Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dandelion
MENU
About Us  

Senja boleh dibilang merupakan keindahan alam yang bisa dinikmati secara gratis. Senja atau rembang petang adalah pembatas siang dan malam. Senja di awali dengan matahari yang mulai tenggelam di ufuk barat.

Senja adalah bagian waktu dalam hari atau keadaan setengah gelap di bumi sesudah matahari terbenam, ketika piringan matahari secara keseluruhan telah hilang dari cakrawala. Warna langit yang cenderung bercampuran merah dan orange akan nampak jauh lebih indah. Banyak yang menyukai senja karena kita bisa menikmati pemandangan langit yang dihiasi warna orange atau jingga yang menenangkan dan berlangsung begitu singkat. 

Senja identik dengan perasaan rindu dan dikaitkan dengan perasaan cinta. Apakah itu yang sedang di rasakan oleh Go Haewon? Mungkinkah dia sedang merindukan sosok seorang Kim Taehyung.

Gadis itu masih berdiri menikmati senja saat itu. Angin semilir menerbangkan rambutnya yang terurai panjang. Mata indahnya menatap langit senja saat itu.

"Aku rindu ... aku merindukan dia dan tempat itu," lirihnya. "Apa kau disana juga sedang menatap langit?"

Go Haewon sangat merindukan padang ilalang yang terletak di belakang Goshiwon. Padang ilalang yang banyak meninggalkan kenangan manis.

Sementara itu di Daegu, seorang pemuda nampak masih terduduk di antara ilalang. Romantisnya senja menambah syahdunya tempat itu. Taehyung menatap ke atas, dia menatap langit senja yang berkilauan orange kemerahan. Warna senja yang jauh lebih indah.

Seulas senyuman terlukis di bibir Taehyung ketika dia ingat seseorang. Bayangan wajah gadis itu tergambar di langit senja.

"Aku merindukanmu. Apakah kau juga sedang menatap senja saat ini, seperti dulu kita berdua menghabiskan waktu di padang ilalang hingga senja menjemput."

Taehyung menghibur dirinya sendiri. Dia merasakan rasa rindu yang teramat berat. Gadis yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar.

"Aku pasti akan menemukanmu!"

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 

Sang Raja siang nampak malu-malu di balik gumpalan awan hitam, dia enggan menunjukkan kuasanya. Binar yang indah perlahan merangkak ke ufuk barat dan sirna di telan gulungan-gulungan awan hitam. Awan hitam yang berjalan berjajar di langit mempertandakan bahwa langit kalau itu sedang bersedih dan akan menangis membasahi bumi dengan beribu alasan.

 

Dilema tengah dirasakan oleh Taehyung saat itu. Entah kenapa tiba-tiba rasa itu muncul, dia terlihat gelisah ketika harus pulang ke rumah. Dia pun segera meraih tas dan segera meluncur menggunakan skutter matic-nya yang ternyata selama dia di Seoul, skutter matic-nya diurus oleh Kyujung.

 

Taehyung mengendarai skutter matic-nya dengan kecepatan rata-rata membelah jalanan kota Daegu yang masih ramai, 30 menit berlalu, akhirnya Taehyung sampai juga di rumah.

 

Matanya tampak berbinar ketika menatap sebuah rumah yang ada di depannya. Dia menghela napas pelan, dia merasa seperti sudah bertahun-tahun meninggalkan rumahnya itu. Padahal dia hanya meninggalkan rumah selama 8 bulan.

 

Taehyung menuntun skutter matic-nya masuk ke halaman rumahnya dan langsung memasukkan ke dalam garasi mobil. Di dalam garasi terlihat mobil Ayah Taehyung sudah terparkir.

 

"Sepertinya Ayah sudah pulang. Apa Taejung juga berada di rumah?" beonya pelan.

 

Taehyung lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang.

 

"Aku pulang!" teriaknya lirih dan melepas sepatunya.

 

"Kebiasaan! Masuk itu lewat pintu depan, bukan lewat pintu belakang. Sudah seperti maling saja kau ini!"

 

Sebuah suara mengangetkan Taehyung yang sedang duduk melepaskan sepatunya.

 

"Kau juga punya kebiasaan mengagetkan orang!" gerutuk Taehyung tak mau kalah.

 

"Sudah ... sudah, rumah pasti ramai kalau kalian berdua ada di rumah," Ibunda menengahi keributan kedua putranya itu. "Taehyung, Kakek sudah menunggumu di ruang tamu."

 

Taehyung tersedak di depan kulkas ketika mendengar kalimat sang Ibu, dia pun menepuk-nepuk dadanya sendiri.

 

"Apa! Kakek sudah disini?"

 

"Cepat temui Kakekmu!"

 

Taehyung langsung menaruh botol air minum kembali ke dalam kulkas dan dia segera melangkah menuju ruang tamu. Seorang pria tua dengan duduk dengan Ayahnya, mereka berdua tengah asyik bermain Yut. Melihat hal itu, Taehyung menaikkan alisnya.

 

Apa mereka sudah baikkan? batinnya.

 

Taehyung berdiri terdiam memandang kedua pria yang sedang bermain Yut. Pemandangan yang sungguh indah. Taejung yang baru datang langsung berdiri di samping Taehyung, menyenggol siku Taehyung, dan memajukan dagunya memberi kode.

 

Hati kedua pemuda itu merasa damai melihatnya. Jarang sekali mereka berdua melihat Kakek dan Ayahnya duduk berdua.

 

"Apa kau akan terus berdiri seperti itu, Kim Taehyung?"

 

"Hah?" Taehyung cengo.

 

"Cepat bersihkan badanmu dan kita akan segera berangkat!"

 

"Malam ini, Kek!" sahut Taehyung.

 

Kakek Kim menatap Taehyung tajam, sorot matanya mengartikan sesuatu. Sesuatu yang tak suka ditolak. Taehyung yang memahaminya langsung pergi berlalu.

 

Sepuluh menit setelah Taehyung membersihkan diri, dia kembali ke lantai bawah.

 

"Apa kita benar-benar berangkat sekarang, Kek?" tanya Taehyung lagi. Kakek Kim hanya mengangguk. "Apa Taejung ikut juga, Kek?" tanyanya lagi.

 

"Tidak!" sela Taejung. "Besok aku ada rapat, mewakili Kakek!" imbuh Taejung.

 

"Jadi? Aku dan Kakek saja yang berangkat ke Gyeongsangnam-do?" Taehyung menunjuk dirinya sendiri.

 

Semua orang yang sedang duduk di ruang tengah langsung menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Taehyung.

 

"Sudah siap?" tanya Kakek Kim lalu berdiri dari sofa dan melangkah keluar rumah. Sesaat setelah itu Taehyung menyusul Kakek Kim keluar.

 

Di luar sudah ada sebuah mobil yang terparkir di depan rumah. Kakek Kim segera masuk ke dalam mobil, disusul oleh Taehyung. Kakek Kim dan Taehyung duduk di kursi belakang. Mobil melaju pelan meninggalkan rumah Taehyung. Mobil melaju menuju perbatasan kota.

 

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 

Namhaedo, sebuah pulau di propinsi Gyeongsang Selatan. Kota yang sangat indah dengan pemandangan sawah bertingkat.

 

Pagi itu mobil yang dinaiki Kakek Kim dan Taehyung telah sampai di kota Namhaedo. Taehyung menurunkan kaca mobil yang sedang melaju pelan, matanya terus menatap pemandangan di luar. Pemandangan yang sangat indah, hamparan sawah yang sangat luar, padi-padi yang mulai menghijau melambai-lambai karna tertiup angin.

 

Hamparan padi yang menghijau seakan menari-nari karna tertiup angin. Bagaikan gelombang air laut yang bergulung-gulung, hamparan padi itu mengingatkan Taehyung pada pada ilalang. Pemuda itu sangat terkesima untuk sesaat, karna di Daegu tidak ada hamparan sawah yang sangat luas. Daegu justru di kelilingi banyak rumah-rumah dan gedung-gedung.

 

Udara pagi itu di kota Namhaedo masih sangat sejuk dan segar. Taehyung begitu sangat menikmatinya. Pemuda itu ingin sekali bertanya kemana tujuan selanjutnya pada Kakeknya. Namun sayang, Taehyung mengurungkan niatnya karna sang Kakek terlihat masih memejamkan matanya. Taehyung pun juga merasa sangat lelah karna dia tidak  bisa tidur nyenyak di mobil.

 

Mobil berlahan memasuki area sebuah penginapan yang sangat sederhana. Kakek Kim membuka matanya ketika mobil telah berhenti tepat di sebuah penginapan. Kakek Kim keluar dari mobil, begitu juga dengan Taehyung.

 

"Kita istirahat disini dulu. Nanti malam aku ikut Kakek untuk menemui seseorang!" ucapnya.

 

Kakek Kim melangkah masuk ke dalam penginapan, sementara Taehyung masih melihat-lihat keadaan luar. Taehyung sungguh merasa nyaman melihat pemandangan di sekitar. Sesaat sorot matanya menangkap seseorang yang begitu terlihat sangat kecil dari kejauhan.

 

Tatapannya terfokus pada sebuah objek yang ada di seberang sawah sana, seseorang yang sedang menaiki sepeda. Pemuda itu menyipitkan matanya, namun karna terlalu jauh objek itu tidak terlihat jelas.

 

Apakah dia adalah Go Haewon?

 

🌾

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Premium
Aksara yang Tak Mampu Bersuara
20526      2020     0     
Romance
Ini aku. Aku yang selalu bersembunyi dibalik untaian kata indah yang menggambarkan dirimu. Aku yang diam-diam menatapmu dari kejauhan dalam keheningan. Apakah suatu saat nanti kau akan menyadari keberadaanku dan membaca semua tulisanku untukmu?
Bimbang (Segera Terbit / Open PO)
6358      2031     1     
Romance
Namanya Elisa saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 Ekonomi di salah satu perguruan tinggi di Bandung Dia merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara dalam keluarganya Tetapi walaupun dia anak terakhir dia bukan tipe anak yang manja trust me Dia cukup mandiri dalam mengurus dirinya dan kehidupannya sendiri mungkin karena sudah terbiasa jauh dari orang tua dan keluarganya sejak kecil juga ja...
Premium
Claudia
7449      1844     1     
Fan Fiction
Ternyata kebahagiaan yang fana itu benar adanya. Sialnya, Claudia benar-benar merasakannya!!! Claudia Renase Arditalko tumbuh di keluarga kaya raya yang amat menyayanginya. Tentu saja, ia sangat bahagia. Kedua orang tua dan kakak lelaki Claudia sangat mengayanginya. Hidup yang nyaris sempurna Claudia nikmati dengan senang hati. Tetapi, takdir Tuhan tak ada yang mampu menerka. Kebahagiaan C...
Highschool Romance
2878      1199     8     
Romance
β€œBagaikan ISO kamera, hari-hariku yang terasa biasa sekarang mulai dipenuhi cahaya sejak aku menaruh hati padamu.”
Teman Berbagi
3887      1403     0     
Romance
Sebingung apapun Indri dalam menghadapi sifatnya sendiri, tetap saja ia tidak bisa pergi dari keramaian ataupun manjauh dari orang-orang. Sesekali walau ia tidak ingin, Indri juga perlu bantuan orang lain karena memang hakikat ia diciptakan sebagai manusia yang saling membutuhkan satu sama lain Lalu, jika sebelumnya orang-orang hanya ingin mengenalnya sekilas, justru pria yang bernama Delta in...
Rembulan
1281      726     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
Adiksi
8324      2424     2     
Inspirational
Tolong ... Siapa pun, tolong aku ... nafsu ini terlalu besar, tangan ini terlalu gatal untuk mencari, dan mata ini tidak bisa menutup karena ingin melihat. Jika saja aku tidak pernah masuk ke dalam perangkap setan ini, mungkin hidupku akan jauh lebih bahagia. Aku menyesal ... Aku menyesal ... Izinkan aku untuk sembuh. Niatku besar, tetapi mengapa ... mengapa nafsu ini juga sama besarnya!...
The Maiden from Doomsday
10858      2423     600     
Fantasy
Hal yang seorang buruh kasar mendapati pesawat kertas yang terus mengikutinya. Setiap kali ia mengambil pesawat kertas itu isinya selalu sama. Sebuah tulisan entah dari siapa yang berisi kata-kata rindu padanya. Ia yakin itu hanya keisengan orang. Sampai ia menemukan tulisan tetangganya yang persis dengan yang ada di surat. Tetangganya, Milly, malah menyalahkan dirinya yang mengirimi surat cin...
1'
4740      1563     5     
Romance
Apa yang kamu tahu tentang jatuh cinta? Setiap kali ada kesempatan, kau akan diam-diam melihatnya. Tertawa cekikikan melihat tingkah konyolnya. Atau bahkan, kau diam-diam mempersiapkan kata-kata indah untuk diungkapkan. Walau, aku yakin kalian pasti malu untuk mengakui. Iya, itu jarak yang dekat. Bisa kau bayangkan, jarak jauh berpuluh-puluh mil dan kau hanya satu kali bertemu. Satu kese...
Prakerin
8245      2157     14     
Romance
Siapa sih yang nggak kesel kalo gebetan yang udah nempel kaya ketombe β€”kayanya Anja lupa kalo ketombe bisa aja rontokβ€” dan udah yakin seratus persen sebentar lagi jadi pacar, malah jadian sama orang lain? Kesel kan? Kesel lah! Nah, hal miris inilah yang terjadi sama Anja, si rajin β€”telat dan bolosβ€” yang nggak mau berangkat prakerin. Alasannya klise, karena takut dapet pembimbing ya...