunga seakan kehilangan harga dirinya menghampiriku yang bahkan tidak berusaha mencarinya.

Kurasa ini yang terbaik, aku tidak bisa membuat Bunga lebih hancur lagi. Airin sudah kehilangan arah dan membutuhkanku, aku tidak bisa melihat Bunga juga kehilangan arah apalagi karena diriku. Maafkan aku Bunga, maaf

Dari balik kaca spion mobil, kudapati Bunga tidak bergerak, mematung disana dan yang kulakukan adalah melajukan mobil keluar area parkir. Handphone yang berdering seakan memberikanku tujuan. Airin, aku akan menemuinya.

***

“Ndra.. apa rencana masa depanmu? Aku? aku berharap anakku bisa tumbuh dengan sehat, menerima banyak cinta dan memberikan sedikit cintanya untukku. Ndra? Menurutmu apa aku dan anak ini bisa bahagia?”

“Pasti, Rin”

“Senang dengar kamu ngomong gitu, aku pengen banget hidup baik Ndra. Meski nggak ada yang percaya, aku sudah senang kalo kamu bisa percaya”

“Iya Rin, nggak usah terlalu mikirin yang nggak-nggak”

Percakapan ini selalu terngiang di benakku.

Sungguh aku benar-benar berharap yang terbaik untuk Airin.

***

Malam kali ini tidak mampu merebut kesadaranku, aku hanya terbaring di ranjang rumahku yang sangat sunyi. Bagaimana dengan Bunga? Setiap pertanyaan ini muncul dibenakku yang kulakukan hanya berusaha menepisnya. Bahkan memikirkannya saja aku tidak berhak.

Apa aku benar tidak menyukai Bunga lagi? tentu tidak, aku sangat menyukainya, tapi perasaanku dan tindakanku, semua hal tentangku sekarang hanya akan menyakiti Bunga. Aku tidak bisa meninggalkan Airin, bagaimana dengan anaknya? bagaimana jika anak itu berakhir sepertiku dan Bunga? Yatim piatu.

Airin sangat lemah, itu benar. Bukan hanya mental tapi juga fisik. Aku tidak mau temanku ini mati cepat, di satu sisi aku yang tidak sempurna ini malah membuat Bunga hancur.

Ketika memiiki hubungan dengan Bunga, aku ingin kami menjadi bebas, tapi yang kudapati hanya aku yang tidak berani jujur dan Bunga yang tidak bisa marah, kesal ataupun merajuk kepadaku. Dan semua ini atas dasar cinta, menyedihkan sekali.

Bunga, jangan mimpi Indra ya.. lirihku yang langsung menutupi kedua mata dengan tangan. Ini hari yang berat.

Esoknya, aku pergi ke Jogja untuk mengecek kantor cabang, hanya beberapa rapat dan tandatangan. Hidupku rasanya sudah hancur, bahkan aku tidak memiliki jeda untuk patah hati.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Aku menunggumu
4536      955     10     
Romance
Cinta pertamaku... dia datang dengan tidak terduga entahlah.Sepertinya takdirlah yang telah mempertemukan kami berdua di dunia ini cinta pertamaku Izma..begitu banyak rintangan dan bencana yang menghalang akan tetapi..Aku Raihan akan terus berjuang mendapatkan dirinya..di hatiku hanya ada dia seorang..kisah cintaku tidak akan terkalahkan,kami menerobos pintu cinta yang terbuka leb...
Bila
324      209     1     
Romance
Cerita cowok pengidap mutism elektif yang ingin jatuh cinta
Secuil Senyum Gadis Kampung Belakang
472      362     0     
Short Story
Senyumnya begitu indah dan tak terganti. Begitu indahnya hingga tak bisa hilang dalam memoriku. Sayang aku belum bernai menemuinya dan bertanya siapa namanya.
Bulan dan Bintang
497      368     0     
Short Story
Bulan dan bintang selalu bersisian, tanpa pernah benar-benar memiliki. Sebagaimana aku dan kamu, wahai Ananda.
Gelandang Merah
480      320     2     
Short Story
Ketika negeri ini diperjudikan oleh para tikus negara. Lihatlah kami... Gelandang merah, meminta belas kasih tak kenal lelah. Kami ingin dibina, bukan dibinasakan.
Premium
Cinta (Puisi dan Semi Novel
26609      2276     2     
Romance
Sinopsis Naskah ‘CINTA’: Jika Anda akan memetik manfaat yang besar dan lebih mengenal bongkahan mutu manikam cinta, inilah tempatnya untuk memulai dengan penuh gairah. Cinta merupakan kunci kemenangan dari semua peperangan dalam batin terluhur Anda sendiri, hingga menjangkau bait kedamaian dan menerapkan kunci yang vital ini. Buku ‘Cinta’ ini adalah karya besar yang mutlak mewarnai tero...
Alumni Hati
869      416     0     
Romance
SINOPSIS Alumni Hati: Suatu Saat Bisa Reuni Kembali Alumni Hati adalah kisah tentang cinta yang pernah tumbuh, tapi tak sempat mekar. Tentang hubungan yang berani dimulai, namun terlalu takut untuk diberi nama. Waktu berjalan, jarak meluas, dan rahasia-rahasia yang dahulu dikubur kini mulai terangkat satu per satu. Di balik pekerjaan, tanggung jawab, dan dunia profesional yang kaku, ada g...
Saksi Bisu
821      466     10     
Short Story
Sebuah buku yang menjadi saksi bisu seorang penulis bernama Aprilia Agatha, yang di butakan oleh cinta. Yang pada akhirnya cintalah yang menghancurkan segalanya.
Orange Haze
552      383     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
Meteor Lyrid
572      401     1     
Romance
Hujan turun begitu derasnya malam itu. Dengan sisa debu angkasa malam, orang mungkin merasa takjub melihat indahnya meteor yang menari diatas sana. Terang namun samar karna jaraknya. Tapi bagiku, menemukanmu, seperti mencari meteor dalam konstelasi yang tak nyata.