Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dandelion
MENU
About Us  

Angin malam bertiup begitu perlahan menerpa wajah seorang pemuda yang sedang berjalan pulang. Pemuda itu berjalan sambil menatap nan jauh ke sana, entah apa yang sedang di pikirkannya. Seolah-olah, raganya berada di sini namun pikirannya melayang entah kemana. Taehyung berjalan tampak lesu, lelah, dan letih.

Ponsel berdering begitu kencang, Taehyung menatap layar ponselnya dan nampak nomor asing +82xxxxx. Taehyung mengerutkan dahinya, lalu dia meletakkan ponselnya lagi diatas nakas. Merasa tidak mengenal nomor tersebut, Taehyung kembali menyantap mie ramennya.

"Aku begitu lapar sekali hari ini dan besok aku akan segera mengajukan cuti pada Manager Choi," ucapnya sambil mengaduk-aduk mie ramennya dengan sumpit dan sesekali meniupnya karna masih panas.

Tak berapa lama ponselnya kembali berdering, pemuda itu kembali menatap benda pipih yang tergeletak tak jauh dari panci yang berisikan mie ramen yang sedang dia makan.

Masih dengan nomor yang sama, nomor yang tidak dia kenal. Terlihat Taehyung enggan untuk menjawab panggilan tersebut, namun pada akhirnya dia menjawab panggilan tersebut.

"Hallo ...." sapa Taehyung dengan bahasa formalnya.

"Taehyung-ah, bisakah kita break dulu!"

"Haewon!" tebaknya, namun begitu mendengar Taehyung menyebut nama Haewon, sambungan telpon langsung terputus begitu saja. "Haewon-ah ... Go Haewon!!!" teriaknya sekali lagi.

Taehyung menatap layar ponselnya, kemudian dia langsung gerak cepat menghubungi kembali nomor asing tersebut, namun sama sekali tak ada respon dari gadis itu, bahkan nomor Haewon yang lama pun dia hubungi dan ternyata nomornya sudah tak aktif lagi. Akhirnya Taehyung hanya meninggalkan sebuah pesan text pada nomor tersebut. Pemuda itu berharap kalau dia memang benar-benar Haewon dan gadis itu segera membalas pesan textnya lalu memberitahu tentang keberadaannya, tapi nyatanya pesan text dari Taehyung tidak di balas sama sekali.

Semalaman Taehyung tidak bisa memejamkan matanya, tidurnya pun tak nyenyak. Alhasil, mata panda pun dia dapatkan di pagi hari.

Taehyung bangkit dari tidurnya, beberapa kali dia menguap terus, Taehyung terlihat masih sangat mengantuk. Pemuda itu masih bermalas-malasan di atas kasurnya.

"Kepalaku sakit sekali. Haruskah aku izin kerja untuk meneruskan tidurku," Taehyung menghela napas kasar, "tapi aku harus berangkat kerja untuk mengurus cuti agar aku bisa segera menyusul Haewon."

Taehyung meraih ponsel yang ada di atas nakas, dia menyalakan layar ponsel yang mengecek apakah ada pesan text masuk.

"Aah, ternyata dia sama sekali tak membalas pesan text ku!" gerutuk Taehyung. "Aaaaaarrrgghhtt!!!!!" teriaknya sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.

 

Berjalanlah dia menuju kamar mandi, menatap cermin dan melihat pantulan dirinya di cermin kaca tersebut.

 

Bagaimana bisa dia bilang 'break' sedangkan aku dan dia juga belum resmi pacaran! 'membatin dalam hati.

 

"Kau ini sekarang berada dimana?" lirihnya meraupkan kedua tangannya ke muka.

 

Selesai membersihkan badan, Taehyung bersiap-siap berangkat kerja. Rencana Taehyung hari ini adalah mengajukan cuti. Dia berniat untuk mencari Haewon ke Seoul.

 

"Tapi bagaimana jika Manager Choi tak memberiku izin cuti?" Taehyung masih menatap bayangan wajahnya di pantulan cermin, "aah, bodoh amat. Modal nekad!"

 

Lembut semilir angin membelai bumi, embun pagi bergulir di rerumputan. Ranting dedaunan indah melambai-lambai seolah akan mengajak untuk bermain bersama. Kuntum-kuntum mekar wangi bunga. Lembut semilir angin datangkan kesejukan pagi itu, padang ilalang menari bergelombang bak tarian alam semesta, mempesona mengalihkan cakrawala di pagi itu.


Bagaikan ombak laut yang saling berkejaran, ilalang-ilalang tersebut tertiup angin memberi kesan indah tersendiri. Seperti biasa Taehyung menghentikan langkahnya di padang ilalang tersebut. Padang ilalang yang penuh kenangan manis bersama dengan Haewon.

Taehyung menghirup udara pagi itu dalam-dalam. Kesejukan pagi yang dia rasakan benar-benar berbeda. Setelah itu dia mendongakan kepalanya ke atas, di tatapnya langit pagi itu.

Ya Tuhan, akankah aku masih bisa bertemu dengannya? Entah kenapa hati ini begitu sangat merindukan dia! batinnya.

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 

"Kenapa pagi sekali?"

 

"Kenapa memangnya? Ada yang salah? Datang telat salah, datang kepagian juga salah. Mau kau apa sih?!" dengus Taehyung.

 

"Slow down, baby. Take it easy just let it flow!" canda Kyujung nyengir kuda dan menunjukkan jari telunjuk dan jari ttengah membentuk huruf V.

 

Taehyung mencebik, "mana katanya manager Choi akan datang pagi ini!"

 

"Kau ini tak sabaran sekali. Sebentar lagi juga akan sampai!" kata Kyujung. "Aah, aku pikir kau pun harus pulang ke rumah." imbuhnya.

 

"Tapi apa kau yakin manager Choi akan memberiku izin cuti?" tanya Taehyung.

 

"Kau kan belum mengambil cuti sejak tinggal di Goshiwon, kan?" Kyujung balik bertanya pada Taehyung dan pemuda berhidung mancung itu menganggukkan kepalanya.

 

"Betul sekali, aku memang belum mengambil cuti sama sekali sejak pindah dan tinggal di Goshiwon,"

 

"Aku yakin pasti manager Choi akan memberimu izin," sahut Kyujung.

 

"Dan aku berharap juga begitu!"

 

Pagi menjelang siang, tampaknya manager Choi memang tidak datang ke minimarket. Tampaklah muka Taehyung menjadi manyun, sebab yang ada dalam pikirannya adalah pasti gagal mengambil cuti. Dan jangan di tanya lagi, apa yang akan Taehyung lakukan jika memang hari itu juga dia tidak mendapatkan cuti. Ya, sisi lain dari seorang Taehyung yang bodoh amat dan nekad.

 

Taehyung nampak duduk di sofa gudang setelah menyelesaikan makan siangnya, dan masih ada sisa 35 menit lagi untuk beristirahat. Taehyung memainkan benda pipih berwarna grey yang dia pegang, lalu jari jemarinya tampak asyik bermain di atas layarnya. Tampak jari jemari Taehyung menari-nari di atas layar ponselnya, lalu dia menempelkan benda pipih tersebut di kupingnya.

 

Lama sekali dia menunggu dan dia menurunkan kembali benda pipih tersebut. Kembali dia memainkan jari jemarinya, dan sama seperti sebelumnya, di tempelkan benda tersebut di kupingnya lagi. Sampai di dering ke tujuh tak kunjung di respon sama si empunya nomor baru tersebut. Resah gelisah lagi dia rasakan, sepertinya memang dia sedang berusaha menghubungi seseorang.

 

Ya, Taehyung memang sedang berusaha menghubungi Haewon. Tampaknya memang Taehyung tidak bisa menghubungi gadis itu lagi.

 

"Ada apa dengan dia? Kenapa sepertinya dia menghindar! Apa aku punya salah pada dia?" lirihnya pelan, mengingat-ingat sesuatu. "Hmm, sepertinya aku tidak melakukan kesalahan apapun, lalu kenapa Haewon seperti menghindar? Dan apa maksud dari kata break?" Taehyung mulai memikirkan sesuatu, otaknya mulai berputar. "Sepertinya memang aku harus segera mengambil cuti dan menemuinya!" imbuhnya.

 

"Taehyung-ah!"

 

Pemuda berhidung mancung tersebut langsung menoleh ke arah datangnya suara. Terlihat kepala Kyujung nyembul dari balik tembok.

 

"Ada apa?" tanya Taehyung.

 

"Kau sudah makan siang?" tanyanya lagi.

 

"Kau memanggilku cuma mau menanyakan hal itu?" Taehyung menggelengkan kepala.

 

"Ah, kau ini kenapa jadi temperamental seperti itu," Kyujung tertawa. "Katanya kau mencari manager Choi," balas Kyujung.

 

Taehyung langsung menatap Kyujung lagi. "Apa manager Choi sudah datang?" tanya Taehyung.

 

Kyujung mengangguk, "baru saja datang."

 

Taehyung langsung bangkit dari duduknya, dia berniat untuk langsung menemui Managernya tersebut. Menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan pelan-pelan. Kyujung yang melihat sahabatnya itu malah tertawa.

 

"Ha ha ha ... kau ini seperti mau bertemu dengan presiden saja, pakai ada acara gugup segala, santuy saja kali!" ledek Kyujung.


"Aah, kenapa jadi kau yang cerewet!"

Taehyung melangkah keluar dari gudang tempat di mana dia biasa makan dan beristirahat. Di lihatnya seseorang yang sedang duduk di sebuah kursi menghadap ke arah jendela kaca yang menampakkan pemandangan jalan siang itu. Manager Choi, nama pria yang sedang duduk dan menikmati secangkir vanilla late hangat buatan Kyujung.

"Manager Choi!" sapa Taehyung berdiri di belakang pria tersebut.

"Oh ... Taehyung-ah!" sahut pria tersebut menoleh ke arah Taehyung.

Pemuda berhidung mancung tersebut terdiam sesaat, dia masih menatap sang manager yang sedang duduk dan juga memandang Taehyung.

"Apa apa?" tanya manager Choi membuyarkan tatapan Taehyung seketika.

"Hmm ...."

"Kau mau mengambil jatah cutimu yang selama 6 bulan ini belum di ambil, kan?" tanya manager Choi. Taehyung terlihat bengong, lalu kemudian menganggukan kepala. "Kau bisa ambil cuti itu mulai besok."

"Benarkah?" tanya Taehyung tak percaya.

"Pergilah ... kunjungi orangtuamu!" saran dari manager Choi.

"Aah, Terima kasih manager Choi!" ucap Taehyung membungkukkan badannya.

Muka Taehyung yang tadinya cemberut terus, sekarang telah berubah dengan seulas senyum yang mewarnai bibirnya. Ya, senyuman yang mempunyai ciri khas tersendiri.

Taehyung melangkah masuk ke dalam gudang. Kyujung masih duduk santai di sofa gudang dengan memegang sebuah benda pipih.

"Bagaimana? Pasti diberi izin cuti kan?" tanya Kyujung kepo.

"Kepooooo!!" kata Taehyung nyengir.

Taehyung merapikan tas ranselnya, dia bersiap-siap akan pulang karna jadwal shift sudah habis. Kyujung masih santai duduk di sofa.

"Kau tidak pulang?" tanya Taehyung.

"Aku masih mau istirahat dulu, kau duluan saja!" jawab Kyujung.

"Okay, kalau begitu aku pulang dulu, mau prepare cuti!" Taehyung melambaikan tangannya ke arah Kyujung, sambil tersenyum sumringah Kyujung pun membalas lambaian tangan Taehyung.

"Hati-hati di jalan!" teriak Kyujung.

Dia pun bersiap-siap untuk menyusul Taehyung pulang. Beberapa menit setelah itu, ponsel Kyujung bergetar. Pemuda itu langsung menatap layar ponselnya dan segera menjawab panggilan telpon itu.

"Di mana dia?" tanya seseorang dari seberang sana.

"Dia baru saja keluar!" sahut Kyujung.

🌾

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
My World
803      536     1     
Fantasy
Yang Luna ketahui adalah dirinya merupakan manusia biasa, tidak memiliki keistimewaan yang sangat woah. Hidup normal menyelimutinya hingga dirinya berusia 20 tahun. Sepucuk surat tergeletak di meja belajarnya, ia menemukannya setelah menyadari bahwa langit menampilkan matahari dan bulan berdiri berdampingan, pula langit yang setengah siang dan setengah malam. Tentu saja hal ini aneh baginya. I...
Tulus Paling Serius
9981      1115     0     
Romance
Kisah ini tentang seorang pria bernama Arsya yang dengan tulus menunggu cintanya terbalaskan. Kisah tentang Arsya yang ingin menghabiskan waktu dengan hanya satu orang wanita, walau wanita itu terus berpaling dan membencinya. Lantas akankah lamanya penantian Arsya berbuah manis atau kah penantiannya hanya akan menjadi waktu yang banyak terbuang dan sia-sia?
Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO)
13073      2934     1     
Romance
Antara anugerah dan kutukan yang menyelimuti Renjana sejak ia memimpikan lelaki bangsawan dari zaman dahulu yang katanya merupakan sang bapa di lain masa. Ia takkan melupakan pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya dari Wilwatikta sebagai rakyat biasa yang menyandang nama panggilan Viva. Tak lupa pula ia akan indahnya asmara di Tanah Blambangan sebelum mendapat perihnya jatuh cinta pada seseor...
Gunay and His Broken Life
8736      2540     0     
Romance
Hidup Gunay adalah kakaknya. Kakaknya adalah hidup Gunay. Pemuda malang ini telah ditinggal ibunya sejak kecil yang membuatnya secara naluri menganggap kakaknya adalah pengganti sosok ibu baginya. Hidupnya begitu bergantung pada gadis itu. Mulai dari ia bangun tidur, hingga kembali lagi ke tempat tidur yang keluar dari mulutnya hanyalah "kakak, kakak, dan kakak" Sampai memberi makan ikan...
KELANA [Kenzie - Elea - Naresh]
5746      1967     0     
Fan Fiction
Kenzie, Elea, Naresh, tiga sahabat yang ditakdirkan menjadi seorang bintang. Elea begitu mengagumi Naresh secara diam-diam, hingga dia amat sangat peduli terhadap Naresh. Naresh yang belakangan ini sering masuk lambe turah karena dicap sebagai playboy. Bukan tanpa sebab Naresh begitu, laki-laki itu memiliki alasan dibalik kelakuannya. Dibantu dengan Kenzie, Elea berusaha sekuat tenaga menyadarka...
The Skylarked Fate
7454      2160     0     
Fantasy
Gilbert tidak pernah menerima takdir yang diberikan Eros padanya. Bagaimanapun usaha Patricia, Gilbert tidak pernah bisa membalas perasaannya. Seperti itu terus pada reinkarnasi ketujuh. Namun, sebuah fakta meluluhlantakkan perasaan Gilbert. Pada akhirnya, ia diberi kesempatan baru untuk berusaha memperbaiki hubungannya dengan Patricia.
Marry
1672      793     0     
Fantasy
Orang-orang terdekat menghilang, mimpi yang sama datang berulang-ulang, Marry sempat dibuat berlalu lalang mencari kebenaran. Max yang dikenal sebagai badut gratis sekaligus menambatkan hatinya hanya pada Orwell memberi tahu bahwa sudah saatnya Marry mengetahui sesuatu. Sesuatu tentang dirinya sendiri dan Henry.
The Alpha
2197      966     0     
Romance
Winda hanya anak baru kelas dua belas biasa yang tidak menarik perhatian. Satu-satunya alasan mengapa semua orang bisa mengenalinya karena Reza--teman masa kecil dan juga tetangganya yang ternyata jadi cowok populer di sekolah. Meski begitu, Winda tidak pernah ambil pusing dengan status Reza di sekolah. Tapi pada akhirnya masalah demi masalah menghampiri Winda. Ia tidak menyangka harus terjebak d...
Orange Haze
552      383     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
Premium
Take My Heart, Mr. Doctor!
7056      2041     2     
Romance
Devana Putri Aryan, seorang gadis remaja pelajar kelas 3 SMA. Ia suka sekali membaca novel. Terkadang ia berharap kisah cintanya bisa seindah kisah di novel-novel yang ia baca. Takdir hidupnya mempertemukan Deva dengan seorang lelaki yang senantiasa menjaganya dan selalu jadi obat untuk kesakitannya. Seorang dokter muda tampan bernama Aditya Iqbal Maulana. Dokter Iqbal berusaha keras agar s...