Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kembali Bersama Rintik
MENU
About Us  

Beberapa hari telah terlewati dengan berbagai ujian yang diadakan untuk menentukan calon OSIS yang kompeten dan bertanggungjawab. Akhirnya pada hari ini akan diumumkan siapa saja yang lolos sebagai OSIS dan akhirnya Yara, Al, dan Zaviya lolos menjadi OSIS pada periode kali ini. Setelah pengumuman tersebut akan dilanjutkan dengan pemilihan ketua OSIS, Zaviya terpilih sebagai salah satu kandidat dan ia ingin Al sebagai wakilnya. Di setelah rapat untuk membahas kandidat ketua dan wakil ketua, seluruh anggota OSIS diperbolehkan pulang karena rapat sudah selesai, sebelum rapat Zaviya menemui Al untuk membicarakan beberapa hal.

“ Al, mau jadi wakil gue gak? ” tanya Zaviya,

Tanpa berpikir lama, Al langsung menjawab ajakan Zaviya tersebut,  

“ Engga deh Za, gue murid baru jadi nggak pantes aja kalo langsung jadi wakil.” Jujur saja Zaviya sangat kecewa, karena Al menolak ajakannya, rasanya baru kali ini ada orang yang menolaknya seperti ini, namun bukan Zaviya jika menyerah begitu saja.

“ Eh, engga papa kok, gue bakal minta izin guru nanti, lo tenang aja.”

“ Engga Za, makasih tawarannya.” Sekali lagi Al menolak Zaviya dan sekarang ia meninggalkan Zaviya begitu saja.

Setelah rapat selesai, Al pulang bersama Yara dan mungkin ini untuk terakhir kalinya karena Yara merasa sudah baikan dan sepedanya juga sudah diperbaiki.

“ Besok aku berangkat sendiri ya Al, makasih udah mau beri tumpangan beberapa hari ini. ”

Al hanya menganggukkan kepalanya tanpa berkata sepatah kata apapun, “ Busettt, dingin banget ni cowok, udah deh sekali ini aja ada urusan sama dia, kayaknya juga dia benci banget sama aku karena udah nyusahin kali ya” terbesit dalam pikiran Yara.

“ Lo mau makan ? ” Tiba-tiba Al bertanya pada Yara

“ Hah? Makan? Makan apa? ”

“ Makan Batu” Yara spontan melihat wajah Al dan selama bicara Al jarang sekali melihat lawan bicaranya tapi untuk kali ini Al juga ikut melihat wajah Yara yang terlihat kebingungan dan mulai salah tingkah saat Al menatapnya balik, Yara langsung tersadar, segera ia memalingkan wajahnya kembali.

“ Aku ikut aja, terserah.”

“ Dasar cewek, apa-apa terserah.” Yara menganga mendengar jawaban Al dan berhenti sejenak melihat Al sudah melangkah maju di depannya.

“ Dasar, orang kok kayak emot batu.” Gerutu Yara yang kemudian melanjutkan perjalanannya untuk menyusul Al.

Setelah itu, keduanya berhenti di sebuah mie ayam langganan Yara,

“ Ini kan langganan aku, kok dia tahu.” Yara mengucapkan kalimat tersebut dengan pelan namun ia tidak menyadari bahwa Al mendengarnya,

“ Udah, gausah ge-er.” Yara langsung terheran-heran dan baru tahu ternyata inilah sifat asli Al, diam-diam menghanyutkan, itu yang terbesit dalam pikirannya.

Beberapa saat kemudian keduanya telah selesai menyantap hidangan yang ada, Al pergi untuk membayar dan Yara menunggu di motornya sembari mengeluarkan dompetnya dari tas. Ia kemudian menyodorkan sejumlah uang pas kepada Al yang telah kembali selepas membayar.

“ Apa? ” Al menatap uang dalam genggaman Yara dan kemudian menatapnya, “ Gausah”

“ Ta tapi kan.” Yara masih berusaha memberikan uang tersebut namun diabaikan oleh Al

“ Ayo naik, udah sore ini.” Yara akhirnya tidak bisa membujuk Al untuk menerima uang tersebut dan segera naik karena tidak ingin Al menunggu terlalu lama, sudah cukup ia menjadi beban selama ini, jangan sampai Al semakin membencinya lebih dalam, hanya itu yang berlalu lalang dalam pikiran gadis itu.

Sampailah keduanya dirumah, sebelum Al pergi Yara ingin memberikan sesuatu sebagai tanda ucapan terimakasih.

“ Tunggu bentar ya. ” Al bersedia menunggunya dan Yara segera pergi ke dalam untuk mengambil sesuatu yang akan diberikan kepada Al. Tak berselang lama Yara kembali dengan sebuah lukisan kecil dengan gambar yang indah. Sedari kecil Yara memang sudah suka melukis dan menyukai kesenian.

“ Ini sebagai rasa terimakasih.” Dengan menyodorkan lukisan sebuah bunga lily putih yang indah.

Al tersenyum tipis dengan bergumam “ Ternyata masih sama.” Sembari memandangi lukisan itu.

“ Gimana Al?” Yara tidak mendengar jelas apa yang sudah diucapkan Al.

“ Bunga Lily? Lambang persahabatan, jadi maksutnya kita sekarang sahabatan ?” Yara bingung harus menjawab apa, karena dia tidak menyangka Al akan tahu lambang dari lukisannya tersebut.

“ Oke mulai hari ini kita sahabatan. Thankyou ” Setelah mengucapkan hal tersebut Al langsung pergi dan meninggalkan Yara yang masih bingung. Ia belum sempat mengucapkan sepatah katapun dan Al sudah pergi begitu saja.

Al masuk dalam rumahnya, tak lupa menyapa mamanya yang sedang di dapur kemudian berjalan menuju kamarnya. Ia membuka sebuah kotak kecil yang ternyata berisi lukisan kecil juga dengan gambar yang berbeda, ia menatap kedua lukisan tersebut, satu miliknya dan satu lagi yang diberikan Yara. ia tersenyum tipis sembari mengusap kedua lukisan tersebut yang kemudian dimasukkan ke dalam kotak kembali dan disimpan di meja samping tempat tidurnya.

Hari berganti, hari ini Yara sudah bisa berangkat sendiri dan hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu banyak siswa yaitu pencoblosan calon ketua OSIS.

“ Gue enaknya milih siapa ya?” sepertinya Hasya bingung untuk memilih.

“ Yaelah, gausah sok-sok bingung gitu deh, biasanya golput juga.” Ejek Winda, tak berselang lama Yara baru datang menghampiri kedua temannya itu karena sibuk mempersiapkan hari ini.

“ Nah ini dia baru datang yang ditunggu-tunggu” Winda menyambut Yara dengan antusias. “ Sekarang lo udah ada temen lagi kan Sya, gue juga mau cabut nih” Winda yang juga harus pergi karena meskipun dia bukan OSIS, namun dia juga termasuk panitia dalam acara ini.

“ Loh Win, udah mau pergi aja.” Winda hanya mengacungkan jempolnya sebagai jawaban dari kalimat Yara.

“ Lo ga sibuk Yar, kalo nggak sini aja sama gue, gue kesepian banget tanpa kalian berdua.”

“ Loh biasanya sama Angga, tumben” Benar sekali, biasanya jika mereka berdua sibuk Hasya sudah pastinya ditemani oleh Angga. Namun untuk hari ini, sejak dari pagi Angga sama sekali tidak kelihatan.

“Dia ada lomba lagi hari ini, jadinya dispen.”

“Ohh, yaudah aku balik dulu ya, tadi cuman mampir aja sih.”

“Loh, lo juga mau pergi juga Yar, yah gue sendirian dong.”

Tiba-tiba Ari lewat didepan mereka dan tiba-tiba berhenti dihadapan Hasya dan Yara.

“ Ngapain lo? ” Hasya tanpa basa basi langsung bertanya pada Ari karena penasaran dengan tingkah Ari yang semakin hari semakin absurd  saja.

“ Nah Sya, sekarang ngobrol sama Ari aja, aku balik dulu ya, bye” Yara berlari kencang meninggalkan Hasya bersama Ari

“Gue dititipin amanah sama my best friend, katanya disuruh ngawasin lo, takut lo makan daun katanya.” Ari kemudian duduk disamping Hasya yang kebingungan.

“Emang gue balita mesti diawasin, terus emang gue sapi makan rumput, makan sendiri noh rumput di depan lo.” Sekarang Ari yang sendirian karena Hasya langsung meninggalkan Ari sendirian karena tingkah konyolnya.

Akhirnya hari ini telah selesai, perhitungan suara juga sudah selesai dilaksanakan. Sudah pasti, Zaviya yang terpilih menjadi ketua OSIS karena ia dianggap sangat mampu dan sangat dekat dengan guru-guru. Meskipun demikian, para panitia hari ini masih harus menjalani evaluasi dari kegiatan yang sudah dilalui dan karena itu mereka harus pulang sedikit terlambat dari biasanya. Karena selain evaluasi, mereka juga harus membereskan barang-barang yang telah digunakan. 

Yara terlihat memandangi jamnya dengan membawa sebuah kardus berisikan beberapa alat yang telah digunakan, terlihat pukul 15.00, merasa masih sore dan belum terlalu larut ia menjadi tenang.

“Kenapa lo, gak berani pulang ? ” Al berdiri di sampingnya dan tanpa basa basi kemudian mengambil kardus yang dibawa Yara. Al kemudian berjalan untuk membawa kardus itu ke tempat yang seharusnya.

“Berani kok, lagian juga masih sore.” Dengan menyusul Al yang membawa kardusnya, tiba-tiba Zaviya memanggil Yara dari kejauhan untuk meminta bantuan.

“Yar, bisa bantuin gue bersihin ini? ” Yara langsung menghampiri Zaviya tanpa banyak komentar. Di saat sedang membantu Zaviya bersih-bersih ia dihampiri oleh Winda yang berpamitan untuk pulang duluan dan Hasya juga sudah pulang dari tadi siang.

“Yar, belum selesai? ”

“Belum Win, pulang duluan aja”

“Oke, duluan ya.” Winda pergi meninggalkan Yara yang sedang bersih-bersih.

“Hati-hati” Yara yang awalnya memegang sapu kemudian melanjutkan kegiatannya itu.

Akhirnya waktu yang ditunggu datang juga, semua pekerjaan hari ini telah selesai, semua panitia tampak bersemangat untuk pulang. Al ingin menghampiri Yara, namun dicegat oleh Zaviya.

“Al boleh minta tolong? ”

“Apa Za? ” Al berhenti dan melihat dari kejauhan Yara sudah akan pergi.

“Hari ini gue nggak bawa mobil, lo bisa anterin gue nggak, rumah gue searah kok sama jalan yang lo lewatin pulang. ” karena merasa tidak ada salahnya memberi tumpangan pada Zaviya, Al pun menyetujuinya dan ketika akan pergi, sekali lagi ia melihat ke arah Yara berdiri namun ternyata ia sudah menghilang.

“Makasih Al, nggak mampir dulu ?” Keduanya telah sampai di rumah Zaviya.

“Enggak usah, gue balik dulu.” Al langsung pergi dan Zaviya melambaikan tangannya tanpa ada balasan dari Al. Seketika senyum langsung terpancar dari wajah Zaviya.

Semua siswa telah sampai di rumahnya, hari ini adalah hari yang panjang dan melelahkan. Al melihat motor Yara sudah terparkir di halaman rumahnya yang menandakan ia telah sampai terlebih dahulu, terlihat senyum tipis di bibir Al.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
PATANGGA
928      624     1     
Fantasy
Suatu malam ada kejadian aneh yang menimpa Yumi. Sebuah sapu terbang yang tiba-tiba masuk ke kamarnya melalui jendela. Muncul pula Eiden, lelaki tampan dengan jubah hitam panjang, pemilik sapu terbang itu. Patangga, nama sapu terbang milik Eiden. Satu fakta mengejutkan, Patangga akan hidup bersama orang yang didatanginya sesuai dengan kebijakan dari Kementerian Sihir di dunia Eiden. Yumi ingin...
Kala Badai Menerpa
1543      725     1     
Romance
Azzura Arraya Bagaswara, gadis kelahiran Bandung yang mencari tujuan dirinya untuk tetap hidup di dunia ini. Masalah-masalah ia hadapi sendiri dan selalu ia sembunyikan dari orang-orang. Hingga pada akhirnya, masa lalunya kembali lagi untuknya. Akankah Reza dapat membuat Raya menjadi seseorang yang terbuka begitu juga sebaliknya?
Rembulan
1280      725     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
The Flower And The Bees
4019      1663     9     
Romance
Cerita ini hanya berkisah soal seorang gadis muda keturunan Wagner yang bersekolah di sekolah milik keluarganya. Lilian Wagner, seorang gadis yang beruntung dapat lahir dan tumbuh besar dilingkungan keluarga yang menduduki puncak hierarki perekonomian negara ini. Lika-liku kehidupannya mulai dari berteman, dipasangkan dengan putra tunggal keluarga Xavian hingga berujung jatuh cinta pada Chiv,...
Bittersweet My Betty La Fea
5074      1599     0     
Romance
Erin merupakan anak kelas Bahasa di suatu SMA negeri. Ia sering dirundung teman laki-lakinya karena penampilannya yang cupu mirip tokoh kutu buku, Betty La Fea. Terinspirasi dari buku perlawanan pada penjajah, membuat Erin mulai berani untuk melawan. Padahal, tanpa disadari Erin sendiri juga sering kali merundung orang-orang di sekitarnya karena tak bisa menahan emosi. Di satu sisi, Erin j...
Percayalah , rencana Allah itu selalu indah !
165      124     2     
True Story
Hay dear, kali ini aku akan sedikit cerita tentang indahnya proses berhijrah yang aku alami. Awal mula aku memutuskan untuk berhijrah adalah karena orang tua aku yang sangat berambisi memasukkan aku ke sebuah pondok pesantren. Sangat berat hati pasti nya, tapi karena aku adalah anak yang selalu menuruti kemauan orang tua aku selama itu dalam kebaikan yaa, akhirnya dengan sedikit berat hati aku me...
Acropolis Athens
5735      2090     5     
Romance
Adelar Devano Harchie Kepribadian berubah setelah Ia mengetahui alasan mendiang Ibunya meninggal. Menjadi Prefeksionis untuk mengendalikan traumanya. Disisi lain, Aram Mahasiswi pindahan dari Melbourne yang lamban laun terkoneksi dengan Adelar. Banyak alasan untuk tidak bersama Aram, namun Adelar terus mencoba hingga keduanya dihadapkan dengan kenyataan yang ada.
Under The Moonlight
2340      1133     2     
Romance
Ini kisah tentang Yul dan Hyori. Dua sahabat yang tak terpisahkan. Dua sahabat yang selalu berbagi mimpi dan tawa. Hingga keduanya tak sadar ‘ada perasaan lain’ yang tumbuh diantara mereka. Hingga keduanya lupa dengan ungkapan ‘there is no real friendship between girl and boy’ Akankah keduanya mampu melewati batas sahabat yang selama ini membelenggu keduanya? Bagaimana bisa aku m...
Dear N
15926      1833     18     
Romance
Dia bukan bad boy, tapi juga bukan good boy. Dia hanya Naufal, laki-laki biasa saja yang mampu mengacak-acak isi hati dan pikiran Adira. Dari cara bicaranya yang khas, hingga senyumannya yang manis mampu membuat dunia Adira hanya terpaku padanya. Dia mungkin tidak setampan most wanted di buku-buku, ataupun setampan dewa yunani. Dia jauh dari kata itu. Dia Naufal Aditya Saputra yang berhasil m...
Ketos pilihan
816      561     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?